Pages

Tuesday, December 13, 2011

CARA MEMBENTUK FONEM BAHASA INDONESIA


CARA MEMBENTUK FONEM BAHASA INDONESIA
Iyos A. Rosmana
PENDAHULUAN
Bahan Belajar Mandiri (BBM) 2 ini membahas cara membentuk fonem bahasa Indonesia. Tujuan penulisan BBM ini agar Anda dapat mengetahui dan memahami cara pembentukan fonem vokal dan konsonan bahasa Indonesia. Sebagaimana telah disebutkan dalam BBM 1 bahwa tujuan pembelajaran fonetik secara umum adalah sebagai berikut: 1) mempunyai pengetahuan dan keterampilam dalam menganalisis bunyi bahasa, baik bahasa yang sudah dikuasai, maupun bahasa asing; 2) dapat mendeskripsikan perubahan dan variasi bahasa, contohnya: perubahan fonologis dalam pijinisasi dan kreolisasi suatu bahasa; 3) mengetahui cara anak menguasai kemampuan fonologi suatu bahasa (language aqcuisition); 4) membantu proses pembelajaran bahasa yang efektif dan cara mengajarkan dan mengucapkan bunyi bahasa;

Download Isi Lengkap  dari Makalah Ini :  
 
1) menjelaskan proses pembentukan bunyi vokal;
2) menjelaskan proses pembentukan bunyi konsonan;
3) menjelaskan proses pembentukan bunyi semivokal;
4) menerangkan pengertian monoftong;
5) menerangkan pengertian diftong;
6) menjelaskan klasifikasi konsonan.

OBJEK KAJIAN FONETIK, ALAT UCAP, KLASIFIKASI BUNYI BAHASA, DAN PROSES TERBENTUKNYA BUNYI BAHASA

OBJEK KAJIAN FONETIK, ALAT UCAP, KLASIFIKASI BUNYI BAHASA, DAN PROSES TERBENTUKNYA BUNYI BAHASA

PENDAHULUAN
Ilmu bahasa terdiri atas empat tataran, yaitu fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantik. Dari keempat cabang ilmu tersebut dapat dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu tata bahasa (gramatika) atau struktur bahasa dan di luar gramatika atau di luar struktur bahasa. Cabang ilmu bahasa yang mencakup tata bahasa atau struktur bahasa (gramatika) adalah morfologi dan sintaksis. Morfologi mempelajari seluk-beluk kata, sedangkan sintaksis mempelajari bagian yang lebih besar dari kata yaitu frasa, klausa, dan kalimat.

Download makalah : INOVASI PEMBELAJARAN MELALUI TEKNOLOGI INFORMASI (INTERNET)


INOVASI PEMBELAJARAN MELALUI TEKNOLOGI INFORMASI (INTERNET)
PENDAHULUAN

Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah rendahnya kualitas pendidikan baik dilihat dari proses pendidikan yang sedang berjalan maupun produk hasil pendidikan itu sendiri. Tengoklah hasil laporan Bank Dunia tentang hasil tes membaca anak kelas IV SD Indonesia sangat memprihatinkan, belum lagi bidang matematika dari 38 negara, Indonesia menduduki peringkat ke 32. Sedangkan dari segi proses pendidikan khususnya pembelajaran sebagian besar guru di kita lebih cenderung pembelajaran dalam arti menanamkan materi pelajaran yang bertumpu pada aspek kognitif tingkat rendah seperti mengingat, menghafal, dan menumpuk informasi.
Oleh karena itu, beragam tudingan yang disampaikan ke pihak pemerintah yang kurang peduli terhadap pendidikan bangsanya termasuk urusan pendidikan dasar khususnya SD. Rendahnya kualitas produk pendidikan tersebut merupakan gambaran kualitas proses penyelenggaraan sistem pendidikan dimana terkait banyak unsur, namun proses belajar mengajar merupakan jantungnya pendidikam yang harus diperhitungkan karena pada kegiatan pembelajaran inilah transformasi berbagai konsep, nilai serta materi pendidikan diintegrasikan.

INOVASI DALAM PEMBELAJARAN


INOVASI DALAM PEMBELAJARAN
PENDAHULUAN

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya menyangkut dengan teori pembelajaran telah banyak mendorong dan mengilhami terhadap inovasi di bidang model-model pembelajaran. Pergeseran dari istilah “mengajar, belajar, proses belajar mengajar” kepada “pembelajaran”semestinya tidak hanya di lihat dari sekedar perubahan, akan tetapi mendalam dan harus difahami landasan filosofi dan pergeseran paradigma yang terkandung didalamnya. Pembelajaran merupakan sebuah istilah yang kadang-kadang mengundang kontraversi baik di kalangan para ahli maupun di lapangan, terutama di antara guru-guru di sekolah.

Download Makalah : INOVASI KURIKULUM

INOVASI KURIKULUM
Dr. Ayi Suherman,M. Pd

Pemahaman mengenai inovasi kurikulum akan sangat membantu guru dalam menerapkan kaidah-kaidah pembelajaran di Sekolah Dasar, karena itu inovasi kurikulum tidak dapat dipisahkan dari keberhasilan dalam pendidikan. Maju mundurnya pendidikan bergantung sejauhmana pemahaman guru dalam melaksanakan tugasnya di sekolah termasuk pemahaman terhadap kurikulum. Karena itu sifatnya mutlak bagi guru dalam membelajarkan siswa memahami inovasi kurikulum, tanpa melakukan inovasi kurikulum rasanya sulit bagi guru mengetahui secara pasti bagaimana kemajuan pendidikan.

KARAKTERISTIK DAN STRATEGI INOVASI PENDIDIKAN


KARAKTERISTIK DAN STRATEGI INOVASI PENDIDIKAN
PENDAHULUAN 

Kita telah mengetahui bahwa inovasi termasuk bagian dari perubahan sosial, dan inovasi pendidikan merupakan bagian dari inovasi. Mengingat bahwa penyelenggara pendidikan formal adalah suatu organisasi maka pola inovasi dalam organisasi yang lebih sesuai diterapkan dalam bidang pendidikan. Namun demikian organisasi pendidikan mempunyai karakteristik atau keunikan tersendiri jika dibandingkan dengan organisasi yang lain di luar bidang pendidikan.

PROSES INOVASI PENDIDIKAN


PROSES INOVASI PENDIDIKAN

Nicocolo Machiavelli berkata: “Tiada pekerjaan yang lebih susah merencanakannya, lebih meragukan akan keberhasilannya, lebih berbahaya dalam mengelolanya, daripada menciptakan suatu pembaharuan …. Apabila lawan telah merencanakan untuk menyerang inovator dengan mengerahkan kemarahan pasukannya sedangkan yang lain hanya bertahan dengan kemalasan, maka inovator beserta kelompoknya seperti dalam keadaan terancam. (The Prince (1513) dikutip Rogers, 1983). Pernyataan Machiavelli tersebut menunjukkan betapa berat tugas inovator dan betapa sukarnya menyebarkan inovasi.

Download Makalah : KONSEP DASAR INOVASI PENDIDIKAN

KONSEP DASAR INOVASI PENDIDIKAN

Modul ini merupakan landasan penting bagi Anda untuk mempelajari inovasi pendidikan. Anda tentu telah memahami bahwa kemajuan dan perubahan kehidupan sosial yang serba cepat ini merupakan tantangan dan atau masalah dalam pendidikan. Bagaimana kita harus menyiapkan bahkan mampu mengembangkan anak didik agar mereka mampu menghadapi kehidupan modern ini?. Bagaimana kurikulum sekolah harus disusun agar rekevan dengan tantangan kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan?. Bagaimana mendayagunakan fasilitas peralatan teknologi untuk mengefektifkan proses belajar?.

JARING-JARING BANGUN RUANG (Geometri & Pengukuran 6)


BANGUN RUANG PERMUKAAN LENGKUNG
PENGANTAR

Bangun ruang jenis ke dua adalah bangun ruang yang bidang sisinya terdiri dari bidang datar dan lengkung, atau bidang lengkung semua. Bangun ruang yang bidang sisinya terdiri dari bidang datar dan bidang lengkung adalah tabung dan kerucut. Sedangkan bangun ruang yang bidang sisinya terdiri dari bidang lengkung adalah bola. Berikut adalah bangun ruang yang terdiri dari bidang sisi datar dan lengkung atau bidang lengkung semua.

BANGUN RUANG (Geometri & Pengukuran 5)


POLIHEDRON
PENGANTAR

Konsep bangun ruang adalah bangun tiga dimensi yang terbentuk dari unsur panjang, lebar dan tinggi. Dalam geometri bangun ruang mempunyai definisi sebagai kumpulan titik-titik. Model bangun ruang banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, baik berupa benda-benda konkrit yang persis sama dengan model-model bangun ruang seperti kubus, balok, silinder, limas, kerucut, dan bola, maupun bangun ruang yang bentuknya hasil gabungan dari bentuk-bentuk di atas atau dengan bentuk yang tidak seperti bantuk-bentuk tersebut. Sehingga untuk mempelajari konsep bangun ruang sangatlah mungkin untuk menghadirkan model-model konkritnya.

Download Isi Lengkap  dari Makalah Ini :  
 
1. pengertian bangun ruang
2. pembelajaran bangun ruang sesuai dengan kurikulum Sekolah Dasar
3. konsep bangun ruang kepada siswa SD dengan menggunakan metoda dan media yang sesuai.
4. evaluasi hasil belajar siswa tentang bangun ruang
 

PERSAMAAN GARIS (Geometri & Pengukuran 4)

KEMIRINGAN GARIS
PENGANTAR

Kemiringan garis atau gradien garis atau kecondongan garis adalah konstanta atau bilangan yang menentukan kedudukan/posisi garis tertentu. Kemiringn garis atau gradien garis atau kecondongan garis dikelompokan ke dalam tiga katagori yaitu: 1) kemiringan garis positif, 2) kemiringan garis nol, dan 3) kemiringan garis negatif. Sebuah garis memiliki kemiringan/gradien positif apabila posisi garis itu miring ke kanan (jatuh ke arah kanan), kemiringan/gradien garis nol apabila garis tersebut sejajar sumbu x, dan kemiringan/gradien garis negatif apabila posisi garis itu miring ke kiri (jatuh ke arah kiri). Sebuah garis tegak lurus sumbu x atau sejajar sumbu y didefinisikan tidak memiliki kemiringan/gradien. Gambar berikut menunjukkan keadaan/posisi yang mungkin dari sebuah garis lurus.

Translasi dan Refleksi (Geometri & Pengukuran 3)


Translasi dan Refleksi
PENGANTAR

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menjumpai bentuk-bentuk geometri yang sama dan sebangun. Atau bagian sebuah benda sama dengan bagian lainnya, misalnya kupukupu. Bila kupu-kupu dibelah menurut garis lurus dari atas ke bagian bawah tubuhnya maka akan diperoleh bagian sebelah kiri yang sama dengan bagian sebelah kanannya. Banyak lagi benda-benda yang mempunyai bentuk seperti itu, misalnya segitiga sama sisi, persegi, layang-layang, dan lain sebaginya.

Segi Banyak (Geometri & Pengukuran 2)


Segitiga
PENGANTAR

Di lingkungan sekitar kita sering menjumpai dan dihadapkan ke dalam bendabenda geometri yang berbentuk segitiga. Misalnya rangka bagian atap rumah, rangka besi dari sebuah jembatan, sampai dengan segitiga pengaman kendaraan. Segitiga adalah bangun geometri yang termasuk ke dalam jenis kurva tertutup sederhana. Segitiga adalah bagun geometri satu dimensi yang membagi bidang menjadi tiga himpunan titik saling lepas. Pertama adalah himpunan titik di daerah dalam segitiga, kedua himpunan titik pada segitiga, dan ketiga himpunan titik di luar segitiga. Apabila dilihat dari banyak sisinya segitiga adalah polygon yang bersisi paling sedikit, yaitu bersisi tiga.
1.       Segitiga dan Unsur-Unsurnya
Segitiga adalah bangun geometri yang dibentuk oleh tiga buah ruas garis melalui tiga buah titik tidak kolinier yang setiap sepasangnya berpotongan di satu titik. Sehingga dalam sebuah segitiga terdapat tiga buah sisi yang berbentuk ruas garis-ruas garis. Selain itu pada segitiga terdapat tiga buah sudut yang dibentuk oleh sepasang ruas garis, dan tiga buah titik sudut yang merupakan perpotongan setiap dua ruas garis. Jadi dalam sebuah segitiga terdapat sisi, sudut, dan titik sudut yang banyaknya masing-masing tiga buah.

Dasar-dasar Geometri (Geometri & Pengukuran 1)

DASAR-DASAR GEOMETRI
PENDAHULUAN

Geometri seperti cabang ilmu matematika yang lain lahir berabad tahun silam dari kondisi ril kehidupan sehari-hari sekelompok masyarakat. Misalnya lebih dari 2000 tahun silam orang Mesir mempunyai kebiasaan bekerja dengan dasar-dasar geometri, dikarenakan pertimbangan praktis seperti banjir berkala sungai Nil yang selalu menghanyutkan garis batas tanah milik mereka. Sehingga memaksa mereka untuk merekonstruksi garis-garis batas tanah tersebut. Bangsa Yunani yang banyak dipengaruhi oleh daerah Mediterania memiliki sedikit pandangan lebih maju terhadap geometri.

Download Makalah : Tujuan dan Fungsi Perencanaan Pembelajaran


 Tujuan dan Fungsi Perencanaan Pembelajaran
PENGERTIAN, PRINSIP, TUJUAN DAN FUNGSI PERENCANAAN PEMBELAJARAN 3

Tujuan dan Fungsi Perencanaan Pembelajaran
Guru yang baik akan berusaha sedapat mungkin agar pembelajarannya berhasil dengan optimal. Salah satu faktor yang bisa membawa keberhasilan itu ialah guru tersebut senantiasa membuat perencanaan mengajar sebelumnya. Pada garis besarnya, perencanaan pembelajaran itu bertujuan untuk mengarahkan dan membimbing kegiatan guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Seperti yang dikemukakan oleh Sagala (2003) bahwa: “Tujuan perencanaan bukan hanya penguasaan prinsip-prinsip fundamental, tetapi juga mengembangkan sikap yang positif terhadap program pembelajaran, meneliti dan menemukan pemecahan masalah pembelajaran.
Secara ideal tujuan perencanaan pembelajaran adalah menguasai sepenuhnya bahan dan materi ajar, metode dan penggunaan alat dan perlengkapan pembelajaran, menyampaikan kurikulum atas dasar bahasan dan mengelola alokasi waktu yang tersedia dan membelajarkan siswa sesuai yang diprogramkan”. Berdasarkan pendapat di atas, dapat dikemukakan bahwa tujuan perencanaan itu memungkinkan guru memilih metoda mana yang sesuai sehingga proses pembelajaran itu mengarah dan dapat mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Bagi guru, setiap pemilihan metoda berarti menentukan jenis proses belajar mengajar mana yang dianggap efektif untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Hal ini juga sekaligus mengarahkan bagaimana guru mengorganisasikan kegiatan-kegiatan siswa dalam proses pembelajaran yang telah dipilihnya. Dengan demikian betapa pentingnya tujuan itu diperhatikan dan dirumuskan dalam setiap pembelajaran, agar pembelajaran itu benar-benar dapat mencapai tujuan sebagaiman yang tertuang dalam kurikulum.

Download makalah : Prinsip-Prinsip Perencanaan Pembelajaran


Prinsip-Prinsip Perencanaan Pembelajaran
PENGERTIAN, PRINSIP, TUJUAN DAN FUNGSI PERENCANAAN PEMBELAJARAN 2

Prinsip-Prinsip Perencanaan Pembelajaran
Pada bagian sebelumnya Anda telah mengetahui berbagai pengertian tentang perencanaan pembelajaran. Berdasarkan pengertian-pengertian perencanaan pembelajaran di atas dapat ditarik suatu penegasan, bahwa perencanaan pembelajaran adalah sebagai kegiatan yang terus menerus dan menyeluruh, dimulai dari penyusunan suatu rencana, evaluasi pelaksanaan dan hasil yang dicapai dari tujuan yang sudah ditetapkan. Dalam prakteknya, pengembangan perencanaan pembelajaran harus memperhatikan prinsip-prinsipnya sehingga proses yang ditempuh dapat dapat dilaksanakan secara efektif.
Seorang guru yang ingin melibatkan diri dalam suatu kegiatan perencanaan, harus mengetahui prinsip-prinsip perencanaan, seperti yang dikemukakan oleh Sagala (2003) yang meliputi:
1) Menetapkan apa yang mau dilakukan oleh guru, kapan dan bagaimana cara melakukannya dalam implementasi pembelajaran
2) Membatasi sasaran atas dasar tujuan intruksional khusus dan menetapkan pelaksanaan kerja untuk mencapai hasil yang maksimal melalui proses penentuan target pembelajaran.
3) Mengembangkan alternatif-alternatif yang sesuai dengan strategi pembelajaran.

Download makalah : Pengertian Perencanaan Pembelajaran


 Pengertian Perencanaan Pembelajaran
PENGERTIAN, PRINSIP, TUJUAN DAN FUNGSI PERENCANAAN PEMBELAJARAN

Pengertian Perencanaan Pembelajaran
Untuk memulai mencermati bahan belajar mandiri ini coba Anda bayangkan apa yang akan terjadi apabila seorang guru berdiri di depan kelas untuk mengajar tanpa membuat perencanaan terlebih dahulu. Bandingkan dengan seorang guru yang mengajar dengan merencanakan terlebih dahulu apa yang akan diajarkannya apalagi kalau ditata secara sistematis sehingga ketika guru berada di depan kelas, ia telah memiliki keputusan yang disebut dengan keputusan instruksional, karena rencananya sudah dituangkan dalam rencana tertulis. Perencanaan yang disusun oleh guru tersebut arahnya sudah jelas tentang apa yang harus dicapai oleh anak setelah ia belajar, apa yang harus diberikan supaya anak berhasil dalam belajar, alat-alat yang dibutuhkannya apa saja dan guru telah menetapkan alat untuk mengukur hasil belajar anak. Dengan membandingkan kedua guru tersebut menurut Anda apakah membuat perencanaan pembelajaran itu penting untuk seorang guru? Mengapa perencanaan pembelajaran penting terutama untuk pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar (dalam hal SD) ?.

Download makalah : Model Pembelajaran Tuntas


 Model Pembelajaran Tuntas
A.      Pengertian pembelajaran tuntas
Model pembelajaran tuntas ini sudah dijadikan sebagai salah satu pembaharuan dalam pendidikan di Indonesia sejak diberlakukannya kurikulum tahun 1975 dan pada saat perintisan pembelajaran dengan menggunakan sistem modul. Pembelajaran tuntas pada dasarnya merupakan suatu model pembelajaran yang difokuskan pada penguasaan siswa terhadap bahan pembelajaran yang dipelajari. Melalui model pembelajaran tuntas ini, siswa diberi peluang untuk maju sesuai dengan kemampuan dan kecepatan mereka sendiri serta dapat meningkatkan tahap penguasaan pembelajarannya.

Model Pembelajaran di lapangan


 Model Pembelajaran di lapangan 

Model Pembelajaran di lapangan
Seperti yang telah dikemukakan di muka, proses pembelajaran bisa terjadi di mana saja, di dalam atau pun di luar kelas, bahkan di luar sekolah. Proses pembelajaran yang di lakukan di luar kelas atau di luar sekolah, memiliki arti yang sangat penting untuk perkembangan siswa, karena proses pembelajaran yang demikian dapat memberikan pengalaman langsung ke pada siswa, dan pengalaman langsung memungkinkan materi pelajaran akan semakin kongkrit dan nyata yang berarti proses pembelajaran akan lebih bermakna.
Model pembelajaran di lapangan adalah model pembelajaran yang didisain agar siswa mempelajari langsung materi pelajaran pada objek yang sebenarnya, dengan demikian pembelajaran akan semakin nyata. Misalnya, untuk mencapai tujuan pembelajaran: “agar siswa memiliki kemampuan untuk medemonstrasikan gaya renang kuru-kupu”, tidak mungkin guru mendisain proses pembelajaran hanya dengan menggunakan ceramah. Bagaimanapun bagusnya guru berceramah, tidak mungkin tujuan semacam itu dapat dicapai. Tujuan pembelajaran yang berkaitan dengan skill, mestinya membutuhkan proses pembelajaran langsung di lapangan. Siswa akan dapat mendemonstrasikan gaya renang seandainya mereka di bawah bimibingan guru melakukan praktek langsung di kolam renang. Inilah hakekat proses pembelajaran di lapangan. Contoh lain, misalnya guru merumuskan tujuan pembelajaran agar siswa trampil mengemudikan mobil dalam situasi tertentu; agar siswa dapat menghayati dunia pekerjaan, untuk tujuan yang demikian tidak mungkin guru hanya menggunakan ceramah di dalam kelas, bukan? Ya untuk mencapai tujuan-tujuan yang demikian dibutuhkan proses pembelajaran secara langsung di lapangan.

Model Pembelajaran di Laboratorium


Model Pembelajaran di Laboratorium

Konsep Pembelajaran di Laboratorium
Sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi proses pembelajaran bisa terjadi di mana saja, baik tempat yang didisain untuk berlangsungnya proses pembelajaran, maupun tempat yang tidak didisain secara khusus untuk proses pembelajaran. Laboratorium adalah tempat yang didisain untuk terjadinya proses pembelajaran.
Berbeda dengan ruangan kelas, laboratorium biasanya digunakan untuk kegiatan pembelajaran tertentu yang bertujuan diantaranya untuk:
1) Pembuktian suatu konsep atau teori melalui eksprimen (percobaan).
2) Mendemonstrasikan suatu alat atau proses tertentu
3) Mencari dan menemukan sesuatu melalui cara dan prosedur kerja tertentu.

Karakteristik pembelajaran Kontekstual (Model Kontektual 2)


Karakteristik Pembelajaran Kontekstual 

(Model Pembelajaran Kontektual 2)
Karakteristik pembelajaran Kontekstual
Terdapat lima karakteristik penting dalam proses pembelajaran yang menggunakan model CTL diantaranya:
1. Pembelajaran dengan model CTL merupakan proses pengaktifan pengetahuan yang sudah ada. Artinya apa yang yang akan dipelajari tidak terlepas dari pengetahuan yang sudah dipelajari.
2. Pembelajaran yang kontekstual adalah belajar dalam rangka memperoleh dan menambah pengetahuan baru.
3. Pemahaman pengetahuan artinya pengetahuan yang diperoleh bukan untuk dihafal tetapi untuk dipahami dan diyakini.
4. Mempraktikan pengetahuan dan pengalaman tersebut, artinya pengetahuan dan pangalaman yang diperoleh harus diaplikasikan dalam kehidupan siswa
5. Melakukan refleksi terhadap strategi pengembangan pengetahuan.
CTL, sebagai suatu model pembelajaran dalam implementasinya tentu saja memerlukan desain/perencanaan pembelajaran yang mencerminkan konsep dan prinsip CTL. Disain pembelajaran pada intinya merupakan suatu rancangan pembelajaran yang dibuat oleh guru untuk memudahkan dan meningkatkan proses dan hasil pembelajaran.
Bagi setiap guru membuat disain pembelajaran bukan merupakan suatu hal yang baru, karena kita sudah terbiasa membuat persiapan mengajar, apakah yang disebut Satuan Pelajaran (Satpel), Rencana Pembelajaran (Renpel), Persiapan Harian atau dalam bentuk nama yang lainnya. Secara substansial semuanya memiliki kesamaan, yaitu merupakan rancangan pembelajaran yang dikembangkan oleh guru sebagai bentuk penjabaran kurikulum tertulis (ideal) ke dalam bentuk nyata (actual) yaitu sebagai pedoman umum dan sekaligus sebagai alat kontrol bagi guru untuk melaksanakan proses belajar mengajar di kelas maupun di luar kelas.

Konsep Pembelajaran Kontektual (Model Kontektual 1)


Konsep Pembelajaran Kontektual
(Model Pembelajaran Kontektual 1)

Konsep Pembelajaran Kontektual
Contextual Teaching and Learning atau pembelajaran kontekstual adalah suatu model pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka (Sanjaya, 2006) Pembelajaran di sekolah tidak hanya difokuskan pada pemberian pembekalan kemampuan pengetahuan yang bersifat teoritis saja, akan tetapi bagaimana agar pengalaman belajar yang dimiliki siswa senantiasa terkait dengan permasalahanpermasalahan aktual yang terjadi di lingkungannya. Dengan demikian inti dari pendekatan CTL adalah keterkaitan setiap materi atau topik pembelajaran dengan kehidupan nyata. Untuk mengaitkanya bisa dilakukan berbagai cara, selain karena memang materi yang dipelajari secara langsung terkait dengan kondisi faktual, juga bisa disiasati dengan pemberian ilustrasi atau contoh, sumber belajar, media dan lain sebagainya, yang memang baik secara langsung maupun tidak diupayakan terkait atau ada hubungan dengan pengalaman hidup nyata. Dengan demikian pembelajaran selain akan lebih menarik, juga akan dirasakan sangat dibutuhkan oleh setiap siswa karena apa yang dipelajari dirasakan langsung manfaatnya. Coba Anda bandingkan dua contoh berikut ini:

Merancang Pembelajaran Tematik (Model Tematik 5)


 Merancang Pembelajaran Tematik
(Model Pembelajaran Tematik 5)

Merancang Pembelajaran Tematik
Keberhasilan pelaksanaan pembelajaran tematik dipengaruhi oleh seberapa jauh pembelajaran tersebut dirancang sesuai dengan kondisi dan potensi siswa (minat, bakat, kebutuhan, dan kemampuan). Kompetensi dasar dan indikator yang harus dikuasai siswa sudah tertulis dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) pada setiap mata pelajaran yang terpisah satu dengan lainnya. Mengingat kondisinya seperti itu, maka hal pertama yang perlu mendapat perhatian guru dalam merancang pembelajaran tematik di sekolah dasar yaitu kejelian dalam mengidentifikasi dan menetapkan kompetensi dasar dan indikator pada setiap matapelajaran yang akan dipadukan. Guru harus memahami betul kandungan isi dari masing-masing kompetensi dasar dan indikator tersebut sebelum dilakukan pemaduan-pemaduan.

Prinsip-prinsip Pembelajaran Tematik (Model Tematik 4)


 Prinsip-prinsip Pembelajaran Tematik  
(Model Pembelajaran Tematik 4)

Prinsip-prinsip Pembelajaran Tematik
Terdapat beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan pembelajaran tematik di sekolah dasar, terutama pada saat penggalian tematema, pelaksanaan pembelajaran, dan pelaksanaan penilaian. Dalam proses penggalian tema-tema perlu diperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Tema hendaknya tidak terlalu luas, namun dengan mudah dapat digunakan untuk memadukan mata pelajaran.
2. Tema harus bermakna, maksudnya tema yang dipilih untuk dikaji harus memberikan bekal bagi siswa untuk belajar selanjutnya.
3. Tema harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa.
4. Tema yang dikembangkan harus mampu menunjukkan sebagian besar minat siswa.
5. Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan peristiwa-peristiwa otentik yang terjadi di dalam rentang waktu belajar.

Landasan Pembelajaran Tematik (Model Tematik 3)


Landasan Pembelajaran Tematik  
 (Model Pembelajaran Tematik 3)
Landasan Pembelajaran Tematik
Setiap pelaksanaan pembelajaran di sekolah dasar, seorang guru harus mempertimbangkan banyak faktor. Secara filosofis, kemunculan pembelajaran tematik sangat dipengaruhi oleh tiga aliran filsafat berikut: (1) progresivisme, (2) konstruktivisme, dan (3) humanisme.
1. Aliran progresivisme beranggapan bahwa proses pembelajaran pada umumnya perlu sekali ditekankan pada: (a) pembentukan kreatifitas, (b) pemberian sejumlah kegiatan, (c) suasana yang alamiah (natural), dan (d) memperhatikan pengalaman siswa. Dengan kata lain proses pembelajaran itu bersifat mekanistis (Ellis, 1993). Aliran ini juga memandang bahwa dalam proses belajar, siswa sering dihadapkan pada persoalan-persoalan yang harus mendapatkan pemecahan atau bersifat “problem solving”. Dalam memecahkan masalah tersebut, siswa perlu memilih dan menyusun ulang pengetahuan dan pengalaman belajar yang telah dimilikinya. Dalam hal demikian maka terjadi proses berpikir yang terkait dengan “metakognisi”, yaitu proses menghubungkan pengetahuan dan pengalaman belajar dengan pengetahuan lain untuk menghasilkan sesuatu (J. Marzano et al, 1992). Terdapatnya kesalahan atau kekeliruan dalam proses pemecahan masalah atau sesuatu yang dihasilkan adalah sesuatu yang wajar, karena hal itu merupakan bagian dari proses belajar.

Karakteristik Pembelajaran Tematik (Model Tematik 2)


Karakteristik Pembelajaran Tematik  
 (Model Pembelajaran Tematik 2)
Karakteristik Pembelajaran Tematik
Seperti yang kita pahami bahw inovasi dilakukan dalam proses pembelajaran merupakan hal yang mutlak dilakukan oleh seorang guru, dengan menerapkan pendekatan pembelajaran tematik di sekolah dasar bisa disebut sebagai suatu upaya untuk memperbaiki kualitas pendidikan, terutama dalam rangka mengimbangi gejala penjejalan isi kurikulum yang sering terjadi dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah-sekolah kita. Penjejalan isi kurikulum tersebut dikhawatirkan akan mengganggu perkembangan anak, karena terlalu banyak menuntut anak untuk mengerjakan aktivitas atau tugastugas yang melebihi kapasitas dan kebutuhan mereka.

Pengertian Pembelajaran Tematik (Model Tematik 1)

 Pengertian Pembelajaran Tematik 
(Model Pembelajaran Tematik 1)

A.      Pengertian Pembelajaran Tematik
Model pembelajaran ini merupakan model pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan tematik sebagai pemadu bahan dan kegiatan pembelajaran. Pendekan ini dimulai dengan menentukan tema, yang kemudian dikembangkan menjadi subtema dengan memperhatikan keterkaitannya dengan mata pelajaran yang terkait. Dalam hubungan ini, tema dapat mengikat kegiatan pembelajaran, baik dalam matapelajaran tertentu maupun lintas mata pelajaran. Menurut Robin Fogarty (1991) model ini disebut model webbed yang merupakan model yang paling populer dalam pembelajaran terpadu.

Saturday, December 10, 2011

Download Makalah : KONSEP DASAR SUMBER BELAJAR


KONSEP DASAR SUMBER BELAJAR
Dra. Permasih, M.Pd
Pengertian Sumber Belajar
 Segala sesuatu yang mendukung terjadinya proses belajar, termasuk sistem pelayanan, bahan pembelajaran, dan lingkungan, yang dapat digunakan baik secara terpisah maupun terkombinasi, sehingga mempermudah anak didik dalam mencapai tujuan belajar atau kompetensi yang harus dicapainya. (AECT)
 Segala sesuatu yang secara fungsional dapat dimanfaatkan dan digunakan untuk menunjang, memelihara dan memperkaya proses pembelajaran. Dapat berupa benda nyata, model, media cetak, media audio visual, keadaan sekitar, proses, prosedur dan sebagainya. 

Download Makalah : Jenis Dan Kriteria Memilih Sumber Belajar

JENIS DAN KRITERIA MEMILIH SUMBER BELAJAR
Dra. Permasih, M.Pd

Jenis Sumber Belajar
Dilihat dari segi perancangannya
Sumber Belajar yang dirancang ( learning resources by design ) Sumber-sumber yang secara khusus dirancang atau dikembangkan sebagai komponen sistem instruksional untuk memberikan fasilitas belajar yang terarah dan bersifat formal.
Sumber Belajar yang dimanfaatkan (learning resources by utilization) Sumber belajar yang tidak didesain khusus untuk keperluan pembelajaran dan keberadaannya dapat ditemukan, diterapkan, dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran, sumber belajar yang ada di masyarakat.

BAHAN BELAJAR BERPROGRAM (PROGRAMMED LEARNING MATERIALS)


BAHAN BELAJAR BERPROGRAM (PROGRAMMED LEARNING MATERIALS)
oleh:
asep herry hernawan, permasih, laksmi dewi

PENDAHULUAN
Menurut Craig (1987) terdapat beberapa pendekatan dalam program pembelajaran yang menerapkan Self-Instruction, yaitu:
·         individualized instruction
·         personalized system of instruction
·         learner-controlled instruction
·         correspondence study
·         self-study
·         programmed instruction
KEUNTUNGAN SELF-INSTRUCTION
·         Fleksibel
·         Konsisten
·         Mobilitas
·         Menghemat biaya (cost savings)
·         Kompatibel dengan prinsip belajar
·         Fokus kepada siswa

Download Makalah : Konsepsi Dasar Melaksanakan Inovasi Di Sekolah


KONSEPSI DASAR MELAKSANAKAN INOVASI
DI SEKOLAH

Oleh: Aceng Muhtaram Mirfani
A.      Pengantar
Perbaikan pendidikan melalui berbagai upaya inovasi yang selama ini dikembangkan dalam skala nasional konon masih belum mencapai hasil sebagaimana diinginkan. Ada sejumlah studi yang menunjukkan kondisi demikian (Beeby, 1979; Azis Wahab, 1987; Djam’an Satori, 1989; Muhtaram, 1996). Secara umum dapat dikemukakan bahwa pihak-pihak yang terlibat langsung dalam penyelenggaraan satuan pendidikan sekolah cenderung masih banyak berbuat dengan cara-cara yang konvensional. Kalaupun ada upaya inovasi seringkali waktu yang digunakan justru lebih banyak untuk memikirkan permasalahan administratifnya daripada hal-hal yang bersifat substantifnya.

Download makalah : Masalah Inovasi Sekolah Pembangunan Di Indonesia


MASALAH INOVASI SEKOLAH PEMBANGUNAN
DI INDONESIA

===============================================
Oleh: Aceng Muhtaram Mirfani (FIP-UPI)

A. GAMBARAN UMUM INOVASI SEKOLAH PEMBANGUNAN
1. Latar Belakang Hadirnya Sekolah Pembangunan
Sekolah Pembangunan pada dasarnya merupakan sistem perse-kolahan yang kurikulumnya luas atau mencakup banyak hal. Sekolah menyediakan kemungkinan belajar kepada peserta didik (siswa sekolah) yang normal dan yang luar biasa pandai supaya mereka belajar dengan berhasil dan memuaskan. Di negara asalnya Amerika Serikat sistem sekolah tersebut dikenal sebagai “Comprehensive School”. Ciri khas sekolah komprehensif adalah memiliki hubungan erat sekali dengan situasi dimana sekolah itu berada.

Download Makalah : Tanggapan Dan Pengembangan Atas Topik Inovasi Sebagai Salah Satu Aspek Perilaku Organisasi


TANGGAPAN DAN PENGEMBANGAN ATAS TOPIK INOVASI SEBAGAI SALAH SATU ASPEK PERILAKU ORGANISASI
Oleh: Aceng Muhtaram Mirfani (FIP-UPI)

A. PENDAHULUAN
Perilaku organisasi menurut Jack Duncan (Thoha, 1983) adalah suatu studi yang menyangkut aspek-aspek tingkah laku manusia dalam suatu organisasi atau suatu kelompok tertentu. Ia meliputi aspek yang ditimbulkan dari pengaruh organisasi terhadap menusia demikian pula aspek yang ditimbulkan dari pengaruh manusia terhadap organisasi. Keith Davis & JW. Newstrom (1985) memandang bahwa perilaku organisasi adalah telaah dan penerapan pengetahuan tentang bagaimana orang bertindak di dalam organisasi. Perilaku organisasi adalah sarana manusia bagi keuntungan manusia. Telaahan tersebut membantu penyatuan oraang-orang, struktur, teknologi dan lingkungan eksternal menjadi sistem pengoperasian yang efektif.

Pengembangan Alternatif Disain Rancangan Sistem Dan Manajemen Pembelajaran (Download Makalah)

PENGEMBANGAN ALTERNATIF DISAIN RANCANGAN
SISTEM DAN MANAJEMEN PEMBELAJARAN
Oleh: Aceng Muhtaram Mirfani – FIP UPI 

Pengantar
Pengetahuan yang telah melakukan penelahaan yang intensif dan mendalam terhadap fenomena PBM ialah Ilmu Mendidik Praktis (Langeveld, 1952) atau Didaktik atau Metodologi Pengajaran, Psikologi, Sosiologi, Teknologi dan Manajemen Pembelajaran. Teknologi dan Manajemen Pembelajaran telah menghasilkan berbagai prinsip atau asas serta model-model disain dan model sistem pembelajaran. Penerapan pendekatan sistem pada tingkat pembelajaran lazim dilakukan dalam tiga tahap kegiatan (Makmun, 1986) ialah:

Analisis Pembuatan Keputusan, Kepemimpinan, Dan Power Dalam Strategi Organisasi (Download makalah)

ANALISIS PEMBUATAN KEPUTUSAN,
KEPEMIMPINAN, DAN POWER DALAM STRATEGI
ORGANISASI

Oleh: Aceng Muhtaram Mirfani (FIP-UPI)

A. EMPAT KEKUATAN UNTUK PEMBUATAN KEPUTSAN
Ketika membuat keputusan dalam suatu konteks organisasi, individu bergerak pada empat kekuatan. Hal tersebut diilustrasikan sebagai berikut:


Lingkungan kerja. Lingkungan kerja terdiri atas faktor internal dan eksternal. Faktor internal mencakup struktur dan iklim organisasi, peralataan dan fasilitas, dan proses manupaktur. Faktor eksternal merentang dari keadaan umum ekonomi hingga sejumlah persaingan organisasi untuk kematangan organisasi beserta budayanya. Kedua karakteristik internal dan eksternal dari lingkungan kerja individu membentuk reaksi dirinya.

Pendidikan Dasar Dan Menengah (Download Makalah)

PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
Udin Syaefudin Sa’ud
Mulyani Sumantri

Abstrak

Fokus pembahasan tulisan ini adalah konsep dan praktek pendidikan dasar dan menengah dalam sistem pendidikan nasional Indonesia. Dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa jenjang pendidikan dasar dan menengah adalah jenis pendidikan formal untuk peserta didik usia 7 sampai dengan 18 tahun dan merupakan persyaratan dasar bagi pendidikan yang lebih tinggi. Seringkali kali terjadi miskonsepsi dari masyarakat dan orang tua terhadap esensi dan karakteristik pendidikan dasar dan menengah. Esensi pendidikan dasar adalah ”paspor” bagi setiap peserta didik untuk pengembangan dirinya di masa depan, dan ”bekal dasar” untuk dapat hidup layak dalam hidup bermasyarakat dimanapun di dunia ini. Oleh karenanya, program belajar pendidikan dasar harus mengembangkan potensi peserta didik secara terpadu dan sinergis. Pola pembelajaran pada tingkat pendidikan dasar harus dilakukan secara terpadu, karena secara psikologis perkembangan kemampuan kognisi, kemampuan sosio-emaosional, kemampuan pengembangan moral dan perkembangan fisik peserta didik usia pendidikan dasar terjadi secara terpadu dan saling ketergantungan.

Produktivitas Sekolah

 Produktivitas Sekolah
 
A. Pengertian dan Kriteria Produktivitas Sekolah
Kajian sejumlah literatur yang membahas tentang produktivitas sekolah akan dijumpai rumusan yang bermacam-macam. Produktivitas Sekolah menurut Prince George County Public Schools (Taylor, 1990) adalah sekolah yang semua sumber dayanya diorganisasikan dan dimanfaatkan untuk menjamin semua siswa, tanpa memandang ras, jenis kelamin, maupun status sosial-ekonomi, dapat mempelajari materi kurikulum yang esensial di sekolah itu. Rumusan pengertian ini lebih diorientasikan pada pengoptimalan pencapaian tujuan pendidikan sebagaimana termuat dalam kurikulum.
 Inovasi Pembelajaran Modern
 MODEL PEMBELAJARAN KOMPETENSI
Oleh: Udin S. Sa’ud, Ph.D

Kompetensi dapat diartikan sebagai kemampuan dasar yang dapat dilakukan oleh para siswa pada tahap pengetahuan, keterampilan, dan bersikap. Kemampuan dasar ini akan dijadikan sebagai landasan melakukan proses pembelajaran dan penilaian siswa. Kompetensi merupakan target, sasaran, standar sebagaimana yang telah dijelaskan oleh Benyamin S. Bloom (l964) dan Gagne (l979) dalam teori-teorinya yang terkenal itu, bahwa menyampaikan materi pelajaran kepada siswa penekanannya adalah tercapai sasaran atau tujuan pembelajaran (instruksional).

Model Pembelajaran Kuantum (Inovasi Pembelajaran Modern)

 Inovasi Pembelajaran Modern
 MODEL PEMBELAJARAN KUANTUM
Oleh: Udin S. Sa’ud, Ph.D

Pembelajaran kuantum sebagai salah satu model, strategi, dan pendekatan pembelajaran khususnya menyangkut keterampilan guru dalam merancang, mengembangkan, dan mengelola sistem pembelajaran sehingga guru mampu menciptakan suasana pembelajaran yang efektif, menggairahkan, dan memiliki keterampilan hidup (Bobbi DePorter, 1992). Dengan demikian model pembelajaran kuantum ini merupakan bentuk inovasi penggubahan bermacam-macam interaksi yang ada di dalam dan di sekitar momen belajar. Interaksi-interaksi ini mencakup unsur-unsur belajar efektif yang mempengaruhi kesuksesan siswa dalam belajar. Dari proses interaksi yang dilakukan mengubah kemampuan dan bakat alamiah siswa menjadi cahaya yang akan bermanfaat bagi mereka sendiri dan bagi orang lain.

Friday, December 9, 2011

Bermain sebagai Aplikasi Pembelajaran yang Efektif di PAUD

Bermain sebagai Aplikasi Pembelajaran yang Efektif di PAUD
Oleh:
Udin S. Sa’ud, Ph.D

Bermain sebagai Aplikasi Pembelajaran yang Efektif di PAUD
Bagi anak, bermain merupakan suatu kegiatan yang sifatnya melekat langsung pada kodrat dan kebutuhan perkembangan anak. Anak usia dini lebih banyak belajar dari pengalaman berinteraksi dengan obyek-obyek konkrit dan orang sekitarnya-teman, guru, orang tua, daripada melalui simbol-simbol tertulis.
1. Arti Bermain
Bermain diartikan sebagai suatu kegiatan yang bersifat voluntir, spontan, terfokus pada proses, memberi ganjaran secara instrinsik, menyenangkan, aktif, dan fleksibel. Semakin suatu aktivitas memiliki ciri-ciri tersebut, berarti aktivitas itu semakin merupakan bermain (Solehudin, 1996). Dalam bermain anak bisa melakukan aktivitas yang mempraktekkan kemampuan dan keterampilannya dalam kegiatan mencoba, meneliti dan menemukan hal-hal baru. Aktivitas-aktivitas yang dilakukan anak di saat bermain bisa membuat anak aktif dan interaktif, baik secara fisik maupun secara mental sehingga dapat mendukung pemberdayaan berbagai aspek perkembangan anak berdasarkan kenginan dan kemauannya sendiri.

Prinsip-Prinsip Pendekatan Pembelajaran Pada PAUD


Prinsip-Prinsip Pendekatan Pembelajaran Pada Pendidikan Anak Usia Dini
Oleh:
Udin S. Sa’ud, Ph.D

Pendekatan apapun yang digunakan dalam pembelajaran anak usia dini, diharapkan selalu mendudukkan anak sebagai pusat perhatian dan perlakuan. Peranan guru dalam pembentukan pola pembelajaran bukan ditentukan oleh didaktik metodik “apa yang akan dipelajari”, melainkan pengalaman belajar diperoleh melalui serangkaian kegiatan untuk mengeksplorasi secara aktif lingkungan alam, lingkungan sosial, dan lingkungan buatan, serta berkonsultasi dengan nara sumber lain. Pendekatan pembelajaran pada pendidikan anak usia dini hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:

Pembelajaran Kondusif /Supportive climate (Model-Model Pembelajaran Pada Anak Usia Dini)

Pembelajaran Kondusif (Supportive climate)
Model-Model Pembelajaran Pada Anak Usia Dini 3
Oleh:
Udin S. Sa’ud, Ph.D

Pembelajaran Kondusif (Supportive climate)
a. Pengertian
Pembelajaran kondusif ini merupakan kombinasi antara suasana pembelajaran bebas dengan suasana pembelajaran terpimpin. Guru dan anak berbagi proses pembelajaran dan pengalaman. Guru berusaha menyeimbangkan secara efektif antara kebebasan aktif bereksplorasi dan membatasi agar merasa aman ketika belajar. Guru mencipta lingkungan pembelajaran dengan penuh pilihan minat. Keteraturan dalam rutinitas. Anak diberi penguatan untuk mengekspresikan diri dan menjalankan keinginannya. Meskipun tugas telah direncanakan oleh guru, anak tetap berkesempatan untuk mengambil keputusan pilihan materi dan bahan. Sepanjang hari guru bertindak sebagai partner yang menaruh minat pada apa yang dilakukan anak. Guru mengamati, mendengarkan, berinteraksi, membesarkan hati anak, membantu memecahkan masalah. Guru memberi model perilaku yang benar dan mengkaitkannya dengan pengalaman anak. Keterlibatan anak untuk bertanggung jawab atas solusi atau hasil pemecahan masalahnya sendiri. Mencipta suasana yang supportive mendukung kebutuhan anak. Anak belajar aktif, mereka fokus pada minat, dan inisatifnya, mencoba ide, bicara tentang apa yang dilakukan, memecahkan masalah sendiri.

Pembelajaran Terpimpin (Model-Model Pembelajaran Pada Anak Usia Dini)

Pembelajaran Terpimpin
Model-Model Pembelajaran Pada Anak Usia Dini 2
Oleh:
Udin S. Sa’ud, Ph.D

Pembelajaran Terpimpin
a. Pengertian
Berbeda dengan pembelajaran bebas, pembelajaran terpimpin merupakan strategi yang sepenuhnya dikendalikan guru. Guru lebih banyak berbicara dan anak mendengarkan, mengikuti contoh dan perintah guru, melakukan drill dan latihan sesuai rencana guru. Anak yang tidak dapat menangkap contoh, dipisahkan dan dibetulkan guru. Anak merasa berhasil kalau ia dapat menjalankan apa kehendak guru. Suasana pembelajaran diwarnai oleh banyaknya perilaku yang tidak dibenarkan guru sehingga banyak anak membutuhkan peringatan guru terus-menerus untuk menyelesaikan tugasnya.

Pembelajaran Bebas (Model-Model Pembelajaran Pada Anak Usia Dini)

Pembelajaran Bebas
Model-Model Pembelajaran Pada Anak Usia Dini 1
Oleh:
Udin S. Sa’ud, Ph.D

1. Pembelajaran Bebas
a. Pengertian
Pembelajaran bebas merupakan suatu strategi pembelajaran yang memberikan kesempatan yang seluas-luasnya untuk mendapatkan pengalaman belajar yang bermakna kepada anak. Strategi ini sangat menguntungkan anak yang memiliki kekuatan untuk mandiri. Anak yang mandiri menunjukkan kepemimpinannya, tidak terlalu tergantung guru. Bila perlu anak datang kepada guru. Kreativitasnya dapat berkembang. Iapun tidak canggung, kebutuhan bermain anak dicukupi, kegiatan bermain dihargai dan dianggap sebagai cerminan kehidupan yang sebenarnya. Sebaliknya bagi anak yang kurang mandiri, model pembelajaran ini dapat menimbulkan frustasi, tidak tahu apa yang harus dilakukan, putus asa, cemas, bosan, bingung, dan tidak terkendalikan.

Download Makalah : Problema-problema Standarisasi Pendidikan Guru Profesional

Standarisasi Pendidikan Guru Anak Usia Dini 4
Problema-problema Standarisasi Pendidikan Guru Profesional
Oleh:
Udin S. Sa’ud, Ph.D

D. Problema-problema Standarisasi Pendidikan Guru Profesional
Disadari sepenuhnya bahwa bagi kondisi Indonesia dewasa ini, standarisasi lulusan dan program pendidikan pra-jabatan guru anak usia dini seperti yang disodorkan dalam makalah ini masih merupakan “suatu mimpi yang indah”. Hal ini sebabkan oleh kompleksitas masalah yang dihadapi guru dan dunia pendidikan guru yang bagaikan benang kusut, entah dari mana memenuhi upaya pemecahannya secara efektivitas. Guru-guru dihadapkan kepada masalah sistem insentif dan disinsentif yang kurang mendorong upaya pengembangan kemampuan profesional yang dibutuhkan dalam pekerjaan. Masalah kekurangan guru di daerah terpencil, disparitas dalam distribusi penugasan guru yang kurang efisien dan terjadilah ”mismatch” mengajar guru dalam pelaksanaan tugas belajar merupakan masalah yang saling berkaitan. Belum lagi gugatan masyarakat yang menyatakan bahwa kualitas kemampuan aktual guru anak usia dini yang dinilai kurang memenuhi kebutuhan masyarakat untuk membantu meletakkan dasar ke arah perkembangan sikap, pengetahuan, keterampilan dan daya cipta yang diperlukan oleh anak didik dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan untuk pertumbuhan serta perkembangan selanjutnya.

Download makalah : Standarisasi Pendidikan Guru Anak Usia Dini Profesional

Standarisasi Pendidikan Guru Anak Usia Dini 3
Standarisasi Pendidikan Guru Anak Usia Dini Profesional
Oleh:
Udin S. Sa’ud, Ph.D

C. Standarisasi Pendidikan Guru Anak Usia Dini Profesional
Penggunaan standarisasi proses dan produk dalam menghasilkan suatu barang dan jasa pelayanan di luar sistem pendidikan sudah lama dilakukan. Bahkan dalam dunia industri manufaktur dan jasa pelayanan telah diterapkan berbagai standar kualifikasi internasional sebagai acuan produk atau jasa yang dihasilkan misalnya ISO 9000 atau ISO 9002. Jika suatu produk atau jasa telah mendapat sertifikat ISO tersebut, maka sudah dipastikan bahwa produk atau jasa tersebut dapat diterapkan secara global. Ini berarti bahwa kualitas produk atau jasa tersebut telah memenuhi standar tuntutan dan kebutuhan customer dan klien secara global, sehingga produk atau jasa tersebut dapat dipakai oleh siapa saja di seluruh dunia. Secara logis, orang tentu akan memilih suatu produk atau jasa pelayanan yang mutunya terjamin dan dapat memuaskan pelanggan.

Download Makalah : Karakteristis Peran dan Fungsi Guru Anak Usia Dini

Standarisasi Pendidikan Guru Anak Usia Dini 2
Karakteristis Peran dan Fungsi Guru Anak Usia Dini
Oleh:
Udin S. Sa’ud, Ph.D


B. Karakteristis Peran dan Fungsi Guru Anak Usia Dini
Pengembangan standar lulusan dan program pra-jabatan pendidikan guru anak usia dini profesional yang efektif harus dimulai dengan persepsi yang jelas tentang peran dan fungsi guru di masa depan. Apa dan bagaimana peran yang diharapkan guru dalam kehidupan masyarakat di masa depan harus dijadikan landasan dalam menetapkan kriteria kemampuan profesionalnya. Selain itu, guru profesional perlu disiapkan untuk mampu menyesuaikan peran dan fungsinya sejalan dengan perubahan-perubahan kehidupan masyarakat, tanpa mengorbankan kaidah dan prinsip profesionalismenya. Dengan cara ini, maka posisi dan kedudukan guru akan tetap tinggi dalam kehidupan masyarakat sebagai ujung tombak pendidikan anak-anak di masa depan. Persepsi yang jelas terhadap peran dan fungsi guru ini akan sangat bermanfaat bagi penetapan kemampuan-kemampuan yang harus dikuasai calon guru, sehingga mereka dapat berperan sesuai dengan harapan sekolah maupun masyarakat.

Standarisasi Pendidikan Guru Anak Usia Dini 1

STANDARISASI PENDIDIKAN GURU ANAK USIA DINI
Oleh:
Udin S. Sa’ud, Ph.D

A. Rasional
Disadari atau tidak, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat telah membawa berbagai dampak. Salah satu dampak dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut adalah terjadinya persaingan global yang ketat dalam berbagai aspek kehidupan, baik dalam bentuk produk maupun services. Era globalisasi telah mendorong manusia atau lembaga untuk bersaing dalam mendapatkan atau memberikan kualitas produk (barang) atau services terbaik sesuai dengan kebutuhan customer atau kliennya.

Download Makalah : MANAJEMEN KELAS

MANAJEMEN KELAS
A. Pengertian
Manajemen kelas menggambarkan keterampilan guru dalam merancang, menata, dan mengatur kurikulum, menjabarkannya ke dalam prosedur proses belajar mengajar dan sumber-sumber belajar, serta menata lingkungan belajar yang merangsang untuk tercapainya suasana proses belajar mengajar yang efektif dan efisien.

B. Tujuan
1. Agar proses belajar mengajar dapat dilakukan secara maksimal sehingga tujuan proses belajar mengajar dapat dicapai secara efektif dan efisien.
2. Untuk memberi kemudahan dalam usaha memantau kemajuan peserta didik dalam proses belajar mengajarnya.
3. Untuk memberi kemudahan dalam mengangkat masalah-masalah penting untuk perbaikan proses belajar mengajar pada masa mendatang.

Download Makalah : Bahan Ajar Statistik

APAKAH STATISTIK ITU?

Statistik : Seperangkat teknik matematik untuk mengumpulkan, mengorganisasi, menganalisis, dan menginterprestasi data angka.

Data Statistik : menggambarkan tingkah laku kelompok atau karakteristik kelompok yang disarikan dari observasi atau sejumlah individu yang memungkinkan dibuatnya generalisasi. Contoh : Data pendapatan perkapita, angka kelahiran dsb.

Penerapan metode statistik secara tepat, mencakup jawaban atas pertanyaan – pertanyaan sebagi berikut:
1. Fakta – fakta apakah yang akan dikumpulkan untuk memberikan informasi yang dibutuhkan dalam rangka menjawab masalah atau menguji hipotesis?
2. Bagaimana fakta itu akan diseleksi, dikumpulkan, diorganisasi, dan dianalisis?
3. Asumsi – asumsi apakah yang mendasari metodologi statistik yang hendak dipakai?
4. Kesimpulan-kesimpulan apakah yang dapat ditarik secara valid adri analisis data?

Analisis Kebutuhan Akreditasi Untuk SBI

Analisis Kebutuhan Akreditasi Untuk SBI
Studi Kasus Di SMA RSBI (Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional)
Se Provinsi Jawa Barat

Kata Kunci: Analisis Kebutuhan, Akreditasi Sekolah, Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional
Abstrak

Penelitian ini mengkaji: (1) Bagaimanakah profil SMA RSBI di Jawa Barat?, (2) Bagaimanakah pengembangan kebijakan SMA RSBI di Jawa Barat?, dan (3) Bagaimanakah analisis kebutuhan akreditasi untuk SMA SBI di Jawa Barat?. Tujuan umum penelitian ini adalah untuk menemukan dan menerapkan model akreditasi sekolah bertaraf internasional. Adapun tujuan khusus yang ingin dicapai yaitu (1) membuat pemetaan tingkat Propinsi Jawa Barat Sekolah Menengah Atas (SMA) mana yang telah diunjuk Pemerintah untuk menjadi Sekolah Rintisan Bertaraf Internasional, dengan mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, tantangan, ancaman, serta persiapan-persiapan yang dilakukan, (2) mengidentifkasi faktor-faktor pendukung keberhasilan dan faktor-faktor penghambat pelaksanaan kebijakan sekolah bertaraf internasional, dan (3) menganalisis kebutuhan akreditasi untuk Sekolah Bertaraf Internasional.

Download Makalah : Komunikasi Dan Sistim Informasi

KOMUNIKASI DAN SISTIM INFORMASI
RD. DINI DESTIANI

KOMUNIKASI
Komunikasi sangat penting dalam organisasi, apabila perintah-perintah tidak sampai kepada tujuan atau diartikan salah, dan peringatan-peringatan tidak resmi dari seorang pemimpin ditafsirkan atau disampaikan dengan cara yang salah, maka kita akan menyadari bahwa masalah itu adalah masalah “salah komnikasi”. Oleh karena itu, pemahaman yang lebih baik atas komunikasi akan mengembangkan komunikasi tersebut . Semua organisasi di manapun perlu menerapkan komunikasi yang tepat , sebagai proses yang penting dan esensial bagi pemimpin untuk mendorong lahirnya gagasan-gagasan kepemimpinan yang baik.

Model Pemrosesan-Informasi : Kapasitas dan Konten


Model Pemrosesan-Informasi : 
Dra. Yati Siti Mulyati, M.Pd
Kapasitas dan Konten

Kapasitas working memory terbatas. Dalam situasi eksperimental, kapasitas working memory hanya tentang lima sampai sepuluh item baru yang terpisah (seberkas informasi bermakna) serentak (Miller, 1956). Misalnya, apabila anda menerima suatu nomor telepon dari informasi anda biasanya dapat mengingatnya cukup lama dengan angka petunjuk. Menerima dua nomor telepon baru (14 angka) dan sebagian besar dari kita kesulitan. Kita tidak sederhana dapat mengingat informasi baru yang banyak ini karena kita tidak dapat mengingatnya dalam working memory. Dalam aktivitas sehari-hari kita mengingat lebih dari sembilan bits (binary of digits) informasi sekaligus. Sedangkan anda menerima nomor telepon tujuh-angka anda hanya memandang, anda memliki suatu yang lain pada pikiran anda—dalam memory anda—seperti yang anda panggil dan mengapa. Anda tidak atensi terhadap hal ini karena mereka bukan pengetahuan baru; kenyataannya, beberapa dari proses itu, seperti transaksi menjadi otomatis. Tetapi kesan bahwa anda di suatu negara asing dan mencoba menggunakan suatu sistem telepon yang tak familiar, anda dapat kesulitan mengingat nomor telepon karena anda mencoba untuk memikirkan sistem telepon pada saat yang sama.

Download Makalah : Belajar Dan Mengajar 2


Belajar Dan Mengajar 2
 Pengajaran Langsung
Prosedur pengajaran langsung digambarkan dalam bagian ini wajar sekali suatu himpunan keadaan khusus karena mereka dikembangkan dari suatu rangkaian inkuiri biasa. Peneliti telah elaborasi pada model pengajaran langsung dengan membandingkan guru yang siswanya melakukan pada suatu level yang diharapkan atau rata-rata. Peneliti terfokus pada adanya praktik mengajar di kelas orang Amerika. Keefektivan biasanya didefinisikan sebagai rata-rata perbaikan dalam skor tes standard untuk keseluruhan kelas atau sekolah. Sehingga hasil itu berperan untuk kelompok besar, tetapi tidak perlu untuk setiap siswa dalam kelompok itu. Misalnya, tepat apabila rata-rata prestasi dari suatu kelompok perbaikan, prestasi dari beberapa individu dapat turun (Brophy dan Good, 1986; Good, 1996; Schuell, 1996).

Download Makalah : Belajar Dan Mengajar 1


Belajar Dan Mengajar 1
Dra. Yati Siti Mulyati, M.Pd 

Talcott Parsons (1960) yang mula-mula mengusulkan tiga level struktur berbeda dalam organisasi—teknis, manajerial, dan institusional. Level teknis atau “inti teknis” adalah sistem dari aktivitas organisasi di mana “hasil” aktual dari organisasi itu dihasilkan dan di sekolah ditunjukkan dengan mengajar dan belajar di kelas. Sistem manajerial, level berikutnya, adalah bertanggung jawab untuk pengadministrasian pekerjaan internal secara organisasi dalam istilah konteks sosial yang lebih luas. Dalam kasus sekolah, dewan pengurus pendidikan merupakan mekanisme formal utama dari level institusional dan fungsinya adalah untuk melegitimasi aktivitas sekolah terhadap komunitas yang lebih luas.