Pages
▼
Tuesday, July 31, 2012
Download Skripsi Psikologi: Hubungan Antara Media Exposure Mengenai Konsep Tubuh Wanita
The icon showed on television and magazine defines beauty as tall, white-skin, long-hair, and slim, or sometimes extremely thin. Teenage girls who consider this icon as a vital information source to define and to get perfect body will be easier to feel dissatisfied with their body. One of the teenage groups that has advanced attention to becoming thin is a teenage who belongs to a cheerleading group. This is because cheerleaders usually wear uniform that probably increase body awareness and desire to be thin. According to the explanation above, a reasearch has been conducted to reveal realtionship between media exposure regarding women's ideal body concept and body dissatisfaction on cheerleaders. The research is held using quantitative approach and descriptive method with corelational technique. Samples of this research are 38 cheerleading members of SMA Negeri 5 Kota Bandung. Sampling technique used is purposive sampling. Data analysis is done using parametric statistic called Product Moment corelation through SPSS 17.0 software. Data is obtained using two questionnaires: media exposure questionnaire and body shape questionnaire. Result shows that there is significant correlation between media exposure regarding women's ideal body concept and body dissatisfaction on cheerleaders with coefficient of correlation at -0.403 and significance at 0.012. Therefore alternative hypothesis (Ha) formulated in this research is empirically accepted. The school is recommended to provide supervision and deeper guidance towards cheerleading extracurricular and offer special counseling for teenage girls. Future researches are hoped to do more comprehensive research by adding number of respondents, by using respondents with different characteristic, by using different method, and by adding another variables related to media exposure and body dissatisfaction.
Download Skripsi Psikologi: Hubungan Antara Kelekatan Dengan Teman Sebaya Dan Kemandirian
Background of this research is the fact that peer is an attachment figure to teenagers at class XII SMA Pasundan 2 Bandung. The accomplishment of autonomy is a developmental task that has to be fulfilled by teenagers to enter adulthood. Stepping in into adolescent, individual starts to form a tighter relationship with his/her peer compared to prevous developmental stage. This close relationship with peers is attachment relationship. Then, autonomy can develop when teenager interacts with their peer. The purpose of this research is to understand general description of peer attachment level and teenager's autonomy level, and also to explore whether or not there is a significant relationship between peer attachment and autonomy of teenagers at class XII SMA Pasundan 2 Bandung of the academic year 2009/2010. The research used quantitative approach with co relational technique. Sample of this research is 70 people. Sampling technique used is cluster sampling. Instrument of peer attachment is IPPA-Revised (Inventory of Parent & Peer Attachment) by Armsden & Greenberg. Instrument of teenager's autonomy is made by Stani based on Steinberg's teenager's autonomy theory. Hypothesis is examined with parametric statistic called product moment using SPSS 17.0. Data analysis shows that r Count (0,132) < r Table (0,235) therefore Ho is accepted and Ha is rejected. Thus, there is ni significant relationship between peer attachment and autonomy at teenagers at class XII in SMA Pasundan 2 Bandung of the academic year 2009/2010. The school official is recommended to provide service and guidance for the students in order to increase positive assessment to their peer and improve autonomy. Future researchers are hoped to do similar research on different population with different or similar characteristic of sample at larger sample so the result of the research can be generalized. Besides that, next research is suggested to use different method and examine another variables related to peer pressure and indendence.
Download Skripsi Psikologi: Pencarian Sensasi Konsumen Handphone Blackberry
This study aimed to determine the level of sensation seeking on the consumer search Hand Phone BlackBerry. This study used a quantitative approach using a survey method. The number of samples involved 60 respondents. Sample is the Hand Phone BlackBerry users in Bandung are selected by using the incidental sampling technique. Selection of Bandung as a place to study because most of the Hand Phone BlackBerry users in the city of Bandung. This is based on the fact that so far Jakarta has always been a good market for the sale of Hand Phone BlackBerry. The results of this study found that respondents who have high levels of sensation seeking results in the category "very low" by 1 person, respondents who have high levels of sensation seeking results in the category "low" as many as 20 people, respondents who have high levels of sensation seeking results in the category of "being" as much as 24 people, respondents who have high levels of sensation seeking results in the category "high" as many as 15 people, and none of the respondents who have high levels of sensation seeking results in very high category.
Download Skripsi Psikologi: Hubungan Antara Stres Kerja Dengan Produktivitas Kerja Karyawan
Seiring dengan tuntutan-tuntutan dalam diri karyawan untuk terus mengembangkan diri agar memiliki produktivitas kerja yang tinggi, timbul berbagai macam masalah yang mereka hadapi yang berdampak terjadinya stres kerja. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara stres kerja dengan produktivitas kerja karyawan pada bagian marketing PT. BFI Finance. Penelitian ini dilakukan kepada seluruh populasi yang berjumlah 30 responden, dalam penelitian ini tidak digunakan teknik sampling, hanya penelitian populasi. Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner yang penulis kembangkan sendiri. Teknik skoring yang digunakan untuk stres kerja adalah semakin tinggi skor stres kerja maka menunjukkan bahwa semakin rendah stres kerja. Sedangkan teknik skoring untuk produktivitas kerja adalah semakin tinggi skor produktivitas kerja maka menunjukkan semakin tinggi pula produktivitas kerja. Data yang diperoleh kem udian di ukur dengan menggunakan koefisien korelasi Rank Spearman. Hasil penelitian diperoleh bahwa terdapat hubungan antara stres kerja dengan produktivitas kerja karyawan dengan nilai sebesar 0,485 yang berada pada kategori yang lemah. Hal ini menunjukkan bahwa stres kerja bukanlah satu-satunya variabel yang dapat mempengaruhi produktivitas kerja. Kesimpulannya, karyawan pada bagian marketing memiliki tingkat stres kerja dan produktivitas kerja yang cukup. Serta terdapat hubungan antara stres kerja dengan produktivitas kerja. Peningkatan stres kerja yang terjadi akan menurunkan produktivitas kerja karyawan.
Download Skripsi Psikologi: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Relasi Interpersonal
Latar belakang penelitian ini berangkat dari fenomena yang terjadi dikalangan remaja akhir, terkait dengan adanya peran konsep diri terhadap relasi interpersonal teman sebaya. Permasalahan yang terjadi adalah masih banyaknya remaja akhir yang belum mampu menjalin relasi interpersonal teman sebaya dengan baik. Menjalin relasi interpersonal teman sebaya merupakan salah satu tugas perkembangan yang harus di selesaikan pada masa remaja, terlebih bagi seorang mahasiswa psikologi dimana dalam kesehariannya mempelajari tentang perilaku manusia yang nantinya diharapkan mampu menjalin relasi interpersonal dengan semua orang. Fenomena ini terjadi dimungkinkan dipengaruhi oleh adanya konsep diri yang negatif dari diri remaja tersebut, sehingga tidak mampu menjalin relasi interpersonal teman sebaya dengan baik.
Tujuan penelitian ini adalah untuk memahami seperti apa gambaran konsep diri dan relasi interpersonal teman sebaya pada remaja akhir usia 18-20 tahun (Mahasiswa Psikologi angkatan 2008) di jurusan Psikologi UPI, serta untuk mengetahui dan memahami ada tidaknya hubungan yang positif dan signifikan antara konsep diri dengan relasi interpersonal teman sebaya yang dialaminya.
Penelitian ini merupakan studi deskriptif analitik dengan metode korelasional, dimana untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan pengujian statistik parametrik dengan menggunakan metode uji korelasi product moment, dengan menetapkan taraf signifikansi sebesar 5%.
Dari hasil penelitian diketahui bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara konsep diri dengan relasi interpersonal teman sebaya pada remaja akhir usia 18-20 tahun (Mahasiswa Psikologi angkatan 2008) di jurusan Psikologi UPI, dengan koefisien korelasi sebesar +0.588. Hal ini berarti bahwa semakin positif konsep diri yang dimiliki oleh seorang remaja maka semakin baik relasi interpersonal teman sebaya yang dijalin.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan bahwa sebagian besar remaja akhir di jurusan Psikologi UPI memiliki konsep diri yang positif dan relasi interpersonal teman sebaya yang baik. Oleh karena itu untuk mempertahankan ataupun meningkatkan kemampuan relasi interpersonal pada remaja akhir, sebaiknya pihak jurusan mengadakan acara ataupun training untuk meningkatkan kemampuan relasi interpersonal mahasiswanya, dan alangkah lebih baiknya jika pihak jurusan juga memfasilitasi mahasiswanya sebuah ruang konsultasi antara remaja akhir (mahasiswa) untuk konsultasi dengan dosen ataupun pihak yang berkompeten untuk mengatasi permasalahan mahasiswanya terlebih dalam hal konsep diri dan relasi interpersonal.
Tujuan penelitian ini adalah untuk memahami seperti apa gambaran konsep diri dan relasi interpersonal teman sebaya pada remaja akhir usia 18-20 tahun (Mahasiswa Psikologi angkatan 2008) di jurusan Psikologi UPI, serta untuk mengetahui dan memahami ada tidaknya hubungan yang positif dan signifikan antara konsep diri dengan relasi interpersonal teman sebaya yang dialaminya.
Penelitian ini merupakan studi deskriptif analitik dengan metode korelasional, dimana untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan pengujian statistik parametrik dengan menggunakan metode uji korelasi product moment, dengan menetapkan taraf signifikansi sebesar 5%.
Dari hasil penelitian diketahui bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara konsep diri dengan relasi interpersonal teman sebaya pada remaja akhir usia 18-20 tahun (Mahasiswa Psikologi angkatan 2008) di jurusan Psikologi UPI, dengan koefisien korelasi sebesar +0.588. Hal ini berarti bahwa semakin positif konsep diri yang dimiliki oleh seorang remaja maka semakin baik relasi interpersonal teman sebaya yang dijalin.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan bahwa sebagian besar remaja akhir di jurusan Psikologi UPI memiliki konsep diri yang positif dan relasi interpersonal teman sebaya yang baik. Oleh karena itu untuk mempertahankan ataupun meningkatkan kemampuan relasi interpersonal pada remaja akhir, sebaiknya pihak jurusan mengadakan acara ataupun training untuk meningkatkan kemampuan relasi interpersonal mahasiswanya, dan alangkah lebih baiknya jika pihak jurusan juga memfasilitasi mahasiswanya sebuah ruang konsultasi antara remaja akhir (mahasiswa) untuk konsultasi dengan dosen ataupun pihak yang berkompeten untuk mengatasi permasalahan mahasiswanya terlebih dalam hal konsep diri dan relasi interpersonal.
Download Skripsi Psikologi: Hubungan Antara Budaya Organisasi Dengan Motivasi Kerja
This research aimed not only to know how the organizational culture and civil servants motivation to work generally portray, but also toknow whether there is any significant relationship between organizational culture with the motivation to work. Population of this research is all employees in BKPPD with 36 participants as its sample who meet the research requirements. The sampling technique used in this method was saturated sampling. The research method was descriptive correlational research method with technique, where the hypothesis was tested by the Nonparametric statistic using Spearman rank correlational testing method and the significancy level was 5%. From the results of the study note that most of the employees in BKPPD positively received organizational culture. In addition most of the employees in BKPPD also has a high motivation to work. The significant between the organizational culture with motivation to work with the correlation coefficient at 0,454 this means hiring more positive the organizational culture of the higher work motivation.
Download Skripsi Psikologi: Studi Komparatif pada Remaja Laki-Laki dan Perempuan
Obesitas kini telah menjadi epidemi dunia, pertambahan penderitanya terjadi cukup signifikan tiap tahunnya. Para obeis (penderita obesitas) kebanyakan adalah perempuan. Obesitas yang terjadi pada remaja menimbulkan permasalahan fisik maupun psikologis baik pada remaja laki-laki maupun remaja perempuan. Menerima diri serta memandang kekurangan dan kelebihan secara objektif merupakan hal yang esensi untuk memecahkan permasalahan psikologis yang dialami remaja obeis. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat perbedaan penerimaan diri antara remaja laki-laki dan perempuan obeis yang mengikuti program pengurusan berat badan. Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode ex post facto. Instrumen dibuat berdasarkan teori Jersil dan telah divalidasi juga diuji reliabilitasnya. Sebanyak 39 responden dipilih berdasarkan teknik purposive sampling. Hasil dari uji statistik menggunakan Mann-Whitney U-test yaitu 0, 554 (α = 0,05). Hal ini berarti bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara remaja laki-laki dan perempuan obeis dalam penerimaan dirinya. Media masa dianggap sebagai salah satu alasan yang membuat remaja laki-laki kini lebih terobsesi untuk memiliki tubuh ideal seperti hanya remaja perempuan.
Download Skripsi Psikologi: Hubungan Antara Frekuensi Terkena Perilaku Bullying
Latar belakang penelitian ini adalah adanya fenomena yang menunjukkan bahwa maraknya tindakan bullying dalam dunia pendidikan yang dilakukan oleh guru terhadap murid atau antar sesama murid. Besarnya dampak negatif yang ditimbulkan akibat perilaku bullying terhadap para korban masih belum disadari sepenuhnya oleh masyarakat. Pada sebagian masyarakat perilaku bullying dianggap sebagai suatu hal yang wajar terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui seperti apa gambaran umum frekuensi terkena perilaku bullying dan konsep diri yang dialami oleh remaja, serta untuk mengetahui ada tidaknya hubungan yang signifikan antara frekuensi terkena perilaku bullying dengan konsep diri pada masa remaja. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMPN 40 dengan sampel sebanyak 85 orang. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif dengan teknik korelasional, dimana untuk menguji hipotesis dilakukan dengan pengujian statistik nonparametrik menggunakan metode uji korelasi rank spearman, dengan menetapkan taraf signifikansi sebesar 5%. Dari hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar siswa kelas VIII SMPN 40 pernah menjadi korban bullying dan banyak siswa yang memiliki konsep diri positif, serta terdapat hubungan yang negatif dan signifikan antara frekuensi terkena perilaku bullying dengan konsep diri pada masa remaja, dengan koefesien korelasi sebesar -0.322. Hal ini berarti bahwa semakin seseorang sering menjadi korban bullying maka akan semakin negatif konsep diri yang dimilikinya, sebaliknya semakin tidak pernah menjadi korban bullying maka semakin positif konsep dirinya.
Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui seperti apa gambaran umum frekuensi terkena perilaku bullying dan konsep diri yang dialami oleh remaja, serta untuk mengetahui ada tidaknya hubungan yang signifikan antara frekuensi terkena perilaku bullying dengan konsep diri pada masa remaja. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMPN 40 dengan sampel sebanyak 85 orang. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif dengan teknik korelasional, dimana untuk menguji hipotesis dilakukan dengan pengujian statistik nonparametrik menggunakan metode uji korelasi rank spearman, dengan menetapkan taraf signifikansi sebesar 5%. Dari hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar siswa kelas VIII SMPN 40 pernah menjadi korban bullying dan banyak siswa yang memiliki konsep diri positif, serta terdapat hubungan yang negatif dan signifikan antara frekuensi terkena perilaku bullying dengan konsep diri pada masa remaja, dengan koefesien korelasi sebesar -0.322. Hal ini berarti bahwa semakin seseorang sering menjadi korban bullying maka akan semakin negatif konsep diri yang dimilikinya, sebaliknya semakin tidak pernah menjadi korban bullying maka semakin positif konsep dirinya.
Download Skripsi Psikologi: Hubungan Antara Kesadaran Gender Dengan Sikap Terhadap Pria Metroseksual
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran umum kesadaran gender dan sikap terhadap pria metroseksual, serta untuk mengetahui ada-tidaknya hubungan positif yang signifikan antara kesadaran gender dengan sikap terhadap pria metroseksual pada responden. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan teknik korelasional. Subyek penelitian berjumlah 45 orang, yang merupakan staf redaksi surat kabar harian ‘Pikiran Rakyat’, ‘Galamedia’, dan ‘Radar Bandung’. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sample. Uji korelasi dilakukan dengan menggunakan teknik Rank Spearman. Berdasarkan uji hipotesis didapat hasil: dengan tingkat signifikansi 5%, didapat koefisien korelasi sebesar 0.458, dan nilai probabilitas sebesar 0.002. Dengan nilai p < α, maka Ha diterima. Artinya, hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan positif yang signifikan antara kesadaran gender dengan sikap terhadap pria metroseksual pada staf redaksi surat kabar harian di Kota Bandung. Sedangkan analisis statistik deskriptif menunjukkan mayoritas responden (75.56% atau 34 orang) yang terlibat dalam penelitian ini tergolong dalam kategori kesadaran gender sedang, dan mayoritas (84.44% atau 38 orang) responden tergolong dalam kategori sikap netral terhadap pria metroseksual.
Download Skripsi Psikologi: Coping Strategy Pada Individu Yang Mengalami Gangguan Identitas Gender
Waria merupakan sebutan bagi individu yang secara fisik adalah laki-laki normal, namun secara psikis mereka merasa dirinya perempuan. Dapat dikatakan bahwa jiwa mereka terperangkap dalam tubuh yang salah. Karena ketidaksesuaian antara psikis dan fisik mereka itulah maka seringkali waria mendapatkan konflik. Untuk mengatasi konflik tersebut, diperlukan kemampuan coping yang baik. Fokus dan masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah coping strategy pada waria. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data empirik mengenai coping strategy yang dilakukan oleh waria. Subjek penelitian adalah individu yang memenuhi kriteria diagnostik waria. Pemilihan subjek dilakukan dengan cara purposive berdasarkan karakteristik subjek yang ditentukan dalam penelitian ini. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori Coping Strategy dari Lazarus dan Folkman, yaitu teori yang mengemukakan dua dimensi coping yang meliputi coping yang berfokus pada masalah (problem-focused coping) dan coping yang berfokus pada emosi (emotion-focused coping). Penelitian ini adalah penelitian studi kasus deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam disertai dengan observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua subjek (Dara dan Mawar) sama-sama menggunakan kedua dimensi coping, problem-focused coping dan emotion-focused coping. Subjek I (Dara) menggunakan problem-focused coping pada saat menyatakan kondisinya yang seorang waria kepada seorang lelaki. Sedangkan subjek II (Mawar) menggunakan problem-focused coping apabila masalah yang dihadapinya adalah yang berkaitan dengan masalah pekerjaan dan masalah yang berhubungan dengan sikap dari lingkungan sekitarnya. Kedua subjek sama-sama menggunakan emotion-focused coping pada saat menghadapi masalah yang berkaitan dengan kondisi kewariaannya. Rekomendasi penelitian ini adalah diharapkan pada peneliti selanjutnya agar dapat meneliti tema yang sama dengan rentang usia dan tipe kepribadian subjek yang berbeda.
Download Skripsi Psikologi: Hubungan Antara Tipe Kepribadian Dengan Kompetensi Sosial
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengkaji hubungan antara tipe kepribadian dengan kompetensi sosial pada orang tua yang memiliki anak autis di SD Mutiara Bunda Bandung. Kerangka pemikiran yang mendasari penelitian ini adalah teori tipe kepribadian dari H.J.Eysenck (1985) dan kompetensi sosial dari Rubin & Rose Krasnor (1992). Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif dengan teknik korelasional, dimana untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan pengujian statistik parametrik dengan menggunakan metode uji korelasi product moment, dengan menetapkan taraf signifikansi sebesar 5%. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling, dimana teknik ini merupakan teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu, yaitu 20 orang tua anak autis di SD Mutiara Bunda Bandung. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner Eysenck Personality Inventory dengan reliabilitas 0.903 dan kuesioner Kompetensi Sosial dengan reliabilitas 0.962. Hasil penelitian ini adalah: 1) Terdapat 50% orang tua anak autis dengan kecenderungan tipe kepribadian ekstrovert dan memiliki kompetensi sosial yang tinggi, dan 50% orang tua anak autis dengan kecenderungan tipe kepribadian introvert dan memiliki kompetensi sosial yang rendah; 2) Sebagian besar orang tua anak autis yang berkecenderungan ekstrovert memiliki kompetensi sosial yang berfokus pada keterlibatan dalam interaksi sosial sedangkan pada orang tua anak autis yang berkecenderungan introvert memiliki kompetensi sosial yang berfokus pada pemecahan masalah interpersonal; dan 3) Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara tipe kepribadian dan kompetensi sosial pada orang tua anak autis di SD Mutiara Bunda.
Download Skripsi Psikologi: Kualitas Pelayanan Perawat Ditinjau Dari Iklim
Kualitas layanan yang diberikan rumah sakit sebagai industri jasa bergantung pada kinerja dalam bentuk pelayanan oleh SDM. RS. Paru Dr. H.A. Rotinsulu (RSPR) berusaha untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan penyesuaian iklim kerja. Hal ini tidak diimbangi dengan jumlah SDM yang sesuai. Perbedaan karakteristik seperti demografi dan tekanan kerja juga diduga memberikan dampak terhadap iklim kerja, motivasi kerja serta kualitas pelayanan. Penelitian bertujuan untuk mendapatkan data empiris mengenai kualitas pelayanan perawat ditinjau dari iklim kerja dan motivasi kerja perawat Instalasi Rawat Inap RSPR. Penelitian menggunakan metode deskriptif-analitik. Populasi penelitian ini adalah perawat dan pasien yang ada di Intalansi Rawat Inap RSPR. Penelitian ini merupakan penelitian populasi dengan jumlah 56 perawat dan 65 pasien. Instrumen yang digunakan adalah skala psikologi dengan Skala Forced Choice. Item-item yang disajikan dibuat oleh Fadilla (2008) berdasarkan penurunan dimensi kualitas pelayanan dari Parasuraman (Tjiptono&Chandra, 2007) yaitu reliability, responsiveness, assurance, empathy, dan tangibles. Instrumen iklim kerja di adaptasi dari Climate Survey Questionnaire (CSQ) dari Litwin dan Meyer (1971) yaitu conformity, responsibility, standards, rewards, clarity, dan team spirit, sedangkan item-item motivasi kerja dibuat oleh Latifi (2009) yang diturunkan dari dimensi-dimensi motivasi kerja Kinlaw (2002) yaitu match, return dan expectation. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan statistik Pearson dan Kruskal-Wallis H dengan bantuan SPSS for windows 12. Iklim kerja dan motivasi kerja memiliki arah positif. Dengan rhitung > rtabel (0,846 > 0,304), menunjukkan hubungan yang signifikan dan berarah positif antara iklim kerja dan motivasi kerja dengan kontribusi (d) sebesar 71,47%. Terdapat perbedaan iklim kerja (Hhitung = 20,825) dan motivasi kerja (Hhitung = 20,103) yang signifikan antar ruangan di Instalasi Rawat Inap. Tidak ada perbedaan kualitas pelayanan yang signifikan antar ruangan Instalasi Rawat Inap (Hhitung = 5,327). Dengan demikian kualitas pelayanan yang diberikan tidak dipengaruhi oleh iklim kerja dan motivasi kerja. Kesimpulan dari penelitian ini adalah iklim kerja dapat mempengaruhi motivasi kerja perawat, namun keduanya tidak memiliki hubungan kepada kualitas pelayanan yang diberikan kepada pasien. Rekomendasi bagi rumah sakit adalah mempertahankan kualitas pelayanan yang baik dan menciptakan iklim kerja yang lebih mendukung bagi peningkatan motivasi kerja perawat serta menambah jumlah SDM yang sesuai.
Download Skripsi Psikologi: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Motivasi
Latar belakang penelitian ini adalah adanya fenomena yang menunjukkan bahwa jumlah pengguna NAZA di Indonesia terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Meningkatnya pengguna NAZA dapat disebabkan karena penggunaan NAZA yang terus menerus dapat menyebabkan ketergantungan bagi penggunaanya. Menghilangkan ketergantungan secara psikologis yang ditimbulkan oleh penggunaan NAZA dibutuhkan waktu yang relatif lebih lama jika dibandingkan ketergantungan secara fisik. Oleh sebab itu maka dibutuhkanlah motivasi untuk pulih agar dapat menghilangkan ketergantungannya tersebut. Salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat motivasi untuk pulih yaitu konsep diri yang dimilikinya. Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka diadakan penelitian mengenai hubungan antara konsep diri dengan motivasi untuk pulih pada pecandu NAZA. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode penelitian deskriptif dengan teknik korelasional, dimana untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan pengujian statistik parametrik dengan menggunakan metode uji korelasi product moment, dengan menetapkan taraf signifikansi sebesar 5%. Sampel dalam penelitian ini adalah keseluruhan dari pecandu yang sedang menjalani rehabilitasi di Balai Pemulihan Sosial Pamardi Putera Lembang yang berjumlah 67 orang. Data penelitian diungkap dengan menggunakan dua kuesioner yaitu kuesioner konsep diri dan kuesioner motivasi untuk pulih. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsep diri dan motivasi untuk pulih memiliki hubungan yang signifikan dengan koefisien korelasi sebesar 0,295 dan signifikasi 0,015. Hal ini menunjukkan bahwa semakin positif tingkat konsep diri yang dimiliki oleh pecandu NAZA maka semakin tinggi pula tingkat motivasi untuk pulih yang dimilikinya, dan semakin negatif tingkat konsep diri yang dimiliki oleh pecandu NAZA maka semakin rendah pula tingkat motivasi untuk pulih yang dimilikinya. Berdasarkan hasil penelitian ini, rekomendasi yang dapat diberikan antara lain yaitu kepada pihak lembaga ada baiknya lebih mampu menciptakan suasana hangat di lingkungan panti dan juga program-program yang dapat meningkatkan tingkat motivasi untuk pulih dan juga konsep diri pada diri pecandu yang sedang menjalani rehabilitasi di sana. Selanjutnya untuk peneliti yang akan datang diharapkan dapat melakukan penelitian yang lebih komperensif lagi, yakni dengan menambahkan jumlah sampel, sampel dengan karakteristik yang berbeda, menggunakan metode yang berbeda, dan menambahkan variabel-variabel lain yang berhubungan dengan konsep diri dan motivasi untuk pulih.
Download Skripsi Psikologi: Karakteristik Perilaku Sosial Siswa Smp
Penelitian ini berangkat dari fenomena perilaku sosial siswa SMP yang cenderung salah suai. Hal ini disebabkan oleh salah satunya kegagalan mereka dalam menjalin hubungan sosial dengan teman sebayanya. Berdasarkan suatu penelitian lebih dari 40% remaja berinteraksi dengan teman sebaya dan menghabiskan waktunya 2 kali lebih banyak dengan teman sebaya. Berdasarkan temuan tersebut jelaslah bahwa teman sebaya memiliki peranan yang penting dalam berperilaku sosial. Selain itu siswa SMP berada pada masa remaja yang berkembang sikap compermity yang dapat memberikan dampak positif maupun negatif. Agar remaja dapat berperilaku sosial yang sesuai dengan tuntutan lingkungan, maka guru pembimbing harus memahami dulu karakteristik perilaku sosial yang nampak pada masa remaja, agar dalam memberikan bimbingan dapat efektif, tepat sasaran dan sesuai dengan kebutuhannya.
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk memperoleh gambaran karakteristik perilaku sosial siswa SMP Negeri di Kota Sukabumi Tahun Pelajaran 2007- 2008. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran perbedaan karakteristik perilaku sosial kelas 7,8, dan 9 di kota Sukabumi.
Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif. Sampel penelitian adalah siswa SMP Negeri di Kota Sukabumi dengan cara sistematik acak dengan jumlah sampel sebanyak 476 orang.
Temuan penelitian menunjukkan 78,87% siswa SMP menggambarkan karakteristik saling berbagi dengan teman sebaya mengenai keyakinan dan minat sosial sedangkan persentase yang rendah yaitu kurang membutuhkan (menolak) pengawasan dari orang tua (44,91%). Karakteristik perilaku sosial siswa SMP berdasarkan jenjang tingkatan kelas maupun berdasarkan letak geografis hampir memiliki kesamaan ada beberapa aspek yang memiliki persentase yang berbeda dengan selisih 20% keatas .
Berdasarkan hasil temuan penelitian dapat disimpulkan bahwa karakteristik perilaku sosial siswa SMP Negeri adalah : a) waktu banyak dihabiskan dengan teman sebaya; b) dalam berperilaku memiliki rujukan idola, yang dijadikan rujukan idola adalah aktris, orang tua, guru, tokoh pahlawan; c) ikut aktif berperanan dalam berbagai kegiatan kelompoknya; d) adanya keinginan mandiri; e)membutuhkan penerimaan sosial di masyarakat; e)saling berbagi dengan teman sebaya mengenai minat nilai-nilai yang ada dalam dirinya.
Peneliti merekomendasikan kepada guru pembimbing dalam melaksanakan kegiatan bimbingan Konseling sebaiknya memanfaatkan tutor sebaya agar lebih efektif. Kepada siswa agar memperhatikan penampilan diri, memahami kelebihan dan potensi yang milikinya. Kepada sekolah agar menjalin kerjasama yang baik dengan orang tua. Kepada orang tua agar menjadi model sebagai contoh dalam berperilaku. Kepada penelitian selanjutnya agar melanjutkan penelitian ini dengan teknik yang lain dan tempat yang berbeda sebagai pebanding penelitian ini.
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk memperoleh gambaran karakteristik perilaku sosial siswa SMP Negeri di Kota Sukabumi Tahun Pelajaran 2007- 2008. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran perbedaan karakteristik perilaku sosial kelas 7,8, dan 9 di kota Sukabumi.
Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif. Sampel penelitian adalah siswa SMP Negeri di Kota Sukabumi dengan cara sistematik acak dengan jumlah sampel sebanyak 476 orang.
Temuan penelitian menunjukkan 78,87% siswa SMP menggambarkan karakteristik saling berbagi dengan teman sebaya mengenai keyakinan dan minat sosial sedangkan persentase yang rendah yaitu kurang membutuhkan (menolak) pengawasan dari orang tua (44,91%). Karakteristik perilaku sosial siswa SMP berdasarkan jenjang tingkatan kelas maupun berdasarkan letak geografis hampir memiliki kesamaan ada beberapa aspek yang memiliki persentase yang berbeda dengan selisih 20% keatas .
Berdasarkan hasil temuan penelitian dapat disimpulkan bahwa karakteristik perilaku sosial siswa SMP Negeri adalah : a) waktu banyak dihabiskan dengan teman sebaya; b) dalam berperilaku memiliki rujukan idola, yang dijadikan rujukan idola adalah aktris, orang tua, guru, tokoh pahlawan; c) ikut aktif berperanan dalam berbagai kegiatan kelompoknya; d) adanya keinginan mandiri; e)membutuhkan penerimaan sosial di masyarakat; e)saling berbagi dengan teman sebaya mengenai minat nilai-nilai yang ada dalam dirinya.
Peneliti merekomendasikan kepada guru pembimbing dalam melaksanakan kegiatan bimbingan Konseling sebaiknya memanfaatkan tutor sebaya agar lebih efektif. Kepada siswa agar memperhatikan penampilan diri, memahami kelebihan dan potensi yang milikinya. Kepada sekolah agar menjalin kerjasama yang baik dengan orang tua. Kepada orang tua agar menjadi model sebagai contoh dalam berperilaku. Kepada penelitian selanjutnya agar melanjutkan penelitian ini dengan teknik yang lain dan tempat yang berbeda sebagai pebanding penelitian ini.
Download Skripsi Psikologi: Kebermaknaan Hidup Pada Pekerja Seks Komersial
Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh pemahaman mengenai pemaknaan subjek terhadap the meaning of life, the freedom of will, the will to meaning, penderitaan, serta sumber-sumber makna hidup, yaitu creative values, experiential values, dan attitudinal values, yang dihayatinya selama menggeluti pekerjaannya sebagai PSK. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode eksistensial, yang mendekati manusia secara intersubjektif dan mempergunakan prinsip fenomenologis untuk mendeskripsikan gejala sebagaimana gejala itu menampakkan dirinya pada pengamat. Subjek dalam penelitian ini adalah seorang perempuan pekerja seks komersial, yang dipilih secara purposive berdasarkan karakteristik subjek yang ditentukan dalam penelitian ini. Analisis data dilakukan dengan menggunakan reduksi fenomenologis dan reduksi eiditis. Hasil penelitian ini adalah subjek memaknai hidupnya berdasarkan experiensial values, yakni cintanya terhadap lawan jenis.
Download Skripsi Psikologi: Perbedaan Motif Konsumen Dalam Pembelian Barang Fashion
Penelitian ini didasarkan atas fenomena fashion yang semakin berkembang di kalangan remaja dan adanya pengaruh kelas sosial ekonomi dalam pembeliannya. Dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif melalui metode komparasi kelas sosial ekonomi terhadap 266 mahasiswa program S1 semester IV tahun ajaran 2010/2011 di Universitas Pendidikan Indonesia, dengan hasil sebagai berikut: 1) secara umum motif konsumen berada pada kategori sedang; 2) motif kognitif yang lebih mendominasi adalah autonomy; 3) motif afektif yang lebih mendominasi adalah reinforcement; 4) kelas sosial ekonomi atas lebih didominasi motif kognitif; 5) kelas sosial ekonomi menengah lebih didominasi motif kognitif; 6) kelas sosial ekonomi bawah lebih didominasi motif kognitif; 7) tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada motif konsumen dalam pembelian barang fashion ditinjau dari latar belakang kelas sosial ekonomi orang tua. Hasil penelitian ini direkomendasikan bagi produsen barang fashion sebagai salah satu referensi dalam mempelajari karakteristik konsumen remaja berdasarkan kelas sosial ekonominya. Diharapkan untuk penelitian selanjutnya menggunakan sampel yang lebih besar dan bervariasi, serta dapat menggunakan pendekatan kualitatif untuk mendapatkan data yang lebih mendalam.
Download Skripsi Psikologi: Hubungan Antara Gegar Budaya Dengan Motivasi Berprestasi
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang negatif antara Gegar Budaya dengan Motivasi Berprestasi pada 40 orang mahasiswa perantau di Jurusan Psikologi Universitas Pendidikan Indonesia angkatan 2009 dan 2010. Penelitian deskriptif ini menggunakan metode korelasional antara dua variabel dengan teknik analisis Korelasi Spearmen Rank. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa tidak terdapat hubungan negatif antara gegar budaya dengan motivasi berprestasi dengan rs = 0.3 pada α = 0.05 sehingga
diterima. Fenomena ini dijelaskan karena ternyata tidak selalu gegar budaya berhubungan dengan tinggi rendahnya motivasi seseorang, bahkan dapat juga membuat tinggi motivasi berprestasi meskipun dalam taraf korelasi positif yang rendah. Kesimpulannya yaitu tidak terdapat hubungan yang negatif antara gegar budaya dengan motivasi berprestasi. Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan dari penelitian ini, maka saran yang dapat disampaikan antara lain yaitu kepada para mahasiswa agar dapat meningkatkan motivasi berprestasinya disamping menghadapi sedikit masalah dalam proses penyesuaian diri pada budaya di lingkungan baru, kepada Jurusan Psikologi agar mencanangkan program/pelatihan berorientasi adaptasi budaya dan masa orientasi siswa yang didalamnya mengintegrasikan pendidikan kebudayaan sunda khususnya pada mahasiswa perantauan agar tingkat gegar budaya yang terdapat pada tingkat sedang dapat ditekan pada tingkat rendah sehingga memunculkan motivasi berprestasi yang lebih tinggi lagi dan kepada peneliti yang berminat mengembangkan penelitian ini, diharapkan dapat memperluas subjek penelitian dan mengembangkan ruang lingkup serta pembahasan terhadap aspek-aspek lain yang mungkin berkaitan dengan permasalahan ini, misalkan meneliti lebih dalam lagi dengan penelitian kualitatif, agar dapat dihasilkan penelitian yang sifatnya lebih menyeluruh dan lengkap mengenai masalah gegar budaya dan motivasi berprestasi.
Download Skripsi Psikologi: Hubungan Antara Konformitas Teman Sebaya
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) gambaran konformitas teman sebaya (peer group) remaja pada siswa laki-laki SMAN 1 Bungursari Purwakarta (2) gambaran perilaku merokok remaja pada siswa SMAN 1 Bungursari Purwakarta (3) hubungan antara konformitas teman sebaya dengan perilaku merokok remaja pada siswa laki-laki SMAN 1 Bungursari Purwakarta. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode korelasi. Alat ukur yang digunakan berupa kuisioner konformitas teman sebaya yang disusun berdasarkan teori dari Myers dan kuisioner perilaku merokok berdasarkan teori Laventhal & Clearly. Sedangkan teknik analisis yang digunakan adalah Rank Spearman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat konformitas teman sebaya berada pada kategori sedang yaitu sebesar 60% dan tingkat perilaku merokok berada pada kategori sedang yaitu 71%, namun tidak terdapat hubungan yang signifikan antara konformitas teman sebaya dengan perilaku merokok. Disamping itu diperoleh koefisien korelasi sebesar +0.035 dengan probabilitas 0.766 yang bermakna H0 diterima dan Ha ditolak. Konformitas teman sebaya (peer group) menyumbangkan 0.12% sebagai penyebab perilaku merokok remaja. Sedangkan 99.87% ditentukan oleh faktor lain. Berdasarkan hasil penelitian diharapkan pihak sekolah mampu memberikan program bimbingan dan penyuluhan mengenai bahaya merokok dan menciptakan suasana yang dapat mendorong siswa untuk mengeksplorasi diri dalam hal-hal yang positif.
Download Skripsi Psikologi: Kebermaknaan Hidup Pada Narapidana Yang Divonis Hukuman Seumur Hidup
Berada di dalam penjara dengan hukuman seumur hidup tentu bukan perkara mudah untuk melewatinya. Perubahan hidup yang harus dihadapi selama berada di dalam penjara dengan masa hukuman yang lama tentu dapat membuat seseorang merasa putus asa. Kebermaknaan hiduplah yang dapat menolong seseorang untuk terus memperjuangkan hidupnya bagaimanapun keadaannya. Oleh karena itu yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kebermaknaan hidup narapidana yang dihukum semur hidup dan sumber-sumber kebermaknaan hidupnya. Gambaran kebermaknaan hidup diperoleh dengan melihat pemahaman mengenai pemaknaan subjek terhadap the freedom of will, the will to meaning, the meaning of life, dan sumber-sumber makna hidup dari Creative Values, Experiential Values, dan Attitudinal Values, yang dihayatinya selama menjalani hukuman seumur. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Subjek dalam penelitian ini adalah seorang narapidana yang divonis hukuman seumur hidup dan telah menjalani hukuman minimal satu tahun, yang dipilih secara purposive berdasarkan karakteristik subjek yang ditentukan dalam penelitian ini. Data dikumpulkan dengan teknik wawancara mendalam dengan bantuan pedoman wawancara semi terstruktur dan divalidasi dengan teknik triangulas terhadap dokumen subjek, petugas di Lembaga Pemasyarakatan dan mengajukan pertanyaan secara berulang kepada subjek. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa subjek memiliki kebermaknaan hidup, dilihat dari penghayatan subjek terhadap the freedom of will, the will to meaning,dan the meaning of life. Subjek memaknai hidupnya berdasarkan experiential values, yakni dari kebenaran yang diperoleh dari agamanya, cinta dari keluarga, kekasih dan teman sesama warga binaan. Creative Values, melalui kegiatan yang diikuti selama berada di LP dan tujuan hidupnya. Attitudinal values, yakni melalui penerimaan terhadap hukuman seumur hidup yang tidak dapat diubah sebagai konsekuensi dari tindakan yang dilakukannya.
Download Skripsi Psikologi: Kreativitas Siswa Berdasarkan Pola Asuh Orang Tua
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kreativitas siswa kelas V SD Negeri Banjarsari Bandung Tahun Ajaran 2011/2012 berdasarkan pola asuh orang tuanya, ada tidaknya perbedaan kreativitas siswa kelas V SD Negeri Banjarsari Bandung Tahun Ajaran 2011/2012 antara pola asuh orang tua authoritative, authoritarian, permissive-indulgent, dan permissive-indifferent, serta ada tidaknya perbedaan kreativitas antara siswa kelas akselerasi dan siswa kelas reguler SD Negeri Banjarsari Bandung Tahun Ajaran 2011/2012 yang pola asuh orang tuanya authoritative, authoritarian, permissive-indulgent, dan permissive-indifferent. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan metode komparatif. Sampel penelitian menggunakan seluruh populasi siswa kelas V SD Negeri Banjarsari Bandung Tahun Ajaran 2011/2012 yang terdiri dari 34 siswa kelas akselerasi dan 41 siswa kelas reguler. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan Tes Kreativitas Verbal (TKV) yang disusun oleh Utami Munandar serta kuisioner pola asuh orang tua yang dikonstruksikan berdasarkan teori pola asuh Baumrind. Teknik analisis yang digunakan adalah Analisis Varians Satu Jalan Kruskal-Walls. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar siswa kelas V SD Negeri Banjarsari Bandung Tahun Ajaran 2011/2012 yang memiliki tingkat kreativitas yang tinggi berasal dari siswa yang pola asuh orang tuanya authoritative. Berdasarkan hasil Analisis Varians Satu Jalan Kruskal-Walls, didapatkan angka signifikansi < 0,05 (0,003 < 0,05), serta H hitung > H tabel (13,971 > 7,815), maka H0 ditolak dan Ha diterima, dengan demikian berarti terdapat perbedaan kreativitas siswa kelas V SD Negeri Banjarsari Bandung Tahun Ajaran 2011/2012 yang signifikan antara pola asuh orang tua authoritative, authoritarian, permissive-indulgent, dan permissive-indifferent, namun tidak terdapat perbedaan kreativitas antara siswa kelas akselerasi dengan siswa kelas reguler SD Negeri Banjarsari Bandung Tahun Ajaran 2011/2012 yang pola asuh orang tuanya authoritative, authoritarian, permissive-indulgent, dan permissive-indifferent. Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, peneliti merekomendasikan bagi pihak sekolah untuk dapat meningkatkan kreativitas siswa dengan cara mendorong pemikiran kreatif pada siswa, tidak mengendalikan siswa secara berlebihan, mendorong motivasi internal siswa, serta mengembangkan pemikiran yang fleksibel.
Download Skripsi Psikologi: Hubungan Interaksi Sosial Berdasarkan Teori Schutz
Penelitian ini membahas tentang hubungan interaksi sosial berdasarkan teori schutz dengan prestasi belajar siswa kelas XI IPA MAN Cipasung Tasikmalaya tahun ajaran 2010/2011. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengetahui profil interaksi sosial berdasarkan teori Schutz pada siswa kelas XI IPA di Sekolah MAN Cipasung Tasikmalaya Tahun Pelajaran 2010-2011.(2) Mengetahui profil prestasi belajar siswa kelas XI IPA di Sekolah MAN Cipasung Tasikmalaya Tahun Pelajaran 2010-2011. (3) Mengetahui apakah terdapat hubungan yg signifikan antara interaksi sosial berdasarkan teori Schutz dengan prestasi belajar siswa kelas XI IPA MAN Cipasung Tasikmalaya Tahun Pelajaran 2010-2011. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas XI IPA MAN Cipasung Tasikmalaya tahun ajaran 2010/2011 yang berjumlah 140 orang. Sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah 100 orang siswa kelas XI IPA tahun ajaran 2010/2011 yang dipilih secara random. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif korelasional. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa angket interaksi sosial dan prestasi belajar menggunakan studi dokumentasi yaitu nilai harian semester tiga kelas XI IPA MAN Cipasung Tasikmalaya Tahun Ajaran 2010/2011. Berdasarkan hasil uji korelasi dengan menggunakan teknik korelasi Rank Spearman, diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,050. Angka 0,050 termasuk kategori sangat rendah. Sedangkan hasil signifikansi 0,622. Angka 0,622 > 0,05 yang berarti H0 diterima dan H1 ditolak. Artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel interaksi sosial dengan prestasi belajar siswa kelas XI IPA MAN Cipasung Tasikmalaya tahun ajaran 2010/2011. Jadi kesimpulannya interaksi sosial bukan merupakan faktor/ pokok utama yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa. Berdasarkan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa interaksi sosial secara umum berada pada kategori sedang, maka rekomendasi bagi pihak sekolah, yaitu sebaiknya memberikan bimbingan kepada siswa untuk mengembangkan komunikasi agar siswa dapat berinteraksi sosial yang baik agar dapat berkembang dengan maksimal, kemudian orang tua diharapkan dapat membangun komunikasi yang baik dengan anak-anaknya, dan memberikan pemahaman mengenai cara berinteraksi sosial yang baik juga agar menjadi motivator yang baik pula untuk anaknya agar anak dapat lebih meningkatkan prestasi belajarnya.
Download Skripsi Psikologi: Hubungan Antara Kemandirian Remaja Dengan Prestasi Belajar
Kemandirian dalam kehidupan remaja dipandang penting, artinya menjadi orang yang mandiri, orang yang mampu menentukan dan mengelola diri sendiriadalah salah satu dari tugas perkembangan yang fundamental pada masa remaja.Tidak adanya kemandirian pada anak akan menghasilkan berbagai macam problem perilaku misalnya rendahnya harga diri, pemalu, tidak punya motivasi sekolah, kebiasaan belajar yang jelek, perasaan tidak aman dan kecemasan. Perilaku tersebut seringkali terjadi pada saat anak memasuki usia remaja karena pada proses perkembangannya, remaja sedang mengalami masa pencarian identitas diri. SMA Cahaya Madani Banten Boarding School merupakan sekolah asrama yang mendidik anak baik dalam hal agama, akademik, sosial, ekonomik, maupun kepribadian individu.Sekolah yang dilengkapi dengan asrama ini menumbuhkan rasa kemandirian pada siswa yang dapat mempengaruhi tingkat prestasi belajarnya, namun pada kenyataannya tidak semua siswa memiliki perilaku mandiri.
Penelitian ini dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran mengenai kemandirian remaja dan prestasi belajar pada siswa serta hubungan diantara keduanya pada siswa kelas XI SMA Cahaya Madani Banten Boarding School.Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode korelasional.Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner untuk mengetahui gambaran kemandirian remaja yang disusun berdasarkan teori yang dikembangkan oleh Steinberg.Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI sebanyak 90 orang.Untuk menentukan korelasi, peneliti membagi ke dalam dua bagian, yaitu kelas IPA dan kelas IPS.Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemandirian remaja pada kelas IPA cenderung rendah.Berdasarkan hasil uji korelasional dengan teknik product moment, didapat koefisien korelasi sebesar 0,245.Sedangkan hasil penelitian pada kelas IPS, menunjukkan kemandirian remaja yang cenderung sedang dengan koefisien korelasi sebesar 0.503 dengan menggunakan tekhnik Rank Spearmen.Ini berarti semakin tinggi kemandirian yang dimiliki siswa, semakin tinggi pula tingkat prestasinya.
Untuk penelitian selanjutnya, disarankan untuk memilih tempat dan subjek yang lebih banyak jumlahnya, agar hasilnya lebih variatif.Selain itu peneliti selanjutnya juga dapat mengembangkan hasil penelitian yang telah ditemukan yaitu mengenai perbedaan kemandirian dan prestasi belajar berdasarkan jenis kelamin.
Download Skripsi Psikologi: Hubungan Antara Kepuasan Kerja Dengan Disiplin Kerja Karyawan
Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Barat merupakan salah satu lembaga yang berperan dalam mengembangkan, meningkatkan kualitas dan mengkoordinasi unsur pendidikan dalam masyarakat di tingkat propinsi. Di lembaga inilah aktifitas para karyawan diharapkan mampu berperan dalam mewujudkan suatu pola pendidikan serta mampu mengatasi segala permasalahan yang berhubungan dengan kualitas pendidikan di seluruh wilayah propinsi. Kepuasan kerja karyawan harus diciptakan sebaik mungkin agar moral kerja, dedikasi, kecintaan dan kedisiplinan karyawan dapat meningkat. Bila kedisiplinan tidak dapat ditegakkan, kemungkinan tujuan yang telah ditetapkan oleh suatu organisasi tidak akan tercapai. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data empiris mengenai kepuasan kerja dan disiplin kerja dalam menghadapi tuntutan bekerja sebagai seorang karyawan, dan hubungan antara kepuasan kerja dengan disiplin kerja pada karyawan subbagian kepegawaian di kantor Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Barat. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif-korelasional dengan menggunakan teknik simple random sampling sebagai teknik pengambilan sampel. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner berskala Likert. Item-item kepuasan kerja yang disajikan dibuat berdasarkan penurunan dimensi definisi operasional dari faktor kepuasan kerja dari Luthans (1998:145). Sedangkan item-item disiplin kerja diambil dari penurunan dimensi indikator disiplin kerja dari Soejono (1997 : 67). Teknik analisis data yang digunakan adalah uji koefisien korelasi Pearson Product Moment dengan menggunakan bantuan software SPSS for windows versi 17. Hasil penelitian diperoleh koefisien korelasi antara kepuasan kerja dengan disiplin kerja pada karyawan subbagian kepegawaian di kantor Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Barat sebesar 0,399 dan signifikan pada α = 0,000. Artinya terdapat hubungan positif yang signifikan antara variabel X (Kepuasan Kerja) dengan variabel Y (Disiplin Kerja). Kontribusi kepuasan kerja dengan disiplin kerja karyawan sebesar 15,92%. Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat hubungan signifikan yang positif dan rendah antara kepuasan kerja dengan disiplin kerja pada karyawan subbagian kepegawaian di kantor Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Barat. Artinya, semakin tinggi tingkat kepuasan kerja maka semakin tinggi pula tingkat disiplin kerja karyawan.
Download Skripsi Psikologi: Hubungan Antara Religiusitas Agama Islam Dan Penyesuaian Sosial
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data empirik mengenai hubungan antara religiusitas agama Islam dan penyesuian sosial sekolah pada remaja, serta untuk mengetahui seberapa besar kontribusi variabel religiusitas agama Islam terhadap penyesuaian sosial sekolah.Metode yang digunakan adalah deskriptif korelasional.Sampel penelitian berjumlah 70 orang yang diambil melalui teknik simple random sampling, dengan kriteria populasi adalah remaja usia 15-18 tahun yang beragama Islam dan tercatat sebagai siswa-siswi kelas X SMK Angkasa Bandung. Instrumen yang digunakan adalah skala religiusitas agama Islam yang disusun berdasarkan dimensi religiusitas Glock and Stark (Ancok dan Suroso, 2008) dengan nilai reliabilitas sebesar 0.995 dan skala penyesuaian sosial sekolahdisusun berdasarkan dimensi yang ada pada teori penyesuaian sosial dari Schneider (1964) dengan nilai reliabilitas sebesar 0.994.Pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi pearson product moment.Hasil yang diperoleh sebesar +0.598 dengan signifikansi 0.000 (0.000 < 0.05) yang berarti H0 ditolak.Besarnya kontribusi yang diberikan oleh variabel religiusitas agama Islam terhadap penyesuaian sosial sekolah adalah 35.7%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara religiusitas agama Islam dan penyesuaian sosial sekolah pada remaja, Rekomendasi dari peneliti bagi pihak sekolah agar senanatiasa memberikan bimbingan bagi siswa dalam berperilaku, mengembangkan program-program keagamaan yang lebih intensif, dan tidak serta merta memberi label negatif pada siswa-siwa yang bermasalah. Bagi orang tua hendaknya dapat menciptakan pendidikan agama yang baik di rumah dan mendukung penuh anak untuk dapat melakukan penyesuaian sosial di lingkungan sekolah.Sedangkan bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat memperluas kriteria remaja untuk dijadikan subjek penelitian dan menggunakan metode lain yang dapat menjelaskan religiusitas agama Islam dan penyesuaian sosial secara lebih detail.
Download Skripsi Psikologi: Hubungan Antara Tingkat Kecemasan Ketika Menghadapi Ujian
Penelitian ini membahas mengenai hubungan antara tingkat kecemasan ketika menghadapi ujian dengan prestasi belajar siswa kelas VII SMP Negeri 1 Haurgeulis. Tujuan dalam peneltian ini adalah untuk memperoleh profil tingkat kecemasan ketika menghadapi ujian, profil prestasi belajar, dan untuk mengetahui hubungan antara tingkat kecemasan ketika menghadapi ujian dengan prestasi belajar siswa kelas VII SMP Negeri 1 Haurgeulis kabupaten Indramayu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional, dengan pendekatan kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 1 Haurgeulis yang berjumlah 308 orang. Sedangkan sampelnya adalah sebagian siswa-siswi kelas VII SMP Negeri 1 Haurgeulis yang dipilih secara random sebanyak 80 orang.Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa angket kecemasan dan hasil belajar yang diperoleh melalui studi dokumentasi. Berdasarkan hasil uji korelasi dengan menggunakn teknik korelasi Rank Spearmen, diperoleh koefisien korelasi sebesar -0,179 (kategori sangat rendah) dan hasil signifikansi 0,112 > a= 0,05 yang berarti Ho diterima dan Ha ditolak. Hasil kategorisasi tingkat kecemasan ketika menghadapi ujian siswa kelas VII SMP Negeri 1 Haurgeulis Tahun Ajaran 2010/2011 secara umum berada pada kategori sedang. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka peneliti merekomendasikan bagi pihak sekolah hendaknya guru dapat menciptakan minat dan motivasi yang cukup pada siswa untuk berprestasi tanpa menciptakan keadaan-keadaan yang menekan.
Download Skripsi Psikologi: Perbedaan Motif Konsumen Dalam Pembelian Barang Fashion
Penelitian ini didasarkan atas fenomena fashion yang semakin berkembang di kalangan remaja dan adanya pengaruh kelas sosial ekonomi dalam pembeliannya. Dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif melalui metode komparasi kelas sosial ekonomi terhadap 266 mahasiswa program S1 semester IV tahun ajaran 2010/2011 di Universitas Pendidikan Indonesia, dengan hasil sebagai berikut: 1) secara umum motif konsumen berada pada kategori sedang; 2) motif kognitif yang lebih mendominasi adalah autonomy; 3) motif afektif yang lebih mendominasi adalah reinforcement; 4) kelas sosial ekonomi atas lebih didominasi motif kognitif; 5) kelas sosial ekonomi menengah lebih didominasi motif kognitif; 6) kelas sosial ekonomi bawah lebih didominasi motif kognitif; 7) tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada motif konsumen dalam pembelian barang fashion ditinjau dari latar belakang kelas sosial ekonomi orang tua. Hasil penelitian ini direkomendasikan bagi produsen barang fashion sebagai salah satu referensi dalam mempelajari karakteristik konsumen remaja berdasarkan kelas sosial ekonominya. Diharapkan untuk penelitian selanjutnya menggunakan sampel yang lebih besar dan bervariasi, serta dapat menggunakan pendekatan kualitatif untuk mendapatkan data yang lebih mendalam.
Download Skripsi Psikologi: Hubungan Antara Persepsi Mengenai Perubahan Organisasi
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara empirik kejelasan hubungan antara persepsi mengenai perubahan organisasi dengan organizational citizenship behavior. Penelitian ini dilaksanakan pada pegawai Badan Perpustakaan dan Kearsipan Daerah (BAPUSIPDA) JABAR sebanyak 118 dari 197 orang pegawai. Data penelitian diperoleh dengan menggunakan kuesioner untuk mengetahui gambaran umum persepsi mengenai perubahan organisasi dan organizational citizenship behavior. Data dianalisis dengan menggunakan teknik korelasi Pearson Product Moment dengan α = 0,05 dan bamtuan software SPSS Versi 17.0. for windows. Hasil penelitian menunjukkan korelasi yang positif dan signifikan anatara persepsi mengenai perubahan organisasi dengan organizational citizenship behavior pada pegawai BAPUSIPDA JABAR dengan tingkat hubungan yang rendah dengan koefisien korelasi sebesar +0,301. Hasil korelasi yang rendah ini mungkin dikarenakan adanya faktor-faktor lain yang berhubungan dengan organizational citizenship behavior. Saran bagi lembaga dapat memberikan penejelasan kepada pegawai mengenai tujuan dan manfaat perubahan baik bagi organisasi dan bagi pegawai itu sendiri. Sehingga lembaga dapat mempertahankan keterlibatan pegawai secara langsung dalam aktivitas kerja dan meningkatkan tanggung jawab kerja agar berkembangnya organizational citizenship behavior dalam diri pegawai.
Download Skripsi Psikologi: Program Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Mengembangkan Kemampuan Penyesuaian Diri Siswa
Penelitian berangkat dari fenomena penyesuaian diri siswa SMA yang cenderung maladjustment. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di SMAN 6 Bandung, terdapat indikasi siswa kelas X belum mampu menyesuaikan diri secara optimal. Agar perkembangan penyesuaian diri siswa optimal, maka perlu disusun program bimbingan pribadi sosial untuk mengembangkan kemampuan penyesuaian diri siswa. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif. Data yang diperoleh dalam penelitian dijadikan rumusan program bimbingan pribadi sosial untuk mengembangkan kemampuan penyesuaian diri siswa. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar siswa kelas X SMAN 6 Bandung tahun ajaran 2011/2012 memiliki penyesuaian diri pada kategori sedang. Program bimbingan pribadi sosial dibuat berdasarkan indikator terendah dalam setiap aspek. Program yang dihasilkan penelitian ini masih bersifat hipotetik. Oleh sebab itu peneliti selanjutnya direkomendasikan untuk mengujicobakannya sehingga diketahui tingkat efektivitas program tersebut.
Download Skripsi Psikologi: Analisis Komunikasi Terapeutik Keluarga Terhadap Anggota Keluarga
Mutia Dwi Santika (0704949). ANALISIS KOMUNIKASI TERAPEUTIK KELUARGA TERHADAP ANGGOTA KELUARGA SKIZOFRENIA (Studi Deskriptif Kualitatif terhadap Anggota Keluarga yang Menjadi Caregiver Bagi Anggota Keluarga dengan Skizofrenia). Skripsi pada Jurusan Psikologi FIP UPI, Bandung (2011).Ketika ada satu anggota keluarga yang mengidap penyakit atau kelainan tertentu, orang yang pertama mengetahui, menjaga dan merawatnya adalah keluarganya. Karena itu, peran keluarga dalam perawatan kesehatan individu menjadi sangat vital. Keluarga yang hidup bersama dan merawat anggota keluarga yang mengidap skizofrenia harus memahami mengenai hal-hal tertentu yang mungkin tidak harus dipahami oleh keluarga yang merawat anggota keluarga dengan penyakit atau kelainan selain skizofrenia. Salah satu hal yang terlihat sepele namun menjadi sangat penting untuk dikuasai keluarga yang merawat anggota keluarga pengidap skizofrenia adalah keahlian berkomunikasi. Komunikasi yang dilakukan keluarga terhadap anggota keluarga skizofrenia dapat meminimalisir munculnya gejala kelainan skizofrenia dan sebaliknya komunikasi juga dapat merangsang timbulnya gejala kelainan pada anggota keluarga skizofrenia. Komunikasi yang dapat membantu proses pemulihan pasien atau anggota keluarga yang mengidap suatu penyakit atau kelainan dinamakan komunikasi terapeutik. Yang menjadi permasalahan adalah apakah keluarga yang merawat pasien skizofrenia memahami teknik berkomunikasi yang benar untuk pasien skizofrenia atau tidak. Karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis gambaran komunikasi terapeutik yang dilakukan keluarga terhadap anggota keluarga dengan skizofrenia. Teori yang digunakan untuk mengetahui hal tersebut adalah teori komunikasi keluarga terhadap anggota keluarga skizofrenia dari Kim T. Mueser dan Susan Gingerich. Penelitian dilakukan dengan metode kualitatif yaitu wawancara dan observasi terhadap pasangan suami istri yang merawat adiknya yang didiagnosis skizofrenia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasangan tersebut belum sepenuhnya mengetahui dan melakukan komunikasi terapeutik yang seharusnya dilakukan terhadap pasien skizofrenia, sehingga gejala kelainan pada pasien skizofrenia seringkali muncul dan membuat pengobatan medis yang sedang diusahakan keluarga seakan tidak ada hasilnya. Kehadiran pasien skizofrenia dalam keluarga subjek juga menimbulkan dampak terganggunya komunikasi antar anggota keluarga, terganggunya usaha rekreasi keluarga, dan kemungkinan terjadinya modelling terhadap perilaku skizofrenia pada anak. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, keluarga yang merawat anggota keluarga dengan skizofrenia diharapkan dapat memahami kepentingan aspek komunikasi dalam merawat anggota keluarga skizofrenia dan menguasai keahlian berkomunikasi ketika berkomunikasi dengan anggota keluarga skizofrenia.
Download Skripsi Psikologi: Hubungan Perceived Social Support Teman Sebaya Dengan Prokrastinasi Akademik
Nesya Fitriani (0705222). Hubungan Perceived Social Support Teman Sebaya dengan Prokrastinasi Akademik Mahasiswa Jurusan Psikologi FIP UPI Angkatan 2005 – 2007. Skripsi Jurusan Psikologi FIP UPI, Bandung 2011.Prokrastinasi sudah menjadi hal yang lumrah terjadi di kalangan mahasiswa, salah satunya dalam pengerjaan skripsi. Selama proses pengerjaannya, mahasiswa kerap menemui hambatan yang dapat menyebabkan stres dan menimbulkan keengganan untuk menyelesaikannya. Prokrastinasi akademik dilakukan sebagai bentuk upaya untuk mengatasi tuntutan dan hambatan yang muncul pada saat menyelesaikan skripsi. Ketersediaan dukungan sosial dari teman sebaya yang dirasakan mahasiswa dapat menjadi faktor yang dapat memfasilitasi perubaan perilaku. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara empirik kejelasan hubungan antara perceived social support teman sebaya dengan prokrastinasi akademik mahasiswa Jurusan Psikologi FIP UPI angkatan 2005 – 2007, yaitu pada sebanyak 40 mahasiswa yang telah mengontrak mata kuliah skripsi minimal 2 kali. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode korelasional. Alat ukur yang digunakan adalah instrumen perceived social support teman sebaya dan instrumen prokrastinasi akademik yang masing-masing memliki nilai reliabilitas sebesar 0,925 dan 0,848. Data dianalisis dengan menggunakan korelasi Pearson Product Moment. Berdasarkan analisis data yang dilakukan, diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar -0,559 dengan p = 0,000 (p < 0,05). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang negatif dan signifikan antara perceived social support teman sebaya dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa Jurusan Psikologi FIP UPI angkatan 2005 – 2007, yaitu berada pada taraf sedang. Rekomendasi bagi peneliti berikutnya adalah untuk meneliti faktor-faktor penyebab prokrastinasi akademik.
Download Skripsi Psikologi: Hubungan Antara Persepsi Terhadap Kepemimpinan Transformasional
Nadiya Mahmudah (0703939). Hubungan antara Persepsi terhadap Kepemimpinan Transformasional Pemimpin dengan Keterikatan Kerja Pada Karyawan Di Bidang SDM PT. POS Indonesia (Persero) Kota Bandung. Skripsi. Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung (2011). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) persespi terhadap kepemimpinan transformasional yang diterapkan oleh pimpinan bidang SDM PT. Pos Indonesia (Persero) Kota Bandung, (2), gambaran umum mengenai keterikatan kerja pada karyawan bidang SDM di PT. Pos Indonesia (Persero) Kota Bandung dan (3) apakah terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi terhadap kepemimpinan transformasional pemimpin dengan keterikatan kerja pada karyawan bidang SDM di PT. Pos Indonesia (Persero) Kota Bandung. Sampel penelitian adalah 48 karyawan bidang SDM PT. Pos Indonesia (Persero) Kota Bandung. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif korelasional. Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner kepemimpinan transformasional yang disusun berdasarkan teori dari Bass (1998) dan keterikatan kerja yang disusun berdasarkan teori dari Schiemann (2011) . Sedangkan teknik analisi yang digunakan adalah korelasi Pearson Product Moment. Hasil penelitian menunjukkan kepemimpinan transformasional dan keterikatan kerja bidang SDM di PT. Pos Indonesia (Persero) Kota Bandung berada pada kategori sedang yaitu sebesar 64,58% dan 72,91%. Disamping itu diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,479 dengan probabilitas 0,001 yang bermakna H0 ditolak dan Ha diterima. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan dan positif antara, persepsi terhadap kepemimpinan transformasional pemimpin dengan keterikatan kerja pada karyawan bidang SDM di PT. Pos Indonesia (Persero) Kota Bandung. artinya semakin tinggi kepemimpinan transformasional maka semakin tinggi keterikatan kerja karyawan. Sebaliknya semakin rendah kepemimpinan transformasional siswa maka semakin rendah keterikatan karyawan.
Download Skripsi Psikologi: Hubungan Antara Konflik Peran Dan Locus Of Control
Erna Kusumah Putri (0704494). “Hubungan antara Konflik Peran dan Locus of Control dengan psychological Well-Being pada Mahasiswi yang Telah Menikah (Studi Deskriptif pada Mahasiswi UPI yang Telah Menikah). Skripsi Jurusan Psikologi Universita Pendidikan Indonesia Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara konflik peran dalam menjalankan kehidupan keluarga serta perkuliahan pada mahasiswi UPI yang telah menikah dan sumber keyakinan yang dimiliki mahasiswi atas peristiwa kehidupannya (locus of control) dengan kondisi kesejahteraan psikologis (psychological well-being) mahasiswi UPI yang telah menikah tersebut. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kuantitatif dan pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner Carlson’s Multidimensional Work-Family Conflict (0,704), Levenson’s Multidimensional Locus of Control (0,766), dan Riyff’s Scale of Psychological Well-Being (0,893). Dalam penelitian ini, mahasiswi UPI yang telah menikah mengalami konflik peran yang dominan pada konflik peran karena perkuliahan yang mempengaruhi keluarga, mahasiswi UPI yang telah menikah memiliki kecenderungan internal locus of control, dan psychological well-being mahasiswi UPI yang telah menikah tergolong tinggi. Pengujian satistik menggunakan teknik Rank Spearman (α = 0,05) dengan menggunakan bantuan Software SPSS Versi 17,0. for Windows diperoleh konflik peran dan psychological well-being memiliki hubungan sebesar -0,192, hubungan locus of control dengan psychological well-being sebesar -0,043, dan hubungan konflik peran dengan locus of control sebesar -0,117. Nilai korelasi tersebut menunjukkan bahwa konflik peran bukan satu-satunya yang berkontribusi mempengaruhi tingkat psychological well-being mahasiswi, locus of control bukan satu-satunya yang berkontribusi mempengaruhi psychological well-being yang dimiliki mahasiswi, dan konflik peran mahasiswi bukan satu-satunya ditentukkan oleh locus of control yang dimiliki mahasiswi UPI yang telah menikah. Rekomendasi peneliti untuk peneliti selanjutnya adalah agar menambahkan variabel eksternal dalam penelitian dan dilakukan terhadap sampel dan karakteristik yang lebih luas. Sedangkan untuk institusi diharapkan dapat menjadi referensi awal untuk pembekalan mahasiswi yang telah atau akan menikah.
Download Skripsi Psikologi: Konsep Diri Dan Perceived Social Support Wanita Yang Mengalami Penyakit
Risma Dwipangesty (0700602). Konsep Diri dan Perceived Social Support Wanita yang Mengalami Penyakit Kanker Payudara (Studi Kasus Terhadap Tiga Orang Pasien RSUP Dokter Hasan Sadikin Bandung). Skripsi Jurusan Psikologi FIP UPI, Bandung (2011). Bagi wanita, mengalami penyakit kanker payudara dapat menjadi suatu peristiwa kehidupan yang tidak menyenangkan. Peristiwa tersebut cenderung akan mempengaruhi konsep diri. Dalam menghadapi peristiwa tersebut, dukungan sosial yang dirasakan wanita yang mengalami penyakit tersebut sangat dibutuhkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsep diri dan perceived social support wanita yang mengalami penyakit kanker payudara. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain studi kasus. Subjek dalam penelitian ini dipilih secara purpossive, yaitu tiga orang wanita yang mengalami penyakit kanker payudara stadium I-IV, menjalani pengobatan medis dan telah menerima tindakan operatif, menikah, dan berada dalam rentang usia 30 sampai 40 tahun. Data dikumpulkan dengan teknik wawancara mendalam dan observasi. Data divalidasi dengan teknik triangulasi dan member check. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa pada penelitian ini wanita yang mengalami penyakit kanker payudara memiliki gambaran konsep diri dan perceived social support yang berbeda-beda. Konsep diri subjek dalam penelitian ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu strategi coping, komitmen agama, dan perceived social support. Subjek yang memiliki latar belakang keluarga yang memberikan perhatian dan penerimaan serta merasakan adanya dukungan sosial yang dibutuhkan selama masa sakit memiliki konsep diri yang positif. Subjek yang memiliki latar belakang keluarga yang tidak memberikan perhatian dan penerimaan serta tidak merasakan adanya dukungan sosial yang dibutuhkan selama masa sakit memiliki konsep diri yang negatif. Rekomendasi dari penelitian ini adalah diharapkan pihak-pihak yang menangani dan merawat pasien yang mengalami penyakit kanker payudara dapat meningkatkan pelayanan dukungan sosial terhadap aspek psikologis penderita dan lebih peka melihat dukungan yang dibutuhkan oleh penderita selama masa sakit. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan dapat mengkaji lebih dalam konsep diri wanita yang mengalami penyakit kanker payudara dari perkembangan yang dilaluinya, sehingga hasil penelitian lebih kaya dan diperoleh pemaparan mengenai latar belakang pembentukan konsep diri yang lebih jelas.
Download Skripsi Psikologi: Gambaran Resistensi Terhadap Perubahan Pada Pengurus Organisasi Kemahasiswaan
Angga Rulli Putra (0704956). Gambaran Resistensi terhadap perubahan pada Pengurus Organisasi Kemahasiswaan (BEM) di Universitas Pendidikan Indonesia. Skripsi Jurusan Psikologi, FIP UPI Bandung (2011).Organisasi kemahasiswaan di UPI selalu dihadapkan pada perubahan organisasi, sehingga menuntut pengurus organisasi di dalamnya harus siap menghadapi perubahan tersebut, namun pada kenyataannya muncul resistensi terhadap perubahan tersebut. Resistensi terhadap perubahan organisasi pada pengurus organisasi kemahasiswaan dipengaruhi oleh karakteristik personal serta karakteristik organisasi itu sendiri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran resistensi terhadap perubahan organisasi, perbedaan antar fakultas, serta dimensi resistensi terhadap perubahan yang dominan pada pengurus organisasi kemahasiswaan di UPI Bandung.
Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner resistensi terhadap perubahan. Populasi dalam penelitian ini adalah pengurus organisasi (BEM) di UPI dengan jumlah sampel sebanyak 100 orang. Teknik Analisis yang digunakan adalah dengan teknik analisis deskriptif dan uji perbedaan Analisis varians dengan derajat kebebasan 0.05.Hasil penelitian menunjukkan bahwa resistensi terhadap perubahan pengurus organisasi kemahasiswaan paling dominan berada pada kategori sedang serta tidak terdapat perbedaan resistensi terhadap perubahan pengurus organisasi kemahasiswaan (BEM) di UPI berdasarkan asal fakultasnya. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa dimensi reaksi emosional paling kuat mempengaruhi resistensi terhadap perubahan pengurus organisasi kemahasiswaan di UPI.
Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner resistensi terhadap perubahan. Populasi dalam penelitian ini adalah pengurus organisasi (BEM) di UPI dengan jumlah sampel sebanyak 100 orang. Teknik Analisis yang digunakan adalah dengan teknik analisis deskriptif dan uji perbedaan Analisis varians dengan derajat kebebasan 0.05.Hasil penelitian menunjukkan bahwa resistensi terhadap perubahan pengurus organisasi kemahasiswaan paling dominan berada pada kategori sedang serta tidak terdapat perbedaan resistensi terhadap perubahan pengurus organisasi kemahasiswaan (BEM) di UPI berdasarkan asal fakultasnya. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa dimensi reaksi emosional paling kuat mempengaruhi resistensi terhadap perubahan pengurus organisasi kemahasiswaan di UPI.
Download Skripsi Psikologi: Program Bimbingan Untuk Mengembangkan Self Esteem Anak Jalanan
Penelitian mengenai Program Bimbingan untuk Mengembangkan Self Esteem Anak Jalanan (Studi terhadap Anak Jalanan di Harry Roesli Foundation –BandungTahun 2007/2008) dilakukan karena semakin banyaknya anak jalanan. Timpangnya pemenuhan kebutuhan dasar, mengakibatkan anak jalanan berada dalam situasi yang tidak mendukung untuk mengembangkan diri serta tumbuh dan berkembang dengan optimal. Akibatnya mereka memiliki harga diri (self esteem) yang rendah. Mereka tidak memiliki perasaan aman untuk bertindak, mengalami pengalaman yang membentuk pemikiran negatif tentang diri anak, dan menerima penolakan. Untuk memfasilitasi perkembangan self esteem, mereka perlu program yang tepat, yakni program yang sesuai dengan kebutuhan mereka berkaitan dengan pengembangan self esteem.
Dalam rangka penyusunan program bimbingan yang dimaksud, maka perlu dilakukan penelitian yang berjudul Program Bimbingan Untuk Mengembangkan Self Esteem Anak Jalanan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai profil self esteem anak jalanan dan self esteem harapan anak jalanan sebagai dasar dalam penyusunan program bimbingan. Manfaat dari penyusunan program yang dimaksud adalah program yang dapat memfasilitasi anak jalanan untuk mengungkapkan ketakutan, kecemasan dan keinginannya sehingga akan muncul kesadaran untuk mengembangkan diri yang akan mengarah pada pembentukan self esteem yang tinggi, agar dapat menata kembali kehidupannya ke arah yang lebih baik.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian secara spesifik dengan menggunakan angka statistik. Dalam penelitian ini pendekatan kuantitatif yang digunakan bertujuan untuk mengungkap kebutuhan layanan bimbingan yang dibutuhkan.
Hasil Penelitian menunjukan bahawa profil self esteem anak jalanan di HRF berada dalam kategori sedang. Profil self esteem pada aspek mencintai diri (self love) berada dalam kategori tinggi sedangkan aspek percaya diri berada dalam kategori sedang, sehingga percaya diri merupakan aspek yang harus diperhatikan untuk dikembangkan. Program bimbingan dirancang berdasarkan gambaran profil dan self eteem harapan anak jalanan. Secara keseluruhan, proses bimbingan untuk mengembangkan self esteem anak jalanan dapat menggunakan teknik dinamika kelompok dan individu dengan menggunakan pendekatan preventif dan pengembangan.
Program yang telah disusun dapat digunakan oleh pihak HRF untuk pengembangan self esteem anak jalanan yang berada di bawah naungannya.
Dalam rangka penyusunan program bimbingan yang dimaksud, maka perlu dilakukan penelitian yang berjudul Program Bimbingan Untuk Mengembangkan Self Esteem Anak Jalanan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai profil self esteem anak jalanan dan self esteem harapan anak jalanan sebagai dasar dalam penyusunan program bimbingan. Manfaat dari penyusunan program yang dimaksud adalah program yang dapat memfasilitasi anak jalanan untuk mengungkapkan ketakutan, kecemasan dan keinginannya sehingga akan muncul kesadaran untuk mengembangkan diri yang akan mengarah pada pembentukan self esteem yang tinggi, agar dapat menata kembali kehidupannya ke arah yang lebih baik.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian secara spesifik dengan menggunakan angka statistik. Dalam penelitian ini pendekatan kuantitatif yang digunakan bertujuan untuk mengungkap kebutuhan layanan bimbingan yang dibutuhkan.
Hasil Penelitian menunjukan bahawa profil self esteem anak jalanan di HRF berada dalam kategori sedang. Profil self esteem pada aspek mencintai diri (self love) berada dalam kategori tinggi sedangkan aspek percaya diri berada dalam kategori sedang, sehingga percaya diri merupakan aspek yang harus diperhatikan untuk dikembangkan. Program bimbingan dirancang berdasarkan gambaran profil dan self eteem harapan anak jalanan. Secara keseluruhan, proses bimbingan untuk mengembangkan self esteem anak jalanan dapat menggunakan teknik dinamika kelompok dan individu dengan menggunakan pendekatan preventif dan pengembangan.
Program yang telah disusun dapat digunakan oleh pihak HRF untuk pengembangan self esteem anak jalanan yang berada di bawah naungannya.
Download Skripsi Psikologi: Hubungan Antara Pengalaman Perlakuan Tindak Kekerasan
Penelitian berangkat dari fenomena pengalaman perlakuan tindak kekerasan yang dialami remaja di Indonesia yang dipantau berdasarkan hasil monitoring data kekerasan oleh Komisi Perlindungan Anak Indonesia. Pelaku tindak kekerasan dalam penelitian adalah orang dewasa yang notabene sebagai orang yang mejaga dan melindungi anak. Pengalaman perlakuan tindak kekerasan yang berlangsung lama dan intensif akan menimbulkan persoalan kritis menyangkut harga diri, rasa percaya diri dan sense of identity. Sedangkan harga diri yang merupakan bentuk dari konsep diri menimbulkan perasaan dan sikap percaya diri, diri berharga, diri mampu, dan perasaan berguna dan penting di dunia. Individu seharusnya memperoleh harga diri dari kemampuan diri sendiri bukan dari ketenaran eksternal yang tidak dapat dikontrol yang membuat tergantung kepada orang lain. Penelitian dilakukan terhadap sejumlah siswa Kelas XI SMA Pasundan 2 Bandung dengan tujuan untuk memperoleh data mengenai; gambaran umum pengalaman perlakuan tindak kekerasan yang dialami siswa SMA Pasundan 2 Bandung, harga diri remaja SMA Pasundan 2 Bandung dan hubungan antara pengalaman perlakuan tindak kekerasan dengan harga diri remaja SMA Pasundan 2 Bandung. Penelitian menggunakan metode deskriptif, dengan teknik pengumpulan data melalui angket, kepada 102 siswa kelas XI SMA Pasundan 2 Bandung tahun pelajaran 2007-2008. Instrumen pengumpul data yang digunakan adalah Instrumen non-tes pengalaman perlakuan tindak kekerasan dan harga diri remaja dalam bentuk force-choice dan skala likert yang teruji. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) secara umum pengalaman perlakuan tindak kekerasan yang dialami siswa kelas XI SMA Pasundan 2 Bandung tergolong ke dalam kategori sedang yang terdiri dari empat aspek yaitu aspek perlakuan tindak kekerasan, aspek waktu terjadi tindak kekerasan, aspek pelaku tindak kekerasan, aspek tempat terjadi tindak kekerasan; (2) secara umum harga diri remaja siswa kelas XI SMA Pasundan 2 Bandung sudah termasuk ke dalam kategori tinggi yang terwujud kedalam empat aspek yaitu aspek kemampuan, aspek keberartian, aspek kebajikan, aspek kompeten; dan (3) hubungan antara pengalaman perlakuan tindak kekerasan dengan harga diri remaja siswa kelas XI SMA Pasundan 2 Bandung menunjukkan kategori rendah dengan nilai koefisien korelasi 0,059 dan koefisien determinasi sebesar 0,3 %. Hasil penelitian menunjukkan terdapat derajat hubungan yang rendah antara pengalaman perlakuan tindak kekerasan dengan harga diri remaja. Rekomendasi hasil penelitian disusun melalui satuan layanan bimbingan konseling untuk mengembangkan harga diri remaja korban perlakuan tindak kekerasan.
Download Skripsi Psikologi: Meningkatkan Keterampilan Sosial Siswa Melalui Permainan Kooperatif
Perkembangan sosial pada anak-anak Sekolah Dasar ditandai dengan adanya perluasan hubungan, di samping dengan keluarga, dia juga mulai membentuk ikatan baru dengan teman sebaya (peer group) seperti teman sekelas, sehingga ruang gerak hubungan sosialnya bertambah luas. Kemampuan bersosialisasi pada anak harus terus diasah. Sebab, seberapa jauh anak dapat meniti kesuksesannya, sangat ditentukan oleh banyaknya relasi yang sudah dijalin. Melalui hubungan teman sebaya, anak memperoleh kesempatan untuk belajar keterampilan sosial yang penting untuk kehidupannya, terutama keterampilan yang dibutuhkan untuk memulai dan memelihara hubungan sosial dan untuk memecahkan konflik sosial, yang mencakup keterampilan berkomunikasi, berkompromi, dan berdiplomasi.
Tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran umum mengenai keterampilan sosial di SDN Kayu Ambon I Lembang Tahun Ajaran 2007/2008 dan efektifitas permainan kooperatif untuk meningkatkan keterampilan sosial siswa Sekolah Dasar.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen kuasi (Quasi experiment) dengan tujuan untuk melihat pengaruh dari permainan kooperatif terhadap peningkatan keterampilan sosial siswa.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Secara umum keterampilan sosial siswa SDN Kayu Ambon I Lembang berada pada kategori tinggi. Hasil lain yang diperoleh dari penelitian ini adalah terdapatnya pengaruh dari permainan kooperatif terhadap peningkatan keterampilan siswa sekolah dasar.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagian besar keterampilan sosial yang dimiliki oleh siswa SDN Kayu Ambon I Lembang sudah sangat baik dan ada kecenderungan untuk terus meningkat. Namun demikian, tetap dirasakan munculnya permasalahan yang berkaitan dengan keterampilan sosial. Berbagai permasalahan muncul manakala siswa kurang menguasai aspek-aspek keterampilan sosial. Permasalahan lain muncul pada saat anak menghadapi berbagai macam konflik ketika berinteraksi dengan siswa lainnya. Dengan kata lain, perlu upaya optimasi keterampilan sosial terhadap siswa SDN Kayu Ambon I Lembang tahun pelajaran 2007/2008. Optimasi ini diarahkan agar mereka tetap memiliki keterampilan sosial yang tinggi agar kualitas keterampilan sosial yang sudah dimiliki oleh para siswa tidak menurun. Kesimpulan lain dari penelitian ini permainan kooperatif dapat digunakan untuk meningkatkan keterampilan sosial. Keberhasilan yang dicapai tidak terlepas dari peran bimbingan yang diberikan kepada siswa pada saat proses kegiatan bermain berlangsung.
Tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran umum mengenai keterampilan sosial di SDN Kayu Ambon I Lembang Tahun Ajaran 2007/2008 dan efektifitas permainan kooperatif untuk meningkatkan keterampilan sosial siswa Sekolah Dasar.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen kuasi (Quasi experiment) dengan tujuan untuk melihat pengaruh dari permainan kooperatif terhadap peningkatan keterampilan sosial siswa.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Secara umum keterampilan sosial siswa SDN Kayu Ambon I Lembang berada pada kategori tinggi. Hasil lain yang diperoleh dari penelitian ini adalah terdapatnya pengaruh dari permainan kooperatif terhadap peningkatan keterampilan siswa sekolah dasar.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagian besar keterampilan sosial yang dimiliki oleh siswa SDN Kayu Ambon I Lembang sudah sangat baik dan ada kecenderungan untuk terus meningkat. Namun demikian, tetap dirasakan munculnya permasalahan yang berkaitan dengan keterampilan sosial. Berbagai permasalahan muncul manakala siswa kurang menguasai aspek-aspek keterampilan sosial. Permasalahan lain muncul pada saat anak menghadapi berbagai macam konflik ketika berinteraksi dengan siswa lainnya. Dengan kata lain, perlu upaya optimasi keterampilan sosial terhadap siswa SDN Kayu Ambon I Lembang tahun pelajaran 2007/2008. Optimasi ini diarahkan agar mereka tetap memiliki keterampilan sosial yang tinggi agar kualitas keterampilan sosial yang sudah dimiliki oleh para siswa tidak menurun. Kesimpulan lain dari penelitian ini permainan kooperatif dapat digunakan untuk meningkatkan keterampilan sosial. Keberhasilan yang dicapai tidak terlepas dari peran bimbingan yang diberikan kepada siswa pada saat proses kegiatan bermain berlangsung.
Download Skripsi Psikologi: Studi Eskploratif Tentang Pencarian Sensasi Pada Wanita
Penelitian ini bertujuan untuk melihat motif pencarian sensasi dari wanita pengguna tato. Populasi dari penelitian ini kali ini adalah semua wanita pengguna tato permanen yang ada di Kota Bandung. Subjek penelitian dipilih dengan teknik purposive sampling, atas rekomendasi dari salah satu studio tato di Kota Bandung. Subjek yang dilibatkan dalam penelitian kali ini adalah satu orang wanita yang berusia 23 tahun, dan memiliki ± 5 tato permanen pada tubuhnya. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode wawancara tidak-terstruktur. Wawancara dilakukan sebanyak 3 kali, yang berlokasi di rumah subjek, di sebuah kafe, dan di tempat kuliah subjek. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa seorang wanita menggunakan tato sebagai simbol dari kebebasannya untuk berekspresi dan menunjukan eksistensinya di lingkungan sosialnya. Selain nilai estetis, bagi wanita, tato diasumsikan sebagai suatu simbol kebebasan dirinya atas tuntutan-tuntutan dari nilai dan tatanan sosial dimana dia berada.Seorang wanita pengguna tatO,memandang dirinya sebagai seorang individu yang bebas dalam bertindak dan berperilaku, akan tetapi tetap menghormati dan menghargai nilai dan norma sosial yang ada.Dalam melakukan interaksi sosial, wanita pengguna tato tidak merasa terganggu dengan adanya tato pada tubuhnya, karena mereka dengan sengaja meletakan tatonya pada bagian-bagian tubuh yang tertutup. Hal ini dilakukannya untuk menghindari pandangan negatif dari masyarakat. Selain itu, mereka berusaha untuk berperilaku dan bersikap se- “normal” mungkin, hal ini dilakukannya untuk menghapus citra negatif yang diberikan oleh masyarakat terhadap pengguna tato, khususnya kaum wanita.
Download Skripsi Psikologi: Program Bimbingan Untuk Meningkatkan Kepuasan Kerja Karyawan
Kepuasan kerja akhir-akhir ini semakin terasa penting artinya dalam lingkup organisasi. Kepuasan kerja mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap produktivitas organisasi baik secara langsung ataupun tidak langsung. Ketidakpuasan merupakan titik awal dari masalah-masalah yang muncul dalam organisasi, seperti kemangkiran (absen), konflik antara manajer dan karyawan, ‘turn-over’ (melarikan diri dari tanggung jawab). Kesemuanya itu menimbulkan tidak efektif dan efisiennya organisasi dan berujung pada menurunnya produktivitas perusahaan. Hal ini menunjukan bahwa kepuasan kerja karyawan memiliki dampak sangat besar bagi produktifitas, baik bagi karyawan maupun perusahaan.
Berdasarkan latar belakang tersebut perlu dilakukan penelitian dengan mengambil judul: “Program Bimbingan untuk Meningkatkan Kepuasan Kerja Karyawan Perusahaan Daerah Air Minum Kota Bandung Bagian Hubungan Langganan Tahun 2008”.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tentang tingkat kepuasan kerja karyawan. Berdasarkan gambaran tersebut merumuskan program bimbingan yang secara hipotetik dapat meningkatkan kepuasan kerja karyawan PDAM Kota Bandung Bagian Hubungan Langganan.
Secara operasional program bimbingan untuk meningkatkan kepuasan kerja karyawan didefinisikan sebagai suatu rangkaian kegiatan pemberian bantuan yang direncanakan secara sistematis, terarah dan terpadu untuk meningkatkan kepuasan kerja karyawan yang diselaraskan dengan tujuan perusahaan selama periode waktu tertentu; sedangkan kepuasan kerja didefinisikan sebagai suatu penilaian positif maupun negatif karyawan, terhadap kesesuaian antara harapan pekerjaan dengan kenyataan yang di dapat dalam memenuhi kebutuhannya. Indikator yang diukur kesesuaian antara karakteristik pekerjaan dengan karyawan, keadilan pemberian kesejahteraan yang diberikan oleh perusahaan, keadilan dalam pengawasan kinerja karyawan, Sikap sosial karyawan (rekan kerja dan atasan) yang menunjang, dan kesesuaian antara kenyamanan diri karyawan dengan kondisi pekerjaan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode penelitian deskriptif, dan penelitiaan ini dilakukan pada 50 karyawan bagian hubungan langganan di Perusahaan Daerah Air Minum sebagai sampelnya.
Hasil penelitian dari 50 karyawan, terdapat 4 karyawan (8%) memiliki skor kepuasan kerja pada kategori tinggi sekali, 39 karyawan (78%) memiliki skor kepuasan kerja pada kategori tinggi, 7 karyawan (14%) memiliki skor kepuasan kerja sedang, dan tidak seorangpun karyawan (0%) yang memiliki skor kepuasan kerja pada kategori rendah dan rendah sekali.
Simpulan penelitian yang diperoleh diantarnya: (1) Gambaran tingkat kepuasan kerja karyawan bagian hubungan langganan PDAM Kota Bandung tahun 2008 mayoritas berada di kategori tinggi yaitu sebesar 78% (39 karyawan) dari 50 karyawan yang menjadi responden dalam penelitian ini; (2) Tingkat kepuasan kerja karyawan bagian hubungan langganan PDAM Kota Bandung berada pada kategori tinggi. Kategori tinggi pada penelitian ini berarti karyawan telah merasa puas hampir pada setiap aspek kepuasan kerja seperti kesesuaian antara karakteristik pekerjaan dengan karyawan, keadilan pemberian kesejahteraan yang diberikan oleh perusahaan, keadilan dalam pengawasan kinerja karyawan, sikap sosial karyawan (rekan kerja atau atasan) yang menunjang dan kesesuaian antara kenyamanan diri karyawan dengan kondisi karyawan; (3) Kinerja karyawan PDAM cukup baik dengan pembagian tugas yang sudah tertata dengan rapi, penghasilan yang memadai, fasilitas kerja yang menunjang, terjalinnya kebersamaan di antara karyawan, dan pengawasan yang berjalan dengan adil. Namun masih terdapat sedikit kekurangan seperti pembagian porsi diklat keterampilan dan pengembangan diri untuk karyawan teknis lebih diperbanyak sedangkan bagi staf kantor sangat jarang diadakan, secara teori setiap karyawan memerlukan pengembangan keterampilan.
Berdasarkan latar belakang tersebut perlu dilakukan penelitian dengan mengambil judul: “Program Bimbingan untuk Meningkatkan Kepuasan Kerja Karyawan Perusahaan Daerah Air Minum Kota Bandung Bagian Hubungan Langganan Tahun 2008”.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tentang tingkat kepuasan kerja karyawan. Berdasarkan gambaran tersebut merumuskan program bimbingan yang secara hipotetik dapat meningkatkan kepuasan kerja karyawan PDAM Kota Bandung Bagian Hubungan Langganan.
Secara operasional program bimbingan untuk meningkatkan kepuasan kerja karyawan didefinisikan sebagai suatu rangkaian kegiatan pemberian bantuan yang direncanakan secara sistematis, terarah dan terpadu untuk meningkatkan kepuasan kerja karyawan yang diselaraskan dengan tujuan perusahaan selama periode waktu tertentu; sedangkan kepuasan kerja didefinisikan sebagai suatu penilaian positif maupun negatif karyawan, terhadap kesesuaian antara harapan pekerjaan dengan kenyataan yang di dapat dalam memenuhi kebutuhannya. Indikator yang diukur kesesuaian antara karakteristik pekerjaan dengan karyawan, keadilan pemberian kesejahteraan yang diberikan oleh perusahaan, keadilan dalam pengawasan kinerja karyawan, Sikap sosial karyawan (rekan kerja dan atasan) yang menunjang, dan kesesuaian antara kenyamanan diri karyawan dengan kondisi pekerjaan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode penelitian deskriptif, dan penelitiaan ini dilakukan pada 50 karyawan bagian hubungan langganan di Perusahaan Daerah Air Minum sebagai sampelnya.
Hasil penelitian dari 50 karyawan, terdapat 4 karyawan (8%) memiliki skor kepuasan kerja pada kategori tinggi sekali, 39 karyawan (78%) memiliki skor kepuasan kerja pada kategori tinggi, 7 karyawan (14%) memiliki skor kepuasan kerja sedang, dan tidak seorangpun karyawan (0%) yang memiliki skor kepuasan kerja pada kategori rendah dan rendah sekali.
Simpulan penelitian yang diperoleh diantarnya: (1) Gambaran tingkat kepuasan kerja karyawan bagian hubungan langganan PDAM Kota Bandung tahun 2008 mayoritas berada di kategori tinggi yaitu sebesar 78% (39 karyawan) dari 50 karyawan yang menjadi responden dalam penelitian ini; (2) Tingkat kepuasan kerja karyawan bagian hubungan langganan PDAM Kota Bandung berada pada kategori tinggi. Kategori tinggi pada penelitian ini berarti karyawan telah merasa puas hampir pada setiap aspek kepuasan kerja seperti kesesuaian antara karakteristik pekerjaan dengan karyawan, keadilan pemberian kesejahteraan yang diberikan oleh perusahaan, keadilan dalam pengawasan kinerja karyawan, sikap sosial karyawan (rekan kerja atau atasan) yang menunjang dan kesesuaian antara kenyamanan diri karyawan dengan kondisi karyawan; (3) Kinerja karyawan PDAM cukup baik dengan pembagian tugas yang sudah tertata dengan rapi, penghasilan yang memadai, fasilitas kerja yang menunjang, terjalinnya kebersamaan di antara karyawan, dan pengawasan yang berjalan dengan adil. Namun masih terdapat sedikit kekurangan seperti pembagian porsi diklat keterampilan dan pengembangan diri untuk karyawan teknis lebih diperbanyak sedangkan bagi staf kantor sangat jarang diadakan, secara teori setiap karyawan memerlukan pengembangan keterampilan.
Download Skripsi Psikologi: Kecenderungan Kenakalan Remaja Ditelaah Dari Perlakuan Orang Tua
Penelitian dilataribelakangi oleh fenomena pada kecenderungan kenakalan remaja yang makin hari menunjukkan kenaikan jumlah dalam kualitas kenakalan yang meresahkan masyarakat pada umumnya. Berdasarkan beberapa pandangan ternyata kecenderungan kenakalan remaja terkait dengan perlakuan orang tua. Kecenderungan kenakalan remaja berkembang pada proses lingkungan yang salah satunya adalah berkembang dalam perlakuan orang tua. Oleh sebab itu penelitian ini difokuskan pada kecenderungan kenakalan remaja yang ditelaah dari perlakuan orang tua yang dirasakan oleh siswa. Penelitian dilakukan dengan metode deskriptif analitik, dengan populasi dan sampel penelitiannya adalah siswa kelas XI SMA Pasundan 2 Bandung tahun ajaran 2007/2008. Penelitian bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai kecenderungan kenakalan remaja, perlakuan orang tua, dan kecenderungan kenakalan remaja ditelaah dari perlakuan orang tua. Hasil penelitian menunjukkan : (1) secara umum kecenderungan kenakalan remaja berada pada kategori sedang dengan 4 siswa (3,03%) berada pada kategori tinggi dan 128 siswa (96,97%) berada pada kategori sedang; (2) secara umum sebagian besar siswa atau sebanyak 66 siswa (50%) merasakan perlakuan orang tua yang demokratis, 12 siswa (9 %) merasakan perlakuan orang tua yang acuh tak acuh, dan 54 siswa (41%) merasakan perlakuan orang tua yang otoriter; (3) kecenderungan kenakalan remaja mayoritas dirasakan oleh siswa yang mendapat perlakuan acuh tak acuh dari orang tuanya, dengan rincian pada aspek kenakalan yang dapat menimbulkan korban materi berada pada kategori paling tinggi yaitu sebesar 93,94 %, pada aspek kenakalan yang dapat menimbulkan korban fisik berada pada kategori sedang yaitu sebesar 93,56 %, sedangkan pada aspek kenakalan sosial yang tidak menimbulkan korban di pihak orang lain dan kenakalan yang melawan status sebagai pelajar berada pada kategori rendah yaitu sebesar 91,75 %. Rekomendasi penelitian ditujukan kepada (1) sekolah mampu menciptakan lingkungan perkembangan yang memfasilitasi siswa agar dapat berkembang sesuai dengan potensi yang dimilikinya sehingga dengan lingkungan tersebut kesempatan terjadinya kenakalan dapat diminimalkan atau dihilangkan dengan cara memberlakukan sistem reward dan punishment bagi siswa yang melakukan kenakalan; (2) bagi peneliti selanjutnya diharapkan mampu mengembangkan instrumen penelitian dengan instrumen yang terpisah (split) antara kecenderungan kenakalan remaja dengan perlakuan orang tua; dan (3) bagi guru pembimbing hendaknya mampu memberikan tindakan preventif, kuratif, dan upaya pembinaan bagi siswa yang terlihat memiliki potensi untuk melakukan tindakan kenakalan; guru pembimbing mampu mengembangkan program bimbingan dan konseling yang sesuai dengan kebutuhan siswa yang didalamnya terdapat kerjasama antara wakasek kesiswaan dan guru pembimbing yang bertujuan untuk mencegah dan meminimalisir kenakalan.
Download Skripsi Psikologi: Program Bimbingan Dan Konseling Untuk Mengembangkan Kecerdasan Emosional
Penelitian ini berangkat dari fenomena gejala-gejala emosional yang terjadi pada usia remaja, yaitu usia sekolah menengah, yang notabene menimbulkan kepanikan masyarakat dan tidak jarang melibatkan siswa SMP. Bimbingan dan konseling memiliki posisi strategis dalam mengembangkan pribadi siswa yang tidak tersentuh oleh kegiatan pengajaran dan pelatihan. Secara teoritis masa remaja merupakan masa ketegangan emosi yang meninggi. Agar kecerdasan emosional siswa optimal, maka perlu disusun program bimbingan dan konseling untuk mengembangkan kecerdasan emosional siswa SMP. Selain itu, perkembangan kecerdasan emosional memiliki pengaruh terhadap kesuksesan akademik siswa di sekolah dan kesuksesan membina hubungan baik dilingkungan sekolah maupun di lingkungan masyarakat..
Masalah penelitian dirumuskan ke dalam beberapa pertanyaan penelitian mengenai: a) Bagaimanakah gambaran umum kecerdasan emosional pada siswa kelas VIII SMPN 10 Bandung tahun ajaran 2007/2008?; b) Bagaimanakah gambaran aspek kecerdasan emosional pada siswa kelas VIII SMPN 10 Bandung tahun ajaran 2007/2008?; c) Bagaimanakah gambaran indikator kecerdasan emosional pada siswa kelas VIII SMPN 10 Bandung tahun ajaran 2007/2008?; d) Bagaimanakah rancangan program bimbingan dan konseling untuk mengembangkan kecerdasan emosional pada siswa kelas VIII SMPN 10 Bandung?. Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka penelitian bertujuan untuk pengembangan program bimbingan dan konseling untuk mengembangkan kecerdasan emosional siswa SMP.
Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif. Sampel penelitian adalah siswa kelas VIII SMPN 10 Bandung yang diambil secara acak sederhana dengan jumlah sampel sebanyak 73 orang.
Temuan penelitian menunjukkan bahwa kecerdasan emosional siswa sebanyak 1,4% berada pada kategori sangat tinggi, 86,3% berada pada kategori tinggi dan sisanya 12,3% berada pada kategori sedang. Kecerdasan emosional siswa cenderung homogen pada kategori tinggi. Hal ini mengindikasikan bahwa siswa tergolong cerdas secara emosional. Walau demikian, pada masa remaja kecerdasan emosional masih dalam tahap perkembangan, maka terdapat kemungkinan kecerdasan emosional siswa berkembang menjadi lebih tinggi atau lebih rendah.
Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa secara umum siswa SMPN 10 Bandung Tahun Ajaran 2007/2008 memiliki kecerdasan emosional pada kategori tinggi. Artinya siswa tergolong cerdas secara emosional. Pengembangan program bertujuan untuk mengembangkan kecerdasan emosional yang rendah agar kecerdasan emosional siswa lebih optimal.
Peneliti merekomendasikan Kepada sekolah agar mengembangkan kebijakan untuk menciptakan budaya sekolah yang memfasilitasi perkembangan kecerdasan emosional siswa lebih optimal. Kepada guru pembimbing agar dapat melaksanakan program yang direkomendasikan dengan baik. Kepada peneliti selanjutnya, dapat menyusun program bimbingan dan konseling untuk mengembangkan kecerdasan emosional siswa secara lebih baik, lebih sistematis dan memperhatikan kualitas program agar mencapai kriteria keberhasilan yang diharapkan.
Masalah penelitian dirumuskan ke dalam beberapa pertanyaan penelitian mengenai: a) Bagaimanakah gambaran umum kecerdasan emosional pada siswa kelas VIII SMPN 10 Bandung tahun ajaran 2007/2008?; b) Bagaimanakah gambaran aspek kecerdasan emosional pada siswa kelas VIII SMPN 10 Bandung tahun ajaran 2007/2008?; c) Bagaimanakah gambaran indikator kecerdasan emosional pada siswa kelas VIII SMPN 10 Bandung tahun ajaran 2007/2008?; d) Bagaimanakah rancangan program bimbingan dan konseling untuk mengembangkan kecerdasan emosional pada siswa kelas VIII SMPN 10 Bandung?. Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka penelitian bertujuan untuk pengembangan program bimbingan dan konseling untuk mengembangkan kecerdasan emosional siswa SMP.
Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif. Sampel penelitian adalah siswa kelas VIII SMPN 10 Bandung yang diambil secara acak sederhana dengan jumlah sampel sebanyak 73 orang.
Temuan penelitian menunjukkan bahwa kecerdasan emosional siswa sebanyak 1,4% berada pada kategori sangat tinggi, 86,3% berada pada kategori tinggi dan sisanya 12,3% berada pada kategori sedang. Kecerdasan emosional siswa cenderung homogen pada kategori tinggi. Hal ini mengindikasikan bahwa siswa tergolong cerdas secara emosional. Walau demikian, pada masa remaja kecerdasan emosional masih dalam tahap perkembangan, maka terdapat kemungkinan kecerdasan emosional siswa berkembang menjadi lebih tinggi atau lebih rendah.
Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa secara umum siswa SMPN 10 Bandung Tahun Ajaran 2007/2008 memiliki kecerdasan emosional pada kategori tinggi. Artinya siswa tergolong cerdas secara emosional. Pengembangan program bertujuan untuk mengembangkan kecerdasan emosional yang rendah agar kecerdasan emosional siswa lebih optimal.
Peneliti merekomendasikan Kepada sekolah agar mengembangkan kebijakan untuk menciptakan budaya sekolah yang memfasilitasi perkembangan kecerdasan emosional siswa lebih optimal. Kepada guru pembimbing agar dapat melaksanakan program yang direkomendasikan dengan baik. Kepada peneliti selanjutnya, dapat menyusun program bimbingan dan konseling untuk mengembangkan kecerdasan emosional siswa secara lebih baik, lebih sistematis dan memperhatikan kualitas program agar mencapai kriteria keberhasilan yang diharapkan.
Download Skripsi Psikologi: Program Bimbingan Penyesuaian Sosial Melalui Permainan Tradisional
Indah Utami Rahayu. (2008). Program Bimbingan Penyesuaian Sosial Melalui Permainan Tradisional (Penelitian Tindakan terhadap siswa kelas VIII SMP Pasundan 3 Bandung Tahun Ajaran 2007/2008)
Penelitian ini bertolak dari persoalan yang dihadapi oleh guru pembimbing dalam mengatasi masalah penyesuaian sosial remaja (siswa SMP). Masalah penyesuaian sosial muncul seiring dengan perubahan yang terjadi pada diri siswa SMP yang mengalami masa remaja awal. Siswa SMP sebagai remaja harus melakukan penyesuaian dengan perubahan sosial yang terjadi terutama di sekolah tempat siswa berinteraksi dan mengembangkan sejumlah potensi yang dimiliki. Ketidakmampuan siswa dalam penyesuaian sosial dapat diatasi dengan bimbingan.
Perlunya bimbingan mengantarkan peneliti untuk membuat program bimbingan yang tepat untuk mengatasi masalah penyesuaian siswa SMP. Strategi yang digunakan adalah melalui permainan tradisional, sehingga penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penyesuaian sosial siswa SMP dan efektivitas permainan tradisional sebagai program intervensi untuk mengatasi masalah penyesuaian sosial siswa SMP.
Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan penelitian tindakan berkolaborasi (collaborative action research) yang dinilai efektif untuk memecahkan masalah penyesuaian sosial siswa SMP secara sistematis dengan tiga tahapan penting. Tahap pertama kaji ulang kondisi objektif lapangan, tahap kedua pengembangan program intervensi (permainan tradisional) dan tahap ketiga implementasi. Untuk menganalisis data data hasil penelitian dilakukan melalui cara pendeskripsisn data dengan analisis dan interpretasi secara logis dan rasional.
Subjek penelitian adalah siswa kelas VIII SMP pasudan 3 Bandung yang diidentifikasi memiliki penyesuaian sosial rendah melalui angket penyesuaian sosial yang disebar pada 213 orang siswa. Hasil pengolahan angket digunakan untuk mengidentifikasi 10 orang siswa yang akan mendapatkan tindakan intervensi berupa permainan tradisional, sekaligus menentukan perilaku mana yang akan dintervensi dan menetapkan jenis permainan tradisional yang akan digunakan. Pemberian tindakan setiap siklus dilakukan dengan perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi.
Hasil penelitian menunjukkan permainan tradisonal memberikan pengaruh yang positif terhadap perilaku penyesuaian sosial khususnya dalam penyesuaian tata tertib di di sekolah. Indikator ketercapaian antara lain siswa telah memahami pentingnya tata tertib di sekolah, memiliki komitmen untuk melakukan tata tertib di sekolah, dan mau melaksanakan komitmen melalui sikap tidak membolos, menggunakan PSAS yang sesuai, bersikap sopan dan santun serta mengikuti seluruh aktivitas pembelajaran di sekolah. Permainan tradisional dapat digunakan sebagai salah satu teknik dalam bimbingan penyesuaian sosial siswa SMP.
Penelitian ini bertolak dari persoalan yang dihadapi oleh guru pembimbing dalam mengatasi masalah penyesuaian sosial remaja (siswa SMP). Masalah penyesuaian sosial muncul seiring dengan perubahan yang terjadi pada diri siswa SMP yang mengalami masa remaja awal. Siswa SMP sebagai remaja harus melakukan penyesuaian dengan perubahan sosial yang terjadi terutama di sekolah tempat siswa berinteraksi dan mengembangkan sejumlah potensi yang dimiliki. Ketidakmampuan siswa dalam penyesuaian sosial dapat diatasi dengan bimbingan.
Perlunya bimbingan mengantarkan peneliti untuk membuat program bimbingan yang tepat untuk mengatasi masalah penyesuaian siswa SMP. Strategi yang digunakan adalah melalui permainan tradisional, sehingga penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penyesuaian sosial siswa SMP dan efektivitas permainan tradisional sebagai program intervensi untuk mengatasi masalah penyesuaian sosial siswa SMP.
Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan penelitian tindakan berkolaborasi (collaborative action research) yang dinilai efektif untuk memecahkan masalah penyesuaian sosial siswa SMP secara sistematis dengan tiga tahapan penting. Tahap pertama kaji ulang kondisi objektif lapangan, tahap kedua pengembangan program intervensi (permainan tradisional) dan tahap ketiga implementasi. Untuk menganalisis data data hasil penelitian dilakukan melalui cara pendeskripsisn data dengan analisis dan interpretasi secara logis dan rasional.
Subjek penelitian adalah siswa kelas VIII SMP pasudan 3 Bandung yang diidentifikasi memiliki penyesuaian sosial rendah melalui angket penyesuaian sosial yang disebar pada 213 orang siswa. Hasil pengolahan angket digunakan untuk mengidentifikasi 10 orang siswa yang akan mendapatkan tindakan intervensi berupa permainan tradisional, sekaligus menentukan perilaku mana yang akan dintervensi dan menetapkan jenis permainan tradisional yang akan digunakan. Pemberian tindakan setiap siklus dilakukan dengan perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi.
Hasil penelitian menunjukkan permainan tradisonal memberikan pengaruh yang positif terhadap perilaku penyesuaian sosial khususnya dalam penyesuaian tata tertib di di sekolah. Indikator ketercapaian antara lain siswa telah memahami pentingnya tata tertib di sekolah, memiliki komitmen untuk melakukan tata tertib di sekolah, dan mau melaksanakan komitmen melalui sikap tidak membolos, menggunakan PSAS yang sesuai, bersikap sopan dan santun serta mengikuti seluruh aktivitas pembelajaran di sekolah. Permainan tradisional dapat digunakan sebagai salah satu teknik dalam bimbingan penyesuaian sosial siswa SMP.
Download Skripsi Psikologi: Hubungan Antara Persepsi Siswa Tentang Tindak Kekerasan
| Daftar Isi | s_ppb_033982_table_of_content.pdf |
| Bab I | s_ppb_033982_chapter1.pdf |
| Bab II | s_ppb_033982_chapter2.pdf |
| Bab III | s_ppb_033982_chapter3.pdf |
| Bab IV | s_ppb_033982_chapter4.pdf |
| Bab V | s_ppb_033982_chapter5.pdf |
| Daftar Pustaka | s_ppb_033982_bibliography.pdf |
Download Skripsi Psikologi: Pengembangan Program Bimbingan Pranikah Bagi Mahasiswa
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pemenuhan salah satu tugas perkembangan yang harus dipenuhi mahasiswa yaitu menyiapkan diri untuk pernikahan dan berkeluarga. Penelitian ini bertujuan untuk merancang program bimbingan pranikah bagi mahasiswa.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang didukung dengan pendekatan kualitatif serta menggunakan metode deskriptif. Populasi penelitan adalah mahasiswa tingkat akhir Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan yang berjumlah 87 mahasiswa dan data penelitian diambil pada tanggal 07-25 Januari 2008
Hasil penelitian adalah : (1) secara umum persiapan diri mahasiswa untuk menikah berada pada kategori sedang dengan proporsi 35,63%, artinya mahasiwa tingkat akhir PPB belum cukup memiliki persiapan pernikahan yang baik, berkaitan dengan persiapan fisik biologis, persiapan mental psikologis, persiapan psikososial dan juga persiapan spiritual; (2) gambaran faktor yang membuat mahasiswa menunda untuk menikah adalah faktor pekerjaan, selanjutnya faktor studi, faktor kesiapan, faktor kecocokan dan faktor fisik biologis; (3) isu-isu yang berkembang dikalangan mahasiswa seputar pernikahan, terdiri dari beberapa hal, yaitu : a) keputusan untuk menikah; b) persepsi terhadap pernikahan; c) kriteria pasangan yang diharapkan; d) harapan terhadap pernikahan; e) peran bimbingan pranikah; f) keuntungan dan kerugian menikah dan; g) faktor yang mempengaruhi kepuasan pernikahan. Dari hasil temuan kemudian dikembangkanlah sebuah program bimbingan pranikah yang disusun berdasarkan: a) landasan penyusunan program; b) proses penyusunan program; c) isi program; dan d) evaluasi program.
Rekomendasi dari penelitian ini ditujukan bagi (1) Jurusan PPB memperdalam bahasan mengenai pranikah dalam mata kuliah Konseling Keluarga; (2) UPT LBK mampu memfasilitasi pemenuhan program bimbingan pranikah; (3) bagi mahasiswa agar mampu membekali diri dan memperkaya pengetahuan dan keterampilan seputar pernikahan dan berkeluarga; dan (4) bagi peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian dengan sampel yang lebih besar dan permasalahan yang lebih luas serta peneliti selanjutnya diharapkan untuk melakukan penelitian dengan mengembangkan program atau model bimbingan dan konseling pranikah.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang didukung dengan pendekatan kualitatif serta menggunakan metode deskriptif. Populasi penelitan adalah mahasiswa tingkat akhir Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan yang berjumlah 87 mahasiswa dan data penelitian diambil pada tanggal 07-25 Januari 2008
Hasil penelitian adalah : (1) secara umum persiapan diri mahasiswa untuk menikah berada pada kategori sedang dengan proporsi 35,63%, artinya mahasiwa tingkat akhir PPB belum cukup memiliki persiapan pernikahan yang baik, berkaitan dengan persiapan fisik biologis, persiapan mental psikologis, persiapan psikososial dan juga persiapan spiritual; (2) gambaran faktor yang membuat mahasiswa menunda untuk menikah adalah faktor pekerjaan, selanjutnya faktor studi, faktor kesiapan, faktor kecocokan dan faktor fisik biologis; (3) isu-isu yang berkembang dikalangan mahasiswa seputar pernikahan, terdiri dari beberapa hal, yaitu : a) keputusan untuk menikah; b) persepsi terhadap pernikahan; c) kriteria pasangan yang diharapkan; d) harapan terhadap pernikahan; e) peran bimbingan pranikah; f) keuntungan dan kerugian menikah dan; g) faktor yang mempengaruhi kepuasan pernikahan. Dari hasil temuan kemudian dikembangkanlah sebuah program bimbingan pranikah yang disusun berdasarkan: a) landasan penyusunan program; b) proses penyusunan program; c) isi program; dan d) evaluasi program.
Rekomendasi dari penelitian ini ditujukan bagi (1) Jurusan PPB memperdalam bahasan mengenai pranikah dalam mata kuliah Konseling Keluarga; (2) UPT LBK mampu memfasilitasi pemenuhan program bimbingan pranikah; (3) bagi mahasiswa agar mampu membekali diri dan memperkaya pengetahuan dan keterampilan seputar pernikahan dan berkeluarga; dan (4) bagi peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian dengan sampel yang lebih besar dan permasalahan yang lebih luas serta peneliti selanjutnya diharapkan untuk melakukan penelitian dengan mengembangkan program atau model bimbingan dan konseling pranikah.
Download Skripsi Psikologi: Hubungan Self- Esteem Anak Jalanan Dengan Orientasi Masa Depan
Penelitian ini dilatarbelakangi penemuan bahwa jumlah anak jalanan semakin hari semakin meningkat. Hampir di setiap sudut kota-kota besar terdapat anak-anak yang hidup dan mencari nafkah di jalanan. Padahal mereka memiliki masa depan yang harus dipikirkan dan direncanakan. Masa depan dalam kehidupan rumah tangga menjadi pilar utama untuk keberlangsungan kehidupan umat manusia. Jika sebagian besar dari anak-anak jalanan hidup di jalanan dan tidak memiliki masa depan utamanya dalam bidang keluarga, maka bagaimana kehidupan generasi yang akan datang. Dalam hal ini peneliti mencoba mengungkapkan apakah self-esteem yang dimiliki oleh anak jalanan berkaitan dengan tingkat orientasi masa depan dalam bidang pernikahan. Penelitian ini dilakukan terhadap 69 anak jalanan yang berusia 15 hingga 29 tahun yang belum menikah, yaitu rentang usia remaja akhir dan dewasa awal dimana mereka memiliki tugas perkembangan untuk menentukan orientasi pernikahan. Disebarkan 70 item pertanyaan, 33 item mengenai self-esteem dan 37 terkait orientasi masa depan bidang pernikahan. Hasilnya, 78, 26% mereka memiliki self-esteem yang sedang (cukup) dan 55,07% memiliki orientasi masa depan bidang pernikahan yang sedang (cukup) juga. Data yang diperoleh kemudian di uji dengan analisis statistik nonparametrik menggunakan korelasi Rank Spearman. Ternyata koefisien korelasi yang diperoleh adalah 0,387 yang menunjukan hipotesis Ha diterima karena r tabelnya lebih rendah yaitu 0,364. Hal ini membuktikan bahwa bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara self-esteem anak jalanan dengan orientasi masa depan dalam bidang pernikahan dan pola hubungannya adalah positif. Semakin tinggi self-esteem maka semakin tinggi pula orientasi masa depan dalam bidang pernikahannya. Rekomendasi dari penelitian ini adalah adanya perhatian dari pemerintah, masyarakat, dan para aktivis sosial kepada anak jalanan dan mencoba mengembalikan mereka kepada kehidupan rumah lagi sebagaimana orang pada umumnya dengan pembinaan dalam segi pendidikan dan moral.
Download Skripsi Psikologi: Hubungan Pengungkapan Diri
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh banyaknya fenomena stres yang dialami remaja saat ini. Pengungkapan diri dan tipe kepribadian menjadi faktor yang mempengaruhi tingkat stres remaja. Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu:1) Bagaimana gambaran pengungkapan diri remaja? 2) Bagaimana gambaran tipe kepribadian remaja? 3) Bagaimana gambaran tingkat stres remaja? 4) Bagaimana hubungan antara pengungkapan diri dan tingkat stres remaja? 5) Bagaimana hubungan antara tipe kepribadian dan tingkat stres remaja? 6) Bagaimana hubungan antara pengungkapan diri dan tipe kepribadian remaja? 7) Bagaimana hubungan antara pengungkapan diri dan tipe kepribadian dengan tingkat stres remaja?Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah: (1) Terdapat hubungan yang signifikan antara pengungkapan diri dan tingkat stres remaja, (2) Terdapat hubungan yang signifikan antara tipe kepribadian dan tingkat stres remaja, (3) Terdapat hubungan yang signifikan antara pengungkapan diri dan tipe kepribadian remaja (4) Terdapat hubungan yang signifikan antara pengungkapan diri dan tipe kepribadian dengan tingkat stres remaja. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasional dengan teknik pengambilan sampel menggunakan cluster sampling. Yaitu membagi sampel dalam empat area yang dikelompokan menjadi Bandung Timur, Bandung barat, Bandung Utara, dan Bandung Selatan. Pengolahan dan analisis data menggunakan statistik non parametrik dengan bantuan SPSS 16.0 For Windows, pengujian korelasional menggunakan Spearman Rho dan pengujian koefisien korelasi menggunakan uji koefisien dengan uji dua pihak. Berdasarkan hasil penelitian, dapat diambil kesimpulan bahwa: (1) Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pengungkapan diri dan tingkat stres remaja, (2) Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tipe kepribadian dan tingkat stres remaja, (3) Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pengungkapan diri dan tipe kepribadian remaja (4) Tidak terjawabnya hubungan antara pengungkapan diri dan tipe kepribadian dengan tingkat stres remaja, karena data hasil penelitian tidak memenuhi syarat untuk dilakukannya uji korelasi ganda. Kata kunci: Pengungkapan diri, Tipe Kepribadian, Tingkat Stres Remaja.