Penelitian ini secara umum bertujuan untuk menerapkan model pembelajaran tematik yang dapat memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran serta meningkatkan kemampuan dasar siswa sekolah dasar.Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di tiga sekolah dasar berkategori baik, sedang dan kurang. Subyek penelitian ini adalah guru dan siswa kelas dua Sekolah Dasar.Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan sebanyak lima kali siklus diketahui bahwa guru di sekolah baik, sedang dan kurang memiliki kemampuan dalam menerapkan pembelajaran tematik. Kemampuan guru ini mengalami peningkatan selama dilakukan ujicoba tindakan. Aktivitas belajar siswa dalam kemampuan bertanya, mengeluarkan pendapat dan bekerjasama di tiga sekolah yang menjadi subyek penelitian juga mengalami peningkatan seiring dengan semakin meningkatnya kemampuan guru dalam menerapkan model pembelajaran tematik. Penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran yang dilakukan di setiap akhir ujicoba memperlihatkan peningkatan.Hal ini menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran tematik tidak hanya memperbaiki dan meningkatkan proses pembelajaran di kelas tetapi juga meningkatkan penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran. Walaupun hasil yang diperoleh di tiap sekolah berbeda-beda. Perbedaan ini dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti kualitas guru, karakteristik siswa, ketersediaan sarana dan prasarana serta faktor lingkungan seperti kepemimpinan kepala sekolah. Penelitian ini juga menghasilkan model pembelajaran tematik yang bersifat generik. Artinya model pembelajaran tematik ini dimungkinkan untuk bisa diterapkan di sekolah lain yang minimal memiliki karakteristik yang sama dengan sekolah berkategori kurang.
Pages
▼
Tuesday, September 25, 2012
Monday, September 24, 2012
Download Tesis PGSD : Dampak Model Perubahan Konseptual Melalui Diskusi Kelas Untuk Meningkatkan Penguasaankonsep Dan Kepekaan Sosial Siswa SD
Dampak Model
Perubahan Konseptual Melalui Diskusi Kelas Untuk Meningkatkan
Penguasaankonsep Dan Kepekaan Sosial Siswa SD Dalam
Pembelajaran IPS
Model
Perubahan Konseptual adalah suatu model pembelajaran denganberdasarkan
pada pengetahuan awal siswa yang dapat diubah pandangannya sehingga dapat
mengakomodasikan pengetahuan baru dengan melibatkan pembangkitan dan
restrukturisasi konsepsi-konsepsi yang dibawa oleh siswa sebelum pembelajaran.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat penguasaan konsep dan kepekaan sosial siswa dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan model perubahan konseptual melalui diskusi kelas dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi eksperimen yang dilaksanakan di SDN Wanakerta I dan II Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut Propinsi Jawa Barat. Untuk memperoleh data digunakan instrumen penelitian yang terdiri dari tes penguasaan konsep, angket kepekaan sosial, observasi kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran, dan wawancara tanggapan guru. Data dianalisis dengan menggunakan uji-t untuk melihat perbedaan gain dalam penguasaan konsep dan kepekaan sosial siswa.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan model perubahan konseptual dalam kelas eksperimen dapat meningkatkan penguasaan konsep dengan N-Gain sebesar 0,50 dan sikap kepekaan sosial siswa sebesar 0,37 selama empat kali pertemuan. Sedangkan penggunaan model pembelajaran biasa atau konvensional dalam kelas kontrol dapat meningkatkan Penguasaan konsep dengan N-Gain sebesar 0,28 dan kepekaan sosial siswa sebesar 0,21 dalam empat kali pertemuan yang telah dilaksanakan.
Pelaksanaan Model Perubahan Konseptual dalam pembelajaran IPS bukan hal yang mudah.Oleh karena itu memerlukan perencanaan yang matang dan perlu kesabaran dalam permulaan pelaksanaan pembelajaran.Untuk dapat melaksanakan model pembelajaran ini, guru perlu memperhatikan (a) cara penyajian bahan ajar yang menarik untuk memancing pengetahuan awal siswa, sehingga terjadi konflik kognitif dalam diri siswa agar dapat membedakan konsep yang benar dan salah, (b) harus menguasai konsep materi, agar materi sesuai dengan tingkat perkembangan siswa, (c) dapat menyajikan materi untuk dikonfrontir (dihadapkan) antara konsep yang benar dengan pengetahuan awal siswa, (d) guru harus memiliki kemampuan menggunakan media pembelajaran, menguasai berbagai metode, dan tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi komunikasi informasi, sehingga guru benar-benar berperan sebagai fasilitator belajar.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat penguasaan konsep dan kepekaan sosial siswa dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan model perubahan konseptual melalui diskusi kelas dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi eksperimen yang dilaksanakan di SDN Wanakerta I dan II Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut Propinsi Jawa Barat. Untuk memperoleh data digunakan instrumen penelitian yang terdiri dari tes penguasaan konsep, angket kepekaan sosial, observasi kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran, dan wawancara tanggapan guru. Data dianalisis dengan menggunakan uji-t untuk melihat perbedaan gain dalam penguasaan konsep dan kepekaan sosial siswa.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan model perubahan konseptual dalam kelas eksperimen dapat meningkatkan penguasaan konsep dengan N-Gain sebesar 0,50 dan sikap kepekaan sosial siswa sebesar 0,37 selama empat kali pertemuan. Sedangkan penggunaan model pembelajaran biasa atau konvensional dalam kelas kontrol dapat meningkatkan Penguasaan konsep dengan N-Gain sebesar 0,28 dan kepekaan sosial siswa sebesar 0,21 dalam empat kali pertemuan yang telah dilaksanakan.
Pelaksanaan Model Perubahan Konseptual dalam pembelajaran IPS bukan hal yang mudah.Oleh karena itu memerlukan perencanaan yang matang dan perlu kesabaran dalam permulaan pelaksanaan pembelajaran.Untuk dapat melaksanakan model pembelajaran ini, guru perlu memperhatikan (a) cara penyajian bahan ajar yang menarik untuk memancing pengetahuan awal siswa, sehingga terjadi konflik kognitif dalam diri siswa agar dapat membedakan konsep yang benar dan salah, (b) harus menguasai konsep materi, agar materi sesuai dengan tingkat perkembangan siswa, (c) dapat menyajikan materi untuk dikonfrontir (dihadapkan) antara konsep yang benar dengan pengetahuan awal siswa, (d) guru harus memiliki kemampuan menggunakan media pembelajaran, menguasai berbagai metode, dan tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi komunikasi informasi, sehingga guru benar-benar berperan sebagai fasilitator belajar.
Download Tesis PGSD : Hubungan Guru Profesional Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Di SD
Hubungan Guru
Profesional Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Di SD
Peran
pendidikan dituntut dalam menunjang pembangunan nasional. pendidikan nasional
bertujuan mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggungjawab dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan adalah
jalan untuk menyiapkan generasi yang tetap memiliki jati diri Indonesia, jika
ingin menghasilkan kualitas SDM yang baik tentu diperlukan kualitas proses
pendidikan yang baik. Diantara faktor yang ada gurulah merupakan tumpuan
jalannya proses pembelajaran di sekolah. Profesionalisme guru merupakan sosok
pribadi yang handal dan ahli dalam melaksanakan tugas-tugas mengajar yang
dibebankannya khususnya dalam pembelajaran matematika. Kompleksitas
pembelajaran Matematika merupakan tantangan yang kerap menjadi permasalahan
bagi para guru dan siswa SD. Rendahnya hasil ujian akhir semester terutama mata
pelajaran matematika menambah daftar permasalahan. Untuk meningkatkan
profesional guru diluncurkan Permendiknas No.10 Tahun 2009, tentang sertifikasi
Guru. sekarang ini, banyak guru yang telah tersertifikasi dan memperoleh
tunjangan profesi, guru telah tersertifikasi seharusnya merupakan guru telah
memiliki kompetensi. Tapi kenyataan berbeda, sekarang ini sudah banyak guru
yang tersertifikasi namun hasil pendidikan belum juga meningkat. Hal ini yang
melatarbelakangi penulisan tesis ini. Penelitian ini bertujuan untuk mendapat
gambaran mengenai persiapan guru, mengetahui PBM, mengetahui sejauhmana
hubungan guru profesional yang bersertifikasi terhadap hasil belajar siswa,
mengetahui evaluasi guru yang sudah bersertifikat terhadap hasil belajar siswa
Tahun Pelajaran 2010-2011 sehingga tercipta peningkatan kualitas proses
pembelajaran. Untuk memperoleh data penulis melakukan penelitian pada guru SD
kelas 5 yang sudah tersertifikasi dan siswa SD yang diajar oleh guru yang sudah
mendapatkan sertifikasi di lingkungan UPT dinas pendidikan Kecamatan Kasemen
Kota Serang. Penelitian ini menggunakan metode korelasi kuantitatif. Hasil
penelitian menunjukan nilai RPP guru sebesar 5,25 nilai ini belum mencapai
kategori baik, nilai PBM sebesar 5,23 dan nilai prestasi belajar sebesar 5,78
data yang terkumpul diolah dengan teknik regresi linear. Diperoleh kesimpulan
rencana pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran oleh guru profesional tidak
berhubungan secara signifikan dengan hasil belajar siswa SD pada mata pelajaran
matematika.