Jasa Pembuatan Skripsi

Jasa Pembuatan Skripsi
Jasa Pembuatan Skripsi

Saturday, June 10, 2017

Jasa Buat Skripsi: download Skripsi al-Ahwal al-Syakhshiyyah:Tinjauan maqashid al-syari'ah sebagai hikmah al-tasyri' terhadap hukum wali dalam pernikahan: Studi komparatif pandangan Imam Hanafi dan Imam Syafi'i dalam kajian hermeneutika dan lintas perspekti

Abstract

INDONESIA:
Peran dan kedudukan wali dalam pernikahan merupakan hal yang membutuhkan perhatian khusus. Hal ini tidak terlepas dari makna wali sebagai bagian yang tidak terpisahkan dalam menentukan sah tidaknya suatu pernikahan. Dalam teks Al-qur’an maupun hadits memang terdapat redaksi tentang dasar disyariatkannya wali dalam suatu pernikahan. Akan tetapi dalam beberapa literatur fiqh, terdapat beberapa perbedaan dalam penafsiran serta hasil ijtihad para ulama’, terutama imam madzahib al-arba’ah. Dalam Islam, setiap hukum yang disyariatkan oleh Allah, pasti mempunyai maksud dan tujuan dibalik pensyariatannya. Maqashid al-Syari’ah merupakan maksud disyariatkannya suatu hukum. Sehingga dalam konteks ini, para mujtahid terus berusaha untuk mengkaji dan mendalami tentang teks-teks syari’at untuk mengetahui maqashid al-syari’ah, tidak terkecuali tentang hukum wali dalam pernikahan.
Permasalahan dalam penelitian ini, terbatas pada analisis perbedaan dan persamaan pandangan imam Hanafi dan imam Syafi’i tentang hukum wali dalam pernikahan. Kemudian tentang analisis terhadap tinjauan maqashid al-syari’ah terhadap hukum wali dalam pernikahan dalam kajian hermeneutika. Dilanjutkan analisis maqashid al-syari’ah perspektif gender. Paradigma yang digunakan adalah tinjauan maqashid al-syari’ah menggunakan pendekatan hermeneutic. Jenis penelitian ini termasuk penelitian normatif (kepustakaan). Adapun sumber data yang dipakai yaitu sumber sekunder yang sudah tertulis dalam literatur kitab fiqh, menggunakan analisis komparatif.
Kesimpulannya, terdapat beberapa perbedaan diantaranya tentang status wali sebagai rukun atau bukan dalam pernikahan, tentang perbedaan urutan wali nikah, kemudian perbedaan pendapat tentang sah atau tidaknya pernikahan yang dilakukan oleh wanita yang sudah baligh tanpa hadirnya wali. Adapun persamaannya, yakni tentang tidak sahnya pernikahan seorang anak yang belum baligh tanpa hadirnya wali. Sedangkan analisis maqashid alsyari’ah dalam kajian hermeneutika, dengan metodologi Fazlur Rahman, gerak ganda menjadikan sebuah pisau analisis dalam membantu menafsirkan pesan dalam Al-Qur’an, yang lebih sesuai dengan kondisi zaman karena menggunakan pendekatan sosio-histori. Sedangkan menurut perspektif gender, dalam memaknai arti sebuah maqashid alsyari’ah
terhadap hukum wali dalam pernikahan, merupakan suatu solusi dalam menghadapi permasalahan tentang gender. Adapun keberadaan hak ijbar wali, bukan menjadi sebuah alasan pemaksaan, akan tetapi digunakan untuk melindungi perempuan yang belum dewasa, dan menjadi sarana komunikasi bagi perempuan yang sudah dewasa (baligh).
ENGLISH:
The role and position of marriage representative need special attention. It is due to its function as an inseparable part in determining marriage legitimacy. Qur'an and Hadith mention the basis of representative in a marriage. However, several fiqh literature have different interpretation and ulema ijtihad, especially imam madzahib al-arba'ah. In Islam, every law prescribed by God has its own purpose and reason. Maqashid al-Syari’ah isthe purpose of law. Therefore, the mujtahid keep trying to study and comprehend sharia texts to understand Maqashid al-Syari’ah, includingthe law of marriage representative.
The problems of the study consist of the differences and similarities analysis of Hanafi’s and Shafi’s’s perspectives on the law of marriage representative. In addition, the study also analyzes the review of Maqashid al-Syari’ah on the law of marriage representative in hermeneutics. Then maqashid al-syari’ah gender perspective analysis. The study employs the review of Maqashid al-Syari’ah usinghermeneutic approach. It is a normative research which involves literary study. It employs secondary data written in fiqh kitab use the comparative analysis.


In conclusion, the differences in the study include the status of marriage representative whether it is a main pillar in a marriage, the marriage representative order, and the legitimacy of marriage done by an adult woman without the presence of marriage representative. The similarities include the illegitimate status of marriage done by immature woman without the presence of her representative. In the maqashid al sharia analysis of hermeneutics, it is concluded that in the methodology of Fazlur Rahman, the double movement makes an analysis in interpreting messages of Quran, that more suitable to period condition, because it use sosio-history approach. While based gender perspective, to get sense of maqashid al-syari’ah on marriage representative , is a solution for the problem solving about gender. Ijbar right, not to be a necessity reason, but used fro to pretect women whom adult yet, and for the communication media by the adult women.

Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi al-Ahwal al-Syakhshiyyah" :  Tinjauan maqashid al-syari'ah sebagai hikmah al-tasyri' terhadap hukum wali dalam pernikahan: Studi komparatif pandangan Imam Hanafi dan Imam Syafi'i dalam kajian hermeneutika dan lintas perspekti." Untuk Mendownload skripsi ini silakan klik link dibawah ini
DOWNLOAD

Artikel Terkait:

No comments:

Post a Comment