Jasa Pembuatan Skripsi

Jasa Pembuatan Skripsi
Jasa Pembuatan Skripsi

Thursday, June 15, 2017

Jasa Buat Skripsi: download Skripsi Psikologi:Hubungan antara kematangan beragama dengan perilaku altruistik siswa di SMK Negeri Temayang Bojonegoro

Abstract

INDONESIA:
Perilaku siswa SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) saat ini sangatlah kompleks. Perilaku tersebut baik berupa perilaku positif maupun perilaku negatif. Salah satu perilaku positif siswa adalah membantu orang lain. Sebagaimana ajaran dalam semua agama bahwa menolong orang lain dengan suka rela merupakan prinsip moral tertinggi. Perilaku membantu orang lain dengan sekarela disebut dengan perilaku altruistik. Perilaku altruistik seseorang dilatar belakangi oleh kematangan beragamanya. Kematangan beragama adalah watak keberagamaan yang mana kematangan beragama seseorang ditunjukkan dalam perilaku sehari hari yang didasarkan pada nilai nilai agama.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana tingkat kematangan beragama dan perilaku altruistik siswa serta bagaimana hubungan antara kematangan beragama dengan perilaku altruistik siswa di SMK Negeri Temayang, Bojonegoro. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana tingkat kematangan beragama dan perilaku altruistik serta hubungan antara kematangan beragama dengan perilaku altruistik siswa di SMK Negeri Temayang Bojonegoro.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 643 siswa dengan sampel 65 siswa. Sedangkan metode pengumpulan data berupa observasi, wawancara dan angket. Dalam menganalisis data, penelitian ini menggunakan teknik korelasi product moment dari Carl Pearson dan untuk menguji reliabilitas menggunakan rumus alpha cronbach.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kematangan beragama dengan kategori tinggi sebanyak 36 siswa (55,3%), sedangkan siswa dengan kategori kematangan beragama sedang terdapat 25 siswa (38,5%) dan 4 (6,2%) siswa dengan kategori kematangan beragama rendah. Pada variable perilaku altruistik menunjukkan bahwa siswa dengan kategori perilaku altruistik tinggi sejumlah 35 siswa (53,8%), sedangkan siswa dengan kategori perilaku altruistik sedang sejumlah 26 siswa (40,0%). Selain itu, terdapat juga 4 siswa dengan kategori perilaku altruistik rendah (6,2 %).Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa kematangan beragama dengan perilaku altruistik memiliki hubungan yang signifikan yaitu rxy: 0.641; sig < 0.05. Hubungan yang terjadi adalah positif dimana tingginya kematangan beragama diikuti dengan tingginya perilaku altruistic, sehingga hipotesis dalam penelitian ini, yaitu adanya hubungan antara kematangan beragama dengan perilaku altruistik siswa di SMK Negeri Temayang Bojonegoro diterima.
ENGLISH:
This time the behavior student in Vocational State School is very complex. The behaviors like as positive behavior and negative behavior. One example of positif behaviors is helping people. Helping people did by voluntary. In the same as the doctrine in the religion that helping people by voluntary is the highest principle moral. The behavior of helping others by volunteering called altruistic behavior. Altruistic behavior someone is effected by religious maturity. Religious maturity is the religious character and someone’s religious maturity shown within the daily behavior based on religious values.
Problem study this research are (1) how does the level of the student’s religious maturity, (2) how does the level of student’s altruistic behavior and (3) how relation of religious maturity and altruistic behavior student in Vocational State School of Temayang, Bojonegoro. The purpose of this study is to find out how level of religious maturity and altruistic behavior. In addition to know how the relationship between religious maturity and altruistic behavior of student in Vocational State School of Temayang Bojonegoro
The study uses a quantitative approach. The population in this research is 643 students and the sampel is 65 students. The data retrieval using observation, interviews, and questionnaires. For the analyze data, this research using Pearson Product of Moment Correlation and to test the reliability using Cronbach Alpha formula.

The result of study shows religious maturity in high category is 36 students (55,3%), then students with religious maturity in moderate category are 25 student (38,5%) and 4 student (6,2%) with low category of religious maturity. In the variable altruistic behavior show that student with high category is 35 students (53,8%). Then students with moderate category of altruistic behavior are 26 students (40,0%) and 4 students with low category of altruistic behavior (6,2 %). The result of testing a hypothesis show that religious maturity have significant relation with altruistic behavior that is rxy: 0.641; sig < 0.05. The relations is positif, it means high religious maturity followed by a high altruistic behavior So, hypothesis in this research, it has relationship between religious maturity and altruistic behavior student in Vocational State School of Temayang Bojonegoro accepted.

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Perilaku siswa SMK saat ini sangatlah kompleks. Perilaku tersebut baik berupa perilaku positif maupun perilaku negatif. Perilaku siswa positif misalnya adalah usaha mereka dalam mengisi kekosongan kegiatan dengan cara mengikuti kegiatan ekskul (ekstra kurikuler) di sekolah, menjadi anggota dalam suatu organsasi siswa intra sekolah, mengikuti peraturan sekolah dengan tertib, aktif mengikuti kegiatan di sekolah, peduli terhadap orang lain, berkenan membantu orang dan lain lain, sedangkan perilaku negatif siswa SMK adalah membolos, tawuran antar pelajar, menggunakan obat-obatan terlarang, konsumtif dan masih banyak perilaku menyimpang lainnya. Fenomena yang sangat nyata dapat kita lihat sehari hari bahwa banyak siswa yang terlibat dalam aksi aksi tindakan kriminal dan perilaku yang menyimpang, misalnya adalah keterlibatan salah satu siswa SMK di Semarang dalam suatu perampokan (Suara Merdeka. com diakses 22 Maret 2014), tawuran antar pelajar SMK yang menewaskan salah satu teman mereka di Bogor, Jawa Barat (metro.sindo.news diakses 23 Maret 2014) dan penggunaan obat terlarang pada 47 siswa di salah satu SMK Negeri di Aceh, namun tak jarang pula banyak remaja SMK yang peduli terhadap korban bencana alam seperti yang dilakukan siswa di SMK Sukoharjo yang menyumbangkan sabun hasil karya mereka untuk korban bencana Gunung Kelud di Kediri, Jawa Timur (www.timlo.net diakses 22 Maret 2014). Selain itu, juga seperti aksi penggalangan dana yang dilakukan 2 beberapa siswa di SMK Muhammadiyah di Brebes, Jawa Tengah untuk diberikan kepada korban banjir (www. panturanews.com diakses 22 Maret 2014). Berkaitan dengan hal tersebut tak terkecuali dengan perilaku siswa di SMK Negeri Temayang Bojonegoro. Perilaku siswa di SMK Negeri Temayang Bojonegoro sangat beraneka ragam. Salah satu perilaku negatif siswa di SMK Negeri tersebut yaitu banyak siswa kurang peduli dan peka terhadap seseorang yang membutuhkan bantuan, hal ini terlihat dari kurang pedulinya siswa dalam membantu orang lain yang membutuhkan. Salah satu contoh adalah ketika salah satu guru mempersiapkan peralatan praktek, banyak diantara mereka yang tidak mempedulikan guru tersebut, mereka lebih mementingkan bercanda dengan teman. Tidak ada kesukarelaan mereka dalam membantu guru tersebut. Selain pada guru, siswa juga melakukan hal yang sama dengan siswa yang lain, hal ini terlihat ketika seorang siswa membutuhkan bantuan. Jika siswa yang membutuhkan bantuan tersebut tidak meminta pertolongan, maka siswa juga tidak akan menolongnya. Sebagaimana pernyataan salah satu guru di SMK Negeri Temayang Bojonegoro “Dalam memberikan pertolongan, mereka menunggu aba-aba permintaan pertolongan dari teman atau bahkan guru”. (wawancara. Zuhri. 09 Nopember, 2013) Menolong orang dengan sukarela tanpa mengharapkan imbalan dalam Psikologi disebut dengan altruisme. Menurut Suyono (2007) altruisme adalah perilaku menolong orang lain yang dilakukan dengan ikhlas. Sedangkan menurut Sears, Freedman, dan Peplau (1994) perilaku altruis merupakan suatu tindakan menolong orang lain tanpa ada hasrat untuk mendapatkan imbalan, kecuali 3 keinginan untuk berbuat baik semata (Suyono, 2007:183). Dalam menolong orang lain dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah faktor situasional yang terdiri dari kehadiran orang, sifat lingkungan, tekanan waktu dan lain-lain, sedangkan faktor lain yang mempengaruhi seseorang untuk menolong adalah faktor personal yang terdiri dari aspek kepribadian, suasana hati, personal distress dan empati. (Suyono, 2007:188). Menolong seseorang secara sukarela merupakan salah satu ajaran agama, karena pada dasarnya semua agama mengajarkan tentang kebaikan. Sebagaimana Santrock mengatakan bahwa altruisme dijumpai diberbagai penjuru dunia dan merupakan suatu prinsip pedoman dalam agama Islam, Kristen, Budha, Hindu, dan Yahudi (Santrock, 2007:315). Perilaku altruistik siswa di SMK Negeri Temayang tersebut menjadi salah satu gambaran bagaimana siswa menerapkan nilai-nilai agama dalam perilakunya, terutama di lingkungan sekolah. Penerapan ajaran agama pada diri siswa dengan cara memberikan pertolongan dengan sukarela dilatar belakangi oleh kematangan beragama siswa. Kematangan beragama seseorang dapat dilihat dari bagaimana orang tersebut mengaplikasikan nilai ajaran agama dalam kehidupan sehari harinya. Orang yang matang agamanya akan melaksanakan ajaran agamanya sesuai dengan apa yang diajarkan dalam agamanya. Mereka juga melaksanakan ajaran tersebut secara konsisten. Hal tersebut juga dapat dilihat dari kemampuan mereka dalam menyelaraskan antara tingkah laku mereka dengan nilai moral agama. Dalam hal ini tak terkecuali dengan perilaku altruistik yang juga menjadi salah satu nilai ajaran dalam agama. Orang yang matang agamanya dalam hal membantu orang 4 lain akan melakukannya dengan tulus karena agama mereka mengajarkan hal tersebut. Motivasi mereka dalam membantu orang adalah sebagai wujud ketaatannya kepada Tuhan. Orang yang matang agamanya juga akan selalu berusaha mengharmoniskan hubungannya dengan Tuhan, manusia lain dan alam sekitarnya melalui sikap dan tingkah lakunya. Sikap dan tingkah laku itu adalah moralitas agama. Kehidupan beragama dengan perilaku bermoral sukar untuk dipisahkan. Kehidupan bermoral adalah sikap dan tingkah laku yang baik, sedangkan tujuan agama yang penting adalah membentuk manusia bermoral atau berakhlak mulia (Baharudin & Mulyono, 2008:187). Oleh karena itu, sebagai wujud dari usaha mengharmonisasikan hubungan dengan manusia salah satunya adalah membantu orang lain dengan sukarela atau ikhlas. Kematangan beragama ialah keberagamaan yang terbuka pada semua fakta, nilai-nilai, serta memberi arah pada kerangka hidup, baik secara teoritis maupun praktis dengan tetap berpegang teguh pada ajaran agama yang diyakini. Menurut G.W. Allport (1962) ciri-ciri kesadaran beragama yang matang adalah (1) differensiasi yang baik, (2) motivasi kehidupan beragama yang dinamis, (3) pelaksanaan ajaran agama secara konsisten dan produktif, (4) pandangan hidup yang komprehensif, (5) pandangan hidup yang integral, (6) semangat pencarian dan pengabdian kepada Tuhan (Ahyadi, 1991:50). Kematangan beragama siswa di SMK Negeri Temayang Bojonegoro dapat dilihat dari salah satu ciri kematangan beragama yang telah di sebutkan di atas, yaitu pelaksanan ajaran agama secara konsisten. Dalam hal ini, orang yang matang agamanya ia akan melaksanakan segala sesuatu dalam kehidupannya 5 berdasarkan apa yang ada dalam agamanya dan melakukannya dengan konsisten. Salah satunya adalah anjuran agama untuk melaksanakan sholat secara berjama’ah. Di SMK Negeri Temayang secara keseluruhan siswa beragama islam, sehingga gambaran dari salah satu ciri orang yang matang agamaya dapat dilihat dari bagaimana mereka mengikuti program sholat dzuhur berjama’ah. Pelaksanaan sholat berjama’ah telah dikondisikan sedemikian rupa oleh guru dengan penjadwalan. Selama pelaksanaan sholat berjamaah berlangsung, banyak siswa yang tidak melaksanakan kegiatan tersebut. Diantara mereka banyak yang memilih bermain di kelas dan tidak mengikuti sholat berjama’ah. Berbagai alasan menjadikan mereka mampu mempertahankan diri mereka untuk tidak mengikuti kegiatan tersebut. Dalam penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ria Yunita Mustikawati tentang hubungan antara kematangan beragama dengan perilaku altruistik pada santriwati di Pesantren Luhur Malang, hasil penghitungan uji hipotesis diperoleh r 0,765. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kematangan beragama dengan perilaku altruistik pada santriwati pesantren luhur Malang. Sebagian besar santriwati (40,5%) memiliki kematangan beragama yang rendah dan sebagian besar (38,1%) santriwati memiliki perilaku altruistik yang rendah pula ( Mustikawati, 2010). Penelitian kedua yang dilakukan oleh Maulidatur Rahmah mengenai hubungan kematangan beragama dengan perilaku altruistik pada mahasiswa Psikologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang angkatan 6 2012 menunjukkan tingkat kematangan beragama dan perilaku altruistik mahasiswa pada kategori tinggi dengan prosentase 94,44% untuk kematangan beragama dan 92,59% untuk perilaku altruistik. Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan korelasi product moment di dapatkan hasil rxy = 0,587 dan sig < 0.05. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara kematangan beragama dengan perilaku altruistic dimana tingginya kematangan beragama mahasiswa diikuti dengan tingginya perilaku altruistik (Rohmah, 2013). Dari hasil kedua penelitian terdahulu tersebut bahwa subjek yang berada pada kondisi lingkungan yang sedemikian rupa yaitu lingkungan yang terkondisikan dengan mendapatkan pelajaran agama yang lebih banyak, memiliki pengalaman beragama yang lebih banyak pula dan pengetahuan agama yang lebih luas tidak selalu memiliki kematangan beragama dan perilaku altruistik yang tinggi. Berbeda dengan siswa di SMK Negeri Temayang Bojonegoro yang mana pelajaran agama yang di dapat hanyalah dua jam dalam satu minggu. Hal ini menunjukkan betapa singkatnya materi materi agama yang didapatkan dan pemahaman agama yang kurang pula, sehingga pemahaman ajaran agama yang kurang tersebut juga mempengaruhi bagaiamana kematangan beragama siswa yang pada akhirnya juga mempengaruhi tingkah laku siswa terutama dalam hal membantu orang lain. Berdasarkan penjelasan tersebut peneliti tertarik melakukan penelitian Hubungan Antara Kematangan Beragama dengan Perilaku Altruistik Siswa di SMK Negeri Temayang Bojonegoro. 7 B. Rumusan masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat diketahui rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana tingkat kematangan beragama siswa di SMK Negeri Temayang, Bojonegoro? 2. Bagaimana tingkat perilaku Altruistik siswa di SMK Negeri Temayang, Bojonegoro? 3. Apakah ada hubungan kematangan beragama dengan perilaku altruistik? C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui tingkat kematangan beragama siswa SMK Negeri Temayang. 2. Untuk mengetahui tingkat perilaku altruistik siswa SMK Negeri Temayang. 3. Untuk mengetahui hubungan antara kematangan beragama dengan perilaku altruistik siswa SMK Negeri Temayang Bojonegoro. D. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini antara lain: 1. Secara Teoritis Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan ilmiah dan akan memperluas dunia ilmu pengetahuan dalam disiplin ilmu Psikologi dan dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh di bangku 8 kuliah serta dapat menambah wawasan pengetahuan dan ketrampilan yang berhubungan dengan Psikologi. 2. Secara Praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan di bidang ilmu pengetahuan serta di bidang Psikologi tentang hubungan kematangan beragama dengan perilaku altruistik siswa SMK Negeri Temayang Bojonegoro dan memberikan sumbangan yang berarti bagi lembaga yang bersangkutan sebagai salah satu pertimbangan untuk meningkatkan mutu dalam mendidik siswa sebagai generasi penerus bangsa.


Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Psikologi" :  Hubungan antara kematangan beragama dengan perilaku altruistik siswa di SMK Negeri Temayang Bojonegoro" Untuk Mendownload skripsi ini silakan klik link dibawah ini
DOWNLOAD

Artikel Terkait:

No comments:

Post a Comment