Jasa Pembuatan Skripsi

Jasa Pembuatan Skripsi
Jasa Pembuatan Skripsi

Thursday, June 15, 2017

Jasa Buat Skripsi: download Skripsi Psikologi:Efektivitas pemberian terapi al-quran terhadap penurunan kecemasan pada ibu hamil primigravida trimester III di Klinik Daqu Sehat Kota Malang

Abstract

INDONESIA:
Ibu dengan kehamilan pertama atau yang biasa disebut primigravida tidak jarang memiliki perasaan yang mengganggu terutama ketika memasuki usia kehamilan tua atau yang biasa disebut dengan trimester ketiga. Misalnya : perubahan yang terjadi seperti takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat melahirkan, khawatir akan keselamatan, khawatir jika bayi yang dilahirkan tidak normal, merasa sedih berpisah dari bayinya, rasa tidak nyaman, merasa dirinya jelek, aneh dan tidak menarik. Hal-hal seperti itulah yang biasanya selalu di khawatirkan oleh para ibu hamil.
Salah satu bentuk terapi untuk menurunkan kecemasan dalam pandangan Humanistik adalah psikoterapi Transpersonal. Psikoterapi Transpersonal memfokuskan kajian terhadap potensi tertinggi yang dimiliki oleh manusia. Psikoterapi transpersonal yang sudah banyak digunakan saat ini salah satunya adalah Terapi al-Quran. Terapi al-Quran adalah membaca ayat-ayat al-Quran, termasuk doa-doa ma’tsurat, yang dibaca beriulang-ulang dalam intensitas tertentu. Lalu apakah terapi al-Quran efektif untuk menurunkan kecemasan pada ibu hamil ?
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode eksperimen. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan desain tunggal. Adapun pengukuran dilakukan dengan skala kecemasan yang telah di uji coba kepada 15 ibu hamil. Subjek pada penelitian ini berjumlah 3 orang ibu hamil dengan ciri-ciri yang telah ditentukan oleh peneliti. Untuk mengetahui keefektivan terapi al-Quran untuk menurunkan kecemasan maka digunakan uji t-test pada program SPSS 16.00 for windows.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terapi al-Quran efektif untuk menurunkan kecemasan pada ibu hamil. Berdasarkan hasil t-test didapatkan hasil t memiliki skor sebesar 5,813 dan taraf signifikasi 0,028. Kemudian skor skala kecemasan pada ibu hamil juga mengalami penurunan. Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terapi al-Quran efektif untuk menurunkan kecemasan pada ibu hamil.
ENGLISH:
A woman with the first pregnancy called primigravida often has discomfiture feeling, particularly in old pregnancy called third trimester. The discomfiture feeling is caused by some fears which are physical danger, pain, physical defect of the baby and loss of the baby in the birth time, and physical change after the birth time which makes her less of confident and beautiful.
One of therapy models used to decrease the anxiousness based on humanistic point of view is transpersonal psychotherapy. It is focused on the study of the highest potency had by human. The transpersonal psychotherapy used by most of people is Holy Qur’an therapy. It is done by reading the verses including ma’tsurat prayers which are read many times in certain intensity. Then, is the Holy Qur’an therapy effective for decreasing the anxiousness felt by pregnant women?
This research uses quantitative method by experiment with single design technique. The measuring is done using anxiousness scale which has been tested to fifteen pregnant women. The subjects are three pregnant women having characteristics as determined by the researcher. The t-test on SPSS 16.00 for windows is used to identify the effectiveness of Holy Qur’an therapy for decreasing anxiousness of the pregnant women.

The result of t-test indicates that t has 5,813 score and significant degree is 0,028. In addition, the anxiousness scale score of the pregnant women is decrease. Thus, Holy Qur’an therapy is effective to decrease the anxiousness of pregnant women.


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang

Pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan yang paling berpengaruh sampai sekarang.1 Keadaan di pondok yang telah diatur sedemikian rupa dari mulai situasi asrama hingga jadwal kegiatan lainnya yang telah dibuat demi kepentingan santri/siswa ternyata membawa permasalahan tersendiri bagi para santri, khususnya santri yang baru keluar dari SMP menuju ke SMA. Pada masa transisi inilah santri dituntut agar dapat membagi waktu antara belajar materi di sekolah, diniyah, MMQA (Madrasah Murrotilil Qur’an Al-Rifa’ie) dan segala macam kegiatan yang telah ditetapkan oleh pihak pondok pesantren tersebut. Keadaan tersebut membuat beberapa santri/siswa menjadi kurang termotivasi untuk belajar atau mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, bahkan salah satu santri/siswa mengaku terlalu lelah dengan aktivitas diluar sekolah. Beberapa santri/siswa mengaku karena banyaknya tugas maupun ujian-ujian membuat para santri/siswa merasa memiliki waktu yang sangat terbatas. Keadaan tersebut membutuhkan kemampuan menyesuaikan diri yang baik agar tidak timbul masalah-masalah saat menghadapi perkembangan di asrama (hasil observasi Oktober, 2013). 1 Astuti Dwi Yulianti.2005. Hubungan Harga Diri Dengan Tingkat Depresi Pada Remaja Santri Pondok Pesantren. Yogyakarta: Naskah Publikasi 2 Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Rumiani2 , keadaan di asrama dengan peraturan dan kondisi yang berbeda dengan di rumah bisa menjadi sumber tekanan (stresor) sehingga dapat menyebabkan stres. Akibat buruk stres adalah kelelahan hingga mengakibatkan turunnya produktivitas dalam belajar maupun aktivitas pribadi. Penelitian Utomo3 pada mahasiswa menjelaskan kondisi kerangka akademis, status dan peran mereka seringkali memberikan konsekuensi psikologis yang memberatkan bagi seseorang. Banyak penelitian lain menyimpulkan bahwa ujian, praktikum dan tugas-tugas kuliah yang lain memicu timbulnya stres yang berhubungan dengan peristiwa akademis (academic stress), yang dalam tingkat keparahan tinggi dapat menekan tingkat ketahanan tubuh. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi akademik dapat mempengaruhi stres pada diri individu. Stres menurut Terry Looker dan Olga Gregson4 sebagai sebuah keadaan yang kita alami ketika ada sebuah ketidaksesuaian antara tuntutantuntutan yang diterima dan kemampuan untuk mengatasinya. Setiap orang pernah mengalami stres. Tingkatannya pun berbeda-beda antara individu yang satu dengan yang lain, dari yang ringan sampai yang berat. Sekecil apapun tingkatan stres biasanya tetap akan membawa dampak negatif dalam kehidupan, khususnya berkaitan dengan kesehatan. 2 Rumiani. 2006. Prokastinasi Akademik Ditinjau dari Motivasi Berprestasi dan Stres Mahasiswa. Jurnal Psikologi Universitas Diponegoro. hal 2 3 Hubungan Antara Model-Model Coping Stres dengan Tingkat Stres Pada Mahasiswa Tahun Pertama Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri (Uin) Malang. Skripsi. hal 4 Looker, Terry & Gregson, Olga. 2005 managing stress, Mengatasi Stres Secara Mandiri. Yogyakarta: Baca! hal 44 3 Berdasarakan tinjauan psikologi, stres diartikan sebagai suatu kedaan psikologis dimana seseorang merasa tertekan karena persoalan yang dihadapi. Persoalan yang berkepanjangan tanpa ada suatu penyelesaian yang jelas dapat menjadi tekanan psikologis dan tekanan ini dapat mengganggu fungsi psikologis seseorang secara umum. 5 Efek stres pada manusia bisa beragam. Carlson6 menyatakan bahwa respon-respon fisiologis terhadap stres memiliki efek yang tidak membahayakan sepanjang respon tersebut berlangsung singkat. Tetapi kadang, situasi-situasi yang mengancam terus berlanjut dan menghasilkan respon stres yang berkepanjangan sehingga membahayakan kesehatan individu yang mengalaminya. Masa transisi dari sekolah-sekolah yang berada di luar ke dalam pondok pesantren merupakan salah satu kondisi yang harus dihadapi oleh para santri/siswa yang akan masuk ke dalam pondok pesantren. Berbagai penyesuaian yang harus dihadapi oleh santri/siswa tersebut berhubungan dengan faktor personal seperti jauhnya para siswa/santri dari orang tua dan sanak saudara, kemudian pengelolaan keuangan, belum lagi problem interaksi dengan teman dan lingkungan baru, serta problem-problem personal lainnya (hasil observasi, Oktober 2013). Saya bingung untuk mengatur waktu belajarnya mbak, di MMQA (Madrasah Murotilil Qur’an Al-Rifa’ie) ujian diadakan 3 bulan sekali, belum lagi ujian diniyah dan juga ujian sekolah. Hal itulah yang menyebabkan saya maupun temen-temen lainnya sering mengalami stres mbak (Hasil wawancara dengan santri AM, Oktober 2013). 5 Kawuryan Fajar. Tinjauan Faktor-faktor Psikologis dan Sosial Dalam Mempengaruhi Stres. progam S2 Universitas Muria Kudus. hal 2 6 Carlson N.R.1994. Psychology of Behavior, USA: Allin & Bacon. hal 25 4 Berdasarkan observasi dan wawancara yang dilakukan pada santri di pondok pesantren Al-rifaie, terlihat bahwa kegiatan yang dilakukan para santri sangatlah padat dan rutin. Kegiatan tersebut dimulai pada saat menjelang shalat shubuh yakni jam 03.30. Santri dibangunkan untuk sholat tahajjud, kemudian dilanjutkan untuk sholat subuh, setelah itu kegiatan wajib belajar Diniyah/Halaqoh, sepualng halaqoh dilanjutkan makan pagi & persiapan sekolah formal sampai jam 11.15. Kemudian sepulang dari KBM formal dilanjut dengan sholat dhuhur dan makan siang. Habis sholat dhuhur dilanjutkan dengan kegiatan ekstrakurikuler dan pelajaran tambahan bagi santri/siswa tingkat akhir. Kemudian sholat ashar dan dilanjutkan KBM madrasah diniyah. Sepulang KBM madrasah diniyah makan malam, persiapan sholat maghrib, pembacaan Yasin, pengajian Ta’limul Muta’alim sholat isya dan pembacaan ijazah/amalan-amalan. Setelah kegiatan tersebut dilanjut dengan KBM madrasah murottilil Qur’an, dan kemudian wajib belajar formal hingga jam 21.00 (observasi, 01/10/2013 halaman masjid Al-rifa’ie). Hal tersebut menunjukkan bahwa tugas-tugas yang diberikan dari sekolah formal dan juga tugas dari sekolah diniyah, dapat menimbulkan problem atau persoalan akademik lainnya yang bisa menyumbangkan potensi stres. Persoalan yang berkepanjangan tanpa ada suatu penyelesaian yang jelas dapat menjadi tekanan psikologis dan tekanan ini dapat mengganggu 5 fungsi psikologis seseorang secara umum7 . Berdasarkan hasil wawancara salah seorang santri/siswa mengeluh merasa stres sejak memasuki masa SMA, karena secara tidak langsung dia harus adaptasi lagi dengan temanteman barunya dan juga dengan pelajaran-pelajaran baru yang tentunya tidak sama dengan pelajaran di SMP dahulu. Rr. Atina Ayu Vanesa Qurotul Uyun8 menunjukkan hasil penelitian terkait syukur yakni ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara kebersyukuran dengan depresi pada mahasiswa, artinya semakin tinggi tingkat kebersyukuran pada mahasiswa maka tingkat depresi semakin rendah, sebaliknya semakin rendah tingkat kebersyukuran pada mahasiswa maka tingkat depresi semakin tinggi. Tingkat permasalahan dan perkembangan yang sama antara remaja SMA dan mahasiswa terkait dengan beragam tekanan pada diri santri/siswa yang dapat menyebabkan stres bisa dihadapi dengan menambah rasa syukur. Menurut Emmons dan McCullough, menunjukkan bahwa kebersyukuran merupakan sebuah bentuk emosi atau perasaan, yang kemudian berkembang menjadi suatu sikap, sifat moral yang baik, kebiasaan, sifat kepribadian, dan akhirnya akan mempengaruhi seseorang menanggapi/bereaksi terhadap sesuatu atau situasi. 9 Beberapa tokoh psikologi Seligman dan Peterson mendefinisikan Gratitude atau kebersyukuran merupakan suatu perasaan terima kasih dan 7 Op.Cit hal.2 8 Rr. Atina Ayu Vanesa Qurotul Uyun .2008. Hubungan Antara Kebersyukuran Dengan Depresi Pada Mahasiswa, Skripsi. 9 Ibid 6 menyenangkan atas respon penerimaan hadiah, dimana hadiah itu memberikan manfaat dari seorang atau suatu kejadian yang memberikan kedamaian.10 Pandangan Seligman (2005) yang menyatakan bahwa agama merupakan harapan bagi orang yang mempercayainya. Individu yang mempunyai sikap religiusitas akan mempercayai apapun yang dialaminya karena sudah ada yang mengatur, sehingga musibah seberat apapun akan diterimanya dengan tulus, tanpa ada rasa putus asa, marah ataupun rasa pesimis. Terdapat pula kaitan antara kerohanian seseorang dengan sikap kebersyukuran. Kecenderungan kebersyukuran lebih banyak dilakukan mereka yang secara teratur menghadiri acara keagamaan dan terlibat dalam kegiatan keagamaan seperti berdoa atau sembahyang dengan membaca bacaan religius berkali-kali. Berdasarkan hasil relevansi menunjukkan fakta bahwa data survei secara konsisten menunjukkan bahwa orang-orang yang religius lebih bahagia dan lebih puas terhadap kehidupan daripada orang yang tidak religius. 11 Berdasarkan penjelasan diatas diketahui bahwa dampak dari perasaan bersyukur dapat berkembang menjadi reaksi atau tanggapan yang berwujud sebuah sikap. Oleh sebab itu syukur kemudian dapat mendorong atau memotivasi seseorang untuk memberi balasan atas pemberian atau kebaikan 10 Op.Cit 11 Sulistyarini Ria Indah, Pelatihan Kebersyukuran Untuk Meningkatkan Proaktive Coping Pada Survivor Bencana Gunung Merapi. Direktorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Islam Indonesia. 2010. hal 5 7 yang dilakukan orang lain (Smith; Weiner &Graham; McCullough & Tsang). 12 Untuk mengurangi tingkat stres tersebut seorang santri/siswa haruslah menerapkan rasa syukur kedalam dirinya. Kebersyukuran itu sendiri dapat dimulai dengan menerapkan perilaku qona’ah ataupun ikhlas dengan segala keadaan yang ada dalam diri seorang santri. Dalam Al-Qur’an dan Hadits sendiri juga banyak dijelaskan bahwa di dalam setiap kesulitan selalu ada kesempatan. Allah SWT memberikan permasalahan-permasalahan pada manusia berdasarkan kadar kemampuannya. Seseorang tidak akan diberikan sebuah permasalahan di luar kemampuannya. Manusia harus selalu berusaha dapat menyelesaikan permasalahan yang ada, serta tidak mudah putus asa ketika menghadapi sebuah kesulitan. Umat Islam diperintahkan agar tidak mudah berputus ada terhadap berbagai kesulitan dan selalu yakin bahwa rahmat Allah SWT selalu ada. Seperti dalam firman Allah dalam Al-Qur’an: وَن ُ ر ِ الْ َكاف ُ م ْ َو ِالَّ الْق إ ِ ِح اللّه ْ ن َّرو ِ م ُ أَس ْ ي َ ي ُ الَ نَّه ِ إ ِ ِح اللّه ْ ن َّرو ِ ْ م وا ُ أَس ْ ي َ ت الَ َ و -٧٨- “Dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah, Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir”. (QS Yusuf: 87). Untuk mencapai sukses dalam hidup, seseorang tidak cukup hanya berdiam diri dan merasakan putus asa saja akan tetapi untuk sukses dibutuhkan orang yang memiliki sikap kebersyukuran yang tinggi. Begitu juga sebaliknya, jika sebagai manusia kita mudah menyerah, ataupun pasrah 12 Ibid 8 begitu saja, dan selalu berfikir negatif, maka dapat dikatakan bahwa kita sebagai individu yang tidak memiliki cukup rasa syukur, atau rasa syukur kita yangbegitu rendah. Berdasarkan ayat Al-Qur’an di atas, juga dapat diketahui bahwa dalam agama Islam sendiri juga memerintahkan kepada manusia agar mempunyai keyakinan akan kemampuan dirinya untuk melakukan berbagai tindakan dalam menghadapi kesulitan maupun permasalahan hidup. Karena fitrah manusia sebagai makhluk yang sempurna, rahmat dan pertolongan Allah akan selalu ada selama manusia mau berusaha untuk kehidupan yang lebih baik. Berangkat dari fenomena di atas, maka peneliti dapat menyimpulkan pentingnya memiliki sikap kebersyukuran bagi diri individu dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Apalagi jika dihadapkan pada persoalan hidup yang terjadi dalam lingkup pondok. Oleh karena itu peneliti terdorong untuk melakukan sebuah penelitian di dalam pondok pesantren tersebut dengan judul “Hubungan Antara Kebersyukuran Dengan Stres Pada Santri Kelas X Ypm Al-Rifa’ie Gondanglegi”. B. Rumusan Masalah Dari uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana tingkat kebersyukuran santri Yayasan Pondok Modern Alrifa’ie dalam menghadapi stres? 2. Bagaimana tingkat stres yang dialami oleh santri Yayasan Pondok Modern Al-rifa’ie? 9 3. Apakah ada hubungan antara kebersyukuran dengan stres pada santri Yayasan Pondok Modern Al-rifa’ie? C. Tujuan Masalah 1. Mengetahui tingkat kebersyukuran santri dalam menghadapi stres. 2. Mengetahui tingkat stres pada santri YPMA. 3. Mengetahui hubungan antara kebersyukuran dengan stres pada santri YPMA D. Manfaat Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat teoritis antara lain: 1. Manfaat Teoritis Sebagai keilmuan, hasil penelitian ini dapat memperkaya khasanah ilmu pengetahuan psikologi terutama yang berkaitan tentang kebersyukuran dan stres. 2. Manfaat Praktis a. Bagi peneliti, mampu mengembangkan kualitas penulisan penelitian ilmiah di bidangnya serta dapat memahami kajian ilmu psikologi terkait dengan kebersyukuran dan stres. b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan peneliti lain untuk meneliti lebih lanjut tentang kebersyukuran dan stres pada kasus lain untuk memperkuat atau membandingkan temuannya.
Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Psikologi" :  Efektivitas pemberian terapi al-quran terhadap penurunan kecemasan pada ibu hamil primigravida trimester III di Klinik Daqu Sehat Kota Malang" Untuk Mendownload skripsi ini silakan klik link dibawah ini
DOWNLOAD

Artikel Terkait:

No comments:

Post a Comment