Jasa Pembuatan Skripsi

Jasa Pembuatan Skripsi
Jasa Pembuatan Skripsi

Wednesday, June 14, 2017

Jasa Buat Skripsi: download Skripsi Psikologi: Perbedaan tingkat kepercayaan diri (self confident) ditinjau dari posisi urutan kelahiran (birthorder) mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Maliki Malang


Abstract

INDONESIA:
Menurut teori John Locke setiap bayi dilahirkan dalam keadaan seperti kertas kosong. Perlakuan, peran dan sikap orang tua kepada anak adalah faktor yang sangat penting dalam pembentukan kepribadian anak. Perbedaan perlakuan pertama didapat sang anak adalah perbedaan berdasarkan urutan kelahirannya yang mana akan berpengaruh dan menjadi pondasi dasar pembentukan sikap, kepribadian serta kerakter anak dalam kehidupan pribadi atau sosial.
Dalam kehidupan sosial seseorang harus mampu menempatkan diri dengan baik, mengeluarkan pendapat, dan menyakinkan orang lain. Semua kemampuan tersebut haruslah diselaraskan dengan kepercayaan diri yang baik. Begitu pula dengan mahasiswa yang merupakan agen perubahan, harus memilki kemampuan-kemampuan tersebut. Kepercayaan diri yang baik tidak tumbuh dengan instan, melainkan tumbuh bersama setiap proses jenjang kehidupan.
Dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif yang dilakukan di UIN Maliki Malang dengan jumlah sampel sebesar 97 mahasiswa Fakultas Psikologi. Pengambilan sampel menggunaka tehnik random sampling. Metode yang digunakan dalam penelitian ini angket dengan skala Likert, observasi, wawancara dan dokumentasi. Perhitungan analisis data dilakukan dengan menggunakan program IBM SPSS versi 20,0 for windows.
Hasil analisa data diketahui bahwa tingkat kepercayaan diri responden berada pada ketegori tinggi yakni78 % dan 22% berada pada ketegori sedang. Untuk tingkat kepercayaan diri setiap posisi urutan kelahiran diperoleh hasil posisi kelahiran sulung mempunyai nilai mean 80,74, tengah 81,24, bungsu 81,23 dan tunggal 79,92. Kemudian analisis menggunakan one way anova, dieroleh nilai p lebih besar dari nilai α yaitu 0,933 > 0,05. Jadi dapat diketahui bahwa tidak ada perbedaan tingkat kepercayaan diri antara anak sulung, tengah, bungsu dan tunggal, sehingga dapat dikatakan Ha ditolak dan Ho diterima.
ENGLISH:
According to the theory of John Locke every baby born in a state like blank paper. Treatment, the role and attitude of parents to children is a very important factor in the formation of the child's personality. Difference in treatment of the child come first in order of birth are differences which will affect and be the basic foundation of the formation of attitudes, personality and kerakter children in private or social life.
In the social life of a person must be able to put yourself well, an opinion, and convince others. All of these capabilities must be coupled with good confidence. Similarly, students who are the agents of change, needs to have these abilities. Good self confidence does not grow with instant, but grew up with every level of the process of life.
In this research uses descriptive quantitative research, conducted at UIN Maulana Malik Ibrahim Malang with a sample size of 97 students of the Faculty of Psychology. Sampling techniques make use of random sampling. While the method used in this study a questionnaire with Likert scale, observations, interviews and documentation. Data analysis calculations were performed using the IBM SPSS version 20.0 for windows.

Results of analysis of the data found that the confidence level of the respondents were in the high category is 78% and 22% in the moderate category. For a confidence level of each birth order position obtained results eldest birth positions have mean values 80.74, 81.24 middle, youngest 81.23 and 79.92 single. Later analysis using one way ANOVA, get value of p is greater than the value of α is 0.933 > 0.05. So it can be seen that there is no difference in the level of confidence among the oldest, middle, youngest and sole, so it can be said Ha is rejected and Ho is accepted.

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.  Latar Belakang
 Manusia merupakan mahluk sosial, yang mana dalam setiap aspek kehidupannya memerluhkan bantuan dari manusia lainnya. Seseorang harus mampu menyesuaikan diri untuk dapat bersosialisasi. Kemampuan menyesuaikan diri sosial seseorang tidak akan berjalan dengan baik apabila tidak diikuti dengan tingkat keparcayaan diri yang baik pula. Hal di atas dapat dibuktikan bahwa kepercayaan diri memiliki hubungan yang erat dengan kemampuan seseorang dalam menyesuaikan diri dalam lingkungan masyarakat. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Dwi Safitri (2010) dengan judul “Hubungan Antara Kepercayaan Diri dengan Penyesuaian Sosial Mahasiswa di Fakultas Psikologi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang”, terdapat hubungan yang signifikan antara kepercayaan diri dengan penyesuaian sosial, hasil angka sebesar 0,398 dengan p = 0,000.1 Seseorang yang mampu memiliki kemampuan penyesuaian tinggi, maka akan tinggi pula kepercayaan diri . Kepercayaan diri merupakan aspek kepribadian manusia yang berfungsi penting untuk mengaktualisasikan potensi diri. Tidak sedikit yang selalu merasa tidak percaya pada kemampuan diri sendiri. Apabila mengkoreksi lebih jauh, 1 Safitri, Dwi. Hubungan Antara Kepercayaan Diri Dengan Penyesuaian Sosial Mahasiswa Di Fakultas Psikologi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Skripsi (tidak diterbitkan). (Malang: Psikologi UIN Maliki Malang, 2010). Hal: 132 2 dalam diri manusia tersimpan kekuataan-kekuatan yang kadang jarang untuk menyadarinya. Percaya diri merupakan modal utama dalam menggapai cita-cita.2 Anthony (1992) berpendapat bahwa kepercayaan diri merupakan sikap pada diri seseorang yang dapat menerima kenyataan, dapat mengembangkan kesadaran diri, berfikir psoitif, memiliki kemandirian, mempunyai kemampuan untuk memiliki serta mencapai segala sesuatu yang diinginkan.3 Adanya kepercayaan diri akan mampu mambuat individu berinterksi dengan optimal sehingga dapat menyesuaikan diri. Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kepercayaan diri seseorang, salah satunya ialah lingkungan. Lingkungan disini merupakan lingkungan keluarga, sekolah, teman sebaya dan masyarakat. Dukungan yang baik yang diterima dari lingkungan keluarga seperti anggota keluarga yang saling berinteraksi dengan baik akan memberi rasa nyaman dan percaya diri yang tinggi. Begitu juga dengan lingkungan masyarakat semakin dapat memenuhi norma dan diterima oleh masyarakat, maka semakin lancar harga diri berkembang.4 Perkembangan anak merupakan proses yang kompleks, terbentuk dari potensi diri anak yang bersangkutan dan lingkungan sekitarnya. Artinya, ada beberapa perkembangan yang dipengaruhi oleh faktor bawaan, dan ada beberapa perkembangan yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Lingkungan pertama dan 2 Ismawati, Erna. Rahasia Pikiran Manusia. (Jogjakarta: Garai Ilmu, 2009). Hal: 44. 3 Ghufron, Op.Cit. hal: 34 4 Centi, P. J. Mengapa Rendah Diri. (Yogyakarta: Kanisius, 1995) Hal: 33 3 utama yang berpengaruh terhadap perkembangan anak adalah lingkungan keluarga, dimana orang tua merupakan sosok yang paling berperan.5 Keluarga merupakan tempat pertama kali anak tumbuh dan berkembang baik secara fisik maupun mental. Apakah proses pertumbuhan dan perkembangan anak selanjutnya baik atau tidak, tergantung pada pola pengasuhan yang diberikan orang tua kepada anak. Perkembangan anak akan optimal bila pola asuh yang diterapkan sesuai dengan kebutuhan anak pada berbagai tahap perkembangannya, bahkan sejak anak dalam kandungan. Sedangkan lingkungan yang tidak mendukung akan menghambat perkembangan anak.6 Hal tersebut tanpa disadari telah berpengaruh dan menjadi pondasi awal dalam pembentukan sikap, kepribadian dan kerakter anak dalam kehidupannya baik terhadap diri sendiri ataupun orang lain yang berada dilingkungan sekitarnya.7 Brofenbrenner dalam teori ekologinya menekankan bahwa sistem lingkungan memiliki pengaruh yang sangat penting tehadap perkembangan individu.8 Dalam hal ini faktor yang paling dominan di keluarga adalah pola asuh orang tua, Gunarsa mengungkapkan bahwa pola asuh adalah suatu gaya mendidik yang dilakukan oleh orang tua untuk membimbing dan mendidik anak-anaknya dalam proses interaksi yang bertujuan memperoleh suatu perilaku yang diinginkan.9 5 Inge Pudjiastuti Adywibowo. 2010. Memperkuat Kepercayaan Diri Anak melalui Percakapan Referensial. Jurnal Pendidikan Penabur - No.15/Tahun ke-9/Desember 2010. Jakarta. Hal: 37 6 Soetjiningsih, Tumbuh Kembang Anak, (Surabaya: Lab. IKA,1998). Hal: 29. 7 Hurlock, Elizabeth B. Perkembangan Anak Jilid 1. (Jakarta: Erlangga, 1994). Hal: 64. 8 Desmita. Psiologi Perkembangan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2006. 9 Gunarsa, Singgih. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1990) hal.23. 4 Conny Semiawan mengatakan bahwa:10 “anak yang berpikir kreatif dan mampu menyelesaikan masalah (problem solving), merupakan kejadian mental (mental event) yang digerakkan oleh persiapan yang direncanakan secara intensif, mencapai pencerahan mandiri, sehingga tercapai pemahaman (insight), yang menjurus pada pengatasan masalah. Rentan waktunya tidak menentu, bisa berhari-hari atau berbulan-bulan, namun secara potensial pencerahan itu berasal dari alam bawah sadar.” Markum berpendapat bahwa pola asuh adalah cara orang tua mendidik anak dan membesarkan anak yang dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain faktor budaya, agama, kebiasaan, dan kepercayaan, serta pengaruh kepribadian orang tua (orang tua sendiri atau orang yang mengasuhnya). 11 Perbedaan perlakuan pola asuh orang tua pertama kali adalah mengenai tempat posisi anak di dalam keluarga. Menurut Forer katika seseorang dilahirkan dalam sebuah keluarga maka telah menempati urutan tertentu dalam hierarki keluarga, menjadi anak tunggal, anak tertua, anak menengah, atau anak bungsu. Pengaruh urutan dalam keluarga yang pertama-tama dan tampak paling nyata ialah hubungan dengan orang yang telah ada dalam keluarga. Tempat dalam keluarga menetapkan peran spesifik yang dimainkan anak dalam keluarga. Hal ini mempengaruhi pembentukan sikap anak itu, baik terhadap dirinya sendiri maupun terhadap orang lain dan mambantunya mengembangkan pola prilaku tertentu. 12 10 Hartanti, Aprilina. Perbedaan Tingkat Kematangan Sosial Anak Berdasarkan Urutan Kelahiran Pada Siswa Taman Kanak-kanak Islam Terpadu Kelas B Mutiara Hati Sawojajar-Malang. Skripsi tidak diterbitkan. (Malang: Psikologi UIN Maliki Malang, 2010). Hal: 10. 11 M. Enoch Markum, Buku Ajar Kesehatan Anak Jilid I, (Jakarta: FKUI, 1999). Hal: 49. 12 Hurlock, Elizabeth B . Perkembangan Anak Jilid 1. (Jakarta: Erlangga. 1997). Hal: 62. 5 Adler mengembangkan teori urutan lahir didasarkan pada keyakinannya bahwa keturunan, lingkungan dan kreativitas individual bergabung membentuk kepribadian. Dalam sebuah keluarga, setiap anak lahir dengan unsur genetik yang berbeda, masuk dalam situasi sosial yang berbeda. Oleh karena itu penting untuk melihat urutan kelahiran (anak pertama, kedua dan seterusnya), dan anak-anak itu menginterpretasikan situasi dengan cara yang berbeda pula.13 Menurut Corey (Rahmawati. 2005: 3) urutan kelahiran dan interpretasi terhadap posisi seseorang berpengaruh terhadap cara seseorang berinteraksi akibat situasi psikologis yang berbeda pada urutan kelahiran tersebut.14 Studi tentang menetapnya pengaruh urutan kelahiran sangat terbatas jumlahnya akan tetapi studi yang telah dilakukan menunjukkan bahwa urutan kelahiran cukup menetap dan membenarkan bahwa urutan kelahiran memang merupakan salah satu kondisi terpenting yang terjadi pada saat pertumbuhan15 . Selain membentuk kerakter tententu, para peneliti menemukan bahwa urutan kelahiran juga memunculkan sindrom tertentu atau gugusan ciri bawaan yang umumnya ditemukan diantara anak-anak dengan urutan kelahiran berbeda. Banyak bukti yang menunjukkan bahwa ciri bawaan itu adalah hasil dari cara perlakuaan terhadap anak selama tahun-tahun awal, tahun pembentukan oleh orang yang berarti baginya.16 Di sisi lain dalam posisi urutan kelahiran dapat memunculkan sindrom umum atau ciri bawaan yang umumnya ditemukan pada setiap posisi urutan 13 Alwisol. Psikologi Kepribadian. (Malang: UMM Press. 2009). Hal: 79. 14 Hartanti, Aprilina. Op. Cit. Hal: 11. 15 Hurlock, Op.Cit. 1994. Hal: 64 16 Ibid. Hal: 65 6 kelahiran. Sindrom yang umumnya muncul pada anak sulung ialah karena mendapat perhatian yang penuh dari orang tua muncul sikap terdorong untuk berprestasi. Hampir semua budaya menempatkan anak pertama (sulung) sebagai pewaris kewibawaan, kekuasaan dan kekayaaan. Namun di sisi lain sebab turun tahta akibat kelahiran adik, datanglah sikap merasa tidak aman, tidak pasti, tidak mudah percaya, mudah dipengaruhi, introvert, kurang adanya dominasi dan agresivitas, bertanggung jawab, iri hati dan sangat Anak tengah karena harus berbagi perhatian sejak awal kelahiran merasa tidak mampu, rendah diri, mudah dialihkan perhatiaannya, sangat membutuhkan pernyataan kasih sayang, dan iri hati karna merasa tertolak oleh orang tua. 17 Anak bungsu umumnya tidak bertanggung jawab, spontan, tidak matang, tergantung kepada orang lain, ambisi yang tidak realistik, manja dan merasa inferior dengan siapa saja.18 Anak tunggal menerima perhatian yang tidak terpecah dari orang tua sehingga muncul sikap gaya hidup manja, ingin menjadi pusat perhatian, takut bersaing dengan orang lain, kerja sama rendah, dan merasa dirinya benar.19 Jenjang pendidikan perguruan tinggi merupakan jenjang yang semakin mendekatkan seseorang dengan cita-cita. Dalam jenjang ini system pengajarannya bukan lagi dilakukan dengan sistem satu arah (guru menjelaskan, murid mendengarkan). Akan tetapi dalam jenjang ini mahasiswa dituntut untuk dapat menggali sendiri keilmuannya, dapat mengungkapkan pendapat di depan umum 17 Ibid. Hal: 66 18 Ibid. Hal: 66 19 Alwisol. Op. Cit. Hal: 80. 7 dengan baik sehingga dapat mengeaktualisasikan semua potensi yang dimiliki dan mampu terjun di masyarakat dengan penuh percaya diri. Mahasiswa yang percaya diri merasa bebas untuk melakukan tindakan atau sikap apapun, tanpa rasa rendah diri terhadap orang lain, sehingga akan mudah mengalami kemajuan dan akan mudah mendapatkan keberhasilan. Mahasiswa yang percaya diri tidak memerluhkan dorongan dari orang lain sebagai standar, karena sudah dapat menentukan standar sendiri dan selalu mengembangkan motivasi untuk meraih kesuksesan dalam hidupnya, dan berprilaku seperti apa yang dibutuhkan untuk memperoleh hasil yang diharapkan. Maka orang yang bersangkutan tidak terlalu cemas untuk melakukan hal-hal yang sesuai dengan keinginannya.20 Di sisi lain kepercayaan diri itu bukan arogansi –prilaku memamerkan kepandaian, membanggakan diri dan sombong, yang sering kali merupakan pembelaan yang dilakukan oleh mereka yang tidak memiliki kepercayaan diri, guna melindungi keterancamannya. Orang-orang yang percaya diri merasa dirinya aman dengan mengetahui bakatnya, sangat rileks dan ingin mendengar untuk belajar dari orang lain.21 Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Eyya Kurnia (2007) dengan judul “Perbedaan Penyesuaian Sosial pada Remaja Dengan Posisi Urutan Kelahiran Sulung, Tengah dan Bungsu (di pondok pesantren Putri AlIshlahiyah Singosari-Malang)”, penyesuaian remaja dengan posisi urutan 20 Al-Uqshari, Yusuf. Percaya Diri, Pasti!. (terjemahan Abdul Hayyiedan Noor Cholis). (Jakarta: Gema Insani Press, 2005). Hal: 10 21 Taylor, Ros. Confidence In Just Seven Days, Meraih Kepercayaan diri Hanya Dalam 7 Hari. (Jogjakarta: Diva Press. 2005). Hal: 19-20. 8 kelahiran Sulung berada pada taraf yang paling rendah (109,77) dibandingkan dengan anak Tengah (116,61) dan anak Bungsu (110,29).22 Penelitian Dwi Safitri (2010) mengenai “Hubungan Antara Kepercayaan Diri dengan Penyesuaian Sosial Mahasiswa di Fakultas Psikologi UIN Maulana Maliki Malang”, diperoleh hasil analisa bahwa tingkat kepercayaan diri mahasisawa berada pada kategori sedang dengan prosentase 48%. Total hasil penelitian dengan pengelompokan menjadi 5 kategori yakni; sangat tinggi 8%, tinggi 18%, sedang 48%, rendah 15%, dan sangat rendah 11 %.23 Menurut hasil wawancara terbuka yang dilakukan oleh peneliti24 kepada mahasiswa dengan posisi urutan kelahiran anak sulung, tengah, bungsu dan tunggal ditemukan bahwa anak sulung sebagai anak tertua merasa kurang dihargai sebagai anak tertua dalam keluarganya, mengalami kesulitan dalam mengemukakan pendapat, introvert, takut salah dalam bertindak, sulit bersosialisasi dan terlalu banyak pertimbangan dalam mengambil keputusan. Untuk mahasiswa dengan posisi urutan kelahiran sebagai anak tengah lebih sering diserang oleh rasa keragu-raguan, sering diserang demam panggung. Informasi tersebut peneliti dapatkan melalui hasil wawancara dengan responden. Kehadiran bungsu sangat diterima dan selalu mendapat perhatian di dalam keluarga dan meskipun masih sering dipersalahkan, sehingga timbul kekhawatiran takut salah ketika hendak mengungkapkan pendapat di depan umum dan masih sering timbul sifat kekanak-kanakannya. 22 Kurnia, Eyva, 2007. Perbedaan Penyesuaian sosial pada remaja dengan posisi urutan kelahiran sulung, tengah dan bungsu (di pondok pesantren Putri Al-Ishlahiyah Singosari-Malang). Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Psikologi UIN Maliki Malang 23 Safitri. Op. Cit. hlm: 132 24 Hasil wawancara terbuka (21-30 April) di Fakultas Psikologi UIN Maliki Malang. 9 Mahasiswa sebagai anak tunggal memperoleh semua perhatian dalam keluarga, namun dalam bersosialisasi sering merasa iri keoada orang yang lebih baik darinya, kurang dapat berbicara di depan umum karena sering kali merasa bahwa yang harus mendapat menarik perhatian bukan dirinya melainkan orang lain yang harus memperhatikan dirinya. Berdasarkan hasil wawancara di atas terlihat bahwa terdapat perbedaan tingkat percaya diri dalam setiap posisi urutan kelahiran (sulung, tengah, bungsu dan tunggal). Hal tersebut dipengaruhi oleh lingkungan yakni pola asuh orang tua yang membedakan mereka berdasarkan posisi urutan kelahiran, sehingga terbawa dalam setiap jenjang kehidupaan sosial dan menetap hingga dewasa. Berdasarkan latar belakang yang telah penulis uraikan mengenai ketertarikan penelitian ini, maka peneliti ingin mendapatkan bukti empiris tentang bagaimanakah “Perbedaan Tingkat Kepercayaan Diri (Self Confident) Ditinjau dari Posisi Urutan Kelahiran (Birth Order) Mahasiswa Psikologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang”. 1.2. Rumusan Masalah 1. Bagaimana tingkat kepercayaan diri Mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang? 2. Bagaimana tingkat kepercayaan diri anak sulung, tengah, bungsu dan tunggal Mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang? 10 3. Apakah terdapat perbedaan tingkat kepercayaan diri ditinjau dari posisi urutan kelahiran Mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang? 1.3. Tujuan Penelitian 1. Mengetahui tingkat kepercayaan diri Mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. 2. Mengetahui tingkat kepercayaan diri anak sulung, tengah, bungsu dan tunggal Mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. 3. Mengetahui andanya perbedaan tingkat kepercayaan diri ditinjau dari posisi urutan kelahiran Mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. 1.4. Manfaat Penelitian Peneliti berharap agar hasil dari penelitian ini dapat memberikan manfaat secara teoritis dan praktis, adapun manfaat yang dapat diperoleh dalam penelitian ini adalah: 1. Secara teoritis Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam menambah khazanah keilmuan dalam bidang Psikologi, terutama untuk tema susunan kelahiran serta menjadi bahan pertimbangan atau rujukan bagi penelitian selanjutnya mengenai pengaruh urutan kelahiran terhadap kepercayaan diri. 11 2. Secara praktis a) Bagi peneliti, sebagai pengalaman yang berharga dan menambah wawasan khasanah keilmuan pada khususnya, sehingga dapat meningkatkan pengetahuan baik secara teoritis maupun secara praktis. Untuk memenuhi persyaratan akademis, guna menempuh ujian akhir sarjana pada Fakultas Psikologi UIN Maliki Malang. b) Bagi Lembaga dapat mengetahui, mengembangkan dan menampung secara lebih optimal potensi-potensi yang berbeda pada setiap individu berdasarkan urutan kelahiran.

Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Psikologi" :  Perbedaan tingkat kepercayaan diri (self confident) ditinjau dari posisi urutan kelahiran (birthorder) mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Maliki Malang" Untuk Mendownload skripsi ini silakan klik link dibawah ini

DOWNLOAD

Artikel Terkait:

No comments:

Post a Comment