Abstract
INDONESIA:
Secara psikologis usia remaja merupakan saat pengenalan atau pertemuan identitas diri dan pengembangan diri. Pada fase ini remaja berada pada masa topan dan badai serta tengah mencari jati diri, Pada umumnya remaja memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Sehingga tidak menutup kemungkinan terjadinya kenakalan remaja, baik remaja yang tinggal dengan orang tua dan remaja yang tinggal di kos. Keluarga dan tempat tinggal memiliki peranan penting dalam perkembangan anak. Keluarga atau tempat tinggal yang baik akan berpengaruh positif bagi perkembangan anak, karena sejak kecil anak telah dibesarkan oleh keluarga maka dapat dikatakan bahwa kemungkinan timbulnya kenakalan remaja sebagian besar dari tempat tinggal. Sehingga muncul pernyataan rumusan masalah tingkat kenakalan remaja ditinjau dari tempat tinggal dan apakah ada perbedaannya.
Tujuan dalam penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui tingkat kenakalan remaja yang tinggal dengan orang tua pada siswa SMAN 2 Malang (2) Untuk mengetahui tingkat kenakalan remaja yang tidak tinggal dengan orang tua pada siswa SMAN 2 Malang (3) Untuk mengetahui perbedaan kenakalan remaja antara remaja yang tinggal dengan orang tua dan remaja yang tidak tinggal dengan orang tua pada siswa SMAN 2 Malang.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif korelasional. Variabel bebas dalam penelitian ini tempat tinggal dan variabel terikatnya adalah kenakalan remaja. Subjek penelitian berjumlah 144 siswa kelas XI di SMAN 2 Malang yang dipilih dengan menggunakan teknik cluster random sampling. Dalam pengumpulan data , peneliti menggunakan metode angket. Analisa data menggunakan analisis deskriptif presentase dan uji-t dengan bantuan SPSS 15,0 for windows.
Kesimpulan dalam penelitian ini berdasarkan hasil analisa dapat diketahui (1) Tingkat kenakalan remaja yang tinggal dengan orang tua berada pada kategori sedang atau 72,22%. (2) Tingkat kenakalan remaja yang tidak tinggal dengan orang tua pada kategori sedang atau 69,44%. (3)
Ada perbedaan kenakalan remaja antara remaja yang tinggal dengan orang tua dan remaja yang tidak tinggal dengan orang tua diterima dengan nilai koefisien t sebesar 2,097 dengan taraf signifikansi sebesar 0,038 (p < 0,05). Dengan kata lain hipotesis diterima.
Ada perbedaan kenakalan remaja antara remaja yang tinggal dengan orang tua dan remaja yang tidak tinggal dengan orang tua diterima dengan nilai koefisien t sebesar 2,097 dengan taraf signifikansi sebesar 0,038 (p < 0,05). Dengan kata lain hipotesis diterima.
ENGLISH:
Psychologically, teenage is time of orienting and meeting self identity and self development. In this phase, teenagers are in phase of storm of life in looking for self identity. Generally, teenagers have sense to know very high. So that it’s not impossible to occur juvenile delinquency, either teenagers who are under guidance of parent in home or also teenagers staying in flat. Good Family and good home stay have good positive impact for children’s development, because since child they have been educated at home. Therefore, it will raise the questions about research problems based on the home stay and the existence of differences of it.
Objectives of this research are (1) to know grade of juvenile delinquency of teenagers who stay with their parent of students SMAN 2 Malang (2) to know grade of juvenile delinquency who do not stay with their parents of students SMAN 2 Malang (3) to know the differences of juvenile delinquency between student SMAN 2 Malang who stay and do not stay with their parents.
The method used in this research is quantitative correlation. Free variable used in this research are home stay and tied variable used is juvenile delinquency. Subjects of this research are 114 students class XI at SMAN 2 Malang who was chosen by cluster random sampling technique. In process of collecting data, researcher used questioner method. Analyzing data used descriptive procentage analysis and test T used by SPSS 15,0 for windows.
Conclusion of this research is based on the result on analyze that will be known by (1) grade of juvenile delinquency teenagers staying with their parents is in Middle grade by 72,22%. (2) grade of juvenile delinquency teenagers not staying with their parents is in middle grade by 69,44%. (3) There is difference between teenagers staying and not staying with their parents that is accepted by coefficient value on 2,097 by significations grade on 0,038 (p < 0,05). By another word, hypothesis is accepted.
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang masalah
Masalah kenakalan remaja dewasa ini
semakin dirasa meresahkan masyarakat, baik di negara-negara maju maupun
negara-negara yang sedang berkembang. Permasalahannya semakin meningkat, bukan
saja dalam frekuensinya tetapi yang lebih mengkhawatirkan adalah juga karena
variasi dan intensitasnya. Dalam kaitan ini, masyarakat Indonesia telah mulai
pula merasakan keresahan tersebut. Pada bulan Mei 2013 sebuah kabar mengejutkan
warga Cilegon Banten kabar tersebut mengenai beredarnya adegan mesum yang
dilakukan salah satu siswi sekolah menengah atas dengan seorang mahasiswa di
kota tersebut (www.Liputan6.com). Siswa-siswi SMA bahkan SMP saat ini sudah
mulai berani photo bugil dengan menggunakan kamera Hp, yang sangat
memprihatinkan adegan tersebut disebar melalui internet (www.detikForum.com).
Jumlah Institusi Pendidikan mulai dari Sekolah Menengah sampai dengan Perguruan
Tinggi, baik Negeri maupun Swasta di kota Malang yang sangat banyak membuat
remaja dari luar daerah tertarik untuk melanjutkan pendidikan di kota ini. Awal
mula rencana penelitian ini bertempat di SMA PANJURA Malang yang merupakan
sekolah swasta akan tetapi dalam pencarian jenis masalah penelitian mengalami
kesulitan karena tidak diperbolehkan meminta data-data para siswanya. Ahirnya
peneliti mengambil penelitian di SMAN 2 Malang, karena peneliti mempunyai
kerabat yang berstatus sebagai siswa. Sehingga peneliti mencoba kembali untuk
mengirimkan surat penelitian kesekolah tersebut setelah 2 mendapatkan izin
peneliti melakukan wawancara dengan waka kurikulum dan menjelaskan jenis
penelitian. Setelah proses wawancara dan pencarian data selama 1 minggu
peneliti menemukan bahwa lebih dari 40 % dari jumlah keseluruhan siswanya
bertempat tinggal tidak dengan orang tua / kos, sehingga di kota Malang banyak
terdapat kos-kosan sebagai tempat tinggal sementara bagi remaja yang datang
dari luar daerah. Karena bertempat tinggal terpisah dari orang tua dan tidak
mendapat pengawasan dari orang tua, hal ini menyebabkan besarnya faktor
terjadinya kenakalan remaja. Remaja hendaknya dapat menghindarkan dirinya dari
situasi atau keadaan serta pergaulan yang dapat menjerumuskannya kepada
perilaku menyimpang yang dapat merugikan dirinya sendiri, keluarga maupun orang
lain. Hasil wawancara dan terhadap sebagian siswa yang tinggal dengan orang tua
dan siswa yang tidak tinggal dengan orang tua SMA Negeri 2 Malang menunjukkan
adanya perilaku kenakalan remaja pada umumnya, saya pernah merokok
sembunyi-sembunyi, menonton film porno, membolos sekolah dan keluyuran hingga
larut malam (wawancara dengan siswa SMAN 2 Malang). Penulis juga melakukan
wawancara dengan pemilik kos yang mengatakan bahwa bagi penghuni kos yang
penting adalah mengikuti peraturan yang sudah ditetapkan sebelumnya, seperti
adanya jam malam dan lapor kepada pemilik kos jika ada yang menginap (wawancar
dengan pemilik kos). Penulis juga melakukan wawancara dengan salah satu orang
tua siswa yang mengatakan bahwa saya tidak bisa mengawasi anak saya saya selama
24 jam karena saya juga bekerja, yang saya ketahui pagi dia berangkat kesekolah
kadang pulangnya hampir malam (wawancara dengan orang tua siswa). Selain itu,
penulis juga melakukan wawancara dengan salah satu guru yang mengatakan bahwa
pada umumnya kenakalan yang dilakukan oleh siswa pada umumnya adalah membolos,
tidak mengikuti peraturan yang berlaku di sekolah, berkelahi baik dengan sesama
teman maupun antar sekolah (wawancara dengan BK dan Tatib). Selain itu, di
temukan aksi kenakalan remaja tindakan dan kebiasaan yang dapat dipandang
sebagai perbuatan “nakal”, baik yang biasa dilakukan dalam 3 kehidupan keluarga
sendiri maupun dalam kehidupan masyarakat, seperti di sekolah, contohnya
seperti suara yang mengganggu dan mengganggu setiap lawan jenis yang lewat,
remaja pria maupun wanita secara sembunyi-sembunyi mencoba merokok dan
sebagainya adalah sebagian dari kenakalan remaja yang pernah dilakukan oleh
siswa SMA Negeri 2 Malang. Masa depan bangsa dan negara adalah terletak di
pundak dan tanggung jawab remaja. Jika mereka berkembang dengan peningkatan
kualitas yang semakin membaik besar harapan dan kebaikan dan kebahagiaan
kehidupan bangsa dapat diharapkan. Namun jika terjadi sebaliknya maka keadaan
saling menuding dan menyalahkan tidak dapat dihindarkan sedang permasalahannya
semakin nyata dan semakin parah. Secara psikologis, kenakalan remaja merupakan
wujud dari konflik-konflik yang tidak terselesaikan dengan baik pada masa
kanak-kanak maupun remaja para pelakunya. Kenakalan-kenakalan yang dilakukan
oleh remaja di bawah usia 17 tahun sangat beragam mulai dari perbuatan yang
amoral dan anti sosial. Hurlock (Ali dan Asrori, 2006) menganggap remaja secara
psikologis, tengah berada pada masa topan dan badai serta tengah mencari jati
diri, sehingga menimbulkan konflik dan ketidakstabilan emosi dalam diri remaja
masa remaja merupakan masa penuh gejolak emosi dan ketidakseimbangan, yang
disebut dengan “storm and drug” sehingga remaja mudah terpengaruh lingkungan
tempat tinggalnya. Pada umumnya remaja memiliki rasa ingin tahu yang tinggi
(High Curiosity). Karena didorong oleh rasa ingin tahu yang tinggi, remaja
cenderung ingin bertualang, menjelajah segala sesuatu, dan mencoba segala
sesuatu yang 4 belum pernah dialaminya, sehingga tidak menutup kemungkinan
terjadinya kenakalan remaja, baik remaja yang tinggal dengan orang tua dan
remaja yang tidak tinggal dengan orang tua / di kos. Jika remaja tidak diarahkan
dengan benar akan menjurus pada perbuatan kenakalan remaja. Kenakalan remaja
adalah pelanggaran terhadap norma-norma hukum, sosial, susila dan agama.
Menurut Walgito (Sudarsono, 2004) kenakalan remaja adalah perbuatan
kejahatan/pelanggaran yang dilakukan oleh remaja yang bersifat melawan hukum,
anti sosial, anti susila, dan menyalahi norma-norma agama. Menurut Sudarsono
(2004) keluarga dan tempat tinggal memiliki peranan penting dalam perkembangan
anak. Keluarga atau tempat tinggal yang baik akan berpengaruh positif bagi
perkembangan anak, karena sejak kecil anak telah dibesarkan oleh keluarga maka
dapat dikatakan bahwa timbulnya kenakalan remaja sebagian besar dari tempat
tinggal. Perkembangan kognitif remaja, menurut Piaget (Santrock, 2003), merupkan
periode terakhir dan tertinggi dalam tahap pertumbuhan operasional formal
(Period of formal operations). Idealnya individu sudah mulai memiliki pola
pikir sendiri dalam usaha memecahkan masalah-masalah yang kompleks dan abstrak,
kemampuan berpikir pada remaja berkembang sedemikian rupa sehingga remaja
dengan mudah dapat membayangkan banyak alternatif untuk pemecahan masalah serta
kemungkinan akibat atau hasilnya. Kapasitas berpikir secara logis dan abstrak
para remaja berkembang sehingga remaja mampu berpikir multidimensi seperti
ilmuwan. Para remaja tidak lagi menerima informasi apa adanya, tetapi remaja
akan memproses informasi serta mengadaptasikannya 5 dengan pemikiran sendiri.
Remaja juga mampu mengintegrasikan pengalaman masa lalu dan sekarang yang akan
ditransformasikan menjadi konklusi, prediksi, dan rencana untuk masa depan.
Para remaja dengan kemampuan operasional formal, mampu mengadaptasikan diri
dengan lingkungan, sehingga sudah seharusnya remaja dapat menghindarkan diri
dari perilaku nakal dengan kemampuan yang dimiliki untuk membedakan mana yang
baik dan buruk. Hasil penelitian Maria (2007) menyatakan bahwa 37,7%
kecenderungan kenakalan remaja dipengaruhi oleh peran keharmonisan keluarga dan
konsep diri. Keharmonisan keluarga mempunyai peran dalam menekan perilaku
kenakalan remaja dan remaja yang mempunyai konsep diri yang positif maka ia
akan mampu menghargai dirinya dan melihat hal-hal yang positif yang dapat
dilakukan demi keberhasilan di masa yang akan datang, sehingga ia mampu
mengantisipasi halhal yang negatif. Penelitian ini mencoba menggunakan salah
satu faktor selain peran keharmonisan keluarga dan konsep diri dengan tujuan
untuk mengetahui seberapa besar pengaruh tempat tinggal terhadap kenakalan
remaja. Tinggal bersama orang tua memiliki arti bahwa individu hidup bersama
dalam satu rumah bersama orang tuanya sehingga lebih banyak mendapat bimbingan,
perhatian dan kasih sayang. Bertempat tinggal tidak dengan orang tua / di kos
yang identik dengan sebuah bangunan yang digunakan sebagai tempat tinggal
mahasiswa, pelajar yang merantau/ jauh dari kampung halamannya dengan membayar
retribusi bulanan sesuai dengan akad yang sudah ditentukan sebelumnya. Bagi
remaja yang tinggal dengan orang tua, mereka masih akan mendapat campur tangan
dari orang tua dalam segala aktifitasnya, karena banyak orang tua 6 melihat
remaja mereka berubah dari seorang anak yang selalu menurut, melawan, dan
menentang standar-standar dari orang tua. Menurut Collins (Santrock, 2003) bila
ini terjadi, orang tua akan cenderung berusaha mengendalikan dengan keras dan
memberikan lebih banyak tekanan kepada remaja agar mentaati aturan orang tua.
Sedangkan remaja yang tidak tinggal dengan orang tua / dikos jauh dari
pengawasan orang tua dalam menjalani kehidupannya akan lebih menekankan pada
konformitas dengan tekanan orang-orang yang berada disekitarnya, menurut
Camarena (Santrock, 2003) konformitas dapat bersifat positif maupun negatif.
Remaja yang tinggal bersama orang tua dalam hal pengawasan maupun bimbingan
lebih ketat karena remaja yang tinggal bersama orang tua lebih sering bertemu
dengan orang tuanya sehingga orang tua lebih mengetahui kondisi anaknya.
Sedangkan remaja yang tidak tinggal dengan orang tua / di kos memiliki waktu
yang lebih sedikit untuk bertemu orang tuanya dan lebih banyak berinteraksi
dengan lingkungan sekitar tempat kos dan lingkungan teman sebayanya di sekolah.
Keluarga merupakan pendidikan yang pertama kali yang diperoleh oleh anak atau
remaja. Dimana orang tua mempunyai peranan yang sangat penting guna membentuk
pola kepribadian, dan menjadi seperti apa yang di inginkan oleh orang tua.
Fungsi dan peranan keluarga sangat berpengaruh untuk menentukan jalannya
kehidupan yang akan datang, maka keluarga adalah tempat pertama dan utama untuk
pendidikan anak atau remaja. Bagaimana keluarga memberikan pengaruh yang
positif terhadap pendidikan anak atau remaja menuju kedewasaan hidup, baik
pendidikan agama, moral dan sopan santun dalam bermasyarakat. Lingkungan
masyarakat merupakan faktor kedua yang berperan penting dalam 7 perkembangan
remaja, di lingkungan inilah anak atau remaja melakukan interaksi dengan
lingkungan sekitar, mengenal orang lain dan melakukan aktifitas sosial bersama
guna kepentingan dirinya sendiri dan kepentingan orang lain. Berdasarkan gambaran
di atas dengan melihat adanya perbedaan kenakalan remaja yang terjadi antara
remaja yang tinggal dengan orang tua dan remaja yang tidak tinggal dengan orang
tua / kos pada siswa SMA Negeri 2 Malang, yaitu antara remaja yang tinggal
dengan orang tua dan tidak tinggal dengan orang tua / dikos, maka peneliti
merasa tertarik dan terdorong untuk mengetahui apakah ada perbedaan kenakalan
remaja ditinjau dari tempat tinggal pada siswa SMA Negeri 2 Malang. B. Rumusan
Masalah Sehubungan dengan pemaparan latar belakang masalah di atas maka
permasalahan dapat dirumuskan : 1. Bagaimana tingkat kenakalan remaja yang
tinggal dengan orang tua? 2. Bagaimana tingkat kenakalan remaja yang tidak
tinggal dengan orang tua / di kos-kosan ? 3. Apakah ada perbedaan kenakalan remaja
yang tinggal dengan orang tua dan remaja yang tidak tinggal dengan orang tua /
di kos ? C. Tujuan Penelitian 1. Mendiskripsikan tingkat kenakalan remaja yang
tinggal dengan orang tua. 2. Mendiskripsikan tingkat kenakalan remaja yang
tidak tinggal dengan orang tua / di kos-kosan. 8 3. Mendiskripsikan perbedaan
kenakalan remaja yang tinggal dengan orang tua dan remaja yang tidak tinggal
dengan orang tua / di kos. D. Manfaat Penelitian 1. Secara teoritis Secara
teoritis penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan dan masukan yang dapat
memperkaya khasanah ilmu pengetahuan disiplin psikologi untuk bidang psikologi
perkembangan khususnya kenakalan pada remaja yang tinggal dengan orang tua dan
remaja yang tidak tinggal dengan orang tua / di kos. 2. Secara praktis a. Bagi
remaja Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan serta dapat membantu,
khususnya bagi remaja agar dapat menyesuaikan diri dengan baik melalui hal-hal
yang dapat diterima dengan baik oleh masyarakat, sehingga terhindar dari
perilaku yang menyebabkan kenakalan remaja. b. Bagi orang tua atau masyarakat
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan sebagai masukan dalam mengatasi
masalah kenakalan remaja sehingga dapat diterapkan sebagai strategi yang tepat
untuk mengurangi, mengatasi, dan meminimalisirkan timbulnya kenakalan pada
remaja.
Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Psikologi" :Perbedaan kenakalan remaja antara remaja yang tinggal dengan orang tua dan remaja yang tidak tinggal dengan orang tua / kos pada siswa SMA Negeri 2 Malang" Untuk Mendownload skripsi ini silakan klik link dibawah ini
DOWNLOAD
No comments:
Post a Comment