Abstract
INDONESIA:
Masa awal perkuliahan adalah fase terberat bagi mahasiswa baru fakultas Psikologi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang karena adanya aktifitas yang padat, padahal mereka dituntut untuk berinteraksi dengan orang-orang dan lingkungan yang memiliki budaya dan bahasa yang berbeda dengan tempat tinggal mereka sebelumnya, mereka juga harus membentuk penyesuaian diri yang efektif dengan lingkungan yang baru. Kemampuan dwibahasa dan Self efficacy merupakan faktor yang mempunyai hubungan dengan penyesuaian diri bagi mahasiswa baru.
Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa baru Fakultas Psikologi UIN Maliki Malang, dengan tujuan: (1) untuk mengetahui tingkat kemampuan dwibahasa mahasiswa baru Fakultas Psikologi UIN Maliki Malang (2) untuk mengetahui tingkat self efficacy dalam penggunaan dwi bahasa mahasiswa baru Fakultas Psikologi UIN Maliki Malang, dan (3) untuk mengetahui tingkat penyesuaian diri mahasiswa baru Fakultas Psikologi UIN Maliki Malang.(4)untuk membuktikan ada tidaknya pengaruh kemampuan dwibahasa, self efficacy dalam penggunaan dwi bahasa terhadap penyesuaian diri mahasiswa baru Fakultas Psikologi UIN Maliki Malang.
Rancangan penelitian ini adalah korelasi kuantitatif. Variabel bebasnya adalah self efficacy dalam penggunaan dwibahasa (X1),kemampuan dwibahasa(X2) dan variabel terikatnya penyesuaian diri (Y). Populasi penelitian ini adalah seluruh mahasiswa baru Fakultas Psikologi UIN Maulana Maliki Malang(150 mahasiswa). Sampel diambil dengan mengunakan teknik purposive sampling atau secara acak. Dalam pengumpulan data, peneliti menggunakan metode angket berupa skala likert dan tes prestasi. Uji validitas menggunakan rumus product moment dan uji reliabilitas dengan menggunakan rumus alpha cronbach.. Analisa data penelitian ini menggunakan bantuan SPSS versi 16.0 for Windows.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: (1) tingkat kemampuan dwibahasa mahasiswa baru berada pada kategori tinggi dengan prosentase 66,6, (2) tingkat self efficacy dalam penggunaan dwibahasa berada pada kategori tinggi dengan prosentase 94,9%, (3) tingkat penyesuaian diri mahasiswa baru berada pada kategori tinggi dengan prosentase 74,4%, dan (4) nilai F = 800,799 dengan nilai p = ,000. Hasil ini berarti hipotesis yang menyatakan adanya hubungan kemampuan dwibahasa dan self efficacy dalam penggunaan dwibahasa terhadap penyesuaian diri diterima. Sebagai rincian kemampuan dwibahasa secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penyesuaian diri sebesar β = 0,026 dengan p = 0,011 dan self efficacy dalam penggunaan dwibahasa secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penyesuaian diri sebesar β = 0,992 dengan p = 0,000. Artinya self efficacy dalam penggunaan dwibahasa memiliki pengaruh lebih besar dibandingkan dengan pengaruh kemampuan dwibahasa terhadap penyesuaian diri.
ENGLISH:
The earlier period is difficult phase for New Students Acclimatization of Psychology Faculty in the State Islamic University of Maulana Malik Ibrahim Malang because there are demanding activities, whereas they are demanded to interact with many people and environment that have culture and language that are different with their place before, they also have to adapt affectively with new environment. Bilingual ability and Self efficacy are the factor that can influence acclimation for new students.
This research is done to the new students of psychology faculty in the State Islamic University of Maulana Malik Ibrahim Malang, with purpose: (1) to know the bilingual ability level of psychology faculty of UIN Maliki Malang (2) to know the self efficacy level in using bilingual from new students of psychology faculty of UIN Maliki Malang, to know acclimatization level of psychology faculty of UIN Maliki Malang, and to prove there is or not the influence of bilingual ability, self efficacy in using bilingual to New Students Acclimatization of Psychology Faculty in the State Islamic University of Maulana Malik Ibrahim Malang.
The research method is quantitative correlation. The large variable is self efficacy in using bilingual (X1), bilingual ability (X2) and variable bound with acclimatization (Y). The research population is all of the new students of psychology faculty in the State Islamic University of Maulana Malik Ibrahim Malang (150 students). This sample is taken by using purposive sampling technique or random. In collecting data, the researcher uses questionnaire method is likert scale and achievement test. Validity experiment uses moment product formula and reliability experiment uses SPSS 16.0 version for Windows.
Base on the research result can be concluded that (1) bilingual ability level of new students are in the high category with 66,6 %, (2) self efficacy level in using bilingual are in the high category with 94,9 %, (3) acclimatization level of new students are in the high category with 74,4 % and (4) F value = 800,799 with p value = ,000. This result means the hypothesis state that there is correlation bilingual ability and self efficacy in using bilingual to acclimatization is accepted. As details of bilingual ability partially have effect that is significant to acclimatization as β = 0,026 with p = 0,011 and self efficacy in using bilingual partially have effect that is significant to acclimatization as β = 0,992 with p = 0,000. It means that self efficacy in using bilingual have influence are bigger than the influence bilingual ability to acclimatization.
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Fakultas Psikologi Universitas Islam
Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang menerima mahasiswa baru dari seluruh
wilayah Indonesia setiap tahun, mahasiswa baru tersebut berasal dari Sumatera
yang merupakan Indonesia bagian barat sampai dengan wilayah- wilayah Indonesia
Bagian Timur. Data mahasiswa baru Fakultas Psikologi UIN Maulana Malik Ibrahim
Malang yang diperoleh dari bagian kemahasiswaan menunjukkan prosentase 4 %
untuk mahasiswa yang berasal dari wilayah Sumatera dari 150 mahasiswa jumlah
keseluruhan mahasiswa baru, wilayah Jabodetabek 6 %, Jawa Tengah 6 %, Jawa
Timur 76 % dan Indonesia Bagian Timur 8 %. Dengan perincian sebagaimana pada
tabel berikut: Table 1 Data mahasiswa baru berdasarkan asal daerah No Daerah
Jumlah 1 Madura 6 orang 2 Lumajang 4 orang 3 Bondowoso 3 orang 4 Surabaya 4
orang 5 Ngawi 2 orang 6 Nganjuk 5 orang 7 Tuban 3 orang 8 Banyuwangi 4 orang 9
Madiun 2 orang 10 Jawa Tengah 8 orang 2 11 Bojonegoro 2 orang 12 Kediri 3 orang
13 Jakarta 2 orang 14 Sidoarjo 7 orang 15 Jember 4 orang 16 Trenggalek 1 orang
17 Mojokerto 6 orang 18 Lamongan 12 orang 19 Malang 20 orang 20 Blitar 11 orang
21 Pasuruan 10 orang 22 Probolinggo 5 orang 23 Tulung Agung 4 orang 24 Ponorogo
1 orang 25 Gresik 4 orang 26 Jombang 5 orang 27 Luar Jawa 12 orang Jumlah 150
orang Sumber: BAK Fakultas Psikologi UIN Maliki Malang Tahun 2011, 14 November
2011 Setiap daerah di Indonesia memiliki keanekaragaman budaya dan bahasa
daerah. Mahasiswa baru tersebut datang dari latar belakang budaya yang berbeda
yang kemudian memiliki satu tujuan untuk belajar di Universitas Islam Negeri
Maulana Malik Ibrahim Malang. Mahasiswa baru dituntut untuk beradaptasi dengan
lingkungan yang baru. Mahasiswa baru tersebut berinteraksi bersama orang-orang
dan lingkungan yang memiliki budaya yang berbeda dengan tempat tinggal mereka
sebelumnya. Sejalan dengan pendapat Calhoun dan Acocella (dalam Sobur, 2003 :
526) mengatakan bahwa penyesuaian dapat didefinisikan 3 sebagai interaksi
seseorang yang kontiniu dengan diri sendiri, dengan orang lain, dan dengan
lingkungannya. Penyesuaian diri dapat diartikan sebagai suatu proses yang
mencangkup respon-respon mental dan behavioral yang diperjuangkan individu agar
dapat berasil menghadapi kebutuhan-kebutuhan internal, ketagangan, frustasi,
konflik, serta untuk menghasilkan kualitas keselarasan antara tuntutan dari
dalam diri individu dengan tntutan dunia luar atau lingkungan tempat individu
berada. Pendapat lain juga menyebutkan bahwa salah satu faktor dari penyesuaian
diri adalah faktor budaya, orang dianggap mampu menyesuaikan diri dengan baik
ketika ia mampu menerima budaya (Ali, Muhammad dan Anshory, 2006: 57). Untuk
mampu mengadakan penyesuaian diri dengan baik, sepatutnya mahasiswa baru mampu
memahami budaya, bahasa dan karakteristik masyarakat di sekitar lingkungan yang
baru. Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang terletak di Kota
Malang, budaya dan bahasa yang di pergunakan adalah budaya dan bahasa Jawa.
Mahasiswa Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang berasal dari
berbagai suku dan budaya Indonesia, bertempat tinggal dan beradaptasi dengan
budaya Jawa yang mayoritas menggunakan bahasa Jawa. Hubungan antara bahasa dan
budaya Menurut Edward Sapir dan Benjamin Lee Whorf (Abdul Chaer, 2007: 70)
sering dikenal dengan hipotesis Sapor Whorf bahwa bahasa mempengaruhi
kebudayaan, bahasa mampu mempengaruhi cara berpikir dan bertindak anggota
masyarakat penuturnya. Maka dengan kata lain bahasa menguasai cara berpikir dan
bertindak manusia. Namun pendapat fenomena yang berkebalikan dari hipotesis
tersebut yang banyak di ikuti oleh masyarakat, yaitu bahwa kebudayaanlah yang 4
mempengaruhi bahasa. Karena erat hubungan antara bahasa dan budaya maka kedua
hubungan tersebut oleh para pakar disebut sebagai sekeping mata uang, sisi yang
satu adalah bahasa dan sisi yang lain adalah kebudayaan (Abdul Chaer, 2007:
70). Mahasiswa baru Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik
Ibrahim Malang berjumlah 150 mahasiswa. Mahasiswa baru yang berasal dari luar
Jawa Timur berjumlah 36 mahasiswa atau 24 % dari keseluruhan jumlah mahasiswa
baru Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang
tahun pelajaran 2011, dapat dikatakan bahwa mayoritas mahasiswa Universitas
Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang berasal dari luar Jawa Timur dengan
budaya dan bahasa yang dipergunakan adalah budaya dan bahasa masing-masing
daerah yang pastinya berbeda dengan budaya Jawa Timur. Tidak semua mahasiswa
yang berasal dari luar Jawa Timur memahami dan mampu menggunakan bahasa Jawa
terutama bahasa Jawa yang digunakan di kota Malang dalam berinteraksi dengan
masyarakat sekitar lingkungan tempat tinggal mereka di kota Malang. Namun
beberapa dari mereka juga mampu memahami dan menggunakan bahasa Jawa untuk
berinteraksi dengan masyarakat sekitarnya. Observasi awal yang telah dilakukan
oleh peneliti kepada 150 mahasiswa baru, menghasilkan bahwa 113 dari 150
mahasiswa baru mampu menggunakan bahasa jawa untuk berinteraksi dengan
masyarakat sekitar. Kemampuan seseorang atau suatu masyarakat untuk menggunakan
dua bahasa atau lebih disebut dengan dwibahasa (Kridalaksana, 1993: 36).
Kemampuan dwibahasa yang dimiliki terbukti menjadi salah satu faktor pendukung
kemampuan dalam meningkatkan kemampuan penyesuaian 5 diri. Hal ini dibuktikan
oleh penelitian yang telah dilakukan oleh Soto dengan hasil bahwa seseorang
akan lebih mudah untuk mengekspresikan kemampuannya dan menunjukkan sikap
altruismenya dengan kemampuan dwibahasa yang dimilikinya, sehingga seseorang
lebih mudah untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya (Mönks, 2002: 21).
Ketika seseorang mampu menguasai bahasa tempat tinggal mereka maka ia akan merasakan
kedekatan secara emosional dengan masyarakat daerah tersebut sehingga
penyesuaian diripun mudah untuk dilakukan. Banyak alasan ketika orang tersebut
menggunakan bahasa suatu budaya diantaranya masyarakat Indonesia lebih memilih
menggunakan bahasa daerah sebagai bahasa sehari-hari saat pada kesempatan yang
tidak formal dilingkungan tempat tinggal. Bahasa daerah juga digunakan ketika
melaksanakan upacara adat agar tetap menjaga kesakralan budaya, dan bahasa
daerah juga mampu menciptakan suasana keakraban antar pengguna bahasa tersebut.
Pada penelitian yang akan kami lakukan terpusat pada alasan bahwa bahasa daerah
mampu menciptakan suasana keakraban antar pengguna bahasa tersebut. Usaha untuk
melakukan penyesuaian diri setiap orang berbeda-beda, seseorang menentukan
menggunakan bahasa daerah atau bahasa Indonesia dalam usaha menyesuaikan diri
di suatu wilayah dengan budaya tertentu. Dalam praktik penggunaan bahasa
daerah, individu yang memiliki keyakinan akan kemampuannya dalam menggunakan
bahasa daerah serta kemantapan diri dalam menentukan tindakantindakan yang
dibutuhkan sesuai atau hampir menyerupai dengan budaya masyarakat, maka ia akan
memilih mengunakan bahasa daerah setempat. Menurut Wood dan Bandura (Hall, C.S.
dan G. Lindzey, 1993: 290), 6 mengatakan kepercayaan tentang kemampuan
seseorang dalam mengarahkan motivasi, sumber daya kognitif dan menentukan
tindakan yang dibutuhkan untuk mencapai suatu situasi yang diinginkan adalah
pengertian dari self-efficacy. Individu yang memiliki keyakinan akan
kemampuannya dalam menggunakan bahasa daerah dan memiliki kemantapan diri dalam
menentukan tindakantindakan yang dibutuhkan menyerupai dengan budaya masyarakat
setempat disebut individu yang memiliki self efficacy dalam penggunaan dwi
bahasa, individu tersebut akan mudah menciptakan keakraban dengan masyarakat
setempat. Keakraban dengan masyarakat setempat mampu mendukung kemampuan
penyesuaian diri individu dengan lingkungan tempat tinggal baru. Namun dari
beberapa hasil observasi yang di lakukan peneliti, mahasiswa yang berasal dari
luar Jawa tidak secara optimal menggunakan kemampuan dan kesempatan yang ia
miliki dalam mempraktikan kemampuan menggunakan bahasa Jawa. Terdapat mahasiswa
yang mampu memahami dua bahasa yakni bahasa daerah asalnya dan bahasa Jawa
namun ia enggan menggunakan kedua bahasa tersebut dan memilih menggunakan
bahasa Indonesia, atau menggunakan salah satunya saja. Permasalahan lainnya,
mahasiswa dari luar Jawa Timur yang tidak mampu menggunakan bahasa Jawa enggan
untuk mempelajari bahasa Jawa dan memilih menggunakan bahasa Indonesia untuk
bahasa sehari-harinya. Hal tersebut dapat dikarenakan mahasiswa tersebut tidak
mengetahui dan tidak faham manfaat menggunakan dua bahasa dalam kehidupan
sehari-harinya, bahwa mempraktikan bahasa budaya setempat mampu memudahkan
mereka untuk mengadakan penyesuaian diri dengan masyarakat dan budaya setempat.
7 B. Rumusan Masalah Sehubungan dengan latar belakang masalah mengenai hubungan
antara kemampuan dwibahasa dan self efficacy dalam penggunaan dwibahasa dengan
penyesuaian diri mahasiswa, maka permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana tingkat kemampuan dwibahasa mahasiswa baru Fakultas Psikologi? 2.
Bagaimana tingkat self efficacy dalam penggunaan dwibahasa mahasiswa baru
Fakultas Psikologi? 3. Bagaimana tingkat penyesuaian diri mahasiswa baru
Fakultas Psikologi? 4. Apakah ada hubungan kemampuan dwibahasa dan self
efficacy penggunaan dwibahasa dengan penyesuaian diri mahasiswa baru Fakultas
Psikologi? C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan perumusan masalah di atas, maka
penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengetahui tingkat kemampuan dwibahasa
mahasiswa baru Fakultas Psikologi. 2. Mengetahui tingkat self efficacy dalam
penggunaan dwibahasa mahasiswa baru Fakultas Psikologi. 3. Mengetahui tingkat
penyesuaian diri mahasiswa baru Fakultas Psikologi. 8 4. Mengetahui hubungan
kemampuan dwibahasa dan self efficacy dalam penggunaan dwibahasa dengan
penyesuaian diri mahasiswa baru Fakultas Psikologi. D. Manfaat Penelitian 1.
Secara Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi
dalam keilmuwan psikologi. Serta diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat
untuk penelitian-penelitian selanjutnya. 2. Secara Praktis Dengan penelitian
ini mampu memberikan pemahaman kepada mahasiswa dengan dwibahasa untuk
menggunakan secara percaya diri kemampuan bahasa yang dimilikinya sehingga
mampu menyesuaikan diri dengan lebih proposional di lingkungan ia berada.
Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Psikologi" : Hubungan kemampuan dwibahasa, self efficacy dalam penggunaan dwibahasa dengan penyesuaian diri mahasiswa baru Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang" Untuk Mendownload skripsi ini silakan klik link dibawah ini
DOWNLOAD
No comments:
Post a Comment