Abstrak
INDONESIA:
Musik adalah bagian dari kehidupan manusia dan perkembangan jiwa manusia. Musik dapat membantu otak untuk beroperasi secara seimbang, memperluas jalur-jalur syaraf yang telah ada. Dengan musik dapat meningkatkan kinerja otak, memberikan ketenangan, kenyamanan, mendatangkan inspirasi dan meningkatkan daya ingat. Sehingga ketika belajar/mengerjakan tugas sangat efektif jika di iringi dengan musik yang tepat, apalagi pada pelajaran yang membutuhkan konsentrasi yang tinggi seperti pada pelajaran matematika.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah musik klasik dan musik pop mempengaruhi kinerja peserta tes matematika. Hipotesa pertama dalam penelitian ini adalah siswa akan mendapatkan nilai yang berbeda, jika pengerjaannya di iringi dengan musik dibandingkan dengan tanpa musik. Hipotesa kedua adalah siswa akan mendapatkan nilai yang lebih baik jika menggunakan musik klasik dibandingkan musik pop.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dan metode Quasi Eksperiment (eksperimen semu) yaitu desain eksperimen yang yang dilakukan tanpa randomisasi, walaupun dalam pembagian ke lompoknya menggunakan kelompok kontrol. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui tes prestasi berupa soal-soal metematika yang telah dipelajari sebelumnya dengan bobot soal yang sama antara pre-tes dengan post-tes. Penelitian ini dilaksanakan di MAN Mojosari-Mojokerto dengan jumlah populasi penelitian ini adalah dari kelas X dengan jumlah sampel keseluruhan 286 siswa. Untuk pengambilan sampel menggunakan teknik klaster (cluster random sampling) berjumlah 87 siswa. Adapun metode analisis datanya dilakukan dengan menggunakan ANAKOVA gabungan antara Anava dan Anareg dengan menggunakan bantuan program SPSS.
Dari hasil analisis data ditemukan bahwa pemberian musik klasik dan musik pop pada siswa kelas X di MAN Mojosari secara intens memiliki pengaruh yang nyata terhadap peningkatan kiner ja siswa dalam mengerjakan tes matematika yang ditunjukkan dengan uji beda (uji T) yaitu (1,721 ) dengan nilai S ig < α (0,05). Selain itu, pemberian musik pop membawa pengaruh yang lebih tinggi dari pada musik klasik pada peningkatan kinerja siswa dalam mengerjakan tes matematika yang ditunjukkan dengan nilai musik pop yang lebih tinggi yaitu 46,22% dari pada musik klasik 25,39%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dengan diiringi musik pop dapat meningkatkan kinerja siswa dalam tes matematika di MAN Mojosari dari pada musik klasik dan tanpa musik.
INGGRIS:
Musik adalah bagian dari kehidupan manusia dan pengembangan jiwa mereka. Musik dapat membantu operasi otak menjadi keseimbangan dan dapat memperluas saraf tubuh. Musik juga dapat meningkatkan kerja otak, memberikan sensasi nyaman, inspirasi dan meningkatkan proses menghafal. Oleh karena itu, belajar atau melakukan beberapa tugas akan lebih efektif jika dilengkapi dengan musik yang tepat, terutama untuk beberapa mata pelajaran yang membutuhkan konsentrasi tinggi seperti matematika.
Penelitian ini bertujuan untuk menemukan apakah musik klasik dan musik pop akan mempengaruhi pencapaian pengambil tes matematika. Hipotesis pertama dalam penelitian ini adalah akan ada nilai yang berbeda antara pengambil tes yang melakukan tes dilengkapi dengan musik dan pengambil tes yang tidak. Hipotesis kedua adalah pengambil tes akan mendapatkan nilai yang lebih baik ketika mereka menggunakan musik klasik dari musik pop.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dan metode yang digunakan adalah Quasi eksperimental yang merupakan desain eksperimen yang dilakukan tanpa pengacakan, meskipun ada kelompok kontrol di dalamnya. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan memanfaatkan tes prestasi yang berbentuk beberapa masalah matematika yang telah dipelajari sebelumnya dan bobot masalah yang sama dengan pre-test dan post-test. Penelitian ini dilakukan di MAN Mojosari - Mojokerto dan populasi adalah siswa kelas X sedangkan sampel 286 siswa. Sampel dipilih dengan menggunakan cluster random sampling dan ada 87 siswa yang diambil dalam teknik ini. Metode analisis data dilakukan dengan menggunakan AN AKOVA, penyatuan Anava dan anareg dengan memanfaatkan program SPSS.
Berdasarkan analisis data, ada ditemukan bahwa dengan menggunakan musik klasik dan pop musik secara intensif dapat mempengaruhi pencapaian siswa kelas sepuluh MAN Mojosari dalam melakukan tes matematika. Hal ini ditunjukkan oleh T-test yang 1.721 dan S skor ig adalah <α (0,05). F urthermore, penggunaan musik pop bisa membantu siswa dalam mendapatkan prestasi yang lebih tinggi untuk tes matematika. Hal itu digambarkan oleh laju musik pop yang lebih tinggi, 46,22%, dari musik klasik yang 25,39%. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penerapan musik pop bisa meng-upgrade prestasi siswa dalam ujian matematika di MAN Mojosari lebih baik dari musik klasik dan tanpa musik dilengkapi
BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Otak perlu mendapat rangsangan yang sesuai
agar dapat dengan mudah menyerap, mengerti informasi dan mengembangkan
ketrampilan berfikir. Banyak cara untuk meningkatkan konsentrasi siswa dalam
belajar, salah satu diantaranya adalah melalui musik. Menurut Gunawan
(2003:255) efek musik dalam diri kita adalah: (1) musik meningkatkan energi
otot; (2) musik meningkatkan energi sel tubuh; (3) musik mempengaruhi detak
jantung; (4) musik meningkatkan metabolisme tubuh; (5) musik mengurangi stress
dan rasa sakit; (6) musik meningkatkan kecepatan penyembuhan dan pemulihan
pasien operasi; (7) musik mengurangi rasa lelah dan mengantuk; (8) musik
membantu meningkatkan kondisi emosi kearah yang lebih baik. Kamtini (2005:60)
mengartikan “Musik adalah bagian dari kehidupan dan perkembangan jiwa manusia”.
Definisi lain musik merupakan kekuatan dasar yang sangat efektif untuk
menenangkan dan mendatangkan inspirasi bagi banyak orang (Ortiz dalam Baidah,
2010: 1-8). Alunan suara nada-nada yang disusun berdasarkan irama tertentu
dapat membantu pembentukan pola belajar, mengatasi kebosanan, dan menangkal
kebisingan eksternal (Ortiz dalam Budi, 2009:135). Studi-studi yang telah
dilakukan pada tahun 2000, membuktikan bahwa corpus callosum (serat syaraf
dalam otak) para pemusik itu lebih tebal dan lebih lengkap perkembangan sistem
syarafnya daripada yang bukan pemusik, ini meneguhkan gagasan bahwa musik
memperluas jalur-jalur syaraf 2 yang telah ada dan merangsang belajar serta
kreativitas. Sistem syaraf itu seperti sebuah orkes simfoni dengan berbagai
ritme, melodi, dan instrumentasi. Ada banyak sistem ritmis maupun melodis yang
membuat otak tetap tersingkronisasi (Don Campbell dalam Donna, 2000). Musik
pertama-tama akan diproses oleh auditory cortex (bagian otak yang berkaitan
dengan pendengaran) kita dalam bentuk suara, selanjutnya kita menikmati musik
itu dengan otak kanan kita. Sedangkan otak kiri akan memproses lirik yang
terdapat dalam musik/lagu. Efek selanjutnya adalah pada sistem limbik atau otak
mamalia kita. Selain menangani memori jangka panjang, sistem limbik juga
menangani respons terhadap musik dan emosi. Itulah sebabnya belajar dengan
menggunakan musik yang tepat akan sangat membantu kita dalam meningkatkan daya
ingat (Gunawan, 2003:255) Dengan munculnya berbagai jenis musik yang ada, musik
telah menjadi semakin lazim di masyarakat kita. Musik dapat digunakan sebagai
latar dalam mengerjakan suatu pekerjaan atau tugas. Sebagai media untuk
memunculkan kenyamanan siswa dalam mengerjakan suatu tugas. Musik latar dapat
didefinisikan sebagai musik apapun yang dimainkan saat perhatian pendengar
difokuskan terutama pada tugas untuk memunculkan rasa nyaman (Radocy &
Boyle dalam Mike dkk, 2002). Musik dapat meningkatkan kecerdasan bagi
pendengarnya. Keuntungan lain adalah membantu meningkatan kemampuan anak dalam
bidang matematika, membaca dan sains (Gunawan, 2003:258). Musik berhasil
merangsang pola pikir dan menjadi jembatan bagi pemikiran-pemikiran yang lebih
kompleks. Hal ini didukung pula oleh Gardiner dalam (Musbikin, 3 2009:88) dari
hasil penelitian yang mengatakan bahwa seni dan musik dapat membuat para siswa
lebih pintar. Musik dapat membantu otak berfokus pada hal lain yang dipelajari.
Jadi ada hubungan logis antara musik dan matematika karena keduanya menyangkut
skala yang naik turun, yaitu ketukan dalam musik dan angka dalam matematika
(Musbikin, 2009: 88) Musik disini diberikan sebagai sebab untuk memunculkan
rasa nyaman dan rileks dalam mengerjakan soal matematika. Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia (1990:566) matematika adalah ilmu tentang bilanganbilangan,
hubungan antara bilangan dan prosedur operasional yang digunakan dalam
penyelesaian masalah mengenai bilangan. Seperti yang dijelaskan diatas, bahwa
pada pelajaran matematika dibutuhkan konsentrasi yang tinggi. Banyak dari
kalangan pelajar mengatakan bahwa matematika merupakan pelajaran yang
menakutkan, sulit atau bahkan telah menjadi momok bagi mereka dari berbagai
kalangan pelajar (SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA). Matematika dikatakan sebagai
pelajaran yang sulit, rumit, membutuhkan pemahaman dan konsentarasi yang penuh
dalam mempelajari dan mengerjakannya agar menghasilkan nilai yang maksimal.
Matematika dianggap sulit oleh siswa dikarenakan adanya beberapa faktor yang
mempengaruhi. Berdasarkan hasil penelitian Ali (2009) dalam (Susanti dan Rohma,
2011), ada tiga faktor dalam proses belajar mengajar yaitu faktor pengelolaan
kelas, disiplin kelas, dan penyajian materi pelajaran. Menurut Santosa dalam
(Susanti dan Rohma, 2011) pada proses belajar matematika di sekolah, guru
cenderung melakukan tiga hal, yaitu guru menuliskan teori di papan tulis,
dilanjutkan contoh penerapan teori dalam 4 menyelesaikan soal, sementara siswa
mencatat materi yang dijelaskan guru. Kedua, guru menuliskan soal-soal di papan
tulis dan siswa diminta mengerjakan, dan ketiga guru meminta siswa untuk menuliskan
hasil pekerjaannya dipapan tulis. Kondisi demikian bagi siswa yang pandai tidak
menjadi masalah, tetapi bagi siswa yang kurang memiliki kompetensi matematika
atau membenci matematika, keikutsertaannya dalam proses belajar mengajar dalam
kondisi seperti itu tidak menyenangkan. Seiring dengan itu, kurikulum
matematika tingkat SD/MI, SMP/MTs dan SMA/MA yang selama ini sering dikeluhkan
oleh para orang tua murid dan juga guru lapangan, tentunya perlu ditinjau
kembali. Matematika bukan sekedar berhitung secara mekanis dan prosedural
(menggunakan otak kiri), tetapi juga berfikir secara kreatif dan inovatif dalam
upaya memecahkan berbagai masalah dan membuat segala sesuatu lebih baik
(menggunakan otak kanan) (Musbikin, 2009: 181). Siswa dari segala usia sering
mengklaim bahwa mereka dapat belajar dan belajar lebih efektif sambil
mendengarkan musik. Memang, beberapa peneliti telah meneliti kemungkinan
transfer kemampuan kognitif ke daerah kurikuler lain dengan berteori bahwa
paparan musik, melalui partisipasi dan instruksi formal, dapat memfasilitasi
belajar (Madsen, 1987; Radocy & Boyle, 1988; Wolfe, 1983 dalam Mike dkk,
2002). Menurut Musbikin (2009 : 41) musik memiliki bahasa yang universal. Dapat
dinikmati segala usia dan segala golongan. Rasanya tidak ada satu pun orang
yang tidak luput dari kegemaran mendengarkan musik karena musik dapat berarti
berbagai suara yang dihasilkan dengan nada-nada tertentu. Namun 5 basis
penelitian yang kuat untuk klaim ini tampaknya kurang. Sementara musik muncul
untuk meningkatkan belajar beberapa individu mungkin mengganggu orang lain.
Pemberian musik pada penelitian ini adalah untuk menciptakan suasana nyaman
bagi para siswa pada saat mengerjakan soal-soal matematika dengan harapan dapat
meningkatkan kinerja para siswa saat mengerjakan soalsoal matematika. Terdapat
beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kinerja seseorang diantaranya adalah
(1) faktor individual yang terdiri dari kemampuan dan keahlian, latar belakang
dan demografi; (2) faktor psikologis yang terdiri dari persepsi, attitude
(sikap), personality (kepribadian), pembelajaran dan motivasi; (3) faktor
organisasi yang terdiri dari sumber daya, kepemimpinan, penghargaan, struktur
dan job design (Simomara dalam (Mangkunegara, 2005:14). Beberapa faktor
tersebut sangat berpengaruh pada kinerja seseorang. Tujuan dalam penelitian ini
adalah untuk mengetahui bagaimana musik tersebut dapat mempengaruhi kinerja
para siswa dalam mengerjakan soal matematika. Salah satu faktor yang
mempengaruhi kinerja adalah faktor psikologis. Dimana dalam penelitian ini,
terlihat bahwa kondisi psikologis para siswa saat mengikuti pre test adalah
para siswa terlihat lemas, tidak bersemangat, suntuk, tegang dan mengantuk.
akan tetapi pada saat mengikuti post-test terlihat bahwa pada sebagian besar kondisi
psikologis para siswa lebih ceria, rileks, nyaman, santai, enjoy dan bahkan
sebagian siswa ikut menyanyikan lagu yang diputar peneliti. Sehingga kondisi
tersebut dapat terus ditingkatkan dengan harapan dapat meningkatkan kinerja
para siswa pada saat 6 mengerjakan soal-soal terutama pada pelajaran matematika
dengan menggunakan musik sebagai alat untuk menciptakan rasa nyaman, rileks,
tenang dan santai. Akan tetapi sebagian kecil siswa terlihat tidak nyaman
dengan adanya musik. Menurut Hughes (neurolog dan musikolog dari Medical Centre
University of Illionis) dalam Budi (2009: 133) menyatakan bahwa musik dapat
meningkatkan kinerja otak atau memberi dorongan yang kuat tersebut hanya
berlaku pada orang tertentu seperti; tergantung pada jenis kelamin, cita rasa
musikal, latihan, kemampuan spasial, dan latar belakang budaya. Pernyataan ini
mengindikasikan bahwa musik yang dapat mempengaruhi kecerdasan tersebut bukan
sembarang musik, tetapi musik-musik yang sudah akrab dengan pendengarnya. Hal
ini dikarenakan musik mempunyai getaran/frekuensi. Pada saat mendengarkan
musik, frekuensi musik ini beresonasi atau bertentangan dengan frekuensi tubuh.
Saat terjadi kesamaan frekuensi, kita merasa nyaman sehingga dapat belajar
dengan lebih baik dan rileks (Gunawan, 2003: 254). Jenis musik yang peneliti
gunakan dalam eksperimen ini adalah musik klasik dan musik pop. Musik klasik
dapat diartikan sebagai karya musik yang berkelas tinggi, bersifat abadi, tidak
mudah dilupakan bahkan tetap ada sampai saat ini, dengan tampilan yang sempurna
dan menakjubkan (Musbikin 2009: 150). Musik pop adalah jenis musik yang easy
listening (mudah dicerna) karena kesederhanaan Accord-accord serta lirik-lirik
yang di cuatkan para penulis lagu dan vokalis pop adalah sesuatu yang langsung
dapat dinikmati dan umumnya lebih kompleks pada permasalahan anak remaja jaman
sekarang 7 seperti hal ihwal cinta bahkan beraroma religius (Nugraha dalam
Didik, 2008:18). Pemberian musik klasik dan musik pop dilakukan untuk
mengetahui apakah ada efek positif dari pemberian musik tersebut kepada siswa
saat mengerjakan soal matematika. Sejauh manakah efek pemberian musik klasik
dan musik pop dalam kinerja peserta tes matematika yang di lihat dari hasil
pengerjaan soal-soal yang telah diberikan pada soal pre-tes dan postest.
Ciri-ciri musik klasik adalah ditandai oleh kesinambungan yang mengalir,
jernih, dan seimbang. Musik klasik ditandai oleh aksen dan dinamika yang bisa
berubah secara tiba-tiba dan mengejutkan sehingga iramanya tidak monoton. Musik
klasik sangat efektif untuk merangsang keterkaitan di dalam otak untuk memicu
ingatan dan kreativitas (Musbikin, 2009:152). Musik klasik tergolong musik yang
memiliki nada yang kalem dan tenang. Setidaknya inilah yang memicu gelombang di
otak yang dapat menenangkan dan dapat merangsang sistem jaringan neuron di otak
(Musbikin, 2009: 156). Salah satu ciri musik pop adalah penggunaan ritme yang
terasa bebas dengan mengutamakan permainan drum dan gitar bass. Komposisi
melodinya juga mudah dicerna. Biasanya para musisinya juga menambahkan aksesori
musik dan gaya yang beraneka ragam untuk menambah daya tarik dan pemahaman bagi
para penikmatnya (Musika, 2008). Menurut Budi (2009:135) musik pop (misalnya
Baroque String Conceert) sangat efektif untuk membaca dan konsentrasi, sedangkan
musik klasik dan Baroque, apabila dirancang secara khusus dapat meningkatkan
konsentrasi dan keinginan belajar. Menurut Gardiner dalam Rahmawati (2001: 8
86-89), berpendapat bahwa musik dapat membantu seseorang memfokuskan diri pada
hal yang dipelajari, meningkatkan prestasi belajar membaca dan matematika.
Kinerja di dalam Kamus Besar Indonesia (1990:325) diartikan sebagai (1) sesuatu
yang dicapai; (2) prestasi yang diperlihatkan; (3) kemampuan kerja. Pengertian
kinerja menurut Sulistiyani (2003: 223) kinerja seseorang merupakan kombinasi
dari kemampuan, usaha dan kesempatan yang dapat dinilai dari hasil kerjanya.
Sedangkan menurut Bernardin dan Russell dalam Sulistiyani (2003 : 223-224)
menyatakan bahwa kinerja merupakan catatan outcome yang dihasilkan dari fungsi
pegawai tertentu atau kegiatan yang dilakukan selama periode waktu tertentu.
Suprihanto dalam Srimulyo (1999:33) mengatakan bahwa kinerja atau prestasi
kinerja seseorang pada dasarnya adalah hasil kerja seseorang selama periode
tertentu dibandingkan dengan kemungkinan, misalnya standar, target atau sasaran
atau kinerja yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati.
Kinerja sebagai hasil-hasil fungsi pekerjaan/kegiatan seseorang atau kelompok
dalam suatu organisasi yang dipengaruhi oleh berbagai faktor untuk mencapai
tujuan organisasi dalam periode waktu tertentu (Tika : 2006). Sebagai hasil
dari beberapa penelitian yang telah dilakukan, menurut (Gaston dalam Hallam dan
anastasi, 1952) musik telah datang dan dianggap sebagai bahan pertimbangan di
sebuah kontinum dari stimulus yang tinggi dan menyegarkan untuk memberikan
ketenangan dalam diri ketika bekerja. Menurut (Hall 1952), menjelahi
kemungkinan penggunaan musik di sekolah menemukan bahwa kinerja pada tes
pemahaman bacaan secara 9 signifikan meningkat ketika diberi musik. 58% dari
245 siswa kelas 8 dan 9 mengambil bagian dalam studi ini menunjukkan
peningkatan nilai pada Nelson Tes Diam Reading. Studinya juga menyarankan bahwa
sebagian besar dari bantuan yang diberikan oleh musik akan meningkatkan akurasi
dan siswa yang memiliki kecerdasan rata-rata akan diuntungkan dengan adanya
musik yang dapat membantu mereka lebih berkonsentrasi dengan mendapatkan
prestasi yang lebih baik. Musik dalam keberadaannya yang paling mendasar, adalah
kombinasi ekspresif dari matematika dan fisika. Sebab, musik dibangun dari
komponenkomponen yang dapat dijelaskan dalam terminologi matematika dan musik
dapat menjadi alat yang sangat baik untuk mengajarkan konsep matematika. Musik
menolong kita memahami dan menggunakan ide-ide yang sebelumnya terlihat
abstrak. Beberapa ahli matematika ternama telah membantu kita memahami
bagaimana elemen-elemen musik dibangun. Sebaliknya para komposer telah
menghasilkan karya yang mengagumkan yang sepenuhnya berdasarkan konstruksi
matematis. Kemampuan memahami konsep ruang yang dikembangkan dengan pelatihan
instrumental dapat membantu kita memahami fungsi aljabar. Wolf dan Weiner
(1972) dalam (Mike dkk 2002) melaporkan perbedaan yang signifikan antara musik
dan kondisi diam pada nilai tes aritmatika. Namun, perbedaan ini untuk
pembiasaan karena kebanyakan dari subyek tes melaporkan bahwa mereka
mendengarkan musik "hard rock" ketika mengerjakan tes merasa
terganggu. Wolfe (1983) dalam (Mike dkk 2002) tidak menemukan perbedaan dalam
skor tes matematika dengan empat tingkat 10 kenyaringan musik, tetapi menemukan
bahwa subyek melaporkan bahwa musik yang keras mengganggu konsentrasi mereka.
Dalam disertasinya, Cox (1981) dalam (Mike dkk 2002) melaporkan bahwa musik
klasik yang digunakan selama terapi relaksasi tidak memiliki pengaruh
signifikan secara statistik pada nilai aljabar. Moller (1980) dalam (Mike dkk
2002) tidak menemukan perbedaan yang signifikan dalam skor tes matematika
antara kelompok-kelompok terkena tiga kondisi: tidak ada suara, kebisingan
latar belakang putih, dan musik latar belakang. Setiap kegiatan belajar akan
berakhir dengan hasil belajar untuk mengetahui berhasil atau tidaknya proses
pembelajaran dengan memberikan soal. Hasil belajar dinilai dengan ukuran-ukuran
guru dan tingkat sekolah. Nilai dapat di ukur melalui berbagai kegiatan yaitu
dengan memberikan tes dan non tes. Tes dalam penelitian kali ini berupa
pemberian soal-soal matematika yang telah dipelajari sebelumnya. Dengan ukuran
tersebut seorang siswa dapat digolongkan lulus atau tidak lulus dalam tes. Pada
penelitian ini, peserta tes/para siswa diharapkan dapat mengerjakan soal-soal
matematika dengan baik dan benar. Pada pelaksanaan tes nantinya akan dibagi
menjadi dua tahap, yaitu pre test dan post test. Dimana dalam pengerjaanya para
siswa akan diberikan beberapa soal matematika dengan bobot soal yang sama
dengan diberikan perlakuan yang berbeda pada jenis musiknya dan masing-masing
kelas pada pelaksanaan post-test. Sehingga akan diketahui bagaimana efek dari
musik klasik dan musik pop pada kinerja para siswa di MAN Mojosari. 11 Dari
permasalahan yang telah dijelaskan diatas penulis ingin menuangkan dalam bentuk
karya ilmiah berupa skripsi dengan judul “Pengaruh Musik Klasik dan Musik Pop
Terhadap Kinerja Peserta Tes Matematika (Studi Eksperimen di Kelas X MAN
Mojosari-Mojokerto). B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang
telah dikemukakan di atas maka masalah utama yang menjadi kajian dalam
penelitian ini adalah: 1. Apakah ada pengaruh dari musik klasik terhadap
kinerja para siswa saat mengerjakan soal metematika? 2. Apakah ada pengaruh
dari musik pop terhadap kinerja para siswa saat mengerjakan soal matematika? 3.
Apakah musik klasik memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap kinerja para
siswa saat mengerjakan soal matematika dibandingkan dengan musik pop? C. Tujuan
Penelitian Secara umum penelitian ini memiliki tujuan, yaitu: 1. Mengetahui
pengaruh dari musik klasik terhadap kinerja para siswa saat mengerjakan soal
matematika 2. Mengetahui pengaruh dari musik pop terhadap kinerja para siswa
saat mengerjakan soal matematika. 12 3. Mengetahui apakah musik klasik dapat
memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap kinerja para siswa saat
mengerjakan soal matematika dibandingkan dengan musik pop. D. Manfaat
Penelitian Sejalan dengan manfaat yang diharapkan dari penelitian ini, secara
umum penelitian ini diharapkan dapat memberian fungsi manfaat baik secara
teoritis mapun praktis yaitu sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis Penelitian
ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih pemikiran dan informasi ilmiah yang
berarti dalam disiplin ilmu psikologi khususnya psikologi pendidikan, dan dapat
digunakan sebagai bahan kajian untuk penelitian selanjutnya tentang efek jenis
musik terhadap kinerja peserta tes matamatika. 2. Manfaat Praktis Secara
praktis, penelitian ini diharapkan mempunyai hubungan yang nyata antara
psikologi pendidikan dengan efek jenis musik pada kinerja peserta (siswa),
terutama yang berkaitan dengan kegiatan belajar mengajar yang membutuhkan
konsentrasi yang tinggi.
Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Psikologi" :Pengaruh musik klasik dan musik pop terhadap kinerja peserta tes matematika: Studi eksperimen kelas X di MAN Mojosari–Mojokerto." Untuk Mendownload skripsi ini silakan klik link dibawah ini
DOWNLOAD
No comments:
Post a Comment