Jasa Pembuatan Skripsi

Jasa Pembuatan Skripsi
Jasa Pembuatan Skripsi

Saturday, June 10, 2017

Jasa Buat Skripsi: download Skripsi al-Ahwal al-Syakhshiyyah:Kompilasi fatwa ulama tentang iddah wanita hamil karena zina dan kebolehan menikahinya: Studi komparatif madzhab Syafi'iyyah dan madzhab Hanabilah

Abstract

INDONESIA:
Penelitian ini berawal dari sebuah kegelisahan akademik penulis yang melihat fenomena iddah. Iddah sebagai sebuah institusi yang berkaitan dengan hal ihwal seputar perkawinan sebenarnya sangat mudah untuk dipahami bahkan al-Quran sendiri sebagai sumber utama istimbatul ahkam menjelaskan secara eksplisit tentang iddah dalam bentuk ayat -ayat qot’i. akan tetapi akan menjadi sulit dipahami apabila berhubungan dengan sebuah kejadiaan yang tidak lazim terjadi. Sebagai contoh seorang wanita yang hamil akibat dari perbuata n zina, apakah wanita ini mempunyai masa iddah sebagaimana wanita yang hamil dari hubungan yang sah. Hal ini menjadi penting untuk dikaji karena berimplikasi pada sah atau tidaknya sebuah akad nikah yang dilangsungkan ketika seorang wanita itu hamil akibat perbuatan zina.
Berangkat dari permasalahan tersebut, peneliti terdorong untuk melakukan sebuah penelitian tentang bagaimana pandangan mazhab syafi;iyah dan hanabilah terhadap wanita hamil karena zina, bagaimana kebolehan menikahi wanita tersebut, dan apa apakah dasar dari pendapat masing masing mazhab berikut faktor yang mempengaruhi perbedaan dari masing-masing madzhab.
Untuk mencari jalan keluar dari problematika di atas, peneliti menggunakan jenis penelitian kepustakaan. Karena data yang diperoleh berasal dari beberapa kitab klasik yang dikarang oleh ulama’-ulama’ salaf terdahulu. Sedangkan pendekatan penelitian ini adalah pendekatan deskriptif-kualitatif. Karena penelitian ini dimaksud untuk mengungkapkan dan mendeskripsikan apakah wanita hamil dari perbuatan zina itu mempunyai masa iddah dalam pandangan mazhab syafi’iyyah dan mazhab hanabilah.
Dengan menggunakan metode yang sudah dipaparkan di atas dihasilkanlah sebuah kesimpulan bahwa ulama’ madzhab Syafi’iyyah mengatakan tidak ada iddah bagi wanita hamil karena zina, karena mereka berpendapat bahwa piranti iddah itu digunakan untuk mengetahui kekosongan rahim yang fungsinya adalah menjaga nasab dari anak yang dikandung, sedangkan wanita hamil dari perbuatan zina tidak ada kehormatan untuk sperma yang telah memancar dirahimnya, dan wanita tersebu boleh untuk dinikahi tanpa harus beriddah. Adapun menurut ulama Hanabilah, wanita hamil dari perbuatan zina wajib untuk beriddah sebagaimana wanita hamil dari berhubungan intim yag sah. Hal ini untuk menjaga nasab yang ada dalam rahim wanita tersebut, sebagaimana yang terjadi juga pada wati’ syubhat, dan boleh dinikahi setalah wanita hamil dari perbuatan zina tersebut telah beriddah dan bertaubat.
ENGLISH:
This study begins with an anxiety academic writers who see the phenomenon of iddah. Iddah as an institution that deals with the happenings surrounding the marriage is actually very easy to understand even the Quran itself as the main source istimbatul ahkam explaining explicitly about iddah in the form of verses qot'i.But it would be difficult to understand when associated with an unusual incident occurred. For example a woman who is pregnant as a result of the act of adultery, whether she has a prescribed period as a pregnant woman from a lawful relationship. It becomes important to study because it has implications for whether or not a legal marriage ceremony, which took place when a woman is pregnant as a result of fornication.
Departing from these problems, researchers are encouraged to perform a study of how view sects of syafi’iiyah, and Hanabilah against pregnant women because of adultery, how the ability to marry the woman, and what is the basis of the opinion of each of the following sects of different factors affecting each schools.
To find a way out of the problems above, the researchers used a type of library research. Because, the data obtained from several classic books written by scholars traditional ulama' earlier.While the approach of this research is descriptive qualitative approach. Because, this study intended to reveal and describe whether a pregnant woman of fornication it has prescribed period in view sect of syafi'iyyah and Hanabilah.

By using the methods already described above the result of a conclusion that the sect of Syafi'iyyah said there is no waiting period for pregnant women because of adultery, because they argue that the waiting period device is used to determine the gap function is to keep the relation uterus of the unborn child, while the pregnant woman of fornication there is no honor to sperm that has been gushing their uterus , and allowed to marry the women without iddah. As for the sects of Hanabilah, pregnant women of fornication iddah as mandatory for pregnant women which having sex legitimate. This is to maintain the existing relation uterus in the woman's womb, as is the case also in wati’ syubhat, and pregnant women should marry After trsebut of fornication has iddah and repent.

Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi al-Ahwal al-Syakhshiyyah" : Kompilasi fatwa ulama tentang iddah wanita hamil karena zina dan kebolehan menikahinya: Studi komparatif madzhab Syafi'iyyah dan madzhab HanabilahUntuk Mendownload skripsi ini silakan klik link dibawah ini


Artikel Terkait:

No comments:

Post a Comment