Jasa Pembuatan Skripsi

Jasa Pembuatan Skripsi
Jasa Pembuatan Skripsi

Monday, June 12, 2017

Jasa Buat Skripsi: download Skripsi Psikologi:Pengaruh kepercayaan diri terhadap keputusan pembelian produk fashion di distro pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Malang.

Abstract

INDONESIA:
Berkembangnya teknologi pada dunia modern ini, pakaian tidak hanya berfungsi untuk menutupi tubuh tetapi juga sebagai identitas diri dalam hidupnya. Oleh sebab itu, banyak para pengusaha pakaian memanfaatkan peluang bisnis ini dengan cara membuka usaha distro. Salah satu penyebab kurang percaya diri yaitu remaja merasa dirinya memiliki kekurangan dan tidak diterima dalam kelompoknya dalam konteks fisik. Hal ini yang menyebabkan remaja menutupi kekurangannya tersebut dengan cara melakukan keputusan pembelian produk fashion distro untuk mengikuti mode agar diakui dalam kelompoknya dan menambah kepercayaan dirinya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kepercayaan diri terhadap keputusan pembelian produk fashion di distro pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Malang. Subyek penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Malang seluruh angkatan dengan sampel penelitian sebanyak 100 orang. Metode dalam penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan teknik pengambilan sampel secara purposive sampling. Pengambilan data ini menggunakan dua skala yaitu skala dari variabel kepercayaan diri dan skala keputusan pembelian.
Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan hasil sebagai berikut: tingkat kepercayaan diri berada pada kategori sedang dengan prosentase sebesar 62% atau 62 orang dan tingkat keputusan pembelian juga berada pada kategori sedang dengan prosentase sebesar 64% atau 64 orang. Hasil analisis data menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,001 atau p < 0,05, yang berarti ada pengaruh antara kepercayaan diri terhadap keputusan pembelian produk fashion di distro pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Malang. Sumbangan efektif kepercayaan diri terhadap keputusan pembelian ditunjukkan dengan koefisien determinan R2: 0,099 atau 9%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa keputusan pembelian 9% ditentukan oleh kepercayaan diri, sedangkan 91% lainnya ditentukan oleh faktor lain.
ENGLISH:
The development of technology in the modern world, clothing not only serves to cover up the body but as well as the identity of her life. Therefore, many entrepreneurs take advantage of this business opportunity clothing to opening a distribution store business. One cause of lack of confidence that teens feel he has weakness and is not received within the group in the context of physical. This is causing adolescents to cover shortcomings by way of purchase decisions distribution store fashion products to follow fashion in order to be recognized in the group and add his confidence.
This research to purpose the Influence of self confidence toward fashion product purchase decision in distribution store At Faculty Psychology’s students State Islamic University Malang. The subject of this research is Psychology’s students of UIN Malang all generation with the sample as much as 100 person. The method in this research using quantitative methods with the sampling technique is purposive sampling.
Retrieving data using two scale that is the scale of the variable confidence and scale purchasing decisions.
Based on the research results obtained the following results: self confidence levels are in the medium category with a percentage of 62% or 62 person and level of purchasing decisions are also in the medium category with a percentage of 64% or 64 person. The results of data analysis showed a significance value of 0.001 or p < 0,05, which means their influence of self confidence toward fashion product purchase decision in distribution store At Faculty Psychology’s students State Islamic University Malang. Effective contribution to the purchasing decision confidence shown with determinant coefficient R2: 0,099 atau 9%. The results showed that the purchasing decisions stretcher 9% determined by self confidence, while the other 91% is determined by other factors.


BAB 1
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Pada dunia modern saat ini pakaian tidak hanya berfungsi untuk menutupi tubuh, akan tetapi juga berfungsi sebagai identitas diri dalam hidupnya. Berkembangnya dunia teknologi, informasi, dan hiburan, pakaian menjadi media dalam menunjukkan gaya berpakaian seseorang dalam lingkungannya. Produk fashion saat ini juga berkembang pesat mengikuti perkembangan zaman terkait dengan tren yang berlaku. Sebagian orang saat ini sadar bahwa mereka tidak hanya sekedar ingin berpakaian tetapi mereka juga ingin memenuhi kebutuhan fashion yang bergaya dan mengikuti tren pada masanya, karena pakaian tidak hanya menjadi media untuk memamerkan gaya akan tetapi sadar atau tidak bahwa gaya berpakaian juga bisa menilai kepribadiannya. Para pengusaha pakaian mau tidak mau harus bersaing dalam memasarkan produknya karena dunia bisnis semakin berkembang dengan pesat dan menghadapi persaingan yang ketat. Kreativitas menjadikan desainer semakin mengeksplorasikan bakatnya yang kemudian diaplikasikan ke dalam bentuk ragam desain dan motif dalam sebuah pakaian. Teknologi yang semakin canggih serta kebutuhan manusia yang bertambah menuntut pengusaha harus kreatif dan inovatif dalam mengembangkan produknya agar mampu bersaing dengan produk lainnya. 2 Saat ini gaya penampilan seseorang dalam kesehariannya merupakan sebuah kompetisi yang tiada batasnya, fashion merupakan salah satu hal yang wajib dipenuhi untuk menunjang penampilan. Mereka akan berlomba dengan sebayanya dengan cara berpenampilan menarik dengan mengikuti gaya yang ada pada masanya. Mereka sadar bahwa fashion merupakan hal yang sangat penting karena mereka ingin berpenampilan menarik dan berbeda dikalangan sebayanya. Hal ini didukung dengan pernyataan Mappiare (1982) bahwa salah satu bentuk perilaku remaja dalam menambah penampilan dirinya dimata kelompoknya adalah dengan mengikuti mode yang diminati oleh kelompok sebayanya. Bertambah banyaknya pengusaha pakaian ini semakin berkembang pula dunia fashion, perkembangan itu bisa dilihat dari banyaknya distro yang bermunculan. Distro, singkatan dari distribution store adalah jenis toko di Indonesia yang menjual pakaian dan aksesori yang dititipkan oleh pembuat pakaian, atau diproduksi sendiri (Amalia, 2003). Produk yang dihasilkan oleh distro diusahakan untuk tidak diproduksi secara masal, agar mempertahankan sifat ekslusif suatu produk dan hasil kerajinan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Agustian (2009) yang menjelaskan bahwa barang yang ada di distro biasanya tidak dijual secara berulang hal ini dikarenakan distro ingin menjaga agar barang yang akan dijual tidak sama dengan barang yang telah dijual. Distro juga menjual berbagai macam produk unik untuk sebuah komunitas, misalnya pengagum band dengan aliran seperti: rock, metalcore, indie dan lainnya diaplikasikan menjadi merchandise seperti: kaos, jaket, topi, gelang, hingga kaset CD. Dari aplikasi 3 tersebut membuat distro mendapat nilai lebih karena tidak semua toko menjual produk-produk merchandise dari sebuah band dengan label resmi. Produk yang dijual di distro memiliki nilai tambah, antara lain yaitu: kelengkapan aplikasi dari merchandise berbagai band dan komunitas, kualitas bahan yang digunakan juga bagus, desain beragam yang pembuatan produknya tidak dibuat dengan jumlah banyak sehingga mengurangi kesamaan pemakainya, dapat dipesan oleh komunitas dengan desain sesuai keinginan, selalu menampilkan model pakaian terbaru, dan lain-lainnya. Hal inilah yang membuat orang tertarik untuk membeli produk fashion di distro dibandingkan dengan tempat perbelanjaan lainnya. Seseorang membeli pakaian untuk memuaskan keinginan dan kebutuhannya, misalnya mereka cenderung membeli pakaian bukan karena membutuhkan barang itu akan tetapi karena barang tersebut dianggap mampu untuk berpenampilan menarik agar diakui dan diterima oleh sebayanya. Kebutuhan untuk menjadi bagian suatu kelompok jauh lebih kuat dibandingkan pada periode lain di hidupnya, untuk itu agar dapat diterima dalam kelompoknya remaja sering kali menunjukkan karakteristik tertentu dan mengungkapkannya dalam cara berpakaian, berperilaku, bahasa, keyakinan dan apa saja yang dilakukan kelompoknya (Clemes dalam Pramesti, 2012). Sebagian orang tidak hanya sekedar ingin berpakaian tetapi mereka juga ingin memenuhi kebutuhan fashion yang bergaya dan mengikuti tren pada masanya, hal ini membuka peluang bagi dunia industri pakaian. Bagi produsen, 4 kelompok usia remaja hingga dewasa adalah salah satu pasar yang potensial. Alasannya antara lain karena pola konsumsi seseorang terbentuk pada usia remaja. Disamping itu remaja mudah terbujuk rayuan iklan, suka ikut-ikutan teman, tidak realistis, dan cenderung boros dalam menggunakan uangnya. Sifat-sifat remaja inilah yang dimanfaatkan oleh sebagian produsen untuk memasuki pasar remaja (Raymond, 2001). Fenomena pembelian produk fashion di distro sudah bukan hal yang baru di kalangan remaja hingga dewasa kini. Sudah banyak para pebisnis distro yang berlomba dalam memasarkan produknya dan mulai bersaing dengan pasar, mall, dan tempat perbelanjaan pakaian lainnya. Distro dipilih karena produknya selain memiliki desain ekslusif dan kualtias yang baik, distro tidak memproduksi produknya secara masal agar mengurangi kesamaan antar pengguna sehingga pengguna produk distro terkesan beda dari yang lain. Hal ini didukung dengan pendapat Graniato (2008) yang menjelaskan bahwa pengusaha distro yang menargetkan remaja hingga dewasa awal sebagai konsumen utamanya karena, produk distro banyak disukai remaja karena gaya dengan model pakaian terkini, kualitasnya tidak kalah dibanding produk yang terpampang pada butik atau tempat perbelanjaan busana lainnya, dan banyak variasi warna. Saat ini remaja membeli pakaian tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan saja akan tetapi juga memuaskan keinginan untuk berpenampilan menarik dan mengikuti tren mode yang diminati sebayanya. Hal ini didukung dengan pernyataan Surindo (dalam Surya, 1999) tentang Behavioral Trend of Generation menunjukkan bahwa frekuensi membeli pada remaja untuk meningkatkan tren 5 mode merupakan peringkat teratas, yakni membeli pakaian lebih dari satu kali dalam satu bulan sebesar 99% sedangkan untuk membeli asesoris agar berpenampilan menarik seperti jam tangan, ikat pinggang, dompet, kaca mata, dan sepatu sebesar 89%. Selain itu Pranoto dan Mahardayani (2010) melakukan penelitian tentang “Perilaku Konsumen Remaja Menggunakan Produk Fahion Bermerek Ditinjau Dari Kepercayaan Diri” dan hasilnya menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara perilaku konsumen remaja menggunakan produk fashion bermerk dengan kepercayaan diri. Penelitian lain yang serupa dengan Pranoto dan Mahardayani adalah “Hubungan Antara Kepercayaan Diri Dengan Perilaku Konsumtif Pada Remaja” yang dilakukan oleh Murbani (2010), diperoleh hasil bahwa ada hubungan negatif yang signifikan antara kepercayaan diri remaja maka perilaku konsumtif semakin rendah. Sebaliknya, semakin rendah kepercayaan diri remaja maka semakin tinggi perilaku konsumtifnya. Senada dengan Murbani, Zikri (2015) melakukan penelitian tentang “Pengaruh Motivasi, Persepsi, dan Sikap Konsumen terhadap Keputusan Pembelian Pada Distro Inspired27 Soekarno Hatta Malang” dan hasilnya menunjukkan bahwa adanya pengaruh simultan yang signifikan dari semua variabel independen yang digunakan meliputi motivasi, persepsi, dan sikap terhadap keputusan pembelian pada distro Inspired27. Hal tersebut mendukung dalam penelitian ini untuk mencari tahu apakah ada faktor lain yang mempengaruhi keputusan pembelian selain faktor motivasi, persepsi, dan sikap. 6 Dalam proses pengambilan keputusan pembelian pada produk fashion, O’Cass (dalam Oktovina, 2011) menyatakan bahwa pengambilan keputusan pembelian yang dilakukan konsumen pada dasarnya dibutuhkan suatu bentuk kepercayaan diri. Seseorang membutuhkan suatu bentuk kepercayaan diri dalam pengambilan keputusan pembelian produk fashion distro, hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yang salah satunya adalah pengetahuan subyektif. Pengetahuan subyektif merefleksikan seberapa tinggi atau baik pengetahuan konsumen tentang produk atau cara berpakaian yang baik. Semakin tinggi tingkat pengetahuan konsumen tentang produk atau cara berpakaian yang baik maka kepercayaan diri konsumen dalam proses pengambilan keputusan pembelian yang dilakukannya akan semakin meningkat (O’Cass dalam Oktovina, 2011). Seseorang yang melakukan proses keputusan pembelian akan didasari oleh kepercayaan diri. Hal ini didukung oleh pernyataan Kotler dan Amstrong (2001) bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian adalah faktor kepribadian. Kepribadian biasanya diuraikan berdasarkan sifat-sifat seseorang salah satunya yaitu kepercayaan diri. Hal tersebutlah yang mendasari penelitian ini bahwa dalam melakukan pembelian produk fashion di distro seseorang membutuhkan rasa kepercayaan diri bahwa mereka yakin produk distro yang nantinya akan mereka beli mampu memenuhi kebutuhannya. Berdasarkan fenomena tersebut peneliti ingin melihat bagaimana kepercayaan diri dibangun para konsumen yang khususnya dalam mengambil sebuah keputusan pembelian produk fashion di distro pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Malang. Serta bagaimana kaitannya dengan 7 pengaruh kepercayaan diri terhadap keputusan pembelian produk fashion di distro pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Malang. Untuk mendeteksi adanya pengaruh tersebut maka variabel-variabel yang perlu diperhatikan adalah kepercayaan diri dan keputusan pembelian, dan untuk mengetahui lebih jauh seberapa besar variabel-variabel tersebut berpengaruh maka penelitian ini diberi judul: “Pengaruh Kepercayaan Diri Terhadap Keputusan Pembelian Produk Fashion Di Distro Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Malang”. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka rumusan permasalahan penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana tingkat kepercayaan diri dalam pembelian produk fashion di distro pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Malang? 2. Bagaimana tingkat keputusan pembelian produk fashion di distro pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Malang? 3. Adakah pengaruh kepercayaan diri terhadap keputusan pembelian produk fashion di distro pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Malang? 8 C. Tujuan Penelitian Dari rumusan masalah diatas, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1. Tingkat kepercayaan diri dalam pembelian produk fashion di distro pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Malang. 2. Tingkat keputusan pembelian produk fashion di distro pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Malang. 3. Pengaruh kepercayaan diri terhadap keputusan pembelian produk fashion di distro pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Malang. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun secara praktis, antara lain: 1. Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap khasanah bagi ilmu psikologi secara khusus terkait pada bidang Psikologi Industri dan Organisasi. Selain itu penelitian ini dapat menjadi kajian dan bahan pertimbangan dalam melakukan penelitian selanjutnya. 2. Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi pengusaha distro yang dapat digunakan sebagai dasar penentuan strategi penjualan, dan bagi konsumen distro untuk mengetahui pengaruh kepercayaan diri terhadap keputusan pembelian produk fashion di distro.

Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Psikologi" : Pengaruh kepercayaan diri terhadap keputusan pembelian produk fashion di distro pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Malang.." Untuk Mendownload skripsi ini silakan klik link dibawah ini
DOWNLOAD

Artikel Terkait:

No comments:

Post a Comment