Jasa Pembuatan Skripsi

Jasa Pembuatan Skripsi
Jasa Pembuatan Skripsi

Monday, June 12, 2017

Jasa Buat Skripsi: download Skripsi Psikologi:Efektifitas metode mnemonik dalam meningkatkan daya ingat siswa pada mata pelajaran sejarah di MTS Persiapan Negeri Kota Batu

Abstract

INDONESIA :
Daya ingat memiliki peran yang penting dalam proses pendidikan, sebab dari daya ingatlah prestasi siswa ditentukan. Daya ingat yang rendah akan mengganggu siswa dalam belajar, terutama pada mata pelajaran sejarah yang menuntut siswa untuk mengingat fakta-fakta historis juga dituntut untuk menumbuhkembangkan penghayatan akan perjuangan para pejuang dalam merebut kemerdekaan bangsa dari penjajah. Daya ingat sendiri bukanlah faktor tunggal, namun untuk memaksimalkan daya ingat ini penting dalam pelajaran sejarah, namun perhatian untuk meningkatkan kualitas daya ingat siswa relatif sedikit, padahal prinsip–prinsip mnemonik dapat juga digunakan untuk mengingat tanggal-tanggal beserta peristiwanya secara efektif.
Metode mnemonik sendiri memiliki beberapa bentuk teknik seperti teknik cerita, akronim, akrostik, visual imajery, loci, organisasi, kata kunci. Eksperimen ini menggunakan teknik kata kunci, organisasi dan kata kunci.
Model pendekatan penelitian ini adalah eksperimen dengan mengambil desain eksperimen sederhana (posttest control group design). Pada desain ini subjek dibagi menjadi dua kelompok yang masing-masing kelompok terdiri 10 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Perbandingan hasil dari kedua kelompok tersebut menunjukkan efek perlakuan. Variabel bebas dari eksperimen ini adalah sistem mnemonik, sedangkan variabel terikatnya adalah daya ingat. Desain dari eksperimen ini menggunakan desain posttest only control group, dimana pengaruh perlakuan dilihat dari posttest.
Terdapat 16 aitem yang akan dijadikan soal posttest namun setelah dilakukan uji validitas, aitem yang valid berjumlah 12 aitem sedangkan aitem yang gugur berjumlah 4 soal. Nilai reliabilitas yang diperoleh adalah sebesar 0,733, hal ini menunjukkan bahwa tingkat reliabilitas yang cukup. Mean dari kelompok eksperimen adalah 8,35 dengan standar deviasi 3,360, sedangkan mean dari kelompok kontrol adalah 7,80 dengan standar deviasi 2,984.
Alpha dari hasil uji t yang diperoleh kelompok eksperimen dan kelompok kontrol adalah 0,480 artinya nilai rata-rata antara kelompok eksperimen dan kontrol tidak menunjukkan perbedaan. Hasil analisa dengan menggunakan uji t di atas menunjukkan bahwa hipotesis efektivitas metode mnemonik dalam meningkatkan daya ingat pada mata pelajaran sejarah di MTs Persiapan Negeri Kota Batu belum terbukti.


BAB 1
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Masalah pendidikan merupakan masalah sepanjang sejarah manusia, melalui proses pendidikan pula menusia membangun kebudayaan serta peradaban. Proses pendidikan dapat dilakukan dengan belajar di sekolah formal yang terlembagakan meskipun sejatinya belajar dapat dilakukan di mana saja. Baharuddin (2007) mengatakan bahwa pendidikan pada diri manusia sejatinya mengacu pada pengembangan fitrah manusia, yang dengan pendidikan, harapannya selain menjaga kesucian fitrah juga mengembangkan potensi manusia secara keseluruhan. Optimalisasi peran pendidikan dalam meningkatkan SDM bangsa Indonesia menurut Syah (2001) dapat dilakukan melalui peningkatan mutu pendidikan dan terus menerus memperbaharuinya dengan berbagai penelitian yang komperhensif, sehingga interaksi belajar dan mengajar dapat berjalan optimal. Menurut Suryopratomo (2007) perkembangan sumber daya manusia Indonesia sejak tahun 1975 memang menunjukkan peningkatan, namun perjalannya terhitung lambatdibandingkan dengan negara lain. Peringkat negaranegara dalam HDO dari tahun 1975-2005 lebih detail dapat dilihat dari tabel berikut ini Tabel 1.1 Peringkat Sumber Daya Manusia Negara 1975 1980 1985 1990 1995 2000 2005 Indonesia 71 83 85 93 91 85 107 Malaysia 50 61 58 61 54 50 63 Singapura 33 40 37 31 27 25 Thailand 52 65 66 69 61 63 77 Vietnam 82 94 90 81 105 India 80 94 96 104 104 102 128 China 60 78 81 89 84 76 82 Brasil 46 54 54 62 57 51 70 Total Negara Pembangunan karakter bangsa ini dapat dilihat dengan mengoptimalkan kualitas pendidikan pada mata pelajaran sejah, urgensi dari pelajaran sejarah adalah bagaimana manusia mampu merefleksikan segala kejadian yang telah lampau untuk kemudian diambil hikmah supaya tidak terulang kejadiannya untuk yang kedua kalinya kalau itu buruk, dalam hadist dijelaskan bahwa seorang Muslim tidak boleh masuk ke lobang yang sama untuk yang kedua kalinya. Al Qur’an sendiri banyak menjelaskan tentang kaum-kaum terdahulu, bagaimana Allah menghancurkan mereka karena kedurhakaandan kemaksiatan yang telah dilakukannya kepada seruan Allah. Pelajaran sejarah memegang peranan yang sangat penting sebab pelajar sejarah banyak mendidik murid untuk melihat sejumlah perilaku yang telah dilakukan manusia baik kisah kepahlawanan seperti kepahlawanan Pangeran Diponegoro maupun elegi seperti penghianatan Partai Komunis Indonesia yang menikam bangsa Indonesia dengan Gerakan 30 Septembernya. Dira (2007) memandang bahwa sejarah dalam tulisan atau dokumentasi ini menjadi sarana penting bagi kita dalam mempelajari kemajuan dan kemunduran yang terkandung dalam berbagai peristiwa di masa lalu. Dengan demikian, pelajaran dari peristiwa masa lalu yang sudah menjadi anasir-anasir sejarah berguna dalam memaknai hidup yang tengah berjalan demi kemajuan di masa depan. Sebelum kemapuan tulis menulis menjadi standar indeks sumber daya manusia, transfer peristiwa bersejarah dilakukan dengan cara oral, yaitu melalui cerita dari Bapak Ibu atau dari siapa saja yang berusia lebih tua. Cara itu dinamakan sebagai mendongeng. Pola seperti itu bagus untuk memperkuat karakter, namun asupan kognisinya kurang sebab dilakuakan secara tidak sistematik dan lebih menekankan pada aspek kualitatif dari pada kuantitatif seperti penggunaan waktu sering disebut dahulu bukan merujuk kepada tanggal bulan dan tahun. Sistem pendidikan saat ini tidak hanya menekankan pada aspek oral saja, sebab dalam dunia pendidikan, segalanya harus dilakukan dengan lebih sistematis, terukur dan valid, sehingga transfernya tidak saja melalui media oral, namun dengan tulisan. Fakta yang terjadi adalah perjalanan sejarah telah menjadi pelajaran yang elit karena tidak dipahami siswa sehingga keinginan yang harus diwujudkan dari pelajaran sejarah dalam membentuk mental bangsa dengan melihat perjuangan para pendahulu menjadi gagal terwariskan, sehingga mata pelajaran sejarah hanya sebatas dongeng, akibatnya nilai siswa menjadi jelek. Kenyataan di atas menjadikan mata pelajaran sejarah sebagai mata pelajaran yang sebagai mata pelajaran yang sering dikeluhkan. Kurang lebih ada dua hal yang membuat mata pelajaran sering dikeluhkan oleh siswa yaitu pada pelajaran sejarah itu sendiri dan pada metode pengajarannya. Dinamika perkembangan sejarah yang selalu baru menuntut guru untuk bisa memberi jawaban atas dinamika sejarah itu sendiri, seperti kontroversi kejadian TimorTimur yang sekarang menjadi Negara Republik Timor Leste. Pada Aspek metode pengajarannya, Bireun (2002) masih memandang sebagai sumber penyebab pelajaran sejarah menjadi objek keluhan siswa. Anhar Gonggong menyebutkan selama ini terdapat penilaian, sejarah diajarkan dalam metodologi pengajaran yang salah, seperti indoktrinasi dan banyak fakta sejarah tidak disampaikan secara baik atau tidak diungkapkan dengan benar oleh para guru (Bireun, 2002). Hal ini mengakibatkan pelajaran sejaran mendapat penerimaan yang kurang disukai, hanya sebagai pelajaran pelengkap, bahkan yang lebih parah lagi pelajaran sejarah diberikan secara tumpang tindih dan diulangulang. Metode yang monoton itu terlihat pada penekanan pada hapalan. Hapalan yang ada pada pelajaran sejarah tampak rumit, sebab selain perlu menghapalkan nama-nama tokoh, tempat kejadian juga waktu kejadiannya, seperti pada perjanjian Renville, tentu saja siswa harus faham dan hapal siapa yang menjadi delegasi perundingan dari pihak Belanda dan Indonesia, poin-poin perjanjian, juga tempat serta waktu berlangsungnya perjanjian Renville tersebut. Menurut Wingkel (1996) pada saat mempelajari materi untuk pertama kali seseorang mengolah bahan pelajaran (fase fiksasi), yang kemudian disimpan dalam ingatan (fase retensi) akhirnya pengetahuan dan pemahaman yang telah diperoleh diproduksi kembali, artinya proses transfer pengetahuan kepada anak didik merupakan investasi yang sangat penting dalam pembentukan karekter bangsa, sebab informasi yang masuk ke dalam kognisi anak didik selain disimpan dalam ingatan juga diproduksi kembali dalam bentuk aksi yang lebih nyata. Baharuddin (2007) memandang pendidikan –yang juga di dalamnya terdapat mata pelajaran sejarah- berperan sebagai institusi sosial yang membentuk insan yang berbudaya dan melakukan proses pembudayaan. Kenapa bangsa indonesia sulit untuk mengenal sejarahnya? Indikator bahwa bangsa Indonesia tidak mengenal sejarahnya terlihat dari ketidakmampuan untuk menghadirkan semangat para pendiri bangsa ini yang rela mengorbankan jiwa dan raganya, bahkan anak-anak sekarang lebih tertarik untuk menikmati produk luar ketimbang produk lokal. Sejatinya ada faktor lain yang cukup menyulitkan bangsa indonesia untuk lebih mengenal sejarahnya, yaitu rendahnya kemampuan literasi dalam beberapa mata pelajaran. Programme for Internasional Student Assessment (PISA) meneliti kemampuan literasi anak didik Indonesia ternyata Indonesia menempati urutan ke 39 dengan skor 371 untuk literasi membaca Indonesia (2003). Buruknya kualitas pendidikan terutama pada mata pelajaran sejarah terlihat jika kita merujuk dari sumber data Direktorat Tenaga Kependidikan (2004) untuk pelajaran sejarah ternyata skor terendah yang bisa diraih adalah 3 dan skor tertinggi adalah 36 dari 40 jumlah soal. Hal ini tentu saja banyak variabel yang menentukan, seperti gizi yang menyokong perkembangan kecerdasan seseorang, letak geografis yang memungkinkan kemudahan akses sekolah, serta kualitas pengajar itu sendiri. Masalah yang lain juga disebabkan karena strategi dan tujuan pengajaran pelajaran sejarah yang tidak jelas, pelajaran sejarah sering disajikan hanya dalam rangkaian angka, tahun, pelaku, tempat kejadian dan yang lain sebagainya secara kering, tidak mengherankan bila pelajaran yang satu ini dianggap menjemukan (Widiastono, 2003). Peserta didik pada mata pelajaran sejarah seharusnya dilatih bagaimana cara belajar yang baik (learning skill), sebagaimana yang diungkapkan oleh Utomo (1994) bahwa peserta didik harus dibekali pelajaran bagaimana cara belajar, termasuk seni melacak informasi yang diperlukan, kemampuan berfikir, mengolah dan menghasilkan informasi (thingking skill). Metode pengajaran yang menjemukan pada mata pelajaran sejarah menjadikan siswa tidak memiliki intensitas perhatian yang optimal. Perhatian merupakan pintu gerbang dalam belajar, oleh sebab itu segala upaya untuk menarik perhatian siswa untuk belajar memiliki nilai yang sangat penting, bahkan menurut Suryabrata (1987) perhatian dapat menjadi indikator kesuksesan dalam sebuah aktivitas. Persoalan sebenarnya tidak sepenuhnya menjadi tanggung jawab pendidik, namun problematika ekonomi, dekadensi moralitas, keamanan, serta tingkat konflik rumah tangga yang tinggi turut berkontribusi dalam melemahkan mutu pendidikan. Problematika ini menuntut pendidik untuk lebih kreatif dalam mengatasi keterbatasan ini secara efisien dan efektif, dan tentu saja tidak mereduksi makna esensi dari pendidikan itu sendiri. Tanpa menafikan penyebab eksternal yang melatarbelakangi kualitas nilai mata pelajaran sejarah, penyebab inti dari itu semua adalah kesulitan siswa untuk menghapalkan sederet peristiwa dan fakta yang harus dihapal, hal inilah yang membuat siswa menjadi sulit untuk mendapatkan nilai yang optimal. Kesulitan yang dihadapi oleh peserta didik dalam menghadapi mata pelajaran sejarah perlu disadari sejak awal, sebab mata pelajaran selama ini dipelajari dengan menelusuri kronologis kejadian sehingga tidak melibatkan afeksi siswa. Dalam Forum Lawatan Sejarah Nasional IV di Pangkal Pinang Provinsi Bangka Belitung, 15 Agustus 2006, metode pengajaran yang kaku ini sempat mencuat ke permukaan. Perubahan metode pembelajaran dianggap penting agar pelajaran sejarah tidak lagi membosankan, dalam forum tersebut menurut Dira (2007) dibahas bahwa perlu melibatkan dua hal dalam pembelajaran sejarah, yaitu ingatan historis dan ingatan emosional. Upaya untuk menghubungkan dua hal tersebut dilakukan dengan cara melibatkan media sastra yang bersejarah seperti karya-karya Pramoedya Ananta Toer dan Romo Mangunwijaya, melihat film dokumenter, mengunjungi situs-situs bersejarah. Meski demikian sejarah juga mempelajari kronologis waktu dan kejadian, dengan demikian, hapalan sebagai ingatan historis masih tetap dipertahankan. Upaya untuk menyelesaikan problem hapalan menurut Buzan (2002) adalah menggunakan metode mnemonik. Metode mnemonik adalah cara menghapal dengan menggunakan dua prinsip utama, yaitu imajinasi dan asosiasi. Imajinasi berarti dalam proses pengajaran perlu dieksplorasi daya imajinatifnya supaya mampu menghayati betul pelajaran sejarah bahkan fakta yang perlu diingat, begitu juga dengan asosiasi yang menghubungkan fakta yang hendak diingat dengan fakta yang sudah dia kenal sebelumnya. Hal ini kemudian diperkuat oleh Higbee (2003) yang menyatakan bahwa kemampuan untuk mengingat sesungguhnya tergantung pada metode yang digunakan, serta bagaimana latihan yang dilakukan dengan metode mengingat itu, metode ini secara tidak langsung merujuk kepada mnemonik. Metode mnemonik memiliki teknik yang bervariasi untuk menyelesaikan problem ingatan seperti untuk mengingat barang-barang yang banyak bisa digunakan teknik pancang, untuk menghapal pidato bisa dibantu dengan teknik loci. Metode ini telah dirasakan manfaatnya dalam rangka mengoptimalkan daya ingat, seperti yang dilakukan oleh para orator Yunani untuk menghapalkan teks orasinya dengan cara menggunakan teknik loci. Meski demikian ada beberapa pihak yang tidak senang dengan metode ini, sebab metode ini lebih terlihat sebagai bentuk rekayasa saja. Patut diakui bahwa mnemonik bukan obat yang bisa mengatasi segala penyakit, metode ini memiliki beberapa keterbatasan. Mnemonik sulit untuk diterapkan pada bentuk dan konsep yang abstrak (Higbee, 2003) oleh sebab itu jalan keluarnya adalah mengganti bentuk yang abstrak itu ke dalam bentuk yang lebih konkrit. Metode ini cukup mudah untuk diaplikasikan, bahkan karena metodenya yang menantang akan membuat anak tertarik untuk belajar dan metode mnemonic yang mengikuti cara otak bekerja memungkinkan akan mampu maksimal hasil yang akan dicapai siswa pada mata pelajaran sejarah. Metode mnemonic tentu saja bukan metode yang berdiri sendiri tanpa diperkuat oleh metode yang lain, sebab metode ini merupakan metode untuk menguatkan ingatan historisnya saja, namun untuk menciptakan ingatan emosional dalam pelajaran sejarah tentu saja perlu berbagai media seperti sastra, film dokumenter atau pun studi tour. Eksperimen ini diujicobakan kepada siswa SMP kelas VIII, pengambilan siswa kelas VIII ini berdasarkan pertimbangan bahwa anak pada usia ini menurut Piaget (Syah, 2001) telah memasuki tahap perkembangan kognitif formal operasional. Pada tahap formal operasional seorang anak mampu melakukan hipotesa dan mampu berfikir kongkrit. 
B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana tingkat daya ingat kelompok perlakuan (eksperimen) pada mata pelajaran sejarah setelah perlakuan? 2. Bagaimana tingkat daya ingat kelompok kontrol pada mata pelajaran sejarah setelah perlakuan? 3. Bagaimana efektivitas metode mnemonik dalam meningkatkan daya ingat siswa pada mata pelajaran sejarah? 
C. Tujuan Penelitian Sebagaimana yang telah dijelaskan di atas, tujuan penelitian ini adalah : 1. Mengetahui tingkat daya ingat siswa kelompok perlakuan pada mata pelajaran sejarah yang diujikan setelah perlakuan. 2. Mengetahui tingkat daya ingat siswa kelompok kontrol pada mata pelajaran sejarah yang diujikan setelah perlakuan. 3. Mengetahui efektivitas metode mnemonik dalam meningkatkan kemampuan mengingat siswa pada mata pelajaran sejarah.


Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Psikologi" : Efektifitas metode mnemonik dalam meningkatkan daya ingat siswa pada mata pelajaran sejarah di MTS Persiapan Negeri Kota Batu." Untuk Mendownload skripsi ini silakan klik link dibawah ini
DOWNLOAD

Artikel Terkait:

No comments:

Post a Comment