Abstract
INDONESIA:
Berawal dari permasalahan anak tunagrahita adalah individu yang mengalami penyimpangan, kelainan dan hambatan mental. Hambatan mental tersebut sangat mempengaruhi terhadap aspek-aspek kejiwaan anak, seperti perhatian, emosi, minat, daya kreasi dan intelegensinya. Akibat dari kelemahankelemahan yang dimilikinya, anak tunagrahita mengalami kesulitan dalam hubungan sosial dan segi pendidikannya, sehingga dalam perkembangan sosial dan segi pendidikannya anak ini selalu tertinggal dari teman-teman sebayanya yang normal. Hal tersebut dapat terjadi karena mereka mempunyai hambatanhambatan sehingga mengalami kesulitan dalam mengembangkan potensi dirinya. Keadaan anak tunagrahita tersebut selaras dengan pendapat Bandi Delphie (1996:51) yang mengatakan bahwa “anak tunagrahita adalah anak yang menunjukan gejala kelainan pada kedua sisi yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya yakni sisi intelektual dan kemampuan menyesuaikan diri”. Sedangkan menurut Sam Isbani (1994:17) mengemukakan bahwa “Anak tunagrahita mengalami hambatan dan permasalahan, sehingga dalam pendidikannya mengalami hambatan dan permasalahan, akhirnya mengalami kesulitan belajar dan prestasinya rendah”.
Dari kedua pendapat tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa anak tunagrahita karena dalam dirinya mengalami hambatan dan gangguan maka dalam perkembangan sosial dan pendidikannya juga mengalami permasalahan. Karena kelainan yang disandangnya mengakibatkan kesulitan dalam belajar, terutama dalam pemahaman konsep bilangan. Prestasi belajar yang rendah pada anak tunagrahita menurut Nana Sudjana (2003: 30) dipengaruhi banyak faktor antara lain : 1) Kondisi jasmani yang tidak menguntungkan, 2) Pemusatan perhatian yang kurang, 3) Minat belajar yang rendah, 4) Dorongn ingin tahu rendah, 5) Disiplin diri yang kurang, 6)Intelegensi yang rendah, 7) Kemampuan daya ingat lemah.
Untuk meneliti hal tersebut, digunakan metode Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah suatu proses menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka sebagai alat untuk menganalisis keterangan mengenai apa yang ingin diketahui. Logika yang digunakan dalam penelitian ini adalah logika positivistik dan menghindari sifat-sifat subjektif. Pola pikir yang digunakan adalah pola pikir deduktif yang berusaha untuk memahami suatu fenomena dengan cara menggunakan konsep-konsep yang bersifat umum, yang abstrak untuk mencari hal-hal yang bersifat khusus dari suatu fenomena yang diteliti.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh signifikan dalam Proses belajar siswa dengan prestasi belajar bidang studi Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas V dan VI SDLB-C Dharma Asih Patokan Kecamatan Kraksaan Kabupaten Probolinggo tahun pelajaran 2010/2011 menggunakan metode pembelajaran bridwatching.
ENGLISH:
Starting from the problems of individual children are experiencing Tunagrahita irregularities, abnormalities and mental barriers. Mental barriers that greatly affects the psychological aspects of the child, such as attention, emotions, interests, creativity and intelegensinya. As a result of its kelemahankelemahan, Tunagrahita children have difficulty in social relationships and in terms of education, so in terms of social and educational development of children is always lagging behind their peers are normal. This can happen because they have hambatanhambatan thus have difficulty in developing her potential. Tunagrahita the situation of children in line with the opinion Delphie Bandi (1996:51) who says that "children are children who show Tunagrahita disorder symptoms on both sides of interrelated to one another which are the property and the ability to adjust." Meanwhile, according to Sam Isbani (1994:17) argues that "the Son Tunagrahita experience obstacles and problems, so that the educational experience obstacles and problems, eventually learning difficulties and low achievement."
Of the two opinions mentioned above can be concluded that the child Tunagrahita because in his experience the obstacles and distractions in educational and social development are also experiencing problems. Because it bears disorder resulting in difficulty in learning, especially in understanding the concept of numbers. Low learning achievement in children Tunagrahita by Nana Sudjana (2003: 30) is influenced many factors, among others: 1) unfavorable physical conditions, 2) concentration of less concern, 3)Interest in learning is low, 4) Dorongn curious low, 5) Self-discipline is lacking, 6) low intelligence, 7) The ability
scovering knowledge that uses the data in the form of numbers as a tool for analyzing information about what you want to know. Logic used in this study is positivistic logic and avoid the subjective nature. Mindset that is used is the deductive mindset that seeks to understand a phenomenon by using the concepts of a general nature, the abstract to look for things that are specifically of a phenomenon under study.
The results showed that there was a significant influence in the process of learning groups of students with learning achievement study of Natural Science field grade V and VI-C SDLB Dharma Asih benchmark Kraksaan Probolinggo District school year 2010/2011 bridwatching learning methods.
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Fenomena
Berawal
dari permasalahan anak tunagrahita adalah individu yang mengalami penyimpangan,
kelainan dan hambatan mental. Hambatan mental tersebut sangat mempengaruhi
terhadap aspek-aspek kejiwaan anak, seperti perhatian, emosi, minat, daya
kreasi dan intelegensinya. Akibat dari kelemahankelemahan yang dimilikinya,
anak tunagrahita mengalami kesulitan dalam hubungan sosial dan segi
pendidikannya, sehingga dalam perkembangan sosial dan segi pendidikannya anak
ini selalu tertinggal dari teman-teman sebayanya yang normal. Hal tersebut
dapat terjadi karena mereka mempunyai hambatan hambatan sehingga mengalami
kesulitan dalam mengembangkan potensi dirinya. Keadaan anak tunagrahita
tersebut selaras dengan pendapat Bandi Delphie (1996:51) yang mengatakan bahwa
“anak tunagrahita adalah anak yang menunjukan gejala kelainan pada kedua sisi
yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya yakni sisi intelektual dan
kemampuan menyesuaikan diri”. Sedangkan menurut Sam Isbani (1994:17)
mengemukakan bahwa “Anak tunagrahita mengalami hambatan dan permasalahan,
sehingga dalam pendidikannya mengalami hambatan dan permasalahan, akhirnya
mengalami kesulitan belajar dan prestasinya rendah”. Dari kedua pendapat
tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa anak 2 tunagrahita karena dalam dirinya
mengalami hambatan dan gangguan maka dalam perkembangan sosial dan
pendidikannya juga mengalami permasalahan. Karena kelainan yang disandangnya
mengakibatkan kesulitan dalam belajar, terutama dalam pemahaman konsep
bilangan. Prestasi belajar yang rendah pada anak tunagrahita menurut Nana
Sudjana (2003: 30) dipengaruhi banyak faktor antara lain : 1. Kondisi jasmani
yang tidak menguntungkan 2. Pemusatan perhatian yang kurang 3. Minat belajar
yang rendah 4. Dorongn ingin tahu rendah 5. Disiplin diri yang kurang 6.
Intelegensi yang rendah 7. Kemampuan daya ingat lemah. Dari ketujuh faktor
diatas dapat dijelaskan lebih rinci sebagai berikut: 1. Kondisi yang tidak
menguntungkan Anak tunagrahita selain mengalami kelainan mental juga mengalami
kelainan penyerta seperti kurang pendengaran, kurang pengelihatan, dan kelainan
tubuh. Keadaan tersebut dapat menghambat kegiatan belajar anak sehingga hasil
belajar yang dicapainya menjadi rendah. 2. Pemusatan perhatian yang kurang,
karena kelainan yamg disandangnya, anak 3 tunagrahita mempunyai daya
konsentrasi dan perhatian yang rendah. Hal ini akan mempengaruhi keberhasilan
dalam belajar, sehingga konsep bilangan rendah. 3. Minat belajar rendah Karena
minat belajar rendah anak tunagrahita mengalami kesulitan untuk pemahaman
konsep bilangan. 4. Dorongan ingin tahu yang rendah Anak tunagrahita mempunyai
rasa ingin tahu yang rendah sehingga mereka ingin belajar lebih banyak lagi
akibat untuk pemahaman konsep bilangan tidak baik atau sangat rendah. 5.
Disiplin diri kurang Karena disiplin kurang akibatnya mereka tidak mampu
mencapai tujuan belajar dengan baik. 6. Intelegensi yang rendah Karena
kemampuan intelegensinya rendah maka anak tunagrahita mempunyai tingkat
kesulitan belajar pemahaman konsep bilangan yang tinggi. Kemampuan daya ingat
lemah Anak tunagrahita mempunyai daya ingat lemah, sehingga mereka banyak
mengalami kesulitan dalam pelajarannya. Oleh karena itu hasil belajar terhadap
pemahaman konsep bilangan rendah. Berdasarkan observasi awal di SDLB-C Dharma
Asih Kraksaan, ada beberapa permasalahan yang dihadapi siswa tunagrahita kelas
VI dalam pembelajaran IPA, diantaranya yaitu : 1) rendahnya motivasi dan minat
siswa dalam mengikuti pembelajaran IPA, 2) kurangnya perhatian siswa terhadap
materi yang disampaikan guru, 4 3) siswa merasa cepat bosan dan jenuh di kelas,
4) rendahnya pemahaman siswa terhadap materi pelajaran IPA, 5) tidak adanya
praktek langsung, 6) metode pembelajaran yang di gunakan hanya sebatas Ceramah
7) terutama adalah kesulitan mereka memahami sesuatu hal yang bersifat abstrak.
Dengan begitu, hal tersebut dapat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.
Keterhambatan perkembangan intelegensi anak tungrahita ringan, memberi dampak
negatif terhadap kemampuan bernalar mereka. Disamping itu daya ingat mereka
juga lemah, sehingga mereka mengalami kesulitan dalam berfikir abstrak.
Kelemahan inilah yang menyebabkan mereka mengalami kesulitan dalam belajar,
terutama pada bidang pelajaran akdemik seperti matematika, IPA dan bahasa
(Amin, 1995:43). Dalam dunia pendidikan ada banyak metode pembelajaran yang
dapat menunjang tercapainya tujuan pembelajaran yang dinginkan. Dalam pegajaran
IPA juga banyak metode pembelajaran yang bisa digunakan. Salah satu metode
pembelajaran yang diterapkan untuk dapat meningkatkan prestasi belajar siswa
adalah metode pembelajaran Bridwatching. Salah satu strategi pengelolaan keanekaragaman
hayati adalah melalui pendidikan. Pengetahuan tentang keanekaragaman hayati
telah diterapkan di sekolah mulai dari Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama,
Sekolah Menengah Umum 5 hingga Perguruan Tinggi. Di Sekolah Menegah Umum,
keanekaragaman hayati dibahas di kelas I, mulai dari keanekaragaman hingga
pelestariannya. Sayangnya bobot pengetahuan tentang keanekaragaman hayati yang
diberikan kurang memberi bekal kepada anak didik untuk memahami kerangka dasar
seluk beluk keanekaragaman hayati. Salah satu cara untuk mengatasi kondisi
tersebut, siswa perlu diberi tambahan muatan pengetahuan dan wacana baru
tentang nilai konservasi dengan cara bird watching (pengamatan burung di alam).
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka metode bridwatchinglah yang pantas
digunakan. Karena dilihat dari segi kekurangan anak tunagrahita dalam
pendidikan dan prestasi belajarnya. Hal ini sesuai dengan adanya praktek
langsung yang dibutuhkan anak SDLB khususnya siswa tunagrahita dalam pelajaran
IPA. Metode ini juga membantu kreatifitas murid dan memudahkan dalam mencari
alat pembantu bagi guru. Sehingga peneliti mengangkat Judul penelitian “ Metode
Pembelajaran Birdwatching Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar IPA Siswa SDLB
C”. B. Identifikasi Masalah Dalam upaya meningkatkan prestasi belajar anak
tunagrahita kelas VI, ada banyak faktor yang mempengaruhinya, diantaranya : 1.
Karakteristik siswa 6 Karakeristik individu yang satu dengan yang lain akan
berbeda. Begitu pula dengan karakteristik siswa tunagrahita antara satu dengan
yang lainnya. Anak tunagrahita memiliki karakteristik keterlambatan dalam
proses berfikir, emosi sikap dan kesulitan penyesuian diri pada lingkungan
termasuk dialamnya motinasi belajar siswa, motivasi belajar yang rendah
menyebabkan siswa menjadi kurang berseangat dalam belajar terlebih dengan
karakteristik anak tunagrahita yaitu keterlambtan dalam proses berfikir, maka
karakteristik anak tunagrahita berdampak pada keseluruhan prilaku dan
pribadinya, termasuk dalam pencapaian prestasinya. 2. Metode pembelajaran
Metode pembelajaran yang sering diberikan pada siswa pada mata pelajaran IPA
seringkali menggunakan metode ceramah yang tentunya tidak cocok terhadap
pembelajaran IPA yang secara keseluruhan mempelajari tentang alam yang harus
dibuktikan tidak sekedar dijelaskan secara lisan. Selain itu rendahnya motivasi
belajar anak tnagrahita menyebabkan diperlukannya suatu metode pembelajaran
yang dapat menciptakan siswa untuk berpartisipasi aktif dan turut serta bekerja
sama sehingga bridwatching merupakan metode pembelajaran yang berupa penelitian
langsung dan 7 menanamkan dasar-dasar berpikir ilmiah pada diri siswa, sehingga
dalam proses pembelajaran ini siswa lebih banyak belajar sendiri, mengembangkan
kreativitas dalam memecahkan masalah. Siswa benar-benar ditempatkan sebagai
subjek yang belajar, peranan guru dalam pembelajaran dengan metode birdwatching
adalah sebagai pembimbing dan fasilitator. 3. Situasi belajar Situasi belajar
yang kurang kondusif berpengaruh terhadap hasil belajar ranah kognitif, apektif
dan psikomotor anak tunaagrahita, dunia anak adalah dunia bermain sehingga
situasi yang diberikan pada anak haruslah menyenangkan untuk anak. Keadaan
kelas yang nyaman dan menyenangkan juga akan berpengaruh terhadap motivasi
belajar siswa tunagrahita, yang secara otomatis juga akan berpengaruh terhadap
prestasi belajar. 4. Guru Guru dalam proses belajar sangat berpengaruh terhadap
peningkatan hasil belajar ranah kognitif, apektif dan psikomotor. Guru dituntut
untuk dapat memilih media pembelajaran, model pembelajaran dan metode
penyampaian materi sesuai dengan karakteristik siswa sehingga tujuan dari
pembelajaran dapat tercapai. 8 Dengan keadaan guru yang kurang sehingga
terkadang kurang maksimal dalam mempersiapkan bahan ajar karena dalm satu kelas
hanya menggunakn satu guru dengan mata pelajran yang berbeda-beda ditambah
dengan karakteristik anak tunagrahita yang berbeda-beda menyebabkan guru harus
bekeja keras untuk mencapai keberhasilan untuk mencapai prestsasi belajar yang
baik untuk anak tunagrahita. Point-point yang telah disebutkan diatas merupakan
beberapa faktor yang dapat berpengaruh terhadap prestasi belajar bagi anak
tunagrahita kelas VI. Namun karena keterbatasan waktu dari penulis, maka pada
kesempatan ini, masalah yang akan diteliti adalah metode yang tepat digunakan
dalam upaya peningkatan prestasi belajar bagi anak tunagrahita kelas VI SDLB-C
Dharma Asih Kraksaan. 9 C. Batasan Masalah Dalam melakukan penelitian ini
penulis membatasi permasalahan sebagai berikut : Metode pembelajaran yang
digunakan adalah metode pembelajaran Bridwatching. Penelitian dilakukan pada
materi pelajaran IPA materi pelajaran yang akan diteliti yaitu pokok bahasan
gearak dan energi. D. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah : “ Apakah metode pembelajaran bridwatching dapat meningkatkan prestasi
belajar IPA bagi anak tunagrahita kelas VI?.” 10 E. Tujuan dan Keguanaan
Penelitian Sesuai dengan dengan latar belakang, identifikasi masalah dan
rumusan masalah tersebut di atas maka tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui dan mendiskripsikan pengaruh metode pembelajaran bridwatching
terhadap prestasi belajar IPA anak tunagrahita. Adapun manfaat penelitian ini
adalah : 1. Manfaat secara teoritis. Manfaat secara teoritis bahwa hasil
penelitian yang dilakukan ini merupakan dasar selanjutnnya demi kesempurnaan
dan tercapainya hasil penelitian yang lebih berkualitas, akurat dan bermanfaat
mengenai pentingnya metode pembelajaran bridwatching untuk meningkatkan
prestasi belajar IPA pada anak tunagrahita. 2. Manfaat praktis. Bagi peneliti,
diperolehnya pengalaman baru dan gambaran yang jelas mengenai seberapa besar
pengaruh penggunaaan metode pembelajaran bridwatching dalam upaya meningkatkan
prestasi belajar IPA pada anak tunagrahita di kelas VI.
Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Psikologi" : Metode pembelajaran birdwatching dalam meningkatkan prestasi belajar IPA Siswa SLB C.." Untuk Mendownload skripsi ini silakan klik link dibawah ini
DOWNLOAD
No comments:
Post a Comment