Abstract
INDONESIA:
Manusia didalam suatu organisasi dipandang sebagai sesuatu yang berharga dan menjadi titik pusat usaha. Artinya manusia merupakan penentu bagi tercapainya tujuan organisasi secara efektif dan efisien, sehingga dapat dikatakan bahwa keberhasilan justru ditentukan oleh manusia. Salah satu faktor yang menentukan kualitas karyawan yaitu, kesadaran dalam menjalankan tugas. Arti penting sumber daya manusia terhadap organisasi terletak pada kesadaran manusia untuk bereaksi positif terhadap sasaran pekerjaan atau kegiatan yang mengarah pada pencapaian organisasi. Oleh karena itu setiap organisasi harus memiliki tingkat kasadaran menjalankan tugas karyawan yang mendukung dalam kemajuan perkembangan perusahaan. Salah satu dukungan tersebut antara lain membentuk kedisiplinan kerja karyawan sehingga terbentuk perilaku-perilaku karyawan yang konsisten dengan aturan-aturan perusahaan dan membantu karyawan supaya menjadi lebih produktif.
Penelitian ini dilakukan di PT Semen Gresik (Persero) Tbk dengan tujuan untuk mengetahui hubungan antara disiplin kerja dengan kesadaran menjalankan tugas karyawan. Metode pengumpulan datanya menggunakan metode angket. Angket penelitian terdiri dari dua angket yaitu angket disiplin kerja dan kesadaran menjalankan tugas yang masing-masing terdiri dari 24 aitem. Teknik analisa yang digunakan adalah analisa product moment.
Berdasarkan analisa penelitian didapatkan hasil sebagai berikut : Jumlah responden dalam penelitian ini adalah 60 orang, pada variabel disiplin kerja 10 karyawan (16.67%) memiliki disiplin kerja yang tinggi, 49 karyawan (81.67%) memiliki disiplin kerja yang sedang, dan 1 karyawan (1.66%) memiliki disiplin kerja yang rendah. Sedangkan variable kesadaran dalam menjalankan tugas sejumlah 8 karyawan (13.3%) memiliki kesadaran menjalankan tugas yang tinggi, 48 karyawan (80 %) memiliki kesadaran menjalankan tugas sedang , dan 4 karyawan (6.7%) memiliki kesadaran menjalankan tugas rendah. Hasil penelitian diatas kedua variable (disiplin kerja dengan kesadaran menjalankan tugas ) menghasilkan bahwa terdapat hubungan positif (rxy 0,862; dengan sig < 0,05). Artinya, hubungan antara variable disiplin kerja dengan variable kesadaran menjalankan tugas adalah positif signifikan dengan mendapatkan nilai 0,000 dan nilai signifikansinya Sig. (2- tailed) adalah dibawah atau lebih kecil dari 0,05.
ENGLISH:
Humans within an organization is seen as something valuable and be the focal point of business. This means that man is a determinant for the achievement of organizational goals effectively and efficiently, so that it can be said that success is determined by humans. One of the factors that determine the quality of employees that is, the consciousness of duty. The importance of human resources of the organization lies in human consciousness to react positively to target jobs or activities that lead to the achievement of the organization. Therefore, each organization should have a duty kasadaran employees who support the progressive development of the company. One of the support, among other forms of discipline for employees to form employee behaviors that are consistent with the rules of the company and help employees to become more productive.
The research was conducted at PT Semen Gresik (Persero) in order to determine the relationship between labor discipline with awareness of employee duties. Methods of data collection using the questionnaire method. Questionnaire consisted of two questionnaires, namely questionnaires labor discipline and duty consciousness, each of which consists of 24 aitem. Analysis technique used is the product moment analysis.
Based on the analysis of the study obtained the following results: Number of respondents in this study were 60 people, the variable labor discipline 10 employees (16.67%) had a high work discipline, 49 employees (81.67%) had labor discipline is, and one employee (1.66 %) have low labor discipline. While the consciousness of duty variable number of 8 employees (13.3%) had a high awareness of duty, 48 employees (80%) had a consciousness of duty was, and four employees (6.7%) had a low awareness of duty. The results on these two variables (labor discipline with awareness run errands) yields that there is a positive relationship (rxy 0.862; with sig <0.05). That is, the relationship between the variable of work discipline with a variable duty consciousness is significantly positive with a value of 0.000 and significance value Sig. (2-tailed) is below or less than 0.05.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Memasuki
era globalisasi dimana terjadi kompetisi di bidang ekonomi yang semakin ketat
dan terbuka, perusahaan harus mampu memaksimalkan sumber daya yang dimilikinya.
Secara garis besar sumber daya yang dimilikinya: (1) finansial, (2) fisik, (3)
manusia, (4) teknologi. Karena jumlah sumber daya yang dimiliki perusahaan
terbatas jumlahnya, maka perusahaan dituntut mampu memberdayakan dan
mengoptimalkan untuk mencapai tujuan perusahaan. Dari berbagai sumber daya yang
dimiliki perusahaan, sumber daya manusia (SDM) menempati tempat strategis dan
penting diantara sumber daya lainnya. Bahkan pada organisasi yang tidak mencari
laba, seperti pelayanan pemerintah atau sosial harus mengelola sumber daya
manusia sebagai sesuatu yang berharga dan menjadi titik pusat usaha. Dessler
(1997), mengemukakan arti penting sumber daya manusia itu sendiri terhadap
organisasi terletak pada kesadaran manusia untuk bereaksi positif terhadap
sasaran pekerjaan atau kegiatan yang mengarah pada pencapaian organisasi. Dengan
demikian faktor manusia merupakan faktor penentu bagi tercapainya tujuan
organisasi secara efektif dan efisien, sehingga dapat dikatakan bahwa
keberhasilan justru ditentukan oleh manusia. Pada era teknologi dimana
pekerjaan manusia sudah dipermudah dan bahkan sudah ada yang diganti oleh
mesin-mesin namun unsur manusia tetap menjadi unsur yang paling penting dan
pada akhirnya paling menentukan dalam organisasi apapun juga. Robert L. Mathis
dan John H. Jackson (2001), mengemukakan berhasil tidaknya suatu organisasi
dalam pencapaian tujuan akan banyak ditentukan oleh kesadaran individu-individu
dalam menjalankan tugas yang diembannya, sebab manusia merupakan pelaksana
kegiatan dalan rangka pencapaian tujuan. Oleh sebab itu patut disadari, karena
begitu pentingnya peranan manusia seperti diuraikan diatas, maka setiap
perilaku karyawan dalam suatu perusahaan tidak boleh dibiarkan seenaknya,
adapun yang terpenting di dalam kesadaran diri menjalankan tugas adalah: (1)
ketepatan mengelola waktu, (2) tanggung jawab, (3) bekerja secara cermat.
Contoh bentuk kurangnya kesadaran diri dalam kehidupan masyarakat, gaya hidup
mewah yang dianut sejumlah anggota Dewan Perwakilan Rakyat menandakan bahwa
pejabat-pejabat itu tidak memiliki kesadaran diri sebagai seorang pejabat
publik. Kalau pejabat publik, ada etika yang harus dipatuhi, merepresentasikan
rakyatnya, apa yang mereka sampaikan harus memberi nilai," kata pengamat
parlemen dari Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi), Sebastian
Salang di Jakarta, Sebastian salang dimintai tanggapannya soal gaya hidup mewah
anggota DPR. Beberapa anggota parlemen tengah menjadi sorotan masyarakat karena
kepemilikan sejumlah mobil mewah. Menurut Sebastian salang, jika para pejabat
itu memiliki kesadaran diri, mereka tidak akan menganggap bahwa mempertontonkan
kekayaannya itu merupakan suatu hal yang wajar (Jakarta, kompas.com Sabtu 19
November 2011). Kutipan ini adalah salah satu contoh bentuk kurangnya kesadaran
diri yang pernah diangkat oleh Sebastian Salang pengamat parlemen dari Forum
Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi). Dari pemaparan diatas
kurangnya kesadaran diri dari para pejabat dipengaruhi oleh rendahnya disiplin
terhadap etika public yang harus dipatuhi. Memandang pentingnya disiplin kerja
dari pemaparan di atas membuat M. Asbakhul „Ulum (2010), melakukan penelitian
tentang hubungan disiplin kerja dengan produktifitas pada karyawan PDAM Kota
Blitar berikut akan dijelaskan mengenai variabel penelitian, yaitu: Variabel
Bebas (X), adalah disiplin kerja dan variabel terikat (Y), adalah produktivitas
kerja, berdasarkan analisa penelitian didapatkan hasil sebagai berikut:
Sebagian besar karyawan pada PDAM Kota Blitar mempunyai tingkat disiplin kerja
yang sedang. Ini ditunjukkan dengan skor sebesar 68,18% dengan jumlah frekuensi
66 karyawan, dan yang memiliki disiplin kerja tinggi sebesar 22,72% dengan
jumlah frekuensi 15 karyawan, sedangkan yang memiliki tingkat disiplin kerja
rendah sebesar 0,90% dengan jumlah frekuensi 6 karyawan. Sebagian besar karyawan
di PDAM kota Blitar mempunyai tingkat produktivitas kerja pada tingkat yang
sedang yang ditunjukkan dengan nilai sebesar 60,60% dengan jumlah frekuensi 40
karyawan, dan yang memiliki tingkat produktivitas kerja yang tinggi sebesar
33,34% dengan jumlah frekuensi 22 karyawan, sedangkan yang memiliki tingkat
produktivitas kerja yang rendah sebesar 0,60% dengan jumlah frekuensi 4
karyawan. Selain itu, dapat diketahui bahwa dalam penelitian ini terdapat
hubungan positif yang signifikan antara disiplin kerja dengan produktivitas
kerja karyawan di PDAM Kota Blitar. Data- data tersebut membuktikan bahwa
betapa pentingnya penerapan keamanan dan peraturan kerja sehingga diperlukan
komunikasi berupa penyampaian tanggung jawab dan keberhasilan akan lebih
efektif apabila disertai dengan tindakan disiplin karyawan dan kesadaran diri
dalam mematuhi peraturan sehingga meminimalisir adanya kecelakaan kerja. Sebab
bagaimanapun juga dalam sebuah perusahahan untuk mencapai tujuan yang
diharapkan, maka perilaku karyawan dituntut harus sesuai dengan aturan maupun
batasan yang ada. Manusia yang merupakan unsur terpenting dalam organisasi agar
sesuai dengan peran yang diharapkan, maka dalam melaksanakan pekerjaannya harus
disertai dengan disiplin kerja. Penerapan disiplin kerja harus berdasarkan pada
peraturan yang dimiliki perusahaan, tujuannya agar pelaksanaan kerja senantiasa
terarah pada pencapaian tujuan yang ditetapkan perusahaan. Pegawai merupakan
penggerak kegiatan dalam suatu perusahaan. Dalam melakukan kegiatan, pegawai memerlukan
petunjuk kerja dari perusahaan agar pelaksanaannya sesuai dengan perencanaan,
dan harus didukung dengan peraturan kerja perusahaan sehingga menciptakan
disiplin kerja. Perusahaan dapat menegakkan aturan kerja perusahaan dan
konsekuensinya bagi pegawai jika mereka memahaminya secara baik, oleh karena
itu, hal tersebut harus disosialisasikan. Pemahaman yang kurang terhadap
peraturan kerja serta kurang tegasnya hukuman yang diberikan akan membuat
pegawai sering melanggar aturan tersebut. Pelanggaran aturan ditunjukan dengan,
misalnya merokok di ruang kerja, ngobrol di ruang kerja, dan keluar dari
ruangan kerja, sering absen, pegawai tidak berpakaian rapi dan bersikap tidak
sopan. Hasibuan (2003 ), mengemukakan arti dari kedisiplinan adalah keadaan dan
kesediaan seseorang mentaati semua peraturan dan norma-norma sosial yang
berlaku. Dessler (1997), mengemukakan disiplin kerja adalah satu prosedur yang
mengoreksi atau menghukum seorang bawahan karena melanggar aturan atau
prosedur. Handoko (2000), mengemukakan disiplin kerja adalah kegiatan manajemen
untuk menjalankan standar-standar organisasi. Ada beberapa faktor tujuan
tindakan disiplin diantaranya adalah: Menciptakan bahwa perilaku-perilaku
karyawan konsisten dengan aturan-aturan perusahaan, bekerja tepat waktu,
disiplin terhadap perintah atasan atau menciptakan, mempertahankan rasa hormat
dan saling percaya diantara pimpinan dan bawahan, membantu karyawan supaya
menjadi lebih produktif. Berdasarkan uraian diatas, terlihat betapa pentingnya
peranan faktor disiplin kerja dengan kesadaran menjalankan tugas dalam
meningkatkan produktifitas kerja, Perusahaan pun mengalami beberapa masalah
baik masalah internal maupun eksternal perusahaan. Masalah internal perusahaan
salah satunya adalah tidak terdapatnya target penjualan yang ditetapkan atau
sering juga produktivitas kerja yang rendah. Hal ini dapat mempengaruhi
tercapainya tujuan perusahaan terutama laba. Paparan diataslah yang membuat
penulis semakin termotivasi untuk menggali lebih dalam hubungan yang terjalin
antara disiplin kerja dengan kesadaran menjalankan tugas didalam perusahaan
dengan adanya kedisiplinan dan kesadaran menjalankan tugas maka diharapkan para
karyawan dapat menyelesaikan tugas atau pekerjaan dengan hasil yang lebih baik
serta semangat dan dorongan bertambah sehingga akan berpengaruh pada
peningkatan prestasi kerja karyawan di PT Semen Gresik (Persero) Tbk. .
Penelitian ini dilakukan karenakan perusahaan tersebut memiliki visi menjadi
perusahaan persemenan bertaraf internasional yang terkemuka dan mampu
meningkatkan nilai tambah kepada para pemangku kepentingan (Stakeholder). Serta
misi untuk memiliki komitmen terhadap peningkatan kesejahteraan, pemangku
kepentingan (stakeholder) terutama pemegang saham, pegawai, dan masyarakat
sekitar. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka fokus
masalah yang diangkat adalah “Mengetahui apakah ada hubungan yang terjalin
antara disiplin kerja dengan kesadaran menjalankan tugas pada karyawan PT.
Semen Gresik (Persero) Tbk?” C. Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan oleh
penulis untuk mengetahui hubungan yang terjadi antara disiplin kerja dengan
kesadaran menjalankan tugas yang terjalin didalam perusahaan dan mampu
mendukung tujuan perusahaan untuk menakhlukkan tantangan sehingga bisa tetap
maju dengan persaingan yang sehat. Dengan ini diharapkan bisa membantu pada
proses pengembangan selanjutnya. D. Manfaat Penelitian Secara teoritis
penelitian ini mampu menambah khazanah keilmuan psikologi khususnya dalam
bidang psikologi industri berkenaan dengan disiplin kerja dengan kesadaran
dalam menjalankan tugas. Secara praktis Hasil penelitian yang telah didapati
dalam penelitian ini bisa digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk
pengembangan perusahaan atau bahkan untuk digunakan dalam pengambilan
keputusan- keputusan berkenaan dengan kemajuan perusahaan.
Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Psikologi" : Hubungan disiplin kerja dengan kesadaran dalam menjalankan tugas PT. Semen Gresik (Persero) Tbk." Untuk Mendownload skripsi ini silakan klik link dibawah ini
DOWNLOAD
No comments:
Post a Comment