Jasa Pembuatan Skripsi

Jasa Pembuatan Skripsi
Jasa Pembuatan Skripsi

Thursday, June 15, 2017

Jasa Buat Skripsi: download Skripsi Psikologi:Penerapan konseling individual dalam membantu mengatasi perilaku membolos siswa: Studi kasus di SMKN 2 Malang.


Abstract

INDONESIA:
Masalah yang dilakukan siswa disekolah seperti membolos merupakan bagian dari penemuan identitas dirinya. Secara psikologis kondisi mental remaja sangatlah labil, sehingga tingkah lakunya masih dipengaruhi kuat oleh sisi emosionalnya. 58% siswa yang melakukan perilaku membolos di SMKN 2 Malang yang semakin lama tingkat membolos meningkat dari 42% menjadi 58%. Menyadari hal tersebut konseling individual diperlukan untuk mengontrol dan membantu individu agar mencapai perkembangan secara optimal, dan terpecahkanlah masalah yang dialami klien, serta membantu untuk memahami dan menerima dirinya sendiri
dan lingkunganya.
Penelitian ini bertujuan untuk : (1) mendeskripsikan penyebab siswa membolos sekolah. (2) mendeskripsikan penerapan konseling individual dalam membantu mengatasi perilaku membolos siswa di SMKN 2 Malang. (3) mendeskripsikan perubahan perilaku siswa yang membolos sekolah setelah menerima konseling individual.
Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang menghasilkan data deskriptif yang masuk pada kategori studi kasus. Subjek penelitian adalah empat siswa yang paling banyak membolos pada bulan juli-november 2013 dalam jumlah alpha lebih dari lima kali. Empat siswa ini adalah dua dari siswa kelas X JSB 2 dan dua siswa dari kelas XI JSB 1. Sedangkan metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dan wawancara. Data yang diperoleh dari penelitian ini kemudian dianalisa melalui tiga tahap yaitu : reduksi data, penyajian data, menarik kesimpulan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : (1) perilaku membolos siswa dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor ekternal dan internal (2) penerapan konseling individual yang diberikan untuk siswa membolos melalui tiga tahap yaitu : tahap awal konseling, tahap pertengahan konseling, dan tahap akhir konseling yang ditandai dengan perubahan perilaku siswa. (3) perubahan-perubahan siswa setelah menerima konseling individual adalah perubahan perilaku positif yaitu rajin masuk sekolah, serta mengikuti kegiatan disekolah, madiri yaitu mampu mengenal diri sendiri dan mampu menerima diri sendiri .
ENGLISH:
Skipping school is a natural problem accomplished by students, become a part of getting to his identity. Psychologically adolescent mental state is unsteady , hence the behavior is strongly influenced by the emotional side . 58 % of students who do truant habitual in SMKN 2 Malang that the longer the truancy rate increased from 42 % to 58 % . therefore the need to control individual counseling is significant, in order to help individuals to achieve optimal growth, as the problems solutions experienced by the client, as well as helping to understand and accept themselves and their environment.
This study aims to : ( 1 ) describe the causes of truant students in the school. ( 2 ) describe the implementation of individual counseling to help dealing with the behavior of truant students in SMK 2 Malang. ( 3 ) describe behavior changes of students who skipped school after receiving individual counseling.
The approach used in this study is qualitative research that produces descriptive data or case studies category. The subjects are four of the most truant students in July - November 2013 in the amount of absence is more than five times. Four students are two of class X JSB 2 and two class XI students of JSB 1. Data collection methods used observation and interviews. Data obtained from this study were analyzed through three stages : data reduction , data presentation , conclusions .

The results of this study indicate that : ( 1 ) the truant students behavior is influenced by two factors: external and internal factors ( 2 ) the application of a given individual counseling for truant students through three stages : the initial stage of counseling , counseling middle stage and late stage counseling characterized by changes in student behavior. ( 3 ) changes in students after receiving individual counseling is a positive behavior change that is being diligent in school , as well as to follow the activities of the school , an Independent that is capable to know himrself and acceptability.

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak menuju masa dewasa. Perkembangan psikologis pada masa remaja sering diwarnai dengan bebagai macam konflik, baik itu konflik yang bersifat internal maupun eksternal. Terdapat beberapa remaja yang belum siap menghadapi berbagai problem baik itu dari lingkungan pendidikan maupun sosial di sekolah sehingga mempengaruhi perilaku yang secara tidak langsung berpengaruh pada proses belajar. Seorang siswa dikategorikan bermasalah, apabila ia menunjukkan gejala-gejala penyimpangan seperti suka menyendiri, sering terlambat masuk kelas, tidak sopan terhadap gurunya atau suka menarik perhatian orang lain seperti membuat onar. Dalam sebuah penyelidikan bersekala besar yang dilakukan oleh Thomas Achenbach dan Craig Edelbrock (1981), ditemukan bahwa remaja-remaja yang berasal dari latar belakang sosial-ekonomi rendah memiliki kecenderungan lebih besar untuk mengalami masalah dibandingkan remajaremaja yang berasal dari latar belakang sosial-ekonomi menengah. Sebagian masalah yang dialami oleh para remaja yang berasal dari latar belakang sosial-ekonomi rendah merupakan perilaku eksternalisasi yang tidak terkendali. Sebagai contoh, menganggu kebersamaan orang lain dan berkelahi. Sekolah menjadi salah satu lingkungan yang sangat penting, karena sekolah adalah tempat siswa menimba ilmu pengetahuan dan budaya, dan sekolah juga sebagai wadah untuk pengembangan karakter dan kepribadian anak. Bimbingan dan konseling di indonesia semakin dikembangkan terutama di sekolah lanjutan karena di jenjang tersebut terdiri dari kaum remaja yang masih rawan dalam perkembanganya, mudah terpengaruh, dan merupakan usia potensial dimana aspek kepribadianya berkembang. Dengan kondisi remaja yang sangat labil mereka dapat berbuat apa saja yang mereka inginkan dan tidak memperdulikan orang lain. Masalah-masalah yang dilakukan oleh siswa di sekolah seperti membolos sekolah merupakan bagian dari penemuan identitas dirinya. Secara psikologis kondisi mental remaja sangat labil, sehingga tingkah lakunya masih dipengaruhi kuat oleh sisi emosionalnya. Menyadari hal tersebut guru bimbingan dan konseling harus memberikan pengarahan kepada siswanya untuk mengikuti kegiatan belajar di sekolah dengan baik. Dari hasil riset jurnal bimbingan konseling oleh Heri Bagus Agung Wicaksono (2002), guru bimbingan dan konseling juga wajib memantau perkembangan siswa dan wajib untuk membimbing dan membantu siswa dalam menyelesaikan masalah yang terdapat dalam diri anak didiknya. Konseling dirasakan sangat perlu di lembaga-lembaga pendidikan, karena konseling bukan hanya bantuan berupa nasihat melainkan bantuan yang diberikan kepada individu secara terus menerus dalam menghadapi persoalan-persoalan yang timbul dalam hidupnya. Pemberihan nasihat hanya merupakan sebagian kecil dari upaya-upaya konseling. Pelayanan konseling menyangkut seluruh kepentingan klien dalam rangka pengembangan pribadi klien secara optimal. Disamping memerlukan pemberian nasihat, pada umumnya klien memerlukan layanan lain. Seperti pemberian informasi, bimbingan belajar, bimbingan individual, bimbingan kelompok, layanan kepada orang tua siswa dan masyarakat dan lain sebagainya.1 Guru BK atau konselor juga harus melakukan upaya-upaya tindak lanjut serta mensinkronkan upaya satu dengan upaya lainya sehingga keseluruhan upaya itu menjadi satu rangkaian yang terpadu dan berkesinambungan.2 1 Latipun, Psikologi Konseling (Malang, UPT Universitas Muhammadiyah Malang, 2011) 2 Prayitno Dan Amti Erman, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta : PT Rineka Cipta, 1994) hal.123 Sekolah menyediakan fasilitas bagi siswa agar dengan mudah berkonsultasi dengan guru BK dalam menyampaikan permasalahan yang ada dalam dirinya. Keberadaan konselor bagi pendidikan di sekolah terasa sekali manfaatnya. Hal ini salah satunya di dorong oleh beragam problem, permasalahan, dan kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh siswa saat belajar, yang itu tidak dapat atau kurang sesuai jika diselesaikan dengan kegiatan pengajaran dan pelatihan, namun melalui konseling. Layanan konseling merupakan pemberian bantuan yang diberikan kepada individu dalam memecahkan masalah kehidupanya dengan wawancara dan dengan cara yang sesuai dengan keadaan yang dihadapi individu untuk mencapai kesejahteraan hidupnya.3 konseling disini bukan menunjukkan salah satu aspek layanan apa yang terbaik melainkan sebuah keterampilan dasar yang dimiliki oleh konselor dalam memberikan konseling perseorangan, kelompok, pemberian informasi pendidikan, maupun kematangan dalam penyusunan program bimbingan konseling di sekolah. Kaitanya dengan mengatasi masalah siswa di sekolah, guru BK harus sudah siap menyediakan layanan yang tepat untuk siswa yang bermasalah. Hal ini sangat penting agar proses belajar siswa tidak terganggu, agar siswa tidak mengalami kesulitan belajar, dan bisa bersosialisasi dengan baik di sekolah mengingat jenjang sekolah yang diemban mereka adalah sekolah menengah ke atas. Kenakalan siswa merupakan suatu bentuk perilaku siswa yang meyimpang dari aturan sekolah. Kenakalan siswa banyak macamnya, salah satunya ialah membolos. Membolos disebut kenakalan remaja karena membolos sudah merupakan perilaku yang mencerminkan telah melanggar aturan sekolah. Kata “bolos” sangat populer dikalangan siswa pelajar. Perilaku membolos sebenarnya bukan merupakan hal yang baru lagi bagi banyak pelajar. Setidaknya bagi mereka yang pernah mengenyam pendidikan. Hal ini disebabkan karena perilaku membolos itu sendiri telah ada sejak dulu. Tindakan membolos dikedepankan 33 Ibid sebagai sebuah jawaban atas kejenuhan yang sering dialami siswa terhadap kurikulum sekolah. Buntutnya memang akan menjadi fenomena yang jelas-jelas mencoreng lembaga persekolahan itu sendiri. Tidak hanya di kota-kota besar saja siswa yang terlihat sering membolos, bahkan sekolah yang letaknya di daerah-daerah pun perilaku membolos sudah menjadi kegemaran. Dilihat dari kasus di sekolah SMKN 2 Malang, 31% siswa kelas X dan XI membolos pada jam efektif sekolah. Jumlah siswa yang membolos pada jam efektif sekolah telah direkap oleh pihak tatib sekolah. Hasilnya dari bulan Juli sampai November jumlah siswa yang membolos semakin lama semakin meningkat dari 42% menjadi 52%. Terlepas dari jumlah tersebut harus menjadi perhatian bagi intuisi yang bernama sekolah, karena apabila tidak disikapi dengan baik, kemungkinan yang kecil akan jumlah siswa yang membolos akan terus meningkat. Perilaku membolos dikontrol yaitu melalui layanan konseling individual. Karena pada masa remaja saat ini perilaku bermasalah rentan sekali karena faktor lingkungan dan teman sebaya. 80% peserta didik yang tidak mau membicarakan masalah pribadi atau urusan pribadi mereka dalam diskusi kelas dengan guru. Oleh karena itu, konseling individu dalam sekolahsekolah, tidak terlepas dari psikoterapi, didasarkan pada asumsi bahwa konselng itu akan lebih suka berbicara sendirian dengan seorang konselor. Sulit sekali mengetahui faktor-faktor mengapa peserta didik tersebut bermasalah. Pelayanan konseling individual di SMKN 2 Malang ini bagus karena setiap proses konseling konselor memberikan tahap awal berupa proses membangun hubungan baik dengan klien,kemudian tahap pertengahan yaitu penjelajahan masalah klien dan tahap akhir konseling yang ditandai dengan perubahanperubahan positif yang dilakukan klien. Tujuan dari konseling individual ini untuk membantu individu agar mencapai perkembangan secara optimal, terpecahkanya masalah yang dihadapi siswa (klien), mampu memahami dan menerima dirinya sendiri dan lingkunganya. Dalam penelitian tentang konseling individual oleh Suci Wuri Handayani tahun 2009 dengan judul upaya guru bimbingan dan konseling dalam mengatasi siswa bermasalah kelas VIII B di MTsN Wonokromo Bantul dijelaskan bahwa permasalahan siswa yang muncul tersebut disebabkan oleh kurangnya kesadaran diri siswa akan pentingnya pendidikan untuk masa depan dan kurangnya perhatian orang tua terhadap masa depan dan pendidikan anak. Upaya yang dilakukan guru bimbingan dan konseling yakni melakukan pendekatan secara personal kepada siswa yang bermasalah dan mengajak siswa untuk membicarakan atau mencari solusi masalah yang sedang dihadapi siswa. Kelemahan dari penelitian ini adalah upaya yang dilakukan guru bimbingan dan konseling untuk mengentaskan masalah siswa masih belum menghasilkan kesadaran diri siswa akan pentingnya masuk sekolah untuk masa depan dan semangat dalam belajarnya yang disebabkan oleh lingkungan yang tidak mendukung dan niat pada anak itu sendiri. Dalam penelitian lain oleh Masturi tahun 2010 dengan judul penerapan model konseling individual untuk menangani tingkah laku membolos, hasil dari penelitian ini adalah bantuan yang tepat diberikan kepada siswa yang mengalami kasus membolos sekolah adalah melalui layanan konseling individual yang merupakan bentuk layanan konseling yang diberikan terus menerus dan mengutamakan perubahan tingkah laku, sehingga siswa menajadi pribadi yang lebih baik lagi. Kelemahan dari penelitian ini adalah masih ada siswa yang membolos sekolah disebabkan lingkungan yang tidak mendukung baik itu dari keluarga maupun dari dalam diri sendiri. SMKN 2 Malang merupakan lembaga pendidikan yang dipandang baik oleh masyarakat. Selain fasilitasnya yang memadahi juga tenaga guru yang profesional, dan memiliki layanan konseling terbaik se-jawa timur menurut Bapak Yahya Hasyim selaku wakil kepala sekolah di SMKN 2 Malang beliau menegaskan bahwa pada tahun 2010-2013 layanan konseling individual di SMKN 2 MALANG mendapat penghargaan berupa piagam dan diberikan wewenang penuh untuk membuat materi program layanan konseling se-jawa timur oleh departemen pendidikan.Dengan jumlah guru sebanyak 8 dan terdapat pula layanan bimbingan untuk anak berkebutuhan khusus. Sebagian siswa SMKN 2 Malang adalah anak rumahan yang berada pada kelas ekonomi menengah kebawah dengan keadaan orang tua yang mempunyai pekerjaan seadanya. Misalnya, tukang sol sepatu, tukang las sepeda dan lain-lain. SMKN 2 Malang konseling individual diberikan kepada siswa yang mempunyai masalah seperti masalah kesehatan, penyesuaian terhadap sekolah, pribadi, kebiasaan belajar dan lain-lain. Konseling individual menjadi jalan keluar sebagai bentuk pertolongan dan interaksi mendalam untuk menjawab permasalahan dalam kasus membolos siswa seperti dijelaskan pada penelitian oleh suci wuri handayani (2009) dan masturi (2010), oleh karena itu, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang “Penerapan Konseling Individual dalam Membantu Mengatasi Perilaku Membolos Siswa, studi kasus di SMKN 2 Malang”. Disini peneliti akan mengamati proses konseling yang diberikan konselor dalam proses konseling individual, karena konselor di sini sebagai guru pembimbing yang bertugas untuk mengarahkan dan memberikan petunjuk kepada siswa, serta membantu segala permasalahan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan peserta didik yang lebih baik. B. Fokus Penelitian 1. Bagaimanakah perilaku membolos siswa SMKN 2 Malang ? 2. Bagaimanakah penerapan konseling Individual dalam membantu mengatasi perilaku membolos siswa di SMKN 2 Malang ? 3. Bagaimana perubahan perilaku siswa yang membolos sekolah setelah menerima konseling individual? C. Tujuan 1. Untuk mengetahui penyebab siswa membolos sekolah 2. Untuk mengetahui penerapan konseling individual dalam membantu mengatasi perilaku membolos siswa di SMKN 2 Malang 3. Untuk mengetahui perubahan perilaku siswa yang membolos sekolah setelah menerima konseling individual. D. Manfaat Penelitian 1. Untuk memberikan pemahaman bagi guru, orang tua, dan mahasiswa psikologi akan pentingnya layanan konseling individual dan mengatasi masalah-masalah siswa termasuk perilaku membolos yang dilakukan oleh siswa di sekolah 2. Bagi siswa yang melakukan perilaku membolos. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku membolos, sehingga siswa yang bersangkutan dapat mengatasi perilaku membolosnya. Bagi sekolah, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan referensi dalam menyusun program untuk mengatasi masalah perilaku membolos pada siswa.


Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Psikologi" : Penerapan konseling individual dalam membantu mengatasi perilaku membolos siswa: Studi kasus di SMKN 2 Malang." Untuk Mendownload skripsi ini silakan klik link dibawah ini

DOWNLOAD

Artikel Terkait:

No comments:

Post a Comment