Abstract
INDONESIA:
Prestasi belajar adalah hasil belajar yang dicapai siswa dalam usaha belajarnya sebagaimana dicantumkan di dalam nilai rapornya. Agar dapat mencapai prestasi belajar yang diharapkan siswa, maka perlu diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yaitu: faktor internal (kecerdasan, bakat, minat, motivasi, dan self-regulated learning). Sedangkan faktor eksternal (keadaan keluarga, keadaan sekolah dan lingkungan masyarakat). Self-regulated learning adalah proses aktif dan konstruktif siswa dalam menetapkan tujuan untuk proses belajarnya dan berusaha memonitor, meregulasi, dan mengontrol kognisi, motivasi dan perilaku, yang kemudian didorong oleh tujuan belajarnya. Siswa kelas IX Unggulan MTs Mambaus Sholihin Gresik mempunyai banyak kegiatan diantaranya selain mengikuti sekolah formal juga mengikuti sekolah non formal/diniyah. Sehingga mereka dituntut untuk dapat mengatur diri dan kegiatannya dengan baik agar dapat meraih prestasi belajar yang baik dan sesuai dengan yang diharapkan.
Pada penelitian ini, tujuannya adalah 1) mengetahui tingkat self-regulated learning pada siswa kelas IX Unggulan MTs Mambaus Sholihin, 2) mengetahui tingkat prestasi belajar mata pelajaran khusus siswa kelas IX Unggulan MTs Mambaus Sholihin, dan yang ke 3) mengetahui adakah hubungan antara tingkat self-regulated learning dengan tingkat prestasi belajar mata pelajaran khusus siswa kelas IX Unggulan MTs Mambaus Sholihin.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Subjek penelitian berjumlah 85 responden, Penetapan sampel dilakukan dengan metode sampling jenuh. Dengan pengumpulan data menggunakan skala self-regulated learning dan dokumentasi. Analisis data menggunakan korelasi product moment Pearson dengan menggunakan bantuan SPSS 16.0 for windows.
Hasil penelitian yang dilakukan, diketahui bahwa (1) Tingkat Self- regulated Learning Siswa kelas IX Unggulan di MTs Mambaus Sholihin Gresik termasuk dalam kategori tinggi berjumlah 53 (62,35%) dari 85 siswa. (2) tingkat Prestasi Belajar mata pelajaran khusus Siswa kelas IX Unggulan di MTs Mambaus Sholihin Gresik termasuk dalam sedang terdapat 80 siswa (94,12%), (3) ada hubungan positif antara Self-regulated Learning dan Prestasi Belajar mata pelajaran khusus Siswa kelas IX Unggulan di MTs Mambaus Sholihin Gresik dengan menggunakan korelasi product moment diperoleh (rhit = 0,478 > rtab = 0,278), p = 0,000, hal tersebut menunjukkan bahwa adanya hubungan positif yang signifikan artinya jika Self-regulated Learning siswa mengalami peningkatan, maka terjadi peningkatan pada prestasi belajar siswa dan juga sebaliknya.
ENGLISH:
Students achievement is the result of study that have reach by the student in the study effort that has written in their mark. To reach the study achievement that hope by the student, so need attention in some factors that influence their achievement in study, those are: internal factors (intelligent, talent, interest, motivation, and self-regulated learning), meanwhile external factors (family condition, school condition, and the environment of the society). Self-regulated learning is an active process and student contructive in the purpose of their study. Students of IX superior grade of the islamic junior high school Mambaus Sholihin Gresik have many activities there are beside they follow the formal school, they also follow the non formal school (diniyah). So they demand to manage well their self and their activities. So they can reach their achievement of study well and according to their hope.
In this research, the purpose are 1) knowing the level of self-regulated learning of the student IX superior of MTs Mambaus Sholihin, 2) knowing the level of their study achievement in the special lesson of student IX superior of MTs Mambaus Sholihin, and that to 3) knowing is there any correlation between the level of self-regulated learning with students' level of learning achievement in the special lesson of student IX superior of MTs Mambaus Sholihin.
This research uses quantitative methods. The subject are 85 respondents, Determination of sampling done by the method of sampling or census saturated. With data collection using a scale of self-regulated learning and documentation. Data analysis using Pearson product moment correlation using SPSS 16.0 from windows.
The results of research conducted, it is known that (1) The Self-regulated Learning Students in student IX superior MTs Mambaus Sholihin Gresik in the high category amounted to 53 (62.35%) from 85 students. (2) the level of their study achievement in the special lesson of student IX superior of MTs include in medium categories with 80 students (94.12%). (3) there is a positive correlation between the Self-regulated Learning and Student Achievement in the special lesson of student IX superior of MTs Mambaus Sholihin using product moment correlation was obtained (rhit = 0.478> = 0.278 rtab), p = 0.000, it shows that the presence of a significant positive correlation means that if the Self-regulated learning of students has increased, there was an increase in student achievement and vice versa.
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Pendidikan adalah suatu usaha atau
kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana dengan maksud
mengubah atau mengembangkan perilaku yang diinginkan. Sekolah sebagai lembaga
formal merupakan sarana dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan. Sekolah adalah
lembaga pendidikan formal yang menyelenggarakan proses belajar mengajar. Proses
belajar mengajar diusahakan secara sengaja untuk mengembangkan pengetahuan
siswa agar tumbuh dan berkembang sesuai dengan yang diharapkan dan perlu
diciptakan proses belajar mengajar yang optimal agar peserta didik (siswa) bisa
meraih prestasi belajar yang maksimal. Peranan sekolah terhadap pendidikan
menjadi sangat penting, mengingat ia merupakan media pertengahan antara media
masyarakat dan keluarga yang relatif sempit dengan media masyarakat kehidupan
yang luas. Sekolah berfungsi membantu keluarga untuk mendidik anak-anak dalam
mendapatkan pengetahuan yang tidak mereka dapatkan di rumah. Belajar merupakan
suatu perubahan dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak bisa menjadi bisa
sehingga proses belajar akan mengarah pada tujuan dari belajar itu sendiri
(Syah, 2011). Hasil dari proses belajar tersebut tercermin dalam prestasi
belajarnya, namun dalam upaya meraih prestasi belajar yang memuaskan dibutuhkan
proses belajar. 2 Proses belajar yang terjadi pada individu memang merupakan
sesuatu hal yang penting, karena melalui belajar individu dapat mengenal
lingkungannya dan menyesuaikan diri dengan lingkungan disekitarnya. Menurut
Irwanto (1997) belajar merupakan proses perubahan dari belum mampu menjadi
mampu dan terjadi dalam jangka waktu tertentu. Dengan belajar pula siswa dapat
mewujudkan cita-cita yang diharapkan. Selanjutnya, dalam perspektif Islam
belajar merupakan kewajiban bagi orang beriman baik laki-laki maupun perempuan,
“tholabul ‘ilmi faridlotun ‘ala kulli muslimin wal muslimat”, agar memperoleh
ilmu pengetahuan dalam rangka meningkatkan derajat kehidupan mereka. Hal ini
dinyatakan dalam surat alMujadalah;11 yang berbunyi: ...... يزفع هللا الذ ين امنوا منكم والذين اؤتوا العلم درجات “... niscaya Allah akan mengangkat
(derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orangorang yang diberi ilmu
beberapa derajat”. Ilmu dalam hal ini tentu saja tidak hanya berupa pengetahuan
agama tetapi juga berupa pengetahuan yang relevan dengan tuntutan kemajuan
zaman. Selain itu, ilmu tersebut juga harus bermanfaat bagi kehidupan orang
banyak di samping bagi kehidupan diri pemilik itu sendiri (Syah, 2011, hal.
62). Belajar akan menghasilkan perubahan-perubahan dalam diri seseorang. Perlu
adanya penilaian untuk mengetahui sampai seberapa jauh perubahan yang terjadi.
Begitu juga dengan yang terjadi pada seorang siswa yang mengikuti suatu
pendidikan selalu diadakan penilaian dari hasil belajarnya. Penilaian terhadap
hasil belajar seorang siswa untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa 3
dalam mencapai sasaran belajar inilah yang disebut sebagai prestasi belajar.
Melalui prestasi belajar seorang siswa dapat mengetahui kemajuan-kemajuan yang
telah dicapainya dalam belajar. Prestasi Belajar adalah penilaian pendidikan
tentang kemajuan siswa dalam segala hal yang dipelajari di sekolah yang
menyangkut pengetahuan atau kecakapan yang dinyatakan sesudah hasil penilaian
(Djamarah, 1994). Sedangkan Winkel (1996) mengatakan bahwa prestasi belajar adalah
suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seorang siswa dalam melakukan
kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya. Maka prestasi belajar
merupakan hasil maksimum yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan
usaha-usaha belajar. Tentunya sebagian besar dari kita, baik siswa, orangtua,
guru, lembaga pendidikan, maupun dunia kerja mengharapkan keberhasilan
anak-anak mereka dalam meraih keberhasilan atau prestasi yang gemilang. Bukti
bahwa prestasi belajar yang baik dan tinggi selalu diharapkan mereka adalah
adanya rasa kecewa dan menyesal oleh siswa dengan perolehan nilai yang ia
dapatkan tidak sesuai dengan harapannya yang terkadang membuat siswa menjadi
frustasi/putus asa. Suatu lembaga pendidikan, baik sekolah maupun perguruan tinggi
dinilai berkualitas apabila siswa-siswanya memiliki prestasi belajar yang baik
dan tinggi, di samping itu lembaga pendidikan juga akan memberikan peluang yang
besar bagi mereka yang memiliki prestasi yang gemilang untuk memasuki lembaga
pendidikan kejenjang berikutnya yang diinginkan. Banyak perguruan tinggi baik
negeri maupun swasta yang memberikan kesempatan untuk siswa yang berprestasi 4
untuk mendapatkan beasiswa agar dapat melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang
lebih tinggi. Bertentangan dengan pernyataan di atas, fenomena sekarang sering
ditemukan kejadian-kejadian yang di mana tidak semua siswa mempunyai prestasi
yang baik dan tinggi. Seiring dengan kemajuan zaman, banyak tuntutan dan
situasi yang kompleks sebagai suatu hal yang sulit untuk dihadapi dan dipenuhi
oleh siswa, hal ini disebabkan karena masing-masing siswa memiliki
karakteristik dan berasal dari lingkungan yang berbeda-beda. Ada siswa yang
lancar dan berhasil dalam menempuh proses belajarnya dan mendapatkan prestasi
yang gemilang, sedangkan tidak sedikit pula siswa yang sebaliknya merasa
mengalami kesulitan dan gagal meraih prestasi yang diinginkan. Berbagai banyak
cara yang ditempuh oleh siswa agar memperoleh prestasi yang baik, adakalanya
ditempuh dengan jalan yang benar dengan tekun belajar dan berlatih, dan
adakalanya ditempuh dengan jalan yang curang dengan menyontek teman atau
membuat contekan sendiri yang dibawa ke kelas ketika ulangan/ujian sekolah
berlangsung. Pencapaian prestasi belajar tidak lepas dari faktor-faktor yang mempengaruhinya
baik internal maupun eksternal. Dalyono (1997) secara tegas menyatakan bahwa
seseorang yang memiliki inteligensi baik (IQnya tinggi) umumnya mudah belajar
dan hasilnya juga cenderung baik. Sebaliknya orang yang memiliki inteligensi
rendah cenderung mengalami kesulitan belajar, lambat berpikir, sehingga hasil
belajarnyapun rendah. 5 Dalam dunia pendidikan saat ini sering dijumpai
fenomena-fenomena yang memprihatinkan, bahwa adanya kesenjangan antara tingkat
inteligensi dan prestasi belajar yang dimiliki seorang siswa. Banyak yang
berpendapat bahwa seseorang yang mengalami kesulitan dalam belajarnya
disebabkan mempunyai intelegensi (IQ) rendah, padahal tidak sedikit pula yang
sering dijumpai siswa yang memiliki intelegensi tinggi, tetapi hasil belajarnya
rendah dan tidak sesuai seperti yang diharapkan. Malah sebaliknya siswa yang
memiliki intelegensi rendah atau ratarata normal justru bisa memperoleh
prestasi belajar yang baik dan gemilang, bahkan melebihi siswa yang memiliki
intelegensi tinggi. Siswa yang memperoleh prestasi rendah dibandingkan tingkat
kecerdasan yang dimilikinya identik dengan keterlambatan akademik ini berarti
bahwa keadaan siswa yang diperkirakan memiliki intelegensi yang cukup tinggi,
tetapi tidak dapat memanfaatkannya secara optimal. Siswa yang tidak memiliki
motivasi dalam belajar sering menjadi penghambat siswa dalam belajar. Prestasi
belajar yang rendah ini bukan hanya disebabkan oleh adanya hambatan dalam
menguasai pelajaran yang diberikan dalam proses belajar (Lestari, 2010). Ada
banyak faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar (Winkel dalam Slameto,
1991), antara lain ada yang bersifat internal (terdiri dari inteligensi,
motivasi belajar, minat, bakat, sikap, persepsi diri, dan kondisi fisik) dan
ada yang bersifat eksternal (terdiri dari lingkungan keluarga, lingkungan
sekolah, dan lingkungan masyarakat). Keberhasilan seorang anak dalam menjalani
proses pendidikannya bukanlah ditentukan oleh IQ (Intelligence Quotient)
semata. Ada banyak yang 6 mempengaruhi keberhasilan seseorang dalam menjalani
proses pendidikannya, salah satunya adalah kemampuan self regulation. Kemampuan
self regulation meliputi kemampuan siswa dalam mengikuti proses kegiatan
belajar mengajar di sekolah, membagi waktu antara belajar dan bermain, kemampuan
mempersiapkan diri dalam menghadapi ulangan (Susanto, 2006). Perkembangan
self-regulation sebenarnya sudah mulai memasuki lingkungan sekolah. Di sekolah,
siswa-siswa dituntut untuk dapat mengikuti proses belajar mengajar, misalnya
untuk memusatkan perhatian pada saat pelajaran sedang berlangsung, mencatat
setiap pelajaran yang diperolehnya selama di kelas, mengerjakan tugas-tugas
yang diberikan oleh guru. Oleh karena itu dituntut perhatian dari orangtua
masing-masing siswa untuk mulai menerapkan disiplin sejak dini. Sebagaimana
yang dikatakan oleh Gunarsa (1991), bahwa kebiasaan disiplin diri dan disiplin
waktu akan mendukung kelancaran perkembangan kognitif sehingga anak mampu
mencapai keberhasilan prestasi yang optimal. Beberapa fenomena dikalangan
pelajar juga menunjukkan adanya gejala rendahnya regulasi diri siswa.
Penelitian yang dilakukan oleh Chotimdan Sunawan (2007) pada siswa sekolah
menengah menunjukkan hasil perilaku menyontek dilatar belakangi oleh rendahnya
pengaturan diri yang ditunjukkan dengan Indeks Kecenderungan Otonom (IKO)
-19,7546. Artinya pengaturan diri dalam belajar berperan penting untuk
mengontrol perilaku menyontek siswa (Lestari, 2010). 7 Suatu cara yang
digunakan seseorang untuk mengontrol dan mengarahkan pikirannya dan tindakannya
lebih dikenal dengan istilah pengaturan diri (selfregulation). Pengaturan yang
dilakukan untuk meningkatkan perolehan nilai-nilai akademik adalah pengaturan
diri dalam belajar (self-regulated learning). Diperlukan self-regulated
learning yang baik karena dengan adanya regulasi diri, anak akan mengetahui dan
memahami perilaku seperti apa yang dapat diterima oleh orang tua dan
lingkungannya, sehingga anak bisa menetapkan target pencapaian prestasi yang
harus diraihnya. Self-regulated learning yang baik juga membantu siswa dalam
mengatur, merencanakan dan mengarahkan dirinya untuk mencapai tujuan tertentu,
dalam hal ini pencapaian prestasi yang maksimal. Penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Herkusomo, Munandar, dan Bonang (2008) sebagaimana dikutip oleh
Rizki Lestari (2010) menunjukkan hasil adanya perbedaan yang signifikan dari
self-regulated learning (pengaturan diri dalam belajar) antara siswa berbakat
dan siswa biasa, dimana siswa berbakat mempunyai self-regulated learning yang
tinggi. Hal tersebut dapat dilihat dari siswa mampu mengikuti proses kegiatan
belajar mengajar di sekolah, mampu membagi waktu antara belajar dengan bermain,
dan mampu mempersiapkan diri dalam menghadapi ulangan. Hal tersebut sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Zimmerman dan Schunk (2001) menunjukkan
hasil bahwa siswa yang memperoleh prestasi belajar yang tinggi adalah siswa
yang mampu melakukan perencanaan dan menentukan tujuan yang akan dicapai.
Adapun tantangan yang dihadapi siswa saat ini, yaitu berkembangnya media
elektronik, salah satunya HP, dan internet. Banyaknya fasilitas yang 8
ditawarkan, seperti game, facebook, twitter. Fasilitas ini sudah sangat
digemari dan sudah menjadi suatu budaya oleh para remaja saat ini. Sehingga
menurunnya kuantitas belajar para siswa, dan mengakibatkan prestasi belajar
mereka menurun. Waktu mereka lebih banyak dihabiskan untuk berlama-lama di
depan komputer untuk mengakses internet, daripada harus belajar pelajaran
sekolah. Self-regulated learning mampu mengatur kinerja dan prestasi akademis.
Self-regulated learning penting untuk diteliti, mengingat siswa harus mengatur
diri supaya prestasi akademisnya sesuai dengan yang diharapkan. Bahkan salah
satu komponen dari self-regulation yaitu meregulasi usaha (Wolters, 2003) yang mempunyai
hubungan dengan prestasi dan mengacu pada niat siswa untuk mendapatkan sumber,
energi, dan waktu untuk dapat menyelesaikan tugas akademis yang penting. Dari
observasi dan wawancara dengan wali kelas unggulan MTs, bahwasannya siswa-siswa
kelas IX Unggulan adalah termasuk anak yang berbakat, karena mereka memiliki
rata-rata tingkat prestasi belajar yang lebih tinggi daripada kelas-kelas yang
lain setelah adanya penyeleksian dari prestasi belajar siswa dan beberapa tes
yang telah dilakukan oleh pihak sekolah. Siswa-siswa kelas IX Unggulan MTs
Mambaus Sholihin memiliki banyak kegiatan, yakni siang hari mengikuti sekolah
formal, sedangkan pagi hari sekolah non formal/diniyah di pondok pesantren.
Jadi kegiatan mereka dimulai dari pagi hingga malam hari. 9 Padatnya kegiatan
yang dihadapi siswa baik di pondok maupun di sekolah, dan banyaknya tuntutan
yang dihadapi siswa, maka setiap siswa dituntut untuk dapat mengatur diri dan
waktunya dengan baik. Agar semua kegiatan mereka dapat berjalan dengan lancar
dan baik, sehingga mereka dapat memiliki prestasi belajar yang diharapkan. Dari
adanya permasalahan yang demikian selain faktor internal dan eksternal siswa
yang dapat mendukung prestasi belajar siswa, self-regulated learning juga
sangat mempengaruhi karena sangatlah bermanfaat untuk dapat membantu siswa
menetapkan tujuan belajar dan meningkatkan prestasi belajar mereka dengan cara
dapat berusaha mengontrol, mengatur perilaku dan lingkungan mereka. Apalagi
tinggal di pondok pesantren, dituntut untuk dapat mandiri dalam menjalankan
semua kegiatan setiap hari. Bahwasanya pengaturan diri dalam belajar atau
self-regulated learning sangatlah penting, yang mana berhubungan dengan
prestasi belajar siswa di sekolah. Dengan adanya pengaturan diri yang tinggi
dalam belajar maka diharapkan siswa memiliki prestasi belajar yang baik dan
optimal. Dari adanya fenomena atau permasalahan diatas, maka penulis tertarik
untuk mengadakan penelitian mengenai” hubungan antara tingkat self-regulated
learning dengan tingkat prestasi belajar mata pelajaran khusus siswa kelas IX
Unggulan MTs Mambaus Sholihin Gresik. 10 B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana
tingkat self-regulated learning pada siswa kelas IX Unggulan MTs Mambaus
Sholihin? 2. Bagaimana tingkat prestasi belajar mata pelajaran khusus siswa
kelas IX Unggulan MTs Mambaus Sholihin? 3. Apakah ada hubungan antara tingkat
self-regulated learning dengan tingkat prestasi belajar mata pelajaran khusus
siswa kelas IX Unggulan MTs Mambaus Sholihin? C. Tujuan Penelitian 1. Untuk
mengetahui tingkat self-regulated learning pada siswa kelas IX Unggulan MTs
Mambaus Sholihin. 2. Untuk mengetahui tingkat prestasi belajar mata pelajaran
khusus siswa kelas IX Unggulan MTs Mambaus Sholihin. 3. Untuk mengetahui adakah
hubungan antara tingkat self-regulated learning dengan tingkat prestasi belajar
mata pelajaran khusus siswa kelas IX Unggulan MTs Mambaus Sholihin. D. Manfaat
Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah: 1. ManfaatTeoritis Penelitian
ini diharapkan dapat memberikan kontribusi khazanah keilmuan psikologi, dan
pengembangan dalam khazanah keilmuan Psikologi, 11 khususnya psikologi
pendidikan, psikologi sosial dan psikologi perkembangan. 2. Manfaat Praktis
Manfaat praktis dalam penelitian ini adalah bahwa hasil penelitian ini
diharapkan dapat memberikan penemuan baru dalam memandang keterkaitan
self-regulated learning (pengaturan diri siswa dalam belajar). Sehingga hal ini
menjadi perhatian bagi pendidik atau guru dalam meningkatkan prestasi siswa. 3.
Manfaat Akademis Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah penelitian
mengenai self-regulated learning (pengaturan diri siswa dalam belajar) bagi
siswa MTs.
Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Psikologi" :Hubungan antara tingkat self-regulated learning dengan tingkat prestasi belajar mata pelajaran khusus siswa kelas XI unggulan MTs Mambaus Sholihin Gresik." Untuk Mendownload skripsi ini silakan klik link dibawah iniDOWNLOAD
No comments:
Post a Comment