Abstract
INDONESIA:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara karakter siswa dengan motivasi berprestasi siswa di SMP Al-Izzah Islamic Boarding School Batu. Alasan dipilihnya SMP Al-Izzah Islamic Boarding School Batu sebagai tempat penelitian adalah dikarenakan sekolah tersebut merupakan salah satu sekolah yang telah menerapkan kurikulum pendidikan karakter.
Metode pengumpulan data dalam penelitian inimenggunakan metode angket. Angket penelitian terdiri dari dua angket yaitu angket karakter siswa dan motivasi berprestasi siswa yang masing-masing terdiri dari 24 aitem. Teknik analisa yang digunakan adalah analisa product moment.
Berdasarkan analisa penelitian didapatkan hasil sebagai berikut: Jumlah responden dalam penelitian ini adalah 70 siswa, pada variabel karakter siswa menghasilkan 12 siswa (17,14 %) memiliki karakter yang baik, 51 siswa (72,86 %) memiliki karakter yang sedang dan 7 orang (10 %) memiliki karakter yang kurang baik. Sedangkan variabel motivasi berprestasi menghasilkan 10 siswa (14,29%) memiliki motivasi berprestasi yang tinggi, 52 siswa (74,28 %) memiliki motivasi berprestasi yang sedang dan 8 siswa (11,43 %) memiliki tingkat motivasi berprestasi yang rendah.
Aspek karakter yang mempunyai hubungan dengan motivasi berpreastasi adalah rasa hormat dan santun (rxy 0,360; dengan sig 0,02 < 0,05), keadilan dan kejujuran (rxy 0,302; dengan sig 0,011 < 0,05), rasa peduli (rxy 0,357; dengan sig 0,02 < 0,05), serta kepercayaan (rxy 0,273; dengan sig 0,022 < 0,05). Sedangkan aspek kemandirian dan tanggung jawab (rxy 0,073; dengan sig 0,548 > 0,05), serta kesadaran berwarganegara (rxy 0,132; dengan sig 0,275 > 0,05) tidak mempunyai hubungan dengan motivasi berprestasi siswa.
Hasil penelitian di atas kedua variabel (karakter siswa dengan motivasi berprestasi siswa) menghasilkan bahwa terdapat hubungan positif (rxy 0,337; dengan sig < 0,05). Artinya, hubungan antara variabel karakter siswa dan variabel motivasi berprestasi siswa adalah positif signifikan dengan mendapatkan nilai 0,004 dan nilai signifikansinya Sig. (2-tailed) adalah dibawah atau lebih kecil dari 0,05. Karakter siswa yang tinggi maka motivasi berprestasinya juga tinggi, sebaliknya jika karakter siswa rendah maka motivasi berprestasinyapun rendah. Jadi, dari hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang positif antara karakter siswa dengan motivasi berprestasi siswa di SMP Al-Izzah Islamic Boarding School Batu DITERIMA.
ENGLISH:
This study aims to determine whether there is any or no relationship between the character with student achievement motivation in SMP Al-Izzah Islamic Boarding School Batu. The reason chooses SMP Al-Izzah Islamic Boarding School Batu as a research site because the school is one school that has implemented a character education curriculum.
Data collection methods in this study using the questionnaire method. Questionnaire consisted of two questionnaires, namely the character of the student questionnaires and student achievement motivation, each of which consists of 24 item. Analysis technique used is the product moment analysis.
Based on the analysis of the study obtained the following results: Number of respondents in this study were 70 students, at a variable rate student character result in 12 students (17.14%) have the characteristics of a high level, 51 students (72.86%) had middle level characteristics and 7 students (10%) had low level characteristics. While the achievement motivation variables generate 10 student (14.29%) had high achievement motivation, 52 students (74.28%) had middle of achievement motivation and 8 students (11.43%) had low levels of achievement motivation.
Character aspect that has a relationship with achievement motivation is respectful and polite (rxy 0.360; with sig 0.02 < 0.05), fairness and honesty (rxy 0.302; with sig 0.011 < 0.05), concern (rxy 0.357; with sig 0.02 < 0.05), and confidence (rxy 0.273; with sig 0.022 < 0.05). While aspects of independence and responsibility (rxy 0.073; with sig 0.548 > 0.05), and awareness citizenship (rxy 0.132; with sig 0.275 > 0.05) did not have relationship with student achievement motivation.
The results on these two variables (the student character with student achievement motivation) yields that there is a positive relationship (rxy 0.337; with sig < 0.05). That is, the relationship between the variable student character and student achievement motivation variable is significantly positive with a value of 0.004 and significance value Sig. (2-tailed) is below or less than 0.05. High student character are also high in achievement motivation, on the contrary if the student had low level of motivation characteristics are also low in achievement motivation. So, from the hypothesis that there is a positive relationship between the student character with student achievement motivation in SMP Al-Izzah Islamic Boarding School Batu ACCEPTED.
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Permasalahan nasional yang belakangan ini
menjadi perbincangan hangat di kalangan para pendidik, pengamat dan pemerintah
adalah perlunya pendidikan karakter, khususnya di lembaga pendidikan seperti
sekolah. Di berbagai kesempatan, menteri agama menyatakan perlunya institusi
pendidikan Islam memberikan perhatian lebih pada aspek karakter peserta
didiknya. Menurut Garin Nugroho (Muslich, 2011) sampai saat ini dalam dunia
pendidikan masih belum mendorong adanya suatu pembangunan karakter bangsa di
Indonesia, dikarenakan ukuran-ukuran dalam pendidikan tidak dikembalikan pada
karakter siswa namun pada pasar. Roh dari pendidikan nasional telah hilang
karena telah tunduk pada pasar bukan pencerahan terhadap siswanya. Pasar tanpa
adanya karakter maka akan hancur, aspekaspek manusia dan kemanusiaannya akan
hilang karena telah kehilangan karakter itu sendiri. Theodore Roosevelt
mengatakan: “To educate a person in mind and not in morals is to educate a
menace to society” (Mendidik seseorang dalam aspek kecerdasan otak dan bukan
aspek moral adalah ancaman mara-bahaya kepada masyarakat). Dennis Coon dalam
bukunya Introduction to Psychology : Exploration and Aplication mendefinisikan
karakter sebagai suatu penilaian 2 subyektif terhadap kepribadian seseorang
yang berkaitan dengan atribut kepribadian yang dapat atau tidak dapat diterima
oleh masyarakat. Karakter adalah jawaban mutlak untuk menciptakan kehidupan
yang lebih baik didalam suatu masyarakat. Saat ini, sudah umum jika sekolah
memakai kurikulum pendidikan karakter. Karakter adalah cara berpikir dan
berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerjasama,
baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Individu yang
berkarakter baik adalah individu yang bisa membuat keputusan dan siap
mempertanggungjawabkan tiap akibat dari keputusan yang ia buat. Pendidikan karakter
adalah pendidikan budi pekerti plus, yaitu yang melibatkan aspek pengetahuan
(cognitive), perasaan (feeling), dan tindakan (action). Menurut Thomas Lickona,
tanpa ketiga aspek ini, maka pendidikan karakter tidak akan efektif (Suyanto,
2009). Banyaknya hutang dan kasus korupsi masih merajalela di Indonesia. Pada
tahun 2007 angka kemiskinan masih mencapai 16,58 %. Tahun 2008, Index Persepsi
Korupsi Indonesia sangat rendah, yaitu 2,6 yang berarti kepercayaan terhadap
birokrasi yang tidak korupsi sangatlah rendah menurut masyarakat (Muslich,
2011) .Menurut Litbang Kompas terkuak fakta bahwa 158 kepala daerah tersangkut
korupsi sepanjang 2004-2011, 42 anggota DPR terseret korupsi pada kurun waktu
2008-2011, 30 anggota DPR periode 1999- 2004 terlibat kasus suap pemilihan DGS
BI dan kasus korupsi terjadi diberbagai lembaga seperti KPU, KY, KPPU, Ditjen
Pajak, BI, dan BKPM. Dari sebuah penelitian di Amerika, 90 persen kasus
pemecatan disebabkan oleh 3 perilaku buruk seperti tidak bertanggung jawab,
tidak jujur, dan hubungan interpersonal yang buruk. Selain itu, terdapat
penelitian lain yang mengindikasikan bahwa 80 persen keberhasilan seseorang di
masyarakat ditentukan oleh emotional quotient. Ada pula survey yang mengatakan
rata-rata setelah sekolah seorang anak perlu 5-7 tahun beradaptasi dengan dunia
kerja dan rata-rata dalam 5-7 tahun tersebut pindah kerja sampai 3-5 kali.
(http://www.pendidikankarakter.com/pentingnya-pendidikan-karakter-dalamdunia-pendidikan/).
Dari fakta di atas sudah menunjukkan bahwa orang berpendidikan tinggi tidak
menjamin apa yang dikerjakan berpendidikan pula. Sebenarnya, pada perkembangan
anak diperlukan pemahaman mengenai apa saja yang ada di dunia ini, terutama
mengenai karakter individu. Pendidikan mengenai karakter ini bukan hanya dilakukan
oleh orang tua di rumah saja, namun seluruh civitas di sekolah dan lingkungan
sekitar sangat mempengaruhi karakter anak-anak. Pendidikan karakter ini juga
harus dibiasakan dari kecil sampai menginjak dewasa. Anak-anak akan tumbuh
menjadi pribadi yang berkarakter baik atau positif jika ia dapat tumbuh pada
lingkungan yang berkarakter baik dan positif juga. Lima karakter berbasis nilai
luhur bangsa Indonesia adalah keadilan, transendensi, humanisasi, kebinekaan
dan liberasi (Muslich, 2011). Pendidikan karakter tidak serta-merta diajarkan
di sekolah, pasti mempunyai tujuan baiknya. Tujuan dari pendidikan karakter ini
adalah menumbuhkan jiwa dalam diri untuk melakukan hal-hal positif, memikirkan
terlebih dahulu apa yang 4 akan dilakukan, agar anak didik dapat menjadi jauh
lebih baik dan tidak merugikan orang lain seperti contoh fakta yang telah
dipaparkan di atas. J.P. Chaplin (1981) menjelaskan dalam kamus lengkap
psikologi bahwa character (karakter, watak, sifat); Satu kuailitas atau sifat
yang tetap terusmenerus dan kekal yang dapat dijadikan ciri untuk
mengidentifikasikan seorang pribadi, suatu objek, atau kejadian. J.P. Chaplin
(1981) juga menjelaskan bahwa motivation (motivasi); satu variabel penyelang
(yang ikut campur tangan) yang digunakan untuk menimbulkan faktor-faktor
tertentu di dalam organisme, yang membangkitkan, mengelola, mempertahankan dan
menyalurkan tingkah lakum menuju satu sasaran. Motivasi yaitu suatu kekuatan
seseorang yang dapat menimbulkan tingkat persistensi dan entusiasmenya dalam
melaksanakan suatu kegiatan, baik yang bersumber dari dalam diri individu itu
sendiri maupun dari luar individu. McClelland menyatakan bahwa motivasi
seseorang berbeda-beda, sesuai dengan kekuatan kebutuhan seseorang akan
prestasi, karakteristik orang yang berprestasi tinggi memiliki tiga ciri umum
yaitu : Sebuah preferensi untuk mengerjakan tugas-tugas dengan derajat
kesulitan moderat, menyukai situasisituasi di mana kinerja mereka timbul karena
upaya-upaya mereka sendiribukan karena faktor-faktor lain, dan menginginkan
umpan balik tentang keberhasilan dan kegagalan mereka, dibandingkan dengan
mereka yang berprestasi rendah
(http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/02/06/teoriteori-motivasi/). 5
Terdapat beberapa Negara yang sudah menerapkan sistem pendidikan karakter
semenjak sekolah dasar, Negara tersebut diantaranya adalah : Amerika Serikat,
Jepang, Cina serta Korea. Banyak penelitian di negara-negara tersebut yang
menguak bahwa implementasi dari pendidikan karakter yang sudah tersusun secara
sistematis tersebut pada pencapaian akademisnya akan berdampak positif. David
McClelland (Mangkunegara, 2005) mengatakan bahwa terdapat enam karakteristik
seseorang yang mempunyai motivasi berprestasi yang tinggi, diantaranya adalah :
Memiliki tingkat tanggung jawab pribadi yang tinggi, berani mengambil dan
memikul resiko, memiliki tujuan realistik, memiliki rencana kerja yang
menyeluruh dan berjuang untuk merealisasikan tujuan, memanfaatkan umpan balik
yang konkrit dalam semua kegiatan yang dilakukan serta mencari kesempatan untuk
merealisasikan rencana yang telah diprogramkan. Edward Murray (Mangkunegara,
2005) mengungkapkan bahwa ada tujuh karakteristik orang yang mempunyai motivasi
berprestasi tinggi, adalah sebagai berikut : Melakukan sesuatu dengan
sebaik-baiknya, melakukan sesuatu dengan mencapai kesuksesan, menyelesaikan
tugas-tugas yang memerlukan usaha dan keterampilan, berkeinginan menjadi orang
terkenal dan menguasai bidang tertentu, melakukan hal yang sukar dengan hasil
yang memuaskan, mengerjakan sesuatu yang sangat berarti serta melakukan sesuatu
yang lebih baik dari orang lain. 6 J.P. Chaplin (1981) menjelaskan dalam kamus
psikologi bahwa achievement (prestasi, perolehan); 1. Pencapaian atau hasil
yang telah dicapai. 2. Sesuatu yang telah dicapai. 3. Satu tingkat khusus dari
kesuksesan karena mempelajari tugas-tugas, atau tingkat tertentu dari kecakapan
/ keahlian dalam tugas-tugas sekolah atau akademis. Secara pendidikan atau
akademis, prestasi merupakan satu tingkat khusus perolehan atau hasil keahlian
dalam karya akademis yang dinilai oleh guru-guru, lewat tes-tes yang dibakukan,
atau lewat kombinasi kedua hal tersebut. Achievement motive (motif berprestasi)
menurut J.P. Chaplin; 1. Kecenderungan memperjuangkan kesuksesan atau
memperoleh hasil yang sangat didambakan. 2. Keterlibatan ego dalam suatu tugas.
3. Pengharapan untuk sukses dalam melaksanakan suatu tugas yang diungkapkan
oleh reaksi-reaksi subjek pada tes-tes fantasi. 4. (Murray) motif untuk
mengatasi rintangan-rintangan, atau berusaha melaksanakan secepat dan sebaik
mungkin pekerjaan-pekerjaan yang sulit. Dalam dunia pendidikan, motivasi sangat
dibutuhkan bagi setiap siswa yang mengenyam pendidikan, terutama motivasi dalam
berprestasi di sekolah agar dapat bersaing dengan siswa lainnya. Persaingan
yang sehat sangat dibutuhkan dalam berprestasi, karenanyalah dibutuhkan suatu
pendidikan karakter di sekolah agar dapat menuntun siswa-siswanya menjadi lebih
baik, pintar, cerdas serta berani. Bukan hanya kognitifnya yang diunggulkan,
namun karakter-karekter siswa juga lebih ditanamkan pada setiap individu. Tidak
ada gunanya jika hanya kognitifnya saja yang diunggulkan, tanpa karakter siswa
yang baik maka sekolah bisa dibuat malu oleh siswanya sendiri. 7 Seseorang yang
mempunyai motivasi berprestasi yang tinggi maka ia akan berusaha semampunya
untuk melakukan yang terbaik agar prestasi yang dimilikinya lebih dari
seseorang yang motivasi berprestasinya rendah. Banyak faktor yang dapat
mempengaruhi keberhasilan pendidikan di sekolah, seperti orang tua siswa, bakat
siswa, minat siswa, guru, fasilitas sekolah dan masih banyak lagi. Motivasi
berprestasi merupakan salah satu faktor yang harus dimiliki siswa dalam
mencapai tingkatan prestasi yang lebih tinggi dan baik. Salah satu sekolah yang
telah menanamkan sistem pendidikan karakter yaitu SMP Al-Izzah Islamic Boarding
School Batu, yang dimasukkan dalam kurikulum pengembangan potensi diri yang
bertujuan sebagai pembentukan karakter siswa sesuai dengan karakter dan kodrat
dirinya sebagai seorang wanita (http://www.lpmi-alizzah.com/statis-4-keunggulan.html).
Pada sekolah tersebut selain mementingkan kognitif yang baik, para pengajar
juga mengajarkan bagaimana karakter muslimah yang baik pula. Berdasarkan
pemaparan diatas, maka penulis ingin menguji apakah terdapat hubungan antara
karakter siswa dengan motivasi berprestasi siswa di sekolah yang telah
menanamkan sistem pendidikan karakter, yakni di SMP Al-Izzah Islamic Boarding
School Batu. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas,
maka rumusan masalah yang muncul adalah : 8 1. Bagaimanakah karakter siswa di
SMP Al-Izzah Islamic Boarding School Batu? 2. Bagaimanakah motivasi berprestasi
siswa di SMP Al-Izzah Islamic Boarding School Batu? 3. Apakah ada hubungan
antara karakter siswa dengan motivasi berprestasi siswa di SMP Al-Izzah Islamic
Boarding School Batu? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas,
maka tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui bagaimanakah
karakter siswa di SMP Al-Izzah Islamic Boarding School Batu. 2. Untuk
mengetahui bagaimanakah motivasi berprestasi siswa di SMP AlIzzah Islamic
Boarding School Batu. 3. Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara karakter
siswa dengan motivasi berprestasi siswa di SMP Al-Izzah Islamic Boarding School
Batu. D. Manfaat Penelitian Penulis berharap dalam penelitian ini dapat memberi
berbagai manfaat, diantaranya adalah : 1. Bagi Penulis 9 Penulis mendapatkan
pengetahuan lebih mengenai pendidikan karakter dan motivasi berprestasi siswa.
2. Bagi Sekolah Sekolah dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai acuan
untuk lebih menanamkan pendidikan karakter pada siswa serta dapat meningkatkan
motivasi berprestasi siswanya. 3. Bagi Pihak Lain Pihal lain lebih mengetahui
mengenai pendidikan karakter dan motivasi berprestasi siswa.
Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Psikologi" : Hubungan karakter siswa dengan motivasi berprestasi siswa di SMP Al-Izzah Islamic Boarding School Batu." Untuk Mendownload skripsi ini silakan klik link dibawah ini
DOWNLOAD
No comments:
Post a Comment