Sintaksis merupakan penguasaan atas suatu bahasa yang
mencakup kemampuan untuk membangun frase
atau kalimat yang berasal dari kata. Sintaksis bersama-sama dengan morfologi merupakan bagian dari subsistem tata bahasa
atau gramatika. Morfologi menyelidiki
struktur intern kata. Satuan yang paling kecil yang diselidiki oleh morfologi adalah morfem, sedangkan yang
paling besar berupa kata.
Sementara sintaksis
menyelidiki struktur satuan bahasa yang lebih besar dari kata, mulai
dari frase hingga kalimat. Dengan kata
lain, sintaksis merupakan studi gramatikal struktur antarkata, atau tegasnya menyelidiki seluk-beluk frase, klausa,
kalimat, dan wacana. Jadi, kata dalam morfologi
merupakan satuan yang paling besar sedangkan dalam sintaksis merupakan
satuan yang paling kecil.
Perhatikan kalimat di bawah ini!
Gadis itu memamerkan baju baru.
Struktur intern setiap kata pada kalimat di atas dibicarakan dalam morfologi, misalnya:
kata gadis terdiri dari satu morfem,
kata itu terdiri dari satu morfem,
kata memamerkan terdiri dari tiga morfem, yaitu:
meN-, pamer, dan –kan,
kata baju terdiri dari satu morfem, dan
kata baru terdiri dari satu morfem.
Struktur antarkata dalam kalimat di atas dibicarakan dalam bidang sintaksis, misalnya:
frase gadis itu sebagai subjek,
kata memamerkan sebagai predikat, dan
frase baju baru sebagai subjek.
Begitu juga pembicaraan tentang hubungan antara kata
gadis dengan kata itu dalam frase
gadis itu, dan hubungan antara kata baju dengan kata baru
dalam frase baju baru termasuk
dalam bidang sintaksis.
Jika diurutkan dari atas ke bawah satuan gramatik itu adalah:
wacana
kalimat
klausa
frase
kata
morfem
Satuan wacana, kalimat, klausa, dan frase,
dibicarakan dalam sintaksis atau termasuk bidang sintaksis sedangkan satuan kata dan morfem
dibicarakan dalam morfologi atau termasuk bidang morfologi:
Sintaksis :
wacana
kalimat
sintaksis
klausa
frase
morfologi:
kata
morfem
Setelah
Anda mempelajari uraian di atas, tentu Anda melihat seolah-olah adanya batas
yang tegas antara sintaksis dengan
morfologi, yaitu morfologi merupakan lanjutan dari sintaksis. Apakah benar hal itu? Marilah kita perhatikan
kata-kata di bawah ini:
1. tidak jujur
2. tidak mampu
3. tidak indah
4. tidak beres
5. tidak sesuai
Apakah dari nomor
satu sampai dengan nomor lima di atas itu kata atau frase, dan termasuk bidang morfologi atau bidang sintaksis? … Ya,
benar pendapat Anda itu, bahwa kata-kata di atas itu adalah frase karena kata-kata itu berupa
kumpulan kata, dan termasuk bidang sintaksis. Bila kata-kata di atas Anda lekatkan afiks ke-an
yang berupa simulfiks maka akan terjadi seperti di bawah ini:
1. ketidakjujuran
2. ketidakmampuan
3. ketidakindahan
4. ketidakberesan
5. ketidaksesuaian
Kata-kata di atas itu termasuk bidang morfologi karena kata-kata tersebut sebagai satuan yang terbentuk dari 13nsure-unsur:
1. ke-an dan tidak jujur
2. ke-an dan tidak mampu
3. ke-an dan tidak indah
4. ke-an dan tidak beres
5. ke-an dan tidak sesuai
Pembicaraan tentang satuan gramatik yang salah satu dari
unsurnya berupa afiks, termasuk dalam
bidang morfologi, sedangkan pembicaraan tentang satuan gramatik yang semua
unsurnya berupa kata, atau frase, atau
klausa, atau kalimat termasuk bidang sintaksis.
Dari uraian di atas dapat dijelaskan bahwa morfologi
tidak selalu merupakan lanjutan dari sintaksis,
tidak selalu terletak di bawah sintaksis.
Bagaimana dengan kata majemuk seperti contoh di bawah ini:
mata kaki,
daya juang,
rumah sakit,
jalan raya?
Jika dilihat dari
13nsure-unsurnya yang berupa kata atau pokok kata , tentu saja kata majemuk seperti di atas itu termasuk bidang
sintaksis, tetapi jika dilihat bahwa satuan-satuan itu mempunyai sifat sebagai kata maka tentu saja
pembicaraannya termasuk morfologi. Hal ini akan
dibicarakan nanti pada Bahan Belajar Mandiri tentang Prose Morfologik.