Jasa Pembuatan Skripsi

Jasa Pembuatan Skripsi
Jasa Pembuatan Skripsi

Monday, June 12, 2017

Jasa Buat Skripsi: download Skripsi Psikologi:Hubungan antara identitas diri dengan orientasi masa depan anak jalanan usia remaja binaan LPAN Griya Baca Kota Malang

Abstract

INDONESIA:
Masa depan merupakan masa yang akan datang dimana harapan-harapan baru hendak di wujudkan. Oleh karena itu merencanakan dan memikirkan masa depan merupakan hal yang sangat penting bagi masa remaja, karena pada tahap ini remaja telah mampu berfikir mengenai situasi secara hipotesis, memikirkan sesuatu yang belum terjadi namun akan terjadi. Orientasi akan masa depan dan juga identitas diri yang baik berperan sebagai faktor protektif yang melindungi anak-anak yang tinggal di daerah miskin terutama pada anak jalanan dari pengaruh buruk lingkungan tempat tinggal mereka. Adapun resiko yang rentan timbul seperti kehamilan di luar nikah, tindakan criminal, dikeluarkan dari sekolah, yang akhirnya mengubah kehidupan mendatang mereka secara permanen.
Penelitian ini bertujuan untuk, 1) Mengetahui tingkat identitas diri anak jalanan usia remaja, 2) Mengetahui tingkat orientasi masa depan anak jalanan usia remaja, 3) mengetahui hubungan antara identitas diri dengan orientasi masa depan anak jalanan usia remaja.
Metode penelitian yang digunakan kuantitatif dengan teknik pengambilan sampel secara sampling jenuh. Subjek penelitian ini adalah anak jalanan usia 12 tahun sampai 18 tahun binaan LPAN Griya Baca Kota Malang yang berjumlah 43 anak. Pengambilan data menggunakan skala psikologis model likert. Teknik analisis data menggunakan product moment dengan bantuan SPSS for Windows.
Berdasarkan penelitian, didapatkan hasil sebagai berikut : kategori status identitas achievement (27.9%). Kategori status identitas foreclosure (30.2%). Kategori status identitas moratorium (11.6%), kategori status identitas diffusion (30.2%). Serta tingkat orientasi masa depan berada pada kategori tinggi (16.3%). Hasil uji hipotesis didapati bahwa untuk setiap status identitas baik achievement, identitas foreclosure, identitas moratorium, maupun identitas diffusion memiliki hubungan dengan orientasi masa depan, namun untuk status identitas diffusion memiliki korelasi yang lemah dengan orientasi masa depan. Hal tersebut menunjukkan bahwa hipotesis penelitian diterima.
ENGLISH:
Future is beyond, the time ro realize hopes and dreams. Planning the future is important especially for teenager because in this stage, they have had the ability to think about their situation hypotetically and predict something that will happen in the future. For street children especially those who live in poor area, good future orientation and self identity functions as a protective factor for bad influence in their surroundings. There are some risk like pregnancy before marriage, criminal activities, drop out from school, which may change their life orientation permanently.
This research is aimed to (1) describe the level of self identity of the street teenagers, (2) describe the future orientation of street teenager, (3) elaborate the relation between self identity and the future orientation of the street teenagers.
The research uses quantitative method with saturated sampling. The subject of this research are the 43 the street children aged 12 to 18 in LPAN Griya Baca Kota Malang. The data collection uses likert model of psychological scale. The analysis technique uses product model methid with SPSS for Windows.
The research result show that; the category status of identity achievement (27.9%), the category status of foreclosure (30.2%), the category status of moratorium identity (11.6%), the category status of identity diffusion (30.2%), and the high level of future orientation (16.3%). The hypothetical test shows that for every identity status including achevement, foreclosure identity, moratorium identity, and identity diffusion are related to future orientation, except for the status of identity diffusion which shows weak coorelation with the future orientation. This prooves that the research hypothesis is approved.
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah

 Masa depan merupakan masa yang akan datang dimana harapan-harapan baru hendak di wujudkan. Tentunya hal ini tidak luput dari pengalaman kehidupan yang membentuk pandangan akan masa depan. Desmita (2006:200) menyatakan bahwa individu berusaha mengantisipasi peristiwa-peristiwa di masa depan dan memberikan makna pribadi terhadap semua peristiwa tersebut, serta membentuk harapan-harapan baru yang hendak diwujudkan dalam kehidupan di masa yang akan datang. Masa remaja mulai dihadapkan dengan tugas perkembangan normatif yang menuntut mereka berfikir dan mengambil keputusan tentang masa depan. Hal tersebut berkaitan dengan keputusan remaja tentang masa depan tersebut yang nantinya akan mempengaruhi kehidupan mereka saat dewasa, seperti keputusan memilih jenis pekerjaan, gaya hidup, dan pernikahan. Menurut Nurmi dalam Desmita (2006:203) pada umumnya orientasi masa depan remaja berkisar pada tugas-tugas perkembangan yang dihadapi pada masa remaja dan dewasa awal, yang meliputi berbagai lapangan kehidupan, terutama pendidikan, pekerjaan, dan perkawinan. Pengambilan keputusan tersebut dianggap penting dan membawa konsekuensi yang panjang tentang sekolah dan karier para remaja (Henderson & Dweck dalam Agustiani, 2006:36). Berdasarkan observasi dan wawancara yang telah dilakukan, beberapa anak jalanan di Kota Malang tidak tuntas menempuh wajib belajar 12 tahun, 2 kebanyakan dari mereka putus sekolah dan lebih memilih pergi ke jalanan bersama teman-teman mereka dan menghabiskan waktu mereka tanpa memiliki bayangan masa depan yang jelas. Salah satunya anak jalanan usia remaja yang mengaku tak tahu akan pandangan masa depannya. Ia mengaku hidup kedepan apa kata nanti dan tak tahu mau jadi apa. Bahkan yang terjadi pada salah satu anak jalanan, selain merokok ia mengaku mengkonsumsi obatobatan terlarang meskipun dalam kadar yang rendah, ia lebih memilih untuk bolos skolah paket A yang sedang ia jalani ketika ia merasa suntuk. Padahal merencanakan dan memikirkan masa depan merupakan hal yang sangat penting bagi masa remaja, karena pada tahap ini remaja telah mampu berfikir mengenai situasi secara hipotesis, memikirkan sesuatu yang belum terjadi namun akan terjadi. Menurut Nurmi (Desmita, 2006:202) pada masa remaja perkembangan orientasi masa depan terlihat lebih nyata karena individu telah mencapai tahap perkembangan pemikiran operasional formal yang berarti merupakan masa berkembang pesatnya orientasi masa depan. Menurut Hill dalam Agustiani (2006:33) ada tiga komponen perubahan fundamental yang dialami remaja meliputi perubahan biologis, kognitif, dan sosial. Perubahan-perubahan yang terjadi tidak hanya berkaitan dengan perkembangan kognitif remaja, melaikan juga transisi sosial dimana dalam status sosial remaja mendapatkan peran-peran baru dan terikat pada kegiatankegiatan baru. Dunia sosial di luar diri remaja merupakan salah satu hal yang membentuk perubahan dalam perkembangan pemahaman diri. Ketika seseorang tumbuh 3 dan mengkonstruksi sejumlah diri, pemahaman diri dapat bervariasi tergantung dari hubungan dan peran sosial (Keller dalam Santrock, 2007, hal. 60). Pada anak jalanan, pemahaman diri inilah yang mulai membentuk identitas dirinya. Diantara faktor-faktor sosio kultural penting yang mempengaruhi perkembangan karier adalah orang tua dan teman sebaya, sekolah, dan status sosio-ekonomi (Santrock, 2011, hal. 376). Havighust dalam Panuju & Umami (1999, hal. 23) menyebutkan mengenai tugas perkembangan remaja diantaranya mencapai hubungan sosial yang matang dengan teman sebayanya baik pria maupun wanita, menjalankan peran sosial pria dan wanita, menerima realitas jasmaniah dan menggunakannya secara efektif, mencapai kebebasan emosional dari orang tua atau dewasa lain, mencapai kebebasan ekonomi, memilih dan mempersiapkan diri untuk pekerjaan, mempersiapkan diri untuk melakukan perkawinan, mengembangkan ketrampilan intelektual yang penting untuk kompetensi kewarganegaraan, memperlihatkan tingkah laku yang secara sosial dapat dipertanggung jawabkan, memperoleh sujumlah norma sebagai pedoman tingkah laku. Dari sekian banyak tugas perkembangan remaja tersebut terlihat hubungan yang cukup erat antara lingkungan kehidupan sosial dan tugas-tugas yang harus diselesaikan remaja. Pada penelitian yang dilakukan oleh Setiyowati (2015) menunjukkan bahwa orientasi masa depan berkorelasi signifikan dengan keputusan remaja dalam memilih karirnya. Adanya pandangan yang objektif tentang pekerjaan 4 membantu remaja mengembangkan dan merancang masa depan yang lebih baik dan cemerlang. Adapun penelitian mengenai orientasi masa depan (OMD) dalam area pekerjaan dan hubungannya dengan dukungan orang tua pada remaja yang dilakukan Afifah (2011), mendapatkan hasil bahwa adanya hubungan yang signifikan antara orientasi masa depan dan dukungan orang tua. Dukungan orang tua akan memberikan pengaruh yang sangat penting pada remaja terhadap sikap optimis, rasa percaya diri, dan sikap yang positif terhadap masa depan. Sedangkan berdasarkan penelitian McCabe & Barnett dalam Tresya (2008, hal. 2) menunjukkan bahwa orientasi akan masa depan berperan sebagai faktor protektif yang melindungi anak-anak yang tinggal di daerah miskin dari pengaruh buruk lingkungan tempat tinggal yang beresiko. McCabe & Barnett menemukan bahwa remaja yang tidak memiliki harapan positif akan masa depan dan tidak menyadari bahwa setiap hal yang ia lakukan sekarang berdampak pada masa depannya, memiliki lebih banyak masalah seperti kehamilan di luar nikah, tindakan criminal, dikeluarkan dari sekolah, yang akhirnya mengubah kehidupan mendatang mereka secara permanen. Adapun penelitian dari Jensen dan Kireaner (dalam Sulaeman, 1995, hal. 102) menunjukkan bahwa anak laki-laki akan berkencenderungan memiliki orientasi masa depan yang mengikuti tipe umum daripada ayahnya terutama di bidang pekerjaan. Apabila tidak, mereka akan cenderung memasuki pekerjaan pada tingkat sosio-ekonomi yang lebih tinggi. Rogof (1953) juga menjelaskan 5 bahwa pekerjaan orang tua seringkali berpengaruh terhadap orientasi masa depan anak-anaknya dalam bidang pekerjaan yang dipilih. Sekalipun sebagian besar anak-anak tidak memasuki pekerjaan yang sama dengan orang tuanya, namun setidaknya ada kecenderungan yang lebih besar untuk memasuki pekerjaan yang sama dengan ayahnya dibandingankan dengan pekerjaan lain. Salah satu contoh remaja dikalangan ekonomi menengah kebawah adalah anak jalanan. Menurut kementrian Sosial anak jalanan merupakan anak yang melewatkan atau memanfaatkan sebagian besar waktunya untuk melakukan kegiatan sehari-hari di jalanan termasuk di lingkungan pasar, pertokoan, dan pusat-pusat keramaian lainnya (dalam website Glosarium Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial, 2009). Adapun sebagian besar waktu yang ada mereka gunakan untuk mencari nafkah dengan berbagai bentuk, sebagai pengamen, tukang Koran, pemulung, penyemir sepatu, pengemis, dan lain sebagainya. Berhubungan dengan anak jalanan yang mayoritas dari mereka berasal dari kalangan keluarga ekonomi menengah kebawah. Kondisi keluarga yang serba kekurangan terkadang membuat mereka turun ke jalan. Dilansir dalam sebuah media online, Menteri Sosial, Khofifah Indar Parawansa menyebutkan jumlah anak jalanan meningkat 100 persen dibandingkan 2015 yang ditampung di beberapa rumah singgah di seluruh Indonesia (Jawa Pos, 2016) Menteri Sosial RI menyatakan bahwa anak yang tertimpa masalah pola asuh jumlahnya sangat besar, mencapai 4,1 juta orang. 5.900 merupakan anak yang menjadi korban kekerasan, 3.600 anak berhadapan dengan hukum (ABH), dan 34.000 di antaranya anak jalanan (Setyawan, 2015 dalam website 6 KPAI RI). Anak jalanan tersebut sangat amat rentan dengan kondisi lingkungannya. Resiko yang dihadapi remaja jalanan antara lain menjadi sasaran para satpol PP selaku penertib yang melakukan razia, korban tindak kekerasan sesama anak jalanan atau yang lebih dewasa, korban eksploitasi, ataupun kenakalan remaja. Pada dasarnya identitas diri mempengaruhi pola berfikir seseorang yang berkaitan dengan masa depan. Ideologi dan juga hubungan interpersonal amatlah penting dalam hal ini, terutama bagi anak jalanan. Adapun Rumah singgah seharusnya mampu menjadi sarana untuk belajar. Banyaknya penyuluhan dan juga bantuan baik moril maupun materil seharusnya mampu memacu motivasi bagi anak jalanan yang ada untuk menemukan sekaligus meraih cita-cita yang di impikan, namun dalam hal ini tidak sedikit dari mereka yang putus sekolah dan juga lebih memilih turun ke jalan. sangat diperlukan bagi para anak jalanan. Hubungan baik yang dibina dalam rumah singgah kurang menjadi peran aktif dalam mencegah anak jalanan dari kenakalan remaja maupun hal-hal negatif di sekitar mereka. Banyaknya kegiatan, pembinaan, dan juga kondisi hubungan baik yang dibina di rumah singgah seharusnya mampu membentuk identitas diri yang lebih baik bagi anak-anak jalanan binaannya, namun dalam hal ini tidak demikian. Meski telah di bina, membentuk identitas diri yang baik, juga adanya bantuan moril maupun materil, mereka tetap bingung akan bagaimana pandangan akan masa depannya. Padahal dalam hal ini, selain banyak faktor 7 pendukung, mereka harusnya sudah mampu berfikir secara hipotesis sesuai dengan tahap perkembangan usia mereka. Salah satunya rumah singgah di Kota Malang diantaranya Lembaga Pemberdayaan Anak Negeri (LPAN) Griya baca yang memberdayakan kalangan prasejahtera dan anak jalanan di kota Malang. Ada puluhan anak binaannya yang terkoordinir dan secara rutin mengadakan berbagai kegiatan. Berdasarkan kondisi tersebut muncul beberapa pertanyaan yang hendak dijawab dalam penelitian ini. Penelitian yang dilakukan di LPAN Griya Baca Kota Malang ini ingin mengetahui bagaimana hubungan antara identitas diri dan Orientasi Masa Depan anak jalanan usia remaja binaan LPAN Griya Baca Kota Malang. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimana status identitas diri anak-anak jalanan usia remaja binaan LPAN Griya Baca? 2. Bagaimana tingkat Orientasi Masa Depan (OMD) anak-anak jalanan usia remaja binaan LPAN Griya Baca? 3. Apakah ada hubungan antara identitas diri dengan Orientasi Masa Depan (OMD) anak-anak jalanan usia remaja binaan LPAN Griya Baca? 8 C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian adalah : 1. Mengetahui status identitas diri anak-anak jalanan usia remaja binaan LPAN Griya Baca 2. Mengetahui tingkat Orientasi Masa Depan (OMD) anak-anak jalanan usia remaja binaan LPAN Griya Baca 3. Mengetahui hubungan antara identitas diri dengan Orientasi Masa Depan (OMD) anak-anak jalanan usia remaja binaan LPAN Griya Baca D. Manfaat penelitian Ada manfaat dari penelitian ini, yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis: 1. Manfaat teoritis Secara teoritis penelitian ini bermanfaat sebagai pengembangan kajian ilmu psikologi dan juga sebagai tambahan wacana guna memperkaya referensi dan literature yang dikaji secara ilmiah terutama dalam masalah hubungan antara identitas diri dengan Orientasi Masa Depan khususnya anak-anak jalanan binaan LPAN Griya Baca, umumnya anak-anak jalanan di Kota Malang 9 2. Manfaat praktis Secara praktis penelitian ini dapat bermanfaat bagi : a. Anak Jalanan Adapun untuk anak jalanan agar dapat menanamkan identitas diri yang baik dan mampu mencapai status identitas sesuai tumbuh kembang usianya sehingga siap melangkah dan menapaki fase dewasa awal, juga mampu mengembangkan kerangka berfikir positif untuk melihat pandangan tentang masa depannya yang lebih baik. b. Orang tua anak jalanan Penelitian ini juga dapat digunakan sebagai bahan evaluasi orang tua dalam menerapkan pola asuh, aturan yang tepat, dan memberikan hal-hak anak sesuai dengan tugas perkembangannya, agar anak mampu mengeksplorasi kemampuan diri sesuai usianya sehingga mampu menapaki masa depan yang lebih baik. c. Pihak Dinas Sosial Kota Malang Adapun untuk pihak Dinas Sosial Kota Malang, dapat digunakan sebagai bahan untuk lebih memahami anak di Kota Malang khususnya berkaitan dengan masa depan dan harapan anak jalanan baik berupa pendampingan secara berkelanjutan, wadah ataupun fasilitas. Tentunya sesuai dengan kemampuan dan potensi yang dimiliki agar perlahan mampu lepas dari label anak jalanan, sehingga dapat hidup dengan lebih baik dan juga mandiri.

Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Psikologi" : Hubungan antara identitas diri dengan orientasi masa depan anak jalanan usia remaja binaan LPAN Griya Baca Kota Malang." Untuk Mendownload skripsi ini silakan klik link dibawah ini
DOWNLOAD

Artikel Terkait:

No comments:

Post a Comment