Jasa Pembuatan Skripsi

Jasa Pembuatan Skripsi
Jasa Pembuatan Skripsi

Tuesday, June 13, 2017

Jasa Buat Skripsi: download Skripsi Psikologi:Perbedaan tingkat self-efficacy antara mahasiswa Fakultas Psikologi dan Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.

Abstract

INDONESIA:
Bandura (1994) menjelaskan bahwa Self-efficacy adalah bentuk kepercayaan yang dimiliki seseorang terhadap kapabilitas masing-masing untuk meningkatkan prestasi kehidupanya. Self-efficacy dapat berupa bagaimana perasaan seseorang, cara berfikir, motivasi diri, dan keinginan memiliki terhadap sesuatu. Orang dengan self-efficacy tinggi mampu mendekati tugas sulit sebagai tantangan yang harus dikuasai bukan sebagai ancaman yang harus dihindari dan sebaliknya, orang dengan self-efficacy rendah meragukan kemampuan mereka menghindar dari tugas-tugas sulit dan menganggap tugas-tugas sulit sebagai ancaman pribadi. Self-efficacy sangat penting bagi setiap individu begitu pula pada mahasiswa, karena self-efficacy mendorong usaha lebih keras dalam mengatasi semua kesulitan dan membuat semua yang mustahil menjadi mungkin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) tingkat self-efficacy mahasiswa fakultas psikologi (2) tingkat self-efficacy mahasiswa fakultas sains dan teknologi- jurusan TI (3) perbedaan tingkat self-efficacy mahasiswa fakultas psikologi dan sains dan teknologi-jurusan TI
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan pendekatan metode komparasi. Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa fakultas psikologi angkatan 2009 yang berjumlah 42 mahasiswa dan mahasiswa fakultas sains dan teknologi-jurusan TI angkatan 2009 yg berjumlah 52 mahasiswa. teknik sampling yang di gunakan adalah purposive sampling instrumen dalam penelitian ini menggunakan angket self-efficacy. Untuk pengujian validitasnya menggunakan rumus Product Moment dan untuk menguji reliabilitasnya menggunakan rumus Alpha Cronbach’s dengan bantuan program spss 16 for windows.
Berdasarkan hasil penelitian di dapatkan bahwa tingkat self-efficacy mahasiswa fakultas Psikologi dan mahasiswa fakultas Sains dan Teknologi- Jurusan TI pada kategori sedang dengan prosentase 61,9% untuk psikologi, serta 76,9% untuk Sains dan Teknologi-jurusan TI, Berdasarkan hasil analisa data yang menggunakan rumus uji-t, didapatkan t = 613 df= 92, nilai F = 2,275 sign (p) = 0,135 dengan taraf signifikansi 0,05. Maka H0: diterima dan Ha: ditolak, artinya hipotesis dalam penelitian ini ditolak maksudnya adalah tidak ada perbedaan tingkat self-efficacy antara mahasiswa fakultas Psikologi dan Sains dan Teknologi-jurusan TI angkatan 2009 UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.
ENGLISH:
Bandura (1994) explained that Self-efficacy is the confidence or belief belongs to people on their capabilities to improve the quality of life. Self-efficacy can be a person's feelings, ways of thinking, self motivation and the desire of belonging to something. People with high self-efficacy are able to approach difficult tasks as challenges to be mastered rather than as a threat to be avoided, and on the other hand, people with low self-efficacy, they will run away from difficult tasks and assume them as personal threat. Self-efficacy is very prominent for every individual as well as for students, because self-efficacy encourages ones to try harder to overcome all difficulties and makes all the impossible becomes possible. This study aims to determine: (1) the level of students’ self-efficacy in Faculty of Psychology (2) level of Students’ self-efficacy in Faculty of Science and Technology, IT department (3) differences on the level of students’ self- efficacy in faculty of psychology and science and technology, IT department.
Thi study is a quantitative study using comparative methods approach. The sample in this study is 42 generation-2009-students of psychology faculty and 52 generation-2009-students of science and technology-IT department 2009. The sampling technique used is purposive sampling, instrument used in this study is self-efficacy questionnaire. To test the validity is using Product Moment formula and to test the reliability is using Cronbach's Alpha formula and SPSS 16 program for windows.
Based on the results of this research, the level of students’ self-efficacy of faculty of Psychology and Science and Technology, IT Department is in the medium category with 61.9% percentage for psychology, as well as 76.9% for Science and Technology, the IT department. Based on the results of data analysis using the t-test, it is obtained that Thit = 613 <Ttab = 1.645, Thit is smaller than Ttab with df = 92, the value of F = 2.275 sign (p) = 0.135 with a significance level is 0.05. Then H0: accepted and Ha: rejected. It means that the hypothesis in this study is rejected. Thus, there is no difference in the level of students’ self-efficacy between faculty of Psychology and Science and Technology 2009- IT department UIN Malang Maulana Malik Ibrahim.

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
 Dunia yang memasuki era global tidak bisa dihindari lagi, perkembangan informasi, ilmu pengetahuan, serta teknologi yang semakin pesat menuntut kita sebagai mahasiswa untuk menguasainya. Globalisasi memberikan banyak manfaat positif dan negatif bagi kehidupan kita, perkembangan teknologi yang semakin pesat memberikan kemudahankemudahan yang memanjakan kehidupan manusia dalam segala aspek. Mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa harus menguasai pengetahuan serta teknologi yang ada sehingga kita tidak hanyut dan terbawa oleh arus moderenisasi. Arus moderenisasi yang semakin deras ditandai dengan hilangnya batas-batas antar negara-negara yang memungkinkan segala informasi dari semua negara baik yang sesuai dengan idiologi negara kita (Indonesia) maupun yang tidak sesuai, semua dapat masuk dengan bebas tanpa filter yang menghalanginya, sehingga banyak tantangan yang menghadang di depan kita. Kita sebagai mahasiswa dituntut untuk menguasai informasi, kreatif, inofatif, berorientasi kedepan, dan mampu bersaing serta menguasai berbagai metode dalam memecahkan masalah yang mahasiswa hadapi. Meskipun demikian mahasiswa juga tidak terlepas dari masalah yang secara tidak langsung bisa mempengaruhi kesehatan fisik atau psikologis 2 mereka, adapun masalah yang umum di hadapi oleh mahasiswa adalah masalah pendidikan seperti tugas-tugas kuliah dan pemilihan mata kuliah yang akan diambil disemester selanjutnya, masalah keuangan, kerinduan pada keluarga, depresi, masalah kesehatan, hubungan sosial, dan hubungan asmara. 1 Penelitian yang dilakukan oleh Saepudin (2001), menemukan lima permasalahan menonjol yang sering dihadapi mahasiswa yaitu 1) pendidikan dan pengajaran yakni mengenai penyelesaian tugas-tugas kuliah 2) karir dan pekerjaan yakni kelemahan memahami bakat dan pekerjaan yang akan dimasuki, 3) kurang percaya diri pada kemampuan diri sendiri 4) keuangan yakni kurang mampu berhemat baik untuk keperluan sehari-hari maupun keperluan kuliah, 5) masalah agama dan moralitas yakni menghindari larangan yang ditentukan oleh agama. 2 Berdasarkan dari beberapa penuturan mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang, didapatkan bahwa masalah yang sering mereka hadapi adalah hal-hal yang berhubungan dengan tugas kuliah, hubungan sosial dengan teman di jurusan dan kost, masalah keuangan, serta masalah keluarga. Adapun masalah yang paling umum dihadapi oleh mahasiswa UIN Maulana Malik Ibrahim Malang adalah masalah menyelesaikan tugas kuliah, banyak dari para mahasiswa tidak mengerjakan tugas kuliah bukan karena mereka tidak bisa mengerjakan tugas tersebut, akan 1 Common-problems-for-college-students, http://garfieldgates.hubpages.com/hub diakses pada hari Rabu tanggal 18 januari 2012, pukul 08.00 WIB. 2 Salahudin liputo. (2009). Skripsi “pengaruh religiusitas terhadap psychological wellbeing” fakultas psikologi UIN Maulana malik ibrahim Malang. Tidak diterbitkan. 3 tetapi lebih kepada rasa malas yang menghinggapi mereka, serta kepercayaan diri yang kurang akan kemampuanya ketika mengerjakan tugas kuliah sehingga mereka cenderung menunda bahkan ada juga yang tidak mengerjakan tugas kuliah.3 Begitupula pada mahasiswa Fakultas Psikologi dan Sains dan Teknologi-Jurusan Teknik Informatika (TI) UIN Malang, mereka juga kerap mengalami masalah yang umum dihadapi oleh para mahasiswa, mahasiswa Psikologi adalah mahasiswa yang terdaftar di fakultas Psikologi UIN Malang, berdasarkan hasil wawancara dengan mahasiswa Psikologi didapatkan bahwa mahasiswa Psikologi adalah mahasiswa yang mempelajari ilmu tentang manusia, sehingga sedikit banyak mereka mampu memahami diri dan orang lain. Sedangkan mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi-Jurusan TI adalah mahasiswa yang terdaftar di Fakultas Sains dan Teknologi-Jurusan TI UIN Malang, berdasarkan hasil wawancara dengan mahasiswa Sains dan Teknologi-Jurusan TI didapatkan bahwa, mahasiswa Sains dan TeknologiJurusan TI adalah mahasiswa yang mempelajari dan melakukan penelitian di bidang informasi dan teknologi, cara berfikir mereka logis dan matematis. Adapun masalah-masalah yang sering dihadapi mereka adalah sebagai berikut: 3 Hasil wawancara pada mahasiswa UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, pada bulan april 2012 4 Tabel 1.1 Masalah-masalah yang dihadapi mahasiswa fakultas Psikologi dan Sains dan teknologi-Jurusan TI Subyek Problem Tindakan Alasan Mahasis wa Psikologi Mengerjakan laporan praktikum dan tugas kuliah 1. Mencoba mengerjakan tugas kuliah dan laporan praktikum sesuai kemampuan Karena ingin berusaha sesuai dengan kemampuan yang dimiliki, dan tidak ingin bergantung pada orang lain 2. Bertanya pada kakak tingkat, teman kelas, dosen. Karena ingin mendiskusikan tugas dan laporan yang sedang dikerjakan sehingga banyak pandangan ketika menyelesaikan tugas dan laporan praktikum 3. Melihat hasil tugas atau hasil laporan praktikum teman dan kakak tingkat karena ingin membandingkan hasil yang telah mereka kerjakan 4. Menyalin hasil tugas kuliah atau hasil laporan teman atau kakak tingkat terdahulu Karena tidak memiliki waktu yang banyak ketika mengerjakan, kepepet (terburu-buru), karena dianggap mudah dan cepat, malas ketika mengerjakan tugas Hubungan sosial dengan teman kelas, organisasi, asrama (kost, kontrakan) Ketika ada masalah dengan teman kelas atau asrama (kost, kontrakan) mereka akan membicarakan secara baik-baik dengan teman yang bersangkutan, ketika ada masalah dengan teman diorganisasi akan diselesaikan di organisasi yang mereka ikuti sesuai kebijakan dari ketua organisasi mereka Karena lebih adil jika dibicarakan secara baikbaik, karena bisa mengerti titik masalah yang sebenarnya di hadapi mereka Masalah keuangan 1. Menjadi guru privat Karena ingin menambah uang saku, mengisi waktu luang, menyalurkan hobi 2. Berjualan pernak- Karena ingin menambah 5 pernik atau aksesoris uang saku, menyalurkan hobi Mahasis wa Sainstekjurusan TI Mengerjakan laporan praktikum 1. Mengerjakan secara individu Karena laporan hasil praktikum setiap mahasiswa harus berbeda dan tidak boleh sama, apabila ada redaksi mereka yang sama atau mirip maka itu dianggap mencontek 2. Bertanya pada teman kelas Karena ingin membandingkan hasil ahir praktikum mereka 3. Bertanya pada asisten laboratorium Karena ingin menanyakan masalah rumus yang digunakan dalam analisis data, walaupun rumus sudah ada di buku akan tetapi terkadang da sebagian yang kurang difahami Mengerjakan tugas kuliah 1. Dikerjakan secara individu Karena mereka ingin mencoba mengerjakan sendiri, apabila menemukan kesulitan mereka akan bertanya dan mendiskusikan tugas mereka dengan temanteman mereka 2. Dikerjakan secara bersama-sama (dengan kelompok diskusi) Karena bingung ketika mengerjakan tugas sendirian, tidak yakin dengan hasil ahir tugas mereka, mereka menganggap tugas yang dikerjakan bersama adalah cara paling aman ketika menyelesaikan tugas khususnya yang sulit karena dengan dikerjakan bersama mereka bisa mendiskusikan apa yang ada dipikran mereka dan pengetahuan mereka. 3. Tidak mengerjakan Karena tidak bisa 6 tugas kuliah (setelah berusaha mengerjakan, tetapi belum bisa menyelesaikan tugas) menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen, sehingga tugas tersebut akan dibahas dipertemuan yang akan datang. Hubungan sosial dengan teman kelas, organisasi, asrama (kost, kontrakan) Dibicarakan secara baik-baik dengan teman yang bersangkutan sehingga tidak ada salah faham diantara mereka Karena mereka menganggap bahwa mereka sudah dewasa dan insyaallah mengerti mana yang baik dan tidak Masalah keuangan 1. Bekerja part time Karena ingin menambah uang saku karena bisa mengurangi beban orang tua mencari pengalaman 2. Berjualan online (online shop) Karena ingin menambah uangsaku, online shop dianggap mudah karena tidak perlu menghabiskan waktu yang banyak dan sangat menguntungkan Dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan beberapa mahasiswa Psikologi angkatan 2009 pada bulan Maret-April 2012, juga ditemukan bahwa, mereka merasa yakin ketika dihadapkan pada tugas yang bersifat take home atau kuis, akan tetapi perasaan cemas sering menghampiri mereka ketika menghadapi ujian praktikum karena mereka sudah membayangkan hal-hal yang akan terjadi ketika praktikum. Beberapa mahasiswa mengatakan tugas yang paling sulit adalah tugas praktikum karena mereka dituntut untuk menganalisis hasil praktikum dan membutuhkan banyak tenaga dan menguras pikiran, adapun cara yang di gunakan untuk mengatasi kesulitan mereka adalah dengan mengerjakan sesuai dengan kemampuan mereka jika menemukan kesulitan mereka akan bertanya pada teman atau 7 kakak tingkat, lebih lanjut mereka menuturkan ketika mereka menemukan kesulitan dalam mengerjakan tugas kuliah ataupun dalam penulisan laporan praktikum mereka pernah melihat, menyalin (copy paste) hasil tugas teman mereka atau kakak tingkat mereka, dengan alasan mereka tidak memiliki waktu yang banyak ketika mengerjakan tugas tersebut, lupa, kepepet (terburu-buru), serta tidak yakin dengan hasil yang mereka kerjakan, sehingga cara ini dianggap mudah dan praktis sehingga mereka tidak perlu bersusah payah dalam menyelesaikan tugas mereka.4 Beberapa mahasiswa Sains Dan Teknologi-Jurusan TI angkatan 2009, juga menuturkan bahwa mereka harus bisa menyelesaikan tugas mereka walaupun mereka merasa ragu, mereka merasa takut dan cemas ketika akan menghadapi seminar proposal pada semester yang akan datang. Mereka cenderung mengerjakan tugas kuliah secara bersama-sama, menurut penuturan mereka tugas kuliah mereka tidak bisa dikerjakan sendiri karena membutuhkan kerjasama dan membutuhkan ketelitian. Ketika menghadapi kesulitan mengerjakan tugas mereka lebih suka bertukar pikiran dengan teman-teman mereka atau mencari di Internet dari pada ke dosen mereka. Apabila mereka tidak bisa mengerjakan tugas maka mereka lebih memilih tidak mengerjakanya dan meminta penjelasan lagi pada dosen mereka di pertemuan selanjutnya. Beberapa mahasiswa juga mengatakan ketika mengerjakan tugas secara individu mereka sering mengalami kesulitan dan kebingugan ketika mencari hasil ahir, sehingga mereka kurang yakin dengan hasil yang mereka dapatkan, 4 Hasil wawancara mahasiswa fakultas Psikologi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang pada bulan Mei-April 2012. 8 dan mereka berinisiatif untuk membuat kelompok diskusi untuk bertukar pikiran dan menyelesaikan tugas kuliah bersama.5 Rasa tidak yakin ketika mengerjakan tugas kuliah muncul karena beberapa hal, diantaranya adalah tidak menguasai matakuliah yang dipelajari dengan baik atau karena mereka tidak yakin akan kemampuan mereka ketika mengerjakan tugas mereka. Keyakinan akan kemampuan diri sangatlah penting karena bisa mendorong kita untuk berusaha lebih keras ketika ingin mencapai tujuan kita, sering kita melihat mahasiswa yang memiliki kemampuan diatas rata-rata dan sudah memiliki kriteria sebagai asisten laboratorium (aslab) gagal menjadi aslab karena mereka tidak yakin akan kemampuanya sehingga ketika ujian wawancara mereka tidak lolos ketahap selanjutnya, dan begitu pula sebaliknya. Beberapa mahasiswa Sains dan Teknologi-Jurusan TI mengatakan mereka ingin menjadi aslab akan tetapi mereka tidak memiliki keyakinan bisa lulus ujian aslab. Spears dan Jordan mengatakan acapkali pelajar tidak mampu menunjukkan prestasi akademiknya secara optimal sesuai dengan potensi yang mereka miliki. Salah satu penyebabnya karena mereka sering merasa tidak yakin bahwa dirinya akan mampu menyelesaikan tugas-tugas yang dibebankan padanya. Bagi pelajar keyakinan ini sangat diperlukan. Keyakinan akan mengarahkan kepada pemilihan tindakan, pengarahan usaha, serta 5 Hasil Wawancara Mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi-Jurusan TI UIN Maulana Malik Ibrahim Malang pada bulan Mei-April 2012. 9 keuletan. Keyakinan yang didasari oleh batas-batas kemampuan yang dirasakan akan menuntun pelajar berprilaku secara mantap dan efektif. 6 Mahasiswa yang yakin akan kemampuanya menyelesaikan tugas kuliah yang dihadapi, maka dia akan berusaha untuk menyelesaikan tugas tersebut. Dan sebaliknya mahasiswa yang tidak yakin akan kemampuanya menyelesaikan tugas kuliah yang dihadapi, maka dia tidak akan berusaha untuk menyelesaikan tugas kuliahnya, Keyakinan diri disebut juga dengan Selfefficacy. Menurut Bandura (1994) self-efficacy merupakan suatu bentuk kepercayaan yang dimiliki seseorang terhadap kapabilitas masing-masing untuk meningkatkan prestasi kehidupanya. Self-efficacy dapat berupa bagaimana perasaan seseorang, cara berfikir, motivasi diri, dan keinginan memiliki terhadap sesuatu.7 Bandura juga mengatakan bahwa self-efficacy adalah persepsi diri sendiri mengenai seberapa bagus diri dapat berfungsi dalam situasi tertentu. Self-efficacy berhubungan dengan keyakinan diri memiliki kemampuan melakukan tindakan yang diharapkan.8 Menurut Bandura, Keyakinan bahwa seseorang dapat menyelesaikan tugas tidak dengan sendirinya menggugurkan kesulitan-kesulitan atau kemustahilan-kemustahilan. Akan tetapi keyakinan diri itu mendorong usaha lebih keras untuk mengatasi semua kesulitan dan membuat semua yang 6 Prakosa, H. (1996). Cara Menyampaikan Hasil Belajar Untuk Meningkatkan Selfefficacy Mahasiswa. Universitas Gajah Mada. Jurnal psikologi 1996 No.2, 11-22. 7 Bandura, A. (1994). Self-efficacy. In V. S. Ramachaudran (Ed), Encyclopedia of human behavior (vol. 4, pp. 71-81). New York: Academic press. (Reprinted in H. Friedman (Ed), Encyclopedia of mental healt. San Diego: Academic press, (1998). 8 Alwisol. (2007). Psikologi kepribadian. UMM Press: Malang, hlm 287. 10 mustahil jadi serba mungkin, dan menjadikannya mampu memecahkan masalah tanpa emosional. Pertimbangan akan kemampuan diri sendiri dengan tepat merupakan keuntungan yang besar dan sering kali merupakan fungsi dasar yang efektif. Sehingga individu itu tidak perlu merasa pesimis walau apa yang dikerjakannya tidak berhasil sekalipun, individu tersebut selalu memikirkan sisi baik dari kegagalan tersebut.9 Menurut Bandura orang-orang yang mampu memecahkan masalah tanpa emosional, tidak mudah pesimis dan selalu memikirkan sisi baik dari kegagalan yang mereka alami adalah orang yang memiliki self-efficacy tinggi. Bandura (1994) menjelaskan orang dengan self-efficacy tinggi mereka mampu mendekati tugas sulit sebagai tantangan yang harus dikuasai bukan sebagai ancaman yang harus dihindari. Mereka menetapkan sendiri menantang tujuan dan menjaga komitmen yang kuat untuk mereka. Mereka meningkatkan dan mempertahankan usaha mereka dalam mengalami kegagalan. Mereka dengan cepat memulihkan rasa keberhasilan setelah kegagalan atau kemunduran. Mereka mengkaitkan kegagalan dengan upaya menutupi kekurangan atau pengetahuan dan ketrampilan yang diperoleh. Apabila ada situasi yang mengancam mereka dapat melakukan kontrol atas mereka sehingga stress berkurang dan menurunkan kerentanan terhadap depresi.10 Sebaliknya, orang yang meragukan kemampuan mereka, menghindar dari tugas-tugas sulit dan dianggap sebagai ancaman pribadi. Mereka memiliki 9 Watson &Trap,1991. http://jeffy-louis.blogspot.com/2011/02/hubungan-efikasi-diridengan-berfikir.html, diakses pada tanggal 03 Februari 2012 pukul 13.15 WIB 10 Bandura, A. (1994). Self-efficacy. In V. S. Ramachaudran (Ed), Encyclopedia of human behavior (vol. 4, pp. 71-81). New York: Academic press. (Reprinted in H. Friedman (Ed), Encyclopedia of mental healt. San Diego: Academic press,(1998). 11 aspirasi rendah dan komitmen yang lemah untuk mengejar tujuan mereka. Ketika dihadapkan dengan tugas-tugas sulit. Mereka menyerah dengan cepat dalam menghadapi kesulitan. Mereka lambat untuk memulihkan rasa kegagalan atau kemunduran, akibatnya mereka menjadi mudah stress dan depresi.11 Bandura (1991) mengungkapkan bahwa individu yang memiliki selfefficay tinggi akan mencapai suatu kinerja yang lebih baik karena individu ini memiliki motivasi yang kuat, tujuan yang jelas, emosi yang stabil dan kemampuannya untuk memberikan kinerja atas aktivitas atau perilaku dengan sukses. Berbeda individu dengan self-efficacy rendah yang akan cenderung tidak mau berusaha atau lebih menyukai kerjasama dalam situasi yang sulit dan tingkat kompleksitas tugas yang tinggi.12 Penelitian yang dilakukan oleh Lee dan Bobko (1994) menyatakan bahwa individual yang memiliki self-efficacy tinggi pada situasi tertentu akan mencurahkan semua usaha dan perhatiannya sesuai dengan tuntutan situasi tersebut dalam mencapai tujuan dan kinerja yang telah ditentukannya. Kegagalan dalam mencapai suatu target tujuan akan membuat individu berusaha lebih giat lagi untuk meraihnya kembali serta mengatasi rintangan yang membuatnya gagal dan kemudian akan menetapkan target lain yang lebih tinggi lagi. Individu yang mempunyai self-efficacy rendah ketika menghadapi situasi yang sulit dan tingkat kompleksitas tugas yang tinggi akan cenderung 11 Ibid, 71-81. 12 Bandura, A, 1991, Self-efficacy Mechanism in Psychological and Health-Promoting Behavior, Prentice Hall, New Jersey. 12 malas berusaha atau lebih menyukai kerja sama. Individu yang mempunyai self-efficacy rendah menetapkan target yang lebih rendah pula serta keyakinan terhadap keberhasilan akan pencapaian target yang juga rendah sehingga usaha yang dilakukan lemah. 13 Dari penelitian di atas bisa disimpulkan bahwa individu yang memeiliki self-efficacy tinggi akan berusaha meraih target yang telah ia tetapkan dengan sungguh-sungguh, apabila sudah meraih target yang ditetapkanya maka ia akan menentukan target yang lebih tinggi lagi, sedangkan individu yang memiliki self-efficacy rendah cenderung menetapkan target yang rendah pula ia lebih suka kerja sama ketika menyelesaiakan tugas yang sulit. Beberapa penelitian terdahulu tentang Self-efficacy diantaranya sebagai berikut: Tabel 1.2 Penelitian terdahulu tentang self-efficacy No Peneliti Judul penelitian Tujuan Persamaan Perbedaan Hasil 1 Saifudin azhar (1996) Univ. Gajah mada Efikasi-diri dan Motivasi belajar statistika pada mahasiswa Meneliti hubungan antara motivasi belajar statistika dan efikasi diri yang dihayati oleh individu Jenis penelitian kuantitatif, Dan mahasiswa sebagai sampelnya. Meneliti hubungan selfefficacy dengan motivasi belajar , analisis data menggunakan analisis regresi ganda. Hasil penelitian ini tidak mendukung hipotesis Bandura sebagaimana telah diteliti Schunk 1981. 2 Nicole A. Mills, Frank Pajares, Self-efficacy of College Intermediete Meneliti hubungan selfefficacy dan Jenis penelitian kuantitatif, Meneliti hubungan selfefficacy ada hubungan antara selfefficacy dan 13 Lee, C and Bobko P, 1994, Self Efficacy Belief: Comparison of Five Measurement, Journal of Applied Psychology. Vol: 79, p: 364-369. 13 Carol Herron (2007) Emory university. French Students: Relation to Achievement and Motivation. motivasi terhadap prestasi pada mahasiswi menengah Perancis sampelnya adalah mahasiswa. dengan motivasi berprestasi, analisis data menggunakan analisis multiple regression motivasi terhadap prestasi mahasiswi, Mahasiswi dilaporkan mempunyai efikasi diri, regulasi diri, ketertarikan, nilai, dan kenyamanan dalam belajar lebih tinggi 3 Astrid indy dwisty anwar (2009) univ. Sumatra utara Hubungan antara selfefficacy dengan kecemasn berbicara didepan umum pada mahasiswa fakultas psikologi sumatra utara. Meneliti hubungan antar self-efficacy dengan kecemasan berbicara didepan umum. Jenis penelitian kuantitatif, sampel penelitiannya adalah mahasiswa. teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Meneliti hubungan selfeffikasi dengan kecemasan berbicara didepan umum, pengambilan jumlah sampel mengacu pada tabel nomogram Herry King dengan taraf kesalahan 5%, Ada hubungan negatif antara self-efficacy dengan kecemasan berbicara didepan umum, artinya semakin tinggi self-efficacy mahasiswa maka tingkat kecemasan mereka akan semakin rendah dan begitu pula sebaliknya. 4 Frank pajares and M. David miller (1994) university of florida Role of selfefficacy and self concept beliefs in mathematical problem solving: a path analysis. Menguji perbedaan peran selfefficay dan self concept dalam mengatasi masalah pada pelajaran matematika Merupakn penelitian kuantitatif dengan menggunakan pendekatan metode komparasi, sampelnya adalah mahasiswa. Meneliti perbedaan self-efficacy dan self concept, menggunkan sekala psikologi the mathematics problem performance scale(MPPS), merupakn penelitian populasi dimana pengmbilan Self-efficacy memiliki peran yang lebih besar dalam mengatasi masalah dalam pelajaran matematika dari pada self concept 14 sampel dilakukan secara suka rela dan tidak dibayar. 5 Diane L. Witt-Rose (2003) The Graduate School University of WisconsinStout student selfefficacy in college science: an investigation of gender, age, and academic achievement meneliti hubungan antara selfefficacy, jenis kelamin, usia, dan prestasi akademik dalam dua tahun kuliah ilmu Anatomi , dan Fisiologi (A & P). Jenis penelitian kuantitatif, dan mahasiswa sebagai sampelnya meneliti hubungn self efficacy dg usia, jenis kelamin, dan prestasi akademik, teknink analisa data anova, sampling yang di gunakan adalah cluster sampling, adanya hubungan yang signifikan antara selfefficcay adan prestasi akademik, sedangkan tidak ada hubungan yg signifikan antara selfefficacy dengan jenis kelamin dan usia. Berdasarkan penjelasan Bandura di atas didapatkan bahwa orang yang memiliki tingkat self-efficacy yang tinggi cenderung akan melihat tugas yang sulit sebagai tantangan yang harus diselesaikan, mereka memiliki tujuan dan komitmen yang jelas sehingga ketika dihadapkan pada situasi yang sulit mereka mampu mengontrolnya, mereka juga cepat bangkit dari kegagalan sehingga mereka tidak mudah setress. Berbeda dengan orang yang memiliki tingkat self-efficacy yang rendah, mereka cenderung malas dan menghindari tugas yang sulit karena mereka menganggap tugas yang sulit sebagai ancaman yang harus mereka hindari, mereka memiliki tujuan, aspirasi serta komitmen yang rendah sehingga ketika mereka dihadapkan pada tugas yang sulit mereka tidak mampu mengontrolnya, dan mereka lebih menyukai kerjasama ketika dihadapkan pada tugas yang sulit dan kompleks. 15 Sedangkan dari hasil wawancara yang di lakukan oleh peneliti didapatkan bahwa mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi-Jurusan TI memiliki tugas yang susah dan tidak bisa jika diselesaikan secara individu karena mereka membutuhkan banyak perbandingan dan banyak pengetahuan tentang analisa yang mereka kerjakan, sehingga setiap mahasiswa bisa melengkapi kekurangan tugas mereka. Begitu pula pada mahasiswa Fakultas Psikologi ketika mereka mengerjakan laporan praktikum dan tugas kuliah mereka mengatakan pernah melihat dan menyalin hasil tugas dari teman ataupun kakak tingkat mereka, meskipun ada juga dari mereka yang mengerjakan laporan praktikum dengan kemampuanya sendiri tanpa melihat atau menyalin hasil laporan terdahulu. Berdasarkan hasil wawancara dan teori di atas, timbul satu pertanyaan bagaimana tingkat self-efficacy mahasiswa Fakultas Psikologi dan Sains dan Teknologi-Jurusan TI ? Dan bagaimana perbedaan tingkat self-efficacy antara Fakultas Psikologi dan Sains dan Teknologi-Jurusan TI? Dari latar belakang di atas peneliti ingin mencari perbedaan tingkat self-efficacy antara mahasiswa Fakultas Psikologi Sains dan Teknologi-Jurusan Teknik Informatika UIN Maulana Malik Ibrahim Malang tahun akademik 2009/2010. 16 B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana tingkat self-efficacy mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang? 2. Bagaimana tingkat self-efficacy mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi-Jurusan TI UIN Maulana Malik Ibrahim Malang? 3. Bagaiamana perbedaan tingkat self-efficacy mahasiswa Fakultas Psikologi dan Sains dan Teknologi-Jurusan TI UIN Maulana Malik Ibrahim Malang? C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui tingkat self-efficacy mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang 2. Untuk mengetahui tingkat self-efficacy mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi-Jurusan TI UIN Maulana Malik Ibrahim Malang 3. Untuk mengetahui perbedaan tingkat self-efficacy mahasiswa Fakultas Psikologi dan Sains dan Teknologi-Jurusan TI UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. D. Manfaat Penelitian 1. Secara Teoritis, Dalam penelitian ini diharapkan bisa menambah nilai keilmuan dan sebagai tambahan referensi teori terutama mengenai teori Self-efficacy. 17 2. Secara Praktis a. Pihak Fakultas Psikologi dan Fakultas Sains dan TeknologiJurusan TI: dari penelitian ini diharapkan para dosen mengetahui tingkat keyakinan diri yang dimiliki oleh mahasiswanya ketika menyelesaikan masalah yang dihadapi mereka khususnya ketika mengerjakan tugas kuliah. Sehingga nantinya para dosen bisa membantu mahasiswa dalam menyelesaikan studinya. Serta pihak fakultas bisa memberikan kebijakan-kebijakan untuk meningkatkan self-efficacy para mahasiswanya. b. Bagi peneliti, sebagai pembelajaran dan mengaplikasikan teoriteori yang telah dipelajari selama perkuliahan sehingga peneliti lebih memahami dan menghayati teori-teori tersebut.

Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Psikologi" : Perbedaan tingkat self-efficacy antara mahasiswa Fakultas Psikologi dan Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. " Untuk Mendownload skripsi ini silakan klik link dibawah ini
DOWNLOAD

Artikel Terkait:

No comments:

Post a Comment