Jasa Pembuatan Skripsi

Jasa Pembuatan Skripsi
Jasa Pembuatan Skripsi

Monday, June 15, 2015

Fungi yang Berperan dalam Proses Biodelignifikasi pada Jaringan Kayu Mati Tanaman Eucalyptus sp. Di hutan Tanaman Industri PT. Toba Pulp Lestari Sektor Aek Nauli

Yanto, Tri
Wood-rot fungi in ecological can be grouped in two part, which is white-rot fungi and brown-rot fungi. White-rot fungi can degradate lignin, hemiselulose, and selulose. White-rot fungi has special ability. It is to degradate lignin. Based on its ability, need to be done a research about this fungi that gets a role in lignin degradation (delignification). This research was conducted in Biotecnology Laboratory of forestry department in North Sumatera University from April to July 2011. The material of this research was got from dead wood tissue in standing Eucalyptus sp. at PT. Toba Pulp Lestari, Aek Nauli sector. The material was separated based on its corrosion level and can be done bavendamm test to know the fungi that includes to the white-rot fungi. After that the isolate can be identified. The result shows that from 16 isolate that have been done with bavendamm test. There are 4 isolate that showed positive mark. After identifiying of 4 isolate, the result shows that the species white moldier fungi that have been got are Phanerochaete sp. and Cryptococcus sp.
 
Fungi pelapuk kayu secara ekologis dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu fungi pelapuk putih dan fungi pelapuk coklat. Fungi pelapuk putih dapat mendegradasi lignin, hemiselulosa, maupun selulosa. Fungi pelapuk putih memiliki keistimewaan yang unik, yaitu kemampuannya untuk mendegradasi lignin. Berdasarkan kemampuan fungi tersebut sehingga perlu dilakukan studi terhadap fungi yang berperan dalam proses pendegradasian lignin (delignifikasi). Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Bioteknologi Program Studi Ilmu Kehutanan Universitas Sumatera Utara pada April – Juli 2011. Sampel penelitian didapat dari jaringan kayu mati di bawah tegakan Eucalyptus sp PT. Toba Pulp Lestari, Tbk sektor Aek Nauli. Sampel dipisahkan berdasarkan tingkat pelapukannya yaitu kelas baru, sedang, dan lanjut. Sampel diisolasi berdasarkan tingkat pelapukannya dan dilakukan uji bavendamm untuk mengetahui fungi yang termasuk fungi pelapuk putih. Setelah itu isolat fungi diidentifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 16 isolat fungi yang dilakukan uji Bavendamm terdapat 4 isolat yang menunjukkan hasil positif. Dimana didapat dari 2 isolat untuk pelapukan kelas baru, 1 isolat untuk pelapukan kelas sedang, dan 1 isolat untuk pelapukan kelas lanjut. Setelah melakukan identifikasi fungi pada isolat tersebut diketahui bahwa 2 isolat yang berasal dari pelapukan kelas baru adalah Phanerochaete sp. sedangkan 1 isolat yang berasal dari kelas sedang dan 1 isolat yang berasal dari kelas lanjut adalah Cryptococcus sp.

Download Skripsi



 Jasa Pembuatan Skripsi

Artikel Terkait:

No comments:

Post a Comment