Jasa Pembuatan Skripsi

Jasa Pembuatan Skripsi
Jasa Pembuatan Skripsi

Monday, June 12, 2017

Jasa Buat Skripsi: download Skripsi Psikologi:Strategi penanggulangan kenakalan siswa: Studi kasus di SMAN 02 Batu

Abstract

INDONESIA :
Remaja adalah usia dimana individu berinteraksi dengan masyarakat dewasa, usia dimana anak tidak lagi merasa di bawah ikatan orang-orang yang lebih tua melainkan dalam tingkatan yang sama sekurang-kurangnya dalam masalah hak. Bentuk-bentuk kenakalan remaja yang terjadi pada remaja seperti, tawuran antar sekolah, berjudi di lingkungan sekolah, membawa dan merokok di lingkungan sekolah, membawa/mengkonsumsi miras, Membawa/mengedarkan obat terlarang, merusak sarana dan prasarana sekolah, mencuri, menyalahgunakan uang BP3 dan SPP, masuk geng anak nakal dan lain-lain. Adapun hal tersebut semu dapat dipengaruhi oleh faktor keluarga, sekolahan maupun masyarakat. Dan juga sampai hari ini meskipun sudah banyak sekali usaha-usaha yang dilakukan semua pihak untuk menaggulanginya, tetapi masih tetap atau bahkan bertambah problematika remaja tersebut.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk kenakalan yang dilakukan oleh siswa: di SMAN 02 Batu. Untuk memetakan problem penanggulangan kenakalan siswa: di SMAN 02 Batu. Untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kenakalan siswa: di SMAN 02 Batu. Untuk menemukan strategi serta upaya penanggulangan kenakalan siswa: di SMAN 02 Batu.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif, maksudnya dalam penelitian kualitatif data yang dikumpulkan bukan berupa angka-angka, melainkan data tersebut berasal dari wawancara, catatan lapangan, dokumen pribadi, catatan memo, dan dokumen resmi lainnya. Dalam penelitian ini Kepala Sekolah, Waka Kurikulum, Guru BK dan orang tua siswa SMAN 02 Batu yang bersangkutan adalah sebagai responden dalam pengumpulan data, dengan teknik observasi partisipan dan metode interview bebas terpimpin. Selanjutnya untuk teknik analisa datanya menggunakan reduksi data, sajian data, penarikan kesimpulan atau verifikasi. Pelaksanaan teknik pemeriksaan ada empat teknik yang digunakan adalah kriteria derajat kepercayaan, keteralihan, kebergantungan dan kriteria kepastian. Model analisis yang digunakan adalah model analisis jalinan dan model analisis interaksi.
Hasil penelitian yang didapat adalah bentuk-bentuk kenakalan siswa di SMAN 2 Batu meliputi kenakalan normatif (lokal) dan kenakalan berbentuk pelanggaran hukum. Kenakalan siswa yang bersifat normatif. Sedangkan kenakalan yang berbentuk pelanggaran hukum meliputi pemakaian narkoba, sek bebas dan perkelahian antar pelajar. Implikasi dari adanya bentuk-bentuk kenakalan siswa diatas adalah persepsi negatif dari masyarakat sekitar dan perasaan bebas (tidak terkontrol) dari siswa SMAN 2 Batu. Problematika penanganan kenakalan remaja di SMAN 2 Batu adalah kurangnya profesionalitas para pendidik di SMAN 2 Batu. Faktor lingkungan merupakan factor yang dominan dalam mempengaruhi munculnya kenakalan siswa. Lingkungan tersebut meliputi lingkungan sekolah dan lingkungan luar sekolah. Strategi penanganan kenakalan siswa yang diterapkan sekolah adalah teknik konseling dan kerjasama dengan keluarga siswa ditambah teknik pemantauan dan pendampingan pada setiap siswa.
ENGLISH :
Adolescent is age where individual have interaction with adult society, age where child shall not longger feel below older people who has same level at least in problem of rights. Adolescent mischief forms that happened at adolescent like, interscholastic fight. gambling in school environment, bringing and smoke in school environment, bringing/consuming liquor, Bringing/circularizing forbidden drug, destroy school facilities and basic facilities, stealing, misusing money of BP3 and of SPP, enter naughty child gang and others. As for sham the mentioned can influence by family factor, society and also school as well as until today though have a lot of effort which is conducted all side for overcoming of it, but still or even increase adolescent problematic.
Target of this research is to describe mischief forms by student Senior High School 02 of Batu. To map problem overcoming of mischief of To analyse factors influencing mischief of student in. To find strategy and also strive overcoming of mischief of student in Senior High School 02 of Batu.
This research use descriptive approach qualitative, its intention in research qualitative collected data is not in the form of numbers, but the data come from interview, field note, personal document, memo note, and other formal document. In this research of Headmaster, Proxy lead curriculum, teacher tuition of konseling. and student old fellow of pertinent Senior High School 02 of Batu is as responder in data collecting, with the participant observation technique and method of interview led free. Hereinafter for technique analyse its data use data reduction, course data, withdrawal of verification or conclusion. Execution of audit technic there are four technique that used to criterion degree of trust, transfer, hang-on and certainty criterion. Analysis model which used is analyse model and braid analyse interaction.
Result of research which gotten is mischief forms of student in Senior High School 02 of Batu cover normatif mischief (mischief and lokal) in form of transgression. Mischief of student having the character of normatif. While mischief which in form of transgression cover usage of forbidden drug, free sex and fight between student. Implication from existence of forms mischief of student above is negative perception of around society and free feeling (not be controlled) from student Senior High School 02 of Batu. Problematic handling of adolescent mischief in Senior High School 02 of Batu is the lack of profesionalitas all of educator in Senior High School 02 of Batu. Environmental Factor represent dominant factor in influencing appearance mischief of student. The environmental cover environment go to school and external environment of school. Handling strategy of mischief of student the applied by school is technique of konseling cooperation and with student family added by monitoring technique and adjacent in each student.

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Fenomena
Pembangunan nasional tidak dapat diselesaikan dalam satu atau dua generasi, tetapi harus dilakukan secara berkelanjutan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Pembangunan Indonesia pembangunan manusia seutuhnya sebagaimana tercantum dalam GBHN: "Hakikat Pembangunan Nasional adalah pembangunan manusia seutuhnya, dengan Pancasila sebagai dasar, tujuan dan pedoman Pembangunan Nasional. Pembangunan Nasional dilaksanakan merata di seluruh tanah air dan tidak hanya satu golongan atau sebagian dari masyarakat, serta harus benar-benar dirasakan seluruh rakyat sebagai perbaikan tingkat hidup yang berkeadilan sosial, yang menjadi tujuan dan cita-cita kemerdekaan bangsa Indonesia".1 Pembangunan suatu bangsa akan berhasil dengan baik jika bangsa tersebut telah berhasil membangun sumber daya manusianya terlebih dahulu, oleh karena itu usaha untuk meningkatkan pembangunan sumber daya manusia melalui pendidikan perlu mendapat perhatian khusus. Dalam pemikiran tersebut, betapa pentingnya generasi muda masa kini yang akan mengambil tongkat estafet pelaksanaan pembangunan yang tangguh. Namun siswa kita sekarang ini nyaris menjadi masalah Nasional yang kritis. Bukan rahasia lagi kenakalan siswa di kota-kota besar dewasa ini merembet ke kampung-kampung dan desa-desa. Para siswa banyak melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa, seperti narkoba, tawuran 1 GBHN dan TAP MPR RI (Surabaya: Apollo, 1993), hal.12. dan juga pergaulan yang tanpa batas di kalangan siswa yang makin meluas itu merupakan goncangan kultural yang mengancam generasi masa depan bangsa. Masalah remaja dan narkoba kini menjadi pusat perhatian pemerintah, orang tua, kalangan pendidik, tokoh agama dan masyarakat pada umumnya. Bahkan sudah banyak upaya yang dilakukan oleh pemerintah dan DPR RI seperti lahirnya undang-undang psikotropika alias narkoba pada tahun 1997 yaitu UU No. 5 Tahun 1997 tentang psikotropika, dan UU No. 22 tahun 1997 tentang narkotika. Kedua undang-undang ini jelas aturan hukum terutama sanksinya terhadap pengedar narkoba dan para pecandunya. 2 Akan tetapi, jika menonton berita kriminal di televisi, seakan tidak akan pernah redanya, apalagi berhenti para pengedar barang laknat itu beroperasi. Demikian pula pecandu yang rata-rata anak muda termasuk remaja. Di kalangan remaja termasuk remaja sekolah, sudah tidak aneh lagi terjadinya peredaran narkoba dan mereka banyak yang sudah kecanduan. Kalau sudah demikian, maka biaya pengobatan dan pemulihan amat berat dirasakan oleh orang tua, karena tidak mudah menyembuhkan secara total. Bahkan sering terjadi mereka yang telah kembali dari panti pemulihan kembali kecanduan. Harus diingat bahwa banyak perbuatan amoral dan kejahatan dilakukan oleh orang-orang yang terkait dengan narkoba. Masa depan generasi kita banyak yang dibebankan pada dunia pendidikan, sebab pada dasarnya pendidikan adalah tempat penempatan 2 Sofyan S. Willis, Remaja dan Masalahnya-Mengupas Berbagai Bentuk Kenakalan Remaja Narkoba, Free Sex dan Pemecahannnya, (Bandung: CV.Alfabeta, 2005), hal. iii manusia untuk masa depannya. Pelaksanaan pendidikan itu perlu dimulai dari pendidikan dalam keluarga. Keluarga sebagai persekutuan hidup dalam unit kecil, adalah merupakan lingkungan pendidikan utama yang banyak memberikan pengaruh mendalam terhadap kepribadian anak.3 Dalam hal ini Nabi Muhammad SAW. Bersabda sebagai berikut: َْ أ ٍَ
َ

لَ : َ ِْ
ُ رَ ُ ْل ا ِ
َّ ا ُ ََ ِْ وَ َ‑ْ !َ ُ ْلُ : آُ#" (َ ْ)ُ' ْدٍ !ُ ْ)َ'*ُ ََى
)ْ.ِ-ْ,َةِ 2َ
َ1َ َا0ُ! ُ4 َ3دَا ِِ اَوْ!ُ6َ35َ,ا ِِ اَوْ!ُ َ738) ِِ
َروا0 ا); 4( : Artinya: "Setiap anak dilahirkan dalam keadaan suci Islam, maka kedua orang tuanyalah yang akan menjadikan Yahudi, Nasrani, atau Majusi" (HR. Baihaqi).4 Demikian fungsi sekolah sebagai pusat pendidikan formal maka secara berkelanjutan mempunyai pengaruh timbal balik antara sekolah dengan masyarakat dimana sekolah memiliki beberapa pengaruh yang dapat diserap masyarakat, yaitu: 1. Mencerdaskan kehidupan bangsa. 2. Membawa virus pembaharuan bagi perkembangan masyarakat. 3. Melahirkan warga masyarakat yang siap dan berbekal, bagi kepentingan kerja di lingkungan masyarakat. 4. Melahirkan sikap-sikap positif dan konstruktif bagi warga masyarakat sehingga tercipta integrasi sosial yang harmonis di tengah-tengah masyarakat.5 3 Ny. Singgih D. Gunarso, Psikologi Untuk Keluarga .(Jakarta : PT. Gunung Mulia, 1982), hal. 16. 4 Jalaluddin Abdurrahman Bin Abu Bakar As-Suyuti, Al-Jami'us Shaghir, Juz I 1986, hal.35 5 Team Dosen FKIP IKIP Malang, Pengantar Dasar Kependidikan, (Surabaya: Usaha Nasional, 1980), hal.179 Di samping itu dalam GBHN juga disebutkan : "Pembinaan anak dan siswa dilaksanakan melalui peningkatan mutu gizi, pembinaan perilaku kehidupan beragama dan budi pekerti yang luhur, penumbuhan minat belajar, peningkatan daya cipta dan daya nalar, serta penumbuhan idealisme dalam pembangunan nasional sebagai pengamalan Pancasila, peningkatan kemampuan penyesuaian diri dengan lingkungannya dan masyarakat".6 Dalam konteks kenakalan remaja di sekolah akan tampak dalam kegiatan-kegiatan di sekolah, baik itu menyangkut individu maupun kelompok siswa. Maka dari itu SMAN 02 Batu sebagai salah satu lembaga pendidikan sangat berperan penting dalam rangka pembinaan para generasi muda, sehingga para generasi penerus bangsa Indonesia menjadi generasi mampu melaksanakan tanggung jawab pada masa remajanya. Suatu lembaga pendidikan khususnya SMAN 02 Batu dalam mewujudkan misinya yakni intelektual, profesional dan religius pasti mempunyai masalah terkait dengan muridnya atau bisa kita sebut dengan masalah kenakalan siswa. SMAN 02 Batu pada bulan Oktober 2007 terdaftar mempunyai murid berjumlah 740 siswa yang dibagi menjadi 18 kelas yakni kelas X.1, X.2, X.3, X.4, X.5, X.6, XI alam 1, XI alam 2, XI bahasa, XI sosial 1 XI sosial 2, XI sosial 3, XII alam 1, XII alam 2, XII bahas. XII sosial 1, XII sosial 2, dan XII sosial 3. dari beberapa kelas tersebut terdapat beberapa siswa yang pernah melanggar aturan sekolah, dalam bulan oktober yang lalu saja ada 265 siswa yang melanggar tata tertib sekolah dengan 321 pelanggaran dalam aspek kelakuan, kerajinan maupun kerapian. Dalam tata tertib SMAN 02 Batu 6 GBHN, Op. Cit. Hal.99 terdapat beberapa pelanggaran dalam aspek kelakuan siswa, seperti terlibat tawuran antar sekolah, berjudi di lingkungan sekolah, membawa dan merokok di lingkungan sekolah, Membawa/ mengkonsumsi miras, Membawa/ mengedarkan obat terlarang, VCD, porno dan Buku Porno, merusak sarana dan prasarana sekolah, Mengambil hak orang lain atau mencuri, saat pelajaran berlangsung nongkrong di luar kelas, memakai anting-anting atau gelang bagi pria, menyalahgunakan uang BP3 dan SPP, masuk geng anak nakal dan lainlain.7 Berdasarkan uraian di atas, timbul berbagai permasalahan yang dapat penulis kemukakan lewat berbagai sudut pandang yang berkaitan dengan problem masa remaja, maka sebagai salah satu andil untuk mengurangi pergeseran, maka dalam penelitian ini penulis memberi judul Strategi Penanggulangan Kenakalan Siswa (Studi Kasus di SMAN 02 Batu), karena masalah tersebut sangat menarik untuk diteliti dalam rangka pengembangan metodologi pendidikan, serta mempertahankan nilai budaya yang berkelanjutan. B. RUMUSAN MASALAH Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Apa bentuk-bentuk kenakalan siswa/remaja di SMAN 02 Batu? 2. Bagaimana problem penaggulangan kenakalan siswa/remaja di SMAN 02 Batu? 7 Arsip SMAN 02 Batu Bagian Tatib Bulan Oktober 2007 3. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi kenakalan siswa/remaja:di SMAN 02 Batu? 4. Bagaimana strategi penanggulangan kenakalan siswa/remaja di SMAN 02 Batu? C. TUJUAN PENELITIAN 1. Untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk kenakalan yang dilakukan oleh siswa/remaja:di SMAN 02 Batu. 2. Untuk memetakan problem penanggulangan kenakalan siswa/remaja:di SMAN 02 Batu 3. Untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kenakalan siswa/remaja:di SMAN 02 Batu. 4. Untuk menemukan strategi serta upaya penanggulangan kenakalan siswa/remaja:di SMAN 02 Batu. D. KEGUNAAN PENELITIAN Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang terkait baik secara praktis maupun teoritis, yang meliputi: 1. Manfaat Praktis Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumbangan informasi bagi dunia akademis dan khalayak secara umum dan lembaga pendidikan dasar terkait dengan strategi penanggulangan kenakalan siswa. Untuk lembaga tempat penelitian ini semoga bisa bermanfaat bagi pihak-pihak yang terkait, antara lain: a. Kepala sekolah dalam mengembangkan amanah wali murid sebagai pertanggung jawaban dalam mengelola sekolah. b. Para pendidik dalam membantu proses penanggulangan kenakalan siswa khususnya dalam pendidikan formal. c. Sebagai bahan informasi dan bahan kajian penelitian tentang kenakalan siswa untuk selanjutnya. 2. Manfaat Teoritik Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan keilmuan bagi pihak yang terkait, sekaligus sebagai bahan telaah bagi penelitian selanjutnya.

Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Psikologi" : Strategi penanggulangan kenakalan siswa: Studi kasus di SMAN 02 Batu." Untuk Mendownload skripsi ini silakan klik link dibawah ini
DOWNLOAD

Artikel Terkait:

No comments:

Post a Comment