Jasa Pembuatan Skripsi

Jasa Pembuatan Skripsi
Jasa Pembuatan Skripsi

Monday, June 12, 2017

Jasa Buat Skripsi: download Skripsi Psikologi:Hubungan antara persepsi tentang keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dengan produktivitas kerja pada pekerja bagian perakitan di CV. Mitra Dunia Palletindo Tempeh-Lumajang

Abstract

INDONESIA :
Pekerja sebagai sumber daya di perusahaan perlu mendapatkan perhatian dalam bentuk perlindungan dalam bekerja agar terhindar dari kecelakaan dan penyakit kerja. Sebagaimana Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor: PER.05/MEN/1996, setiap perusahaan perlu menerapkan Sistem Menejeman Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di Perusahaan. Selain itu, Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan salah satu faktor yang dapat mendorong pekerja untuk bekerja lebih produktif. Oleh karena itu, setiap pekerja perlu mengerti dan memahami tentang maksud dan tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), agar mereka dapat memberi persepsi positif tentang hal ini. Dikarenakan persepsi setiap pekerja tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) akan berbeda-beda, maka diperlukan penelitian lebih lanjut. Dari sini penulis terinspirasi untuk meneliti tentang “Hubungan antara Persepsi tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dengan Produktivitas Kerja di CV. Mitra Dunia Pada Pekerja Bagian Perakitan di CV Mitra Dunia Palltindo Tempeh- Lumajang”.
Adapun tujuan Penelitian ini adalah: (1) untuk mengetahui Persepsi tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada Pekerja Bagian Perakitan di CV. Mitra Dunia Palletindo, (2) untuk mengetahui Produktivitas kerja Pekerja Bagian Perakitan di CV. Mitra Dunia Palletindo, (3) untuk mengetahui Hubungan antara Persepsi tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dengan Produktivitas kerja Pekerja Bagian Perakitan di CV. Mitra Dunia Palletindo.
Penelitian ini menggunakan paradigma penelitian kuantitatif, dan jenis penelitiannya adalah penelitian korelasional. Sampel diambil dari keseluruhan populasi yang berjumlah 30 orang. Pengambilan data menggunakan angket dengan skala Likert, dilengkapi dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Uji validitas dan reliabelitas dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS versi 11,5 for windows.
Berdasarkan Hasil penelitian yang didapatkan, dapat diketahui bahwa Persepsi pekerja tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja di CV. Mitra Dunia Palletindo Tempeh-Lumajang, 15 orang memiliki persepsi positif dengan prosentase 50%, dan kategori cukup berjumlah 15 orang dengan prosentase 50%. Sedangkan pada variabel Produktivitas Kerja, untuk kategori tinggi berjumlah 6 subjek dengan prosentase 20%, dan kategori cukup berjumlah 24 subjek dengan prosentase 80%. Dari uji korelasi Spearman dengan menggunakan bantuan SPSS 11.5 for windows didapatkan hasil koefisien korelasi yang positif yaitu 0,730, sehingga nilai r hitung > r tabel, yaitu 0,730 > 0,478. Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara Persepsi tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja dengan Produktivitas Kerja (K3). Maka, hipotesis (Ha) yang berbunyi : “Ada hubungan positif antara Persepsi tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dengan produktivitas kerja” diterima. Artinya, semakin positif persepsi tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) maka semakin tinggi pula Produktivitas kerja.
ENGLISH :
In order to productively work, countinously attention must be given to workers as a resources in the company in Safety given. Safety working is important to decrease working accident and working illness, whether Safety and Healthy Comitee should be used such as Minister of Labours regulation PER.05/MEN/1996. Besides, safety and healthy working are a necessary factor for productively working. Therefore, safety and healthy working must be understood by every workers, in order they can give the positive perception of its. Based on many differences definition of workers, needs a further research. Therefore, the writer is inspired to research “The relationship between Safety and Healthy Working Perceptions and Working Productivity of Making-up Division in CV. Mitra Dunia Palletindo Tempeh- Lumajang”.
The objectives of the study are: (1) to know the Safety and Healty working perception of making-up division workers at CV. Mitra Dunia Palletindo, (2) to know the productivity of making-up division workers at CV. Mitra Dunia Palletindo, and (3) to know the relationship between Safety and Healty working perception and productivity of making-up division workers at CV. Mitra Dunia Palletindo.
This is comparative research with quantitative approximation and correlation variety research. Samples were taken from 30 person. Data were taken by questionnaires with Likert measuring method, the data were completed by the result of interview, observation, and documentations. SPSS version 11.5 for windows were using to validity and reliable test.
Based on the results of the research, we can know that Safety and Healthy Working of Workers perception in CV. Mitra Dunia Palletindo Tempeh-Lumajang, are 15 subject with high categories at 50% percentage, and 15 subject with everage categories at 50 % percentage. However in Working Productivity variable are six subject with high categories or 20% percentage and 24 subject with everage categories or 80% percentage. For knowing that Safety and Healthy Working Perception whether related to Productivity Working of Worker were used Spearman technical correlation analyze and SPSS version 11.5 for windows method. From correlation test, it can be known positive coeffisien of correlation is 0, 730. Therefore, r calculation value > r table are 0,730 > 0, 478. In this case, it can be obtained if there are significant related between Safety and Health Working Perception and Productivity Working. Thus, the hipotesis: “There are positive related between Safety and Healthy Working Perception and Productivity Working” can be accepted. It means, there is an increase of working productivity if Safety and Healthy Working Perception are increasing positively.


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
 Setiap pekerjaan selalu mengandung potensi resiko bahaya dalam bentuk kecelakaan kerja. Besarnya potensi kecelakaan dan penyakit kerja tersebut tergantung dari jenis produksi, teknologi yang dipakai, bahan yang digunakan, tata ruang dan lingkungan bangunan serta kualitas menejemen dan tenaga-tenaga pelaksana (Simanjuntak, 2003; 163). Dalam rangka menciptakan kondisi dan situasi yang aman dan nyaman di tempat kerja. Setiap perusahaan perlu menyediakan fasilitas yang memadai bagi para pekerjanya, untuk melindungi keselamatan fisik dan mental mereka dari kecelakaan dan sakit akibat pekerjaan yang mereka lakukan. Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh perusahaan, yaitu dengan mengadakan Sistem Menejemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor: PER.05/MEN/1996, yang dimaksud dengan Sistem Menejemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah bagian dari sistem menejemen secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses, dan sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan, pencapaian, pengkajian, dan pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien,dan produktif (Sastrohadiwiryo, 2005: 45). 1 2 Dengan adanya sistem ini, diharapkan pekerja dapat melakukan pekerjaannya dengan optimal tanpa harus merasa takut atau was-was terhadap hal-hal yang dapat mengakibatkan kecelakaan atau sakit akibat kerja. Sebagaimana maksud dari tujuan Sistem K3 yang dikemukakan oleh Sastrohadiwiryo sebagai berikut: ”Tujuan dan sasaran Sistem Menejemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah menciptakan sistem keselamatan dan kesehatan keja ditempat kerja dengan melibatkan unsur menejemen, tenaga kerja, kondisi, dan lingkungan kerja yang terintegrasi dalam rangka mencegah dan mengurangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta terciptanya tempat kerja yang aman, efisien, dan produkif” (Sastrohadiwiryo, 2005: 45). Pada prakteknya, pelaksanaan sistem Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) dari satu perusahaan ke perusahaan yang lain sangat bervariasi, fase pertumbuhan dan ukuran perusahaan juga ikut menentukan. Seperti perusahaan yang baru dirintis contohnya, biasanya akan menomorduakan keselamatan kerja, karena akan menempatkan unsurunsur survival sebagai unsur pertamanya. Akan tetapi, pada perusahaan-perusahaan besar perhatian dan kesadaran akan keselamatan kerja merupakan hal utama (Anoraga&widiyanti, 1993: 64). Keselamatan dan kesehatan pekerja amat penting untuk perhatikan, karena sebagai sumber daya dalam sebuah perusahaan, tanpa mereka perusahaan tidak dapat mencapai keberhasilan. Sebagaimana pendapat yang dikemukan oleh Efendi (dalam Rohimah, 2005: 4): ”bahwa faktor yang menjadi penggerak utama dalam keberhasilan dunia usaha adalah karyawan/pekerja”. Sehingga, setiap perusahaan perlu memperhatikan kenyamanan dan perlindungan pekerja, agar mereka bisa bekerja lebih optimal. Setiap pekerjaan tentu mengandung resiko dalam bentuk kecelakaan kerja, seperti tergores atau terkena benda tajam, kejatuhan benda-benda, atau bahkan ada anggota tubuh yang patah, dan sakit fisik. Hal ini dapat disebabkan karena alat-alat kerja yang mereka gunakan memiliki resiko untuk melukai pekerja, bila tidak hati-hati atau tidak menjaga diri dengan peralatan yang dibutuhkan, tentu kejadian ini bisa terus terulang. 3 Belum lagi masalah yang berhubungan dengan mesin-mesin yang digunakan, masalah yang muncul antara lain suara yang bising, naiknya temperatur ruangan, dan getaran mekanis. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Wingjosubroto (dalam Rohimah, 2005: 5) bahwa: ”Faktor-faktor lingkungan kerja yang dapat mempengaruhi manusia pada saat bekerja adalah: temperatur, kelembaban, sirkulasi udara, penerangan, pencahayaan, kebisingan, bau-bauan, getaran mekanik, dan warna”. Mesin-mesin dan alat-alat kerja yang memakai energi listrik atau diesel, memang sangat membantu pekerja dalam melakukan pekerjaan, akan tetapi pada pelaksanaannya mesin-mesin dan alat-alat kerja tersebut dapat menyebabkan hal-hal yang justru mengganggu pekerja, bahkan dapat mengakibatkan stress pada pekerja. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Fitri Rohimah, tentang hubungan antara persepsi terhadap kebisingan dan persepsi terhadap temperatur dengan stress kerja pada pekerja di bengkel konstruksi dan las ”Nasional” Banyuwangi, dari penelitin tersebut didapatkan hasil bahwa ada hubungan yang signifikan antara persepsi terhadap kebisingan dan persepsi terhadap temperatur dengan stress kerja. Untuk menghemat waktu dan biaya, banyak jenis usaha dan industri yang mengandalkan alat-alat kerja dengan menggunakan mesin, salah satunya pada industri pengolahan kayu. Kegiatan yang dilakukan pada industri tersebut biasanya meliputi pemotongan dan pemisahan kayu dari kulitnya, perakitan kayu, dan pemanasan kayu. Semua kegiatan dilakukan dengan menggunakan bantuan mesin, hanya pada proses perakitan terkadang memerlukan bantuan manusia. Salah satu Industri pengolahan kayu yang melakukan kegiatan tersebut yaitu CV. Mitra Dunia Palletindo, perusahaan ini terletak di Kecamatan Tempeh-Kabupaten Lumajang. Dari observasi yang telah dilakukan dan wawancara dengan mandor di CV Mitra Dunia Palletindo, peneliti mendapatkan informasi bahwa kegiatan industri di perusahaan tersebut, banyak berhubungan dengan mesin-mesin dan alat-alat kerja yang 4 menggunakan energi diesel. Tidak sedikit diantara para pekerja yang mengalami kecelakaan pada saat bekerja, seperti tangan lecet dan bengkak, tangan luka terkena alat pemotong kayu, kejatuhan kayu, mengalami batuk karena menghirup serbuk kayu, serta mata merah terkena serbuk kayu. Kondisi seperti ini biasa dialami oleh para pekerja di CV. Mitra Dunia Palletindo, akan tetapi tidak sedikit dari mereka yang menganggap bahwa hal seperti itu sebagai sesuatu yang biasa-biasa saja. Kondisi seperti ini, dapat disebabkan karena kurangnya pemahaman pekerja akan informasi tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), sehingga persepsi mereka tentang K3 kurang positif (Observasi&Wawancara, tanggal 22 Februari 2008). Menurut Siswanto (2006: 77), setiap individu akan memberi arti pada setiap stimulus, akan tetapi setiap individu akan memberi arti yang berbeda pada objek yang sama. Sehingga, persepsi antara pekerja satu dan lainnya tentu akan berbeda, termasuk dalam mempersepsikan tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Dari wawancara yang telah dilakukan peneliti pada beberapa pekerja di CV Mitra Dunia Palletindo, hasilnya berbeda-beda dari tiap pekerja, ada pekerja yang menganggap bahwa pencegahan terhadap kecelakaan dan penyakit kerja penting dilakukan, tetapi sebaliknya ada pula pekerja yang menganggap bahwa hal tersebut tidak perlu dilakukan (Wawancara, tanggal 22 Februari 2008). Ada banyak faktor yang mempengaruhi seseorang pada saat melakukan persepsi, diantaranya yang dikemukan oleh Walgito. Menurut Walgito, ”faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi ada dua, yaitu faktor internal, seperti pengalaman, perasaan, kemampuan berfikir, kerangka acuan, dan motivasi. Dan faktor eksternal, seperti stimulus dan lingkungan” (Walgito, 2003: 54). Faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi individu pada saat melakukan persepsi, seperti pemahaman contohnya, kurangnya pemahaman pekerja tentang adanya sistem dan tujuan dari K3, membuat mereka kurang memperhatikan akan pentingnya 5 sistem menejemen K3. Sebaliknya pekerja yang telah memahami adanya maksud dan tujuan dari sistem K3, mereka akan memperhatikan dan melaksanakannya dengan penuh kesadaran. Selain pemahaman, pengalaman juga dapat menjadi faktor yang mempengaruhi persepsi mereka, faktor ini dapat berpengaruh kuat terhadap persepsi jika individu pernah mengalaminya. Pengalaman para pekerja tentang kejadian-kejadian yang telah menimpa mereka pada saat bekerja, dapat mempengaruhi persepsi mereka. Pekerja yang pernah mengalami kecelakaan seperti, tergores alat pemotong kayu, kejatuhan kayu, atau yang sakit karena kondisi lingkungan kerja di sana, tentu akan mempunyai persepsi yang positif tentang K3. Mereka tidak ingin kejadian yang pernah mengalaminya terulang lagi, sehingga mereka akan berusaha melakukan pencegahan terhadap kecelakaan yang pernah menimpanya, dengan cara melaksanakan semua peraturan tentang K3. Akan tetapi, pekerja yang belum pernah mengalami kecelakaan pada saat bekerja, mungkin mereka akan menganggap bahwa sistem K3 tidak terlalu penting untuk dilaksanakan, mengingat pelaksanaannya akan merepotkan atau malah membuat tidak nyaman. Adanya persepsi yang berbeda-beda pada tiap pekerja, membuat mereka juga akan melakukan perilaku yang berbeda. Sebagaimana pendapat yang dikemukakan Siswanto: ”Perilaku individu dipengaruhi oleh tiga variabel, yaitu variabel psikologis, variabel fisiologis, dan variabel lingkungan. Variabel psikologis meliputi persepsi, sikap, kepribadian, belajar, dan motivasi. Sedangkan variabel fisik meliputi kemampuan fisik, dan kemampuan mental. Dan variabel lingkungan meliputi keluarga, kebudayaan, dan kelas sosial” (Siswanto, 2006: 76). Perilaku individu yang diakibatkan dari proses persepsi, akan menghasilkan perilaku yang berbeda pula. Seperti perilaku pekerja yang pernah mengalami kecelakaan kerja, mereka tentu akan lebih berhati-hati dan memperhatikan segala sesuatu yang berhubungan dengan keselamatan dirinya saat bekerja. Sebaliknya, pekerja yang tidak pernah mengalami kecelakaan kerja mereka akan kurang memperhatikan akan hal 6 tersebut, dan perilakunya tidak akan sehati-hati mereka yang pernah mengalami kecelakaan. Sebenarnya, kecelakaan kerja bukan hanya mengakibatkan kerugian pada pekerja, tetapi juga kehancuran alat-alat produksi dan hasil produksi. Distribusi hasil produksi dapat terganggu, tertunda atau terhenti, yang kemudian dapat mengganggu kepentingan masyarakat konsumen. Kecelakaan kerja di perusahaan juga sering mengakibatkan polusi dan kerusakan lingkungan (Simanjuntak, 2003; 164). Kecelakaan kerja yang mengakibatkan kehancuran alat-alat produksi juga pernah terjadi di CV. Mitra Dunia Palletindo. Kecelakaan tersebut terjadi karena kebakaran pada mesin pengering kayu. Kebakaran yang terjadi pada hari minggu tanggal 6 Januari 2008 mengakibatkan kerugian sekitar Rp. 200.000.000, padahal kebakaran hanya berlangsung selama ±15 menit. Tidak ada korban pada saat itu, akan tetapi proses Perlakuan Panas (Heat Treatment) yang menggunakan mesin tersebut, tidak dapat dilakukan untuk sementara (Radar Jember, 7 Januari 2008). Banyaknya kerugian yang disebabkan oleh kecelakaan kerja. Maka, Pemerintah mengeluarkan Peraturan tentang Sistem Menejemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang difokuskan untuk mencegah kecelakaan terhadap segala sumberdaya yang ada di perusahaan, dan untuk mengendalikan resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien, dan produktif (Sastrohadiwiryo, 2005: 45). Setiap perusahaan pasti menginginkan para pekerjanya agar mampu bekerja dengan produktif. Banyak hal yang dilakukan oleh berbagai perusahaan untuk membuat pekerjanya menjadi produktif, salah satu caranya yaitu dengan memberikan perlindungan pada saat bekerja. Dengan adanya perlindungan pada saat bekerja, pekerja dapat bekerja dengan konsentrasi tanpa harus merasa takut atau was-was, sehingga mereka dapat berupaya untuk terus dapat meningkatkan produktivitas kerjanya. Akan tetapi, upaya 7 yang dilakukan oleh setiap pekerja dapat berbeda-beda, dikarenakan mereka akan memiliki persepsi yang berbeda-beda tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Pekerja yang memiliki persepsi bahwa mereka akan merasa aman dan nyaman dalam bekerja bila memakai APD atau hal-hal yang berkaitan dengan K3, tentu ia akan dapat bekerja dengan optimal dan bisa menghasilkan produktivitas yang tinggi. Sebaliknya pekerja yang merasa nyaman dalam bekerja karena harus memakai APD atau karena lingkungan kerja yang kurang mendukung, maka ia tidak akan bisa bekerja dengan optimal bahkan justru membuat produktivitas kerjanya menurun. Sebagai salah satu Industri Pengolahan Kayu di Lumajang, CV. Mitra Dunia Palletindo merupakan industri pengolahan kayu yang telah diakui kualitasnya. Ini terbukti dengan di dapatkannya Sertifikat dari Departemen Pertanian, karena Produk Kayu Kemasan yang di produksi telah memenuhi Syarat Standart ISPM #15 (International Standard for Phytosanitary Measures No. 15), yaitu Standar Internasional yang mengatur tentang segala Kemasan Kayu dalam perdagangan Internasional. Karena, Kemasan Kayu yang di Produksi oleh CV. Mitra Dunia Palletindo sebagian besar di impor ke Negara Amerika, Jepang, dan Negara- negara Bagian di Eropa (Profil Perusahaan CV. Mitra Dunia Palletindo). Kemajuan Perusahaan didukung pula oleh Produktivitas pekerja yang tinggi, hal ini dapat dilihat dari Kapasitas Produksi yang di hasilkan pertahun yang mencapai 45.000 lembar Pallet (Tanda Daftar Industri). Dari wawancara dengan sekretaris di CV Mitra Dunia Palletindo, di dapatkan informasi bahwa: ”keberhasilan Perusahaan ini, tidak terlepas dari dukungan dan motivasi pekerja yang mampu bekerja dengan produktif. Bahkan, pekerja terkadang rela bekerja pada hari minggu dan hari libur untuk menyelesaikan pesanan”. Mengingat, sesuai dengan komitmen perusahaan yang selalu memberikan jasa terbaik kepada 8 konsumen, sehingga ketepatan waktu untuk pemesanan merupakan hal utama (Wawancara, tanggal 22 Februari 2008). Dari wawancara tersebut, juga diperoleh informasi bahwa di perusahaan ini, bagian yang merupakan sentral produksi adalah Bagian Perakitan. Di bagian ini setiap pekerja dituntut untuk dapat merakit pallet sesuai dengan jenis pesanan, sehingga ketelitian serta ketepatan ukuran pallet sangat tergantung dari tangan-tangan mereka. (Wawancara, tanggal 22 Februari 2008). Tuntutan kerja yang demikian, tentu mengharuskan pekerja untuk berkonsentrasi dalam melakukan tugasnya. Dalam hal ini lingkungan kerja yang tenang dan nyaman sangat membantu mereka saat bekerja. Sebagaimana penelitian yang dikemukakan oleh Ade Gunawan tentang ”Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja Pegawai Biro Universitas Muhammadiyah Medan Sumatera Utara”, menunjukkan bahwa gaji, lingkungan kerja, dan kesempatan berprestasi mempunyai pengaruh yang sangat signifikan terhadap produktivitas kerja. Akan tetapi, kondisi dan situasi lingkungan kerja yang diharapkan oleh bagian perakitan tersebut tidak sesuai dengan yang diharapkan. Suara mesin-mesin dan alat-alat kerja yang digunakan oleh pekerja lain, dapat menggangu konsentrasi pekerja bagian ini. Padahal, mereka memerlukan lingkungan kerja yang kondusif untuk melakukan pekerjaanya. Berdasarkan pemaparan di atas, di sini peneliti termotivasi untuk meneliti tentang ”Hubungan antara persepsi tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dengan Produktivitas kerja pada Pekerja Bagian Perakitan di CV. Mitra Dunia Palletindo Tempeh-Lumajang”. 9 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis merumuskan masalah yang akan menjadi pokok pembahasan sebagai berikut: 1. Bagaimanakah persepsi tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada pekerja bagian perakitan di CV. Mitra Dunia Palletindo? 2. Bagaimanakah produktivitas kerja pekerja bagian perakitan di CV. Mitra Dunia Palletindo? 3. Adakah hubungan antara persepsi tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dengan produktivitas kerja pekerja bagian perakitan di CV. Mitra Dunia Palletindo? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan Penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui persepsi tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada pekerja bagian perakitan di CV. Mitra Dunia Palletindo. 2. Untuk mengetahui Produktivitas kerja pekerja bagian perakitan di CV. Mitra Dunia Palletindo. 3. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara persepsi tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dengan produktivitas kerja pekerja bagian perakitan di CV. Mitra Dunia Palletindo. 10 D. Manfaat Penelitian Manfaat yang ingin diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Manfaat Teoritis Melalui bimbingan dan praktek psikologi di bidang industri, dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh di bangku kuliah serta dapat menambah wawasan pengetahuan dan keterampilan yang berhubungan dengan Psikologi Industri. 2. Manfaat praktis a. Memberi tambahan pengetahuan (masukan) bagi dunia ilmu pengetahuan pada umumnya, serta bidang psikologi industri pada khususnya tentang Hubungan antara Persepsi tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dengan Produktivitas kerja. b. Memberi Masukan pada CV. Mitra Dunia Palletindo dari hasil Penelitian yang dilakukan tentang Hubungan antara Persepsi tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dengan Produktivitas kerja pada Pekerja Bagian Perakitan.

Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Psikologi" : Hubungan antara persepsi tentang keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dengan produktivitas kerja pada pekerja bagian perakitan di CV. Mitra Dunia Palletindo Tempeh-Lumajang." Untuk Mendownload skripsi ini silakan klik link dibawah ini
DOWNLOAD

Artikel Terkait:

No comments:

Post a Comment