Jasa Pembuatan Skripsi

Jasa Pembuatan Skripsi
Jasa Pembuatan Skripsi

Monday, December 5, 2011

Konsep Belajar Dan Pembelajaran 3 : Prinsip-prinsip Belajar dan Pembelajaran

 Konsep Belajar Dan Pembelajaran 3


C. Prinsip-prinsip Belajar dan Pembelajaran

Prinsip belajar dan pembelajaran merupakan ketentuan atau hukum yang  harus dijadikan pegangan di dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Sebagai  suatu hukum, prinsip belajar akan sangat menentukan proses dan hasil  belajar.Cermati uraian tentang Prinsip-Prinsip pembelajaran sebagai berikut: (1)  Perhatian dan Motivasi (2) Keaktifan (3) Keterlibatan langsung (4) Pengulangan (5)  Tantangan (6) Penguatan (7) Umpan Balik dan (8) Perbedaan Indiviidual 

1.       Motivasi 
Motivasi berfungsi sebagai motor penggerak aktivitas. Bila motornya tidak ada,  maka aktivitas tidak akan terjadi. Apabila motornya lemah, maka aktivitas yang  terjadi pun akan lemah.  Motivasi belajar berkaitan erat dengan tujuan yang hendak dicapai oleh  individu yang sedang belajar. Bila seseorang yang sedang belajar menyadari bahwa  tujuan yang hendak dicapai berguna atau bermanfaat baginya, maka motivasi  belajar akan muncul dengan kuat. Motivasi belajar seperti itu disebut motivasi  intrinsik atau motivasi internal. Jadi munculnya motivasi intrinsik dalam belajar,  karena siswa ingin menguasai kemampuan yang terkandung di dalam tujuan  pembelajaran. 
Coba perhatikan contoh berikut ini Salma siswa kelas III di SD, bersungguhsungguh  mempelajari matematika, karena ia menyadari bahwa kemampuan dalam  bidang matematika bermanfaat sekali di dalam kehidupan sehari-hari. Contoh lain:  Annissa sangat bersungguh-sungguh belajar melukis, karena ia ingin menjadi pelukis  terkenal. 
Coba sekarang perhatikan contoh di bawah ini. Alif, siswa kelas II,  bersungguh-sungguh belajar karena ayahnya menjanjikan sepeda mini bila ia  menjadi siswa terbaik. Contoh lain: Aminah sungguh-sungguh belajar, karena ibu  gurunya pernah memberikan pujian saat ia memperoleh nilai terbaik.  Dua contoh terakhir memiliki perbedaan dari dua contoh sebelumnya (kasus  Salma dan Annissa ). dimana letak perbedaannya? Ya, pada dua contoh terakhir  (kasus Alif dan Aminah), mereka sungguh-sungguh belajar bukan karena ingin  menguasai kemampuan yang terkandung di dalam pelajaran, akan tetapi karena  ingin hadiah atau pujian. Jadi tujuan yang ingin mereka raih berada di luar tujuan  pelajaran yang mereka pelajari. Motivasi seperti itu disebut motivasi ekstrinsik atau  motivasi eksternal.  Akan tetapi keempat contoh kasus di atas memiliki persamaan, yaitu semua  siswa memiliki dorongan belajar, walaupun barangkali kadarnya berbeda. Motivasi  intrinsik disebut pula motivasi murni, karena muncul dari dirinya sendiri. Oleh  karena itu sedapat mungkin guru harus berusaha memunculkan motivasi intrinsik di  kalangan para siswa pada saat mereka belajar; umpamanya dengan cara  menjelaskan kaitan tujuan pembelajaran dengan kepentingan atau kebutuhan siswa. 
Memunculkan motivasi intrinsik di kalangan siswa-siswa pendidikan tingkat  dasar memang agak sulit, karena pada umumnya mereka belum menyadari akan  pentingnya pelajaran yang mereka pelajari.Yang terpenting bagi guru bagaimana  upayanya agar dapat menumbuhkan self motivation yaitu menumbuhkan motivasi  yang datang dari diri siswa itu sediri walaupun awalnya melalui motivasi ekstrinsik.  Memunculkan motivasi ekstrinsik dapat dilakukan antara lain dengan cara: memberi  pujian, hadiah, menciptakan situasi belajar yang menyenangkan, memberi nasihat.  Untuk lebih memantapkan pemahaman anda tentang prinsip motivasi belajar,  silakan kerjakan dulu tugas di bawah ini.  1) Tuliskan dua buah contoh upaya guru membangkitkan motivasi intrinsik siswa !  2) Tuliskan pula tiga buah contoh upaya guru dalam membangkitkan motivasi  ekstrinsik siswa !  Hasil pekerjaan anda sebaiknya didiskusikan dengan guru lain atau dengan tutor. 
2.       Perhatian 
Perhatian erat sekali kaitannya dengan motivasi bahkan tidak dapat  dipisahkan. Perhatian ialah pemusatan energi psikis (fikiran dan perasaan) terhadap  suatu objek. Makin terpusat perhatian pada pelajaran, proses belajar makin baik,  dan hasilnya akan makin baik pula. Oleh karena itu guru harus selalu berusaha  supaya perhatian siswa terpusat kepada pelajaran. Memunculkan perhatian  seseorang pada suatu objek dapat diakibatkan oleh dua hal.  Pertama, orang itu merasa bahwa objek tersebut mempunyai kaitan dengan  dirinya; umpamanya dengan kebutuhan, cita-cita, pengalaman, bakat, dan minat.  Kedua, objek itu sendiri dipandang memiliki sesuatu yang lain dari yang lain, atau  yang lain dari yang sudah biasa, lain dari yang pada umumnya muncul. 
Perhatikan contoh kasus di bawah ini: 
1. Salah seorang siswa di salah satu SD bernama Andi memperhatikan penjelasan  bapak gurunya tentang cara melaksanakan sholat ia sungguh-sungguh  memperhatikan pelajaran tersebut: karena ia di rumah sedang belajar  melaksanakan sholat lima waktu. 
2. Sekelompok siswa di SD pada suatu waktu mengikuti kegiatan pembelajaran  dengan penuh perhatian, karena guru mengajarkan tentang pencemaran udara  dengan menggunakan media video, yang sebelumnya guru tersebut belum  pernah melakukannya. 
3. Sekelompok siswa sedang asyik mengerjakan tugas kelompok melakukan  percobaan sederhana dalam pelajaran IPA. Kelihatannya mereka sangat  sungguh-sungguh mengerjakan tugas tersebut. Biasanya mereka belajar cukup  dengan mendengarkan ceramah dari guru.  Ketiga contoh di atas menggambarkan siswa yang belajar dengan penuh  perhatian dengan sebab yang berbeda-beda.  Contoh pertama, Aisyah belajar dengan penuh perhatian, karena pelajaran  tersebut sesuai dengan yang sedang ia butuhkan. (pelajaran tersebut ada kaitan  dengan diri siswa). Pada contoh kedua, siswa belajar dengan penuh perhatian,  karena guru mengajar dengan menggunakan media (cara guru mengajar lain dari  kebiasaannya).  Demikian pula pada contoh ketiga, siswa belajar dengan penuh perhatian  karena guru menggunakan metode yang bervariasi (tidak hanya ceramah).
Dari  uraian dan contoh tersebut dapat disimpulkan bahwa: 
1) Belajar dengan penuh perhatian pada pelajaran yang sedang dipelajari, proses  dan hasilnya akan lebih baik. 
2) Upaya guru menumbuhkan dan meningkatkan perhatian siswa terhadap  pelajaran dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain: 
a) Mengaitkan pelajaran dengan pengalaman, kebutuhan, cita-cita, bakat, atau  minat siswa.  b) Menciptakan situasi pembelajaran yang menyenangkan. (fun learning)  Umpamanya: penggunaan metode mengajar yang bervariasi, penggunaan  multimedia, menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar.  Coba anda pilih/tetapkan salah satu pokok bahasan dari salah satu mata  pelajaran yang biasa anda ajarkan !  1) Menarik perhatian siswa dengan cara mengaitkan pelajaran tersebut dengan diri  siswa (umpamanya dengan pengalaman mereka atau yang sesuai dengan  kebutuhan mereka)  2) Menarik perhatian siswa dengan cara menciptakan situasi pembelajaran yang  bervariasi (melelui penggunaan multi metoda dan multi media).  Pendapat anda sebaiknya didiskusikan dengan guru lain atau dengan tutor anda. 
3.       Aktivitas 
Seperti telah dibahas di depan, bahwa belajar itu sendiri adalah aktivitas,  yaitu aktivitas mental dan emosional.Peristiwa belajar didalamnya selalu  mengandung aktivitas walaupun kadarnya berbeda-beda. Bagaimana seorang guru  dapat mengaktifkan siswa belajar sangat tergantung pada kepiawaian guru itu  sendiri dalam melaksanakan dan mengelola pembelajaran. Saat ini guru SD dituntut  memiliki kemampuan untuk membelajarkan siswa secara aktif baik fisik,  mental/intelektual, dan emosional. Kadar aktivitas yang tinggi dalam belajar  membuat siswa meperoleh hasil belajar lebih bermakana.
Siswa sebaiknya dapat  memperoleh pengalaman langsung melalui inteaksi eksplorasi dan melakukan  investigasi (penyelidikan) dengan lingkungan belajar baik lingkugan sosial, pisik  maupun lingkungan alam. Sebagai contoh dalam pelajaran IPA pokok materi  pencemaran dalam kegiatan pembelajaran guru membagi siswa menjadi tiga  kelompok. Masing-masing kelompok melakukan observasi, diskusi eksplorasi  tentang jenis-jenis pencemaran. Kelompok satu pencemaran air, kelompok dua  berkaitan dengan pencemaran tanah dan kelompok tiga tentang pencemaran  udara.Masing-masing kelompok akan mepresentasikan hasil kerjanya di kelas. Apa  yang dapat anda cermati dari peristiwa belajar tersebut? Dalam melaksanakan  pembelajaran guru harus berupaya mengoptimalkan aktivitas siswa dalam belajar.  Kegiatan mendengarkan penjelasan guru, sudah menunjukkan adanya  aktivitas belajar. Akan tetapi barangkali kadarnya perlu dtingkatkan dengan  menggunakan metode-metode mengajar lain. Sekali lagi untuk memantapkan  pemahaman anda tentang upaya meningkatkan kadar aktivitas belajar siswa; coba  anda tetapkan salah satu pokok bahasan dari salah satu mata pelajaran yang biasa  anda ajarkan. Silahkan anda rancang, kegiatan-kegiatan belajar seperti apa yang  akan dilakukan siswa anda, supaya kadar aktivitas belajar mereka relatif tinggi.  Bila sudah selesai anda kerjakan, silahkan diskusikan dengan guru lain di  sekolah anda atau guru sesama peserta program ini. 
4.       Umpan Balik 
Siswa perlu mengetahui apakah yang ia lakukan di dalam proses  pembelajaran atau tugas-tugas yang ia kerjakan selama atau sesudah proses  pembelajaran tersebut sudah benar atau belum.  Bila ternyata masih salah, pada bagian mana ia masih salah dan mengapa  bisa terjadi salah, serta bagaimana seharusnya ia melakukan kegiatan belajar  tersebut.  Untuk itu siswa perlu sekali memperoleh umpan balik dengan segera, supaya  ia tidak terlanjur berbuat kesalahan yang dapat menimbulkan kegagalan  belajar.Umpan balik juga dapat diberikan tidak hanya pada saat proses  pembelajaran berlangsung, tetapi terhadap tugas yag dikerjakan siswa di rumah  hasil tugas tersebut diberi umpan balik sehingga siswa mengetahui hasil  pekerjaannya itu benar atau salah. Coba renungkan apa yang dimaksud dengan  umpan balik? Umpan balik dapat diartian sebagai kegiatan tahu hasil.Bagaimana  cara anda memberikan umpan balik terhadap siswa, coba tuliskan.  Di bawah ini ada beberapa cara yang dapat dilakukan, coba perhatikan. 
1. Guru mengatakan bahwa pekerjaan siswa salah 
2. Guru mengatakan bahwa pekerjaan siswa masih salah sambil ditunjukkan  pada bagian mana siswa masih salah. 
3. Guru menunjukkan kepada siswa pada bagian mana siswa masih salah,  kemudian dijelaskan mengapa masih salah dan diminta kepada siswa  tersebut untuk memperbaiki bagian yang masih salah tersebut.  Dari ketiga cara tersebut, cara yang ketiga merupakan cara yang lebih baik  dalam memberikan umpan balik daripada cara pertama dan kedua. Hal ini karena  dengan cara ketiga guru bukan hanya menyalahkan, akan tetapi menjelaskan pula  kepada siswa, mengapa pada bagian tersebut siswa masih salah.  Dengan cara ketiga siswa akan lebih memahami alasan ia melakukan  kesalahan. Belajar dengan penuh pemahaman hasilnya akan lebih baik. 
5.       Perbedaan Individual 
Belajar tidak dapat diwakilkan kepada orang lain. Tidak belajar, berarti tidak  akan memperoleh kemampuan. Belajar dalam arti proses mental dan emosional  terjadi secara individual. Jika kita mengajar di suatu kelas, sudah barang tentu kadar  aktivitas belajar para siswa beragam.  Di samping itu, siswa yang belajar sebagai pribadi tersendiri, yang memiliki  perbedaan dari siswa lain. Perbedaan itu mungkin dalam hal pengalaman, minat,  bakat, kebiasaan belajar, kecerdasan, tipe belajar dan sebagainya.  Guru yang menyamaratakan siswa, menganggap semua siswa sama,  sehingga memperlakukan mereka sama kepada semua, pada prinsipnya  bertentangan dengan hakikat manusia, khususnya siswa. 
Guru yang bijaksana akan menghargai dan memperlakukan siswa sesuai  dengan hakikat mereka masing-masing. Suatu tindakan guru yang dipandang tepat  terhadap seorang siswa, belum tentu tepat untuk siswa yang lain. Akan tetapi ada  perlakuan yang memang harus sama terhadap semua.  Perlakuan guru terhadap siswa yang cepat harus berbeda dengan guru  memberikan perlakuan terhadap siswa yang lamban. Siswa yang lamban perlu  banyak dibantu.Sedangkan siswa yang cepat dapat diberi kesempatan lebih dulu  maju atau melakukan pengayaan. 
Di dalam menggunakan metode mengajar, guru perlu menggunakan metode  mengajar yang bervariasi, sebab mungkin siswa yang kita ajar memiliki tipe belajar  yang berbeda. Siswa yang memiliki tipe belajar auditif akan lebih mudah belajar  melalui pendengaran, siswa yang memiliki tipe belajar motorik akan memiliki tipe  belajar visual akan lebih mudah belajar melalui penglihatan, sedangkan siswa yang  memiliki tipe belajar motorik akan lebih mudah belajar melalui perbuatan.  Untuk keperluan itu semua perlu memahami pribadi masing-asing yang  menjadi bimbingannya. Oleh karena itu catatan pribadi tiap siswa sangat  bermanfaat. Setiap siswa perlu dicatat tentang: kecerdasannya, bakatnya, tipe  belajarnya, latar belakang kehidupan orang tuanya, kemampuan panca inderanya,  penyakit yang dideritanya, bahkan kejadian sehari-hari yang dipandang penting.  Semua itu harus dicatat pada catatan pribadi siswa. Buku catatan pribadi siswa  tersebut harus diisi secara rutin dan harus terus mengikuti siswa tersebut ke kelas  dan ke jenjang pendidikan berikutnya.  Buku catatan pribadi tiap siswa kelas I, setelah mereka naik kelas II, harus  diserahkan kepada guru kelas II untuk digunakan dan diisi dengan data/catatan  baru; begitulah seterusnya sampai ke jenjang pendidikan berikutnya.  Adakah buku catatan pribadi tiap siswa di kelas tempat anda mengajar? Bila  ada, coba pelajari:  1. Data apa saja yang dicatat  2. Kapan buku tersebut diisi  3. Pernahkah buku catatan pribadi tersebut digunakan, dan untuk apa.  4. Bagaimana saran anda untuk pemanfaatan buku catatan pribadi tersebut:  Jika ternyata belum ada, coba buat sebuah model buku catatan pribadi siswa  yang menurut anda cukup lengkap untuk keperluan pembimbingan belajar terhadap  siswa. Itulah lima prinsip belajar telah kita diskusikan. Silahkan anda mempelajari  berbagai sunber tentang belajar. Akan tetapi paling tidak kelima prinsip di atas  hendaknya menjadi pegangan kita di dalam membelajarkan siswa-siswa kita. 

LATIHAN 
Untuk memantapkan apa yang telah Anda pelajari pada kegiatan satu , kerjakanlah  tugas dan latihan ini dengan cermat. 
1. Belajar adalah proses perubahan perilaku berdasarkan pengalaman dan latihan,  kemukakan contoh hasil belajar untuk aspek pengetahuan, sikap dan  keterampilan 
2. bagaimana implikasi prinsip belajar dan pembelajaran terhadap tugas dan  tanggung jawab guru dalam melaksanakan pembelajaran di kelas 
3. Bagaimana upaya guru dalam mengembangkan aktivitas siswa dalam  pembelajaran di SD. 

RANGKKUMAN  Bacalah rangkuman di bawah ini untuk lebih memantapkan ingatan anda  terhadap materi yang telah dipelajari.  Belajar memiliki tiga atribut pokok, diantaranya sebagai berikut. 
1. Belajar merupakan proses mental dan emosional atau aktivitas fikiran dan  perasaan 
2. Hasil belajar berupa perubahan perilaku, baik yang menyangkut kognitif,  psikomotorik, maupun afektif. 
3. Belajar berkat mengalami, baik mengalami secara langsung maupun mengalami  secara tidak langsung (melalui media). Dengan kata lain belajar terjadi di dalam  interaksi dengan lingkungan (lingkungan fisik dan lingkungan sosial). 
4. Mengajar adalah proses membimbing kegiatan belajar. Mengajar akan  bermakna bila terjadi kegiatan belajar siswa.  Pembelajaran merupakan suatu sistem lingkungan belajar yang terdiri dari  tujuan, bahan pelajaran, strategi, alat, siswa, dan guru. Semua unsur atau  komponen tersebut saling berkaitan, saling mempengaruhi, dan semuanya berfungsi  dengan berorientasi kepada tujuan. 
Belajar terjadi secara efektif apabila memperhatikan beberapa prinsip,  sebagai berikut: 
1. Motivasi, yaitu dorongan untuk melakukan kegiatan belajar, baik motivasi  intrinsik maupun motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik dinilai lebih baik, karena  berkaitan langsung dengan tujuan pembelajaran itu sendiri. 
2. Perhatian atau pemusatan energi psikis terhadap pelajaran erat kaitannya  dengan motivasi. Untuk memusatkan perhatian siswa terhadap pelajaran bisa  didasarkan terhadap siswa itu sendiri dan atau terhadap situasi  pembelajarannya. 
3. Aktivitas belajar itu sendiri adalah aktivitas. Bila fikiran dan perasaan siswa tidak  terlibat aktif dalam situasi pembelajaran, pada hakikatnya siswa tersebut tidak  belajar. Penggunaan metode dan media yang bervariasi dapat merangsang siswa  untuk lebih aktif belajar. 
4. Umpan balik di dalam belajar sangat penting, supaya siswa mengetahui benar  tidaknya pekerjaan yang ia lakukan. Umpan balik dan guru yang sebaiknya  mampu menyadarkan siswa terhadap kesalahan mereka dan meningkatkan  pemahaman siswa akan pelajaran tersebut. 
5. Perbedaan individual adalah individu tersendiri yang memiliki perbedaan dari  yang lain. Guru hendaknya mampu memperhatikan dan melayani siswa sesuai  dengan hakikat mereka masing-masing. Berkaitan dengan ini catatan pribadi  setiap siswa sangat diperlukan. 


Artikel Terkait:

No comments:

Post a Comment