Jasa Pembuatan Skripsi

Jasa Pembuatan Skripsi
Jasa Pembuatan Skripsi

Friday, May 11, 2012

Program Pengajaran Membaca Permulaan


            Materi pengajaran bisa merupakan sebagai ancaman bagi kreatifitas guru. Guru dapat menjadi terlalu tergantung atau didominasi oleh materi. Jika seseorang berangkat dari premis bahwa pengajaran yang jelek itu adalah merek dagang sekolah kita, maka materi contoh dari gurulah yang tampaknya diinginkan. Di lain pihak bila sesorang percaya bahwa para pengajar merupakan variabel yang penting di dalam situasi belajar di kelas, maka orang mungkin mengharapkan guru tersebut menjadi sumber utama input dalam strategi mengajar. Kini jelaslah bahwa para guru tidaklah dapat dan seharusnya tidak mengembangkan semua bahan yang mereka perlukan di dalam mengajar membaca.
            Selain itu juga jelas bahwa materi yang diduga keras sama-sama berguna bagi semua anak ternyata tidaklah demikian. Pembelajar yang berbeda memerlukan pengajaran yang berbeda pula. Berikut akan dibahas materi-materi yang dipersiapkan di luar sekolah tetapi didesain secara khusus untuk mengajar membaca di sekolah-sekolah. Setiap perangkat materi mewakili suatu filsafat pengajaran. Materi yang berbeda akan memiliki beberapa tujuan pengajaran yang bersifat umum dan beberapa premis filsafat dan tujuan pengajaran yang bersifat umum dan beberapa premis filsafat dan tujuan pengajaran yang membedakan mereka dari pendekatan lain. Mungkin salah satu perbedaan utama antara materi yang tersedia akan bisa ditemukan dalam derajat penekanan yang ditempatkan dalam mengajar keterampilan-keterampilan khusus.

Pendekatan Buku Bacaan Basal
            Sudah lama seri buku bacaan basal ini dipergunakan di kelas-kelas dasar untuk mengajar membaca. Namun telah muncul sejumlah kritik bahwa :
1. Bahan ini membosankan, tak bermutu, dan terlalu repetitif
2. Bahasa yang dipergunakan sedikit menyimpang dari kegunaan bahasa anak
3. Bahan ceritanya seringkali kekurangan manfaat sastra.
4. Pada kelas satu terlalu kurang penenkanannya pada pengajaran tentang hubungan antara bunyi dan huruf.
5. Isinya hampir selalu berkaitan dengan karakter dan insiden yang berasal dari strata kelas menengah, dan dari kelompok minoritas secara praktis diabaikan.
menengah, dan dari kelompok minoritas secara praktis diabaikan. Dengan adanya kritik tersebut penerbit dan pengarang telah mengadakan perubahanperubahan yang dirasa perlu untuk meningkatkan nilai materi itu. Namun ada kritik lain yang kenyataannya tidak ditujukan pada materi basal, melainkan pada kesalahan pemakaian materi tersebut. Misalnya ketika mempergunakan basal guru :
1. Menyuruh sekelompok siswa membaca ‘round robin’ pada setiap cerita yang mereka baca. Setiap anak disuruh memfokuskan perhatiannya pada baris yang sama pada saat tertentu.
2. Mengambil jalan tanpa perkecualian pada tiga kelompok dalam kelas itu, dan kelompok tersebut tetap statis sepanjang tahun.
3. Tidak membuat ketentuan akan perbedaan-perbedaan individual diluar pola tiga kelompok ini.
4. Bertahan pada pembaca yang lebih lancar hanya untuk materi biasa saja, dengan memaksanya bergerak pada langkah yang berada jauh dibawah kapasitasnya.
5. Melarang anak-anak memilih dan membaca buku lain yang dia sukai.
            Itulah tadi uraian singkat tentang kritik terhadap pendekatan buku bacaan basal. Berikut ini akan diuraikan tentang materi yang biasanya ditemukan pada seri membaca basal. Materi tersebut disusun untuk sejajar dengan sistem level kelas dan kisaran kesulitan bahan tersebut dari buku kesiapan tipe kerja (berisi gambar, bentuk-bentuk geometri, dan latihan penjodohan huruf) sampai antologi yang agak banyak untuk level kelas tujuh dan delapan.
Buku-buku Kesiapan
            Pada level kesiapan bukunya berisi gambar, atau serangkaian gambar, yang berisi kisah yang berpusat pada anak. Dari gambar tersebut, guru dan anak mengembangkan suatu cerita. Semakin terampil guru dalam memberikan latar belakang dan melibatkan siswa untuk berpartisipasi dan melakukan interprestasi, maka penggunaan material itu semakin berhasil. Buku-buku kesiapan lainnya memerintahkan siswa untuk megidentifikasi dan menandai kata, huruf, atau obyek yang mirip, untuk memudahkan perkembangan visual anak. Untuk memperkuat pembedaan auditory, anak diminta mengidentifikasi dua gambar di dalam suatu kelompok yang kata-kata penamaannya ‘rima. Dengan mengidentifikasi pasangan-pasangan gambar lainnya yang mulai dengan bunyi yang sama akan memberi praktek di dalam pembedaan bunyi awal.
Preprimer
            Buku-buku kesiapan diikuti oleh serangkaian tiga atau empat preprimer yang mana karakternya sama dengan yang dijumpai dan diperbincangkan anak dalam buku-buku kesiapan itu. Preprimer tersebut memperkenalkan anak kepada kata-kata cetak bersama-sama dengan  gambar. Beberapa halaman pertama memiliki kata-kata tunggal yang berupa ‘kata-kata penamaan’ (naming words) bersama-sama dengan gambar itu. Banyak materi basal yang dicoraki oleh kontrol kosa kata yang agak kaku. Kontrol ini tidak melibatkan kata-kata mana yang diperkenalkan, namun agaknya tingkat perkenalannya tersebut. Selain itu karena cerita pada preprimer pertama itu hanya terbatas pada dua dosen kata yang berbeda, cerita itu kekurangan kegunaan sastra, maka para kritikus mengatakan materi ini membosankan, tak bermutu, tak tersusun, dan ofensif kepada mata dan telinga.
Primers
            Primer merupakan buku hardback pertama dalam seri itu. Dia dengan cermat membangun cerita dari apa yang telah terjadi sebelumnya, dengan mempergunakan karakter yang sama yang telah dikenal anak dan mengulang kembali kata-kata yang telah mereka dijumpai. Selanjutnya, diperkenalkan 100 sampai 150 kata-kata baru.
Pembaca Pertama
            Beberapa seri berisi pembaca pertama tunggal : lainnya memiliki dua (level I-1 dan level I- 2). Seri yang berbeda juga berbeda dalam hal beban kosa kata yang diperkenalkannya, namun kisarannya untuk kelas pertama ialah antara 350 dan 400 kata.
Pembaca yang Digradasikan
            Setiap level kelas berikutnya memperkenalkan satu atau lebih buku membaca basal. Banyak seri menyediakan dua buku pada setiap level kelas, kedua sampai keempat, dan satu buku pada kelas lima atau lebih. Buku-buku tersebut biasanya ditandai dengan nomor kelas plus tulisan di bawah garis yang menunjukkan paruh tahun pertama atau kedua.
Buku Kerja
            Tersedia buku kerja yang paralel dengan setiap level preprimer, primer, pembaca pertama, 2-1, dsb). Buku kerja tersebut mewakili materi yang disusun sebagai latihan mengajar, latihan tersebut biasanya didesain sedemikian rupa sehingga satu konsep atau keterampilan berhubungan dengan yang ada pada setiap halaman. Latihan tersebut memperkuat pengajaran keterampilan. Materi-materi
Pelengkap
            Sudah menjadi semakin umum semua level kelas seri pembaca dasar disertai beberapa buku pelengkap yang dipergunakan berkaitan dengan seri yang digradasikan secara reguler. Ada buku tambahan yang lebih sulit maupun yang lebih mudah dari seri yang digradasikan secara ajeg. Sekarang ada materi-materi pelengkap yang meliputi bagan dinding yang berukuran besar atau bagan buku spiral yang benar-benar duplikat dari suatu premier. Dan juga tersedia filmstrip khusus dipergunakan dengan seri pembaca dasar.
Buku Pedoman Guru
            Setiap level membaca misalnya untuk tingkatan preprimer, primer, begitu pula setiap level berikutnya disertai dengan buku pedoman yang berisi tentang penggunaan secara efektif materi itu.  

 Download Isi Lengkap  dari Makalah Ini :  
 


Artikel Terkait:

No comments:

Post a Comment