Jasa Pembuatan Skripsi

Jasa Pembuatan Skripsi
Jasa Pembuatan Skripsi

Tuesday, July 30, 2013

Download Skripsi Gratis Biologi : Pengaruh Ekstrak Kelopak Rosela (Hibiscus sabdariffa) Terhadap Peningkatan Jumlah Eritrosit

Anemia merupakan penyakit kurang darah, yang dapat disebabkan oleh
hilangnya darah atau pendarahan dan produksi sel darah merah yang tidak cukup oleh
sumsum tulang. Anemia ini, bisa ditandai dengan gejala cepat lelah, kurang
bergairah, tidak mampu berkonsentrasi, kurang selera makan, pusing, sesak napas dan
lain sebagainya. Di Indonesia anemia mencapai 38-71,5 % yang umumnya diderita
oleh para wanita, ibu hamil dan buruh yang berpenghasilan rendah. Faktor
penyebabnya adalah kekurangan zat gizi, asam folat, zat besi dan vitamin C.
Rosela (Hibiscus sabdariffa) merupakan tanaman herba yang mudah tumbuh
di berbagai daerah. Secara luas dikenal mempunyai khasiat sebagai obat anti
hypertensi, diabetes dan antimitosis. Dalam 100 g kelopak Rosela terdapat sekitar
8,98 mg zat besi dan 244,4 mg vitamin C. Adanya kandungan zat besi dan vitamin C
yang tinggi ini, diduga dapat meningkatkan jumlah eritrosit dan kadar hemoglobin
dalam darah tikus putih (Rattus norvegicus).
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental menggunakan empat dosis
perlakuan yaitu pemberian ekstrak kelopak Rosela (Hibiscus sabdariffa) dosis 0
(kontrol); 0,18; 0,36 dan 0,72 g/ekor/hari pada tikus putih (Rattus norvegicus) dengan
enam kali ulangan. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap
(RAL). Data yang diperoleh dianalisis menggunakan Analisis Kovarian (ANKOVA)
1 faktor, apabila terdapat perbedaan antar perlakuan, maka dilanjutkan dengan uji
BNT 5 %. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak kelopak Rosela (Hibiscus
sabdariffa) memberikan pengaruh terhadap peningkatan jumlah eritrosit dan kadar
Hemoglobin (Hb) dalam darah tikus putih (Rattus norvegicus). Dosis ekstrak kelopak
Rosela (Hibiscus sabdariffa) yang paling optimal untuk meningkatkan jumlah
eritrosit dan kadar hemoglobin (Hb) dalam darah tikus putih (Rattus norvegicus)
adalah 0,72 g/ekor/hari kemudian diikuti oleh dosis 0,36 dan 0,18 g/ekor/hari.


Artikel Terkait:

No comments:

Post a Comment