Abstract
INDONESIA:
Siswa SMK kelas XII berada pada tahap eksplorasi periode kristalisasi, pada masa ini siswa mulai mengidentifikasi kesempatan dan tingkat pekerjaan yang sesuai, serta mengimplementasikan pilihan karir dengan memilih pendidikan dan pelatihan yang sesuai. Sehingga individu yang mampu untuk menentukan pilihan karir yang realistis dengan dirinya merupakan indikasi individu yang memiliki kematangan karir. Salah satu faktor yang mempengaruhi kematangan karir seseorang adalah self efficacy (efikasi diri). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat self efficacy (efikasi diri) dan kematangan karir pada siswa SMK Ahmad Yani Jabung Malang, serta untuk mengetahui hubungan self efficacy (efikasi diri) dengan kematangan karir siswa SMK kelas XII Ahmad Yani Jabung Malang.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif korelasi yaitu untuk mengetahui hubungan dari suatu variabel terhadap variabel lainnya. Subjek yang diambil dalam penelitian adalah siswa SMK kelas XII Ahmad Yani Jabung Malang yang berjumlah 30 siswa, terdiri dari 15 siswa jurusan Teknik Komputer dan Jaringan, serta 15 siswa dari jurusan Tata Niaga dan Pemasaran. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah teknik cluster random sampling. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan skala self efficacy (efikasi diri) dan skala kematangan karir. Analisis data yang digunakan adalah teknik uji korelasional product moment.
Pada penelitian ini ditemukan bahwa mayoritas siswa SMK Ahmad Yani Jabung Malang mempunyai tingkat self efficacy (efikasi diri) yang sedang yaitu dengan persentase 73,3% (22 siswa), sedangkan 13,3% (4 siswa) memiliki efikasi diri yang tinggi, dan 13,3% (4 siswa) memiliki efikasi diri yang rendah. Untuk tingkat kematangan karir ditemukan bahwa mayoritas siswa SMK Ahmad Yani Jabung Malang berada pada kategori sedang dengan persentase 60% (18 siswa), sedangkan 20% (6 siswa) memiliki tingkat kematangan karir tinggi, dan 20% (6 siswa) memiliki tingkat kematangan karir rendah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara self efficacy (efikasi diri) dengan kematangan karir pada siswa SMK Ahmad Yani Jabung Malang, hal ini ditunjukkan oleh koefisien korelasi = 0,802 dengan p = 0,000 dan berada pada taraf signifikansi 0,01 sehingga p < 0,01, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis diterima.
ENGLISH:
Vocational students of class XII are at the exploration stage crystallization period, during this time the students begin to identify opportunities and employment levels are appropriate, and implement career options by selecting the appropriate education and training. So that individuals are able to determine a realistic career option by itself is an indication of an individual who has a career maturity. One of the factors that affect a person's career maturity is self-efficacy (self-efficacy). This study aims to determine the level of self-efficacy (self- efficacy) and career maturity in students of SMK Ahmad Yani Jabung Malang, as well as to determine the relationship of self-efficacy (self-efficacy) with career maturity class XII student of SMK Ahmad Yani Jabung Malang.
This research uses quantitative correlation study is to determine the relationship of one variable to another variable. Subjects were taken in the study were students of class XII SMK Ahmad Yani Jabung Malang, amounting to 30 students, consisting of 15 students majoring in Computer Engineering and Networks, as well as 15 students from the Department of dministration and Commerce Marketing. Sampling technique in this study was cluster random sampling echnique. Methods of data collection in this study using a scale of self- efficacy (self-efficacy) and career maturity scale. The data analysis technique used is the product moment correlation test.
This study found that the majority of students of SMK Ahmad Yani Jabung Malang have this level of self-efficacy (self-efficacy) is the percentage being 73.3% (22 students), whereas 13.3% (4 students) have a high self-efficacy, and 13.3% (4 students) have a low self-efficacy. For the level of career maturity was found that the majority of students of SMK Ahmad Yani Jabung Malang in middle category with the percentage of 60% (18 students), whereas 20% (6 students) have higher levels of career maturity, and 20% (6 students) have a maturity level career lower. The results showed that there is a significant positive relationship between self-efficacy with career maturity in students of SMK Ahmad Yani Jabung Malang, this is indicated by the correlation coefficient =0,802 with p = 0.000 and the significance level is at 0.01 so p < 0.01, thus it can be concluded that the hypothesis is accepted.
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Masalah Dewasa ini,
pertumbuhan penduduk di Indonesia semakin bertambah, teknologi semakin canggih,
serta ilmu pengetahuan semakin berkembang. Seiring dengan perkembangan itu
banyak perubahan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat. Perubahan yang paling
terasa saat ini di Indonesia adalah perubahan dalam bidang perekonomian,
perindustrian, dan pendidikan. Berbicara tentang permasalahan pendidikan, pada
dasarnya pendidikan yang diambil seseorang sangat erat kaitannya dengan
pekerjaan nantinya. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Ahmad Siddiq Toha dalam
Kompas (11:3:2013) bahwa pendidikan memiliki peran penting ke depannya dan
dijadikan sebagai acuan untuk dunia kerja nantinya. Dengan demikian, pendidikan
yang diambil akan berimplikasi terhadap pekerjaan seseorang. Sehingga
dimungkinkan salah satu tujuan seseorang menempuh pendidikan adalah untuk
mendapatkan pekerjaan yang diinginkannya. Pekerjaan merupakan salah satu
kebutuhan bagi setiap orang. Dengan bekerja seseorang mampu untuk memenuhi
kebutuhan hidup, terutama dalam kebutuhan ekonomis, sosial, maupun psikologis.
Sebagaimana yang dijelaskan oleh Herr dan Cramer ( Isaccson, 1985; dalam
Mariyatin, 2012) bahwa pekerjaan memiliki peran yang sangat besar dalam
memenuhi kebutuhan hidup 2 manusia, terutama kebutuhan ekonomis, sosial, dan
psikologis. Secara ekonomis orang yang bekerja akan memperoleh penghasilan yang
akan digunakan untuk membeli kebutuhan sehari-hari. Dan secara sosial orang
yang memiliki pekerjaan akan lebih dihargai daripada orang yang menganggur.
Dalam masa globalisasi yang terjadi di segala aspek kehidupan masyarakat ini,
manusia tidak dapat lagi menghindarkan diri dari persaingan kerja demi
kelangsungan hidupnya. Saat itu seseorang dihadapkan pada suatu keadaan yang
mengharuskan seseorang untuk memilih, mempertimbangkan, dan memprediksi sesuatu
yang diinginkan, sehingga dalam hal ini diperlukan strategi guna mempersiapkan
diri untuk meraih sesuatu yang lebih baik daripada keadaannya sekarang dalam
hal pemilihan karir. Sehingga dengan pemilihan karir yang tepat seorang
individu diharapkan mampu untuk mencapai kematangan karir yang lebih baik.
Super (dalam Coertse & Schepers, 2004:60) menyatakan bahwa kematangan karir
adalah keberhasilan individu untuk menyelesaikan dan mengatasi tugas-tugas
perkembangan karir yang khas pada tiap tahapan perkembangan karir. Kematangan
karir menurut Super (dalam Coertse & Schepers, 2004:60) dapat diungkap
berdasarkan aspek-aspek kematangan karir yaitu pengetahuan tentang diri,
kemampuan dalam mengambil keputusan dan perencanaan karir, keingintahuan
mengenai informasi karir, serta kemampuan dalam mengintegrasikan pengetahuan
tentang diri dan karir. Selain itu kematangan karir menurut Super (dalam Li Lau
dkk, 2013:38) juga merupakan kesiapan afektif dan kognitif dari individu untuk
mengatasi tugas-tugas 3 perkembangan yang dihadapkan kepadanya. Kesiapan
afektif terdiri dari perencanaan dan eksplorasi karir, sementara kesiapan
kognitif terdiri dari kemampuan mengambil keputusan dan wawasan mengenai karir
yang diinginkan. Sedangkan menurut Yost Corbishly (dikutip Rusmawati dkk, 2008)
kematangan karir adalah keberhasilan individu untuk menyesuaikan dan membuat
keputusan karir yang tepat dan sesuai dengan tahap perkembangan karirnya. Dan
menurut Savickas (1990:4) kematangan karir adalah kesiapan individu dalam
memilih karir dan membuat keputusan karir yang sesuai dengan kehendak hati
serta kecenderungan kepribadian dan tahap perkembangan karirnya. Kematangan
karir merupakan hal yang sangat penting dalam menentukan kehidupan yang
diinginkan seseorang. Kematangan karir ditandai dengan kesiapan seseorang dalam
menentukan pilihan karir yang realistis dengan dirinya (Savickas,1990:4),
karena menurut Havighurst memilih dan menyiapkan lapangan pekerjaan atau karir
merupakan tugas perkembangan yang harus diselesaikan dengan baik oleh seorang
individu, termasuk seorang remaja (dalam Ali & Asrori, 2008:165). Menurut
teori perkembangan karir yang dikemukakan oleh Super (Munandir 1996; dalam
Rahma, 2010:43), dikatakan bahwa pemilihan karir dalam rangka mencapai
kematangan karir yang baik biasanya dimulai pada saat siswa menginjak kelas XII
karena pada tahap ini siswa masuk pada tahap eksplorasi periode kristalisasi,
pada masa ini siswa mulai mengidentifikasi kesempatan dan tingkat pekerjaan
yang sesuai, serta mengimplementasikan pilihan karir dengan memilih pendidikan
dan pelatihan yang sesuai, akhirnya memasuki pekerjaan 4 yang sesuai dengan
pilihannya. Untuk mendapatkan pendidikan dan pelatihan yang sesuai, individu
diharuskan untuk memilih instansi pendidikan yang sesuai dengan keinginan serta
minat yang dimilikinya. Salah satu institusi sekolah yang mempersiapkan
siswanya untuk mampu terjun langsung ke dunia kerja setelah lulus adalah
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). SMK adalah satu institusi pendidikan yang
mempersiapkan siswanya untuk mampu terjun dalam dunia kerja setelah lulus.
Menurut peraturan pemerintah Republik Indonesia No. 29 Tahun 1990 tentang Pendidikan
Menengah Bab I Pasal I Ayat 3 menyatakan bahwa pendidikan menengah kejuruan
adalah pendidikan pada jenjang menengah yang mengutamakan pengembangan
kemampuan siswa untuk melaksanakan jenis pekerjaan tertentu. Program pendidikan
SMK dikhususkan bagi siswa yang mempunyai minat tertentu dan siap untuk bekerja
serta membuka lapangan pekerjaan yang sesuai dengan keterampilan yang diberikan
dari sekolah dan bakat yang dimiliki siswa (Depdikbud, 1999).
SMK Ahmad Yani Jabung Malang merupakan salah satu contoh Sekolah
Menengah Kejuruan yang dikhususkan bagi siswa yang mempunyai minat tertentu dan
siap untuk bekerja serta membuka lapangan pekerjaan sesuai dengan keterampilan
dan bakat yang dimiliki. Hal tersebut sesuai dengan visi SMK Ahmad Yani Jabung
itu sendiri yaitu : Terwujudnya SMK Ahmad Yani Jabung Malang sebagai lembaga
pendidikan dan pelatihan yang mampu menghasilkan lulusan yang kompeten sesuai
dengan kompetensi yang diajarkan dan berjiwa wirausaha. Bentuk-bentuk program
keahlian bagi siswa SMK ini antara lain : 5 Teknik Komputer Jaringan, Tata
Niaga, Pemasaran, dan Farmasi (http:// smkungu.wordpress.com/seputar-sekolah).
Berdasarkan wawancara (Rabu, 5 Desember 2013) dengan Kepala Sekolah SMK Ahmad
Yani Jabung Malang, jurusan yang ditawarkan di SMK Ahmad Yani Jabung Malang
disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat dan kebutuhan lapangan kerja, oleh
karena itu kurikulumnya memang diarahkan atau disiapkan untuk memasuki dunia
kerja, karena diharapkan setelah lulus atau keluar dari sekolah, siswa-siswi
mempunyai kesiapan untuk terjun langsung ke dunia kerja sesuai dengan jurusan
yang mereka pilih. Tidak dapat dipungkiri bahwa motivasi siswa-siswi pada saat
awal masuk SMK adalah ingin masuk dunia kerja, artinya harapan mereka setelah
lulus sekolah langsung bisa masuk dunia kerja atau langsung bisa bekerja, hal
ini juga dipengaruhi oleh latar belakang ekonomi siswa yang mayoritas barada
pada level menengah ke bawah. Oleh karena itu, dengan memasuki dunia SMK siswa
berharap dapat mempersiapkan masa depan/karir yang lebih jelas ke depannya.
Sebagaimana yang dijelaskan oleh Havighurst (dalam Ali & Asrori, 2008:165)
bahwa mempersiapkan masa depan, terutama karir merupakan salah satu tugas
remaja dalam tahap perkembangannya, begitu pula halnya dengan siswa SMK yang
termasuk ke dalam kategori remaja ( dalam Dariyo, 2004:14). Menurut Eli
Ginzberg (dalam Santrock, 2007:171) mengatakan bahwa sesuai dengan tahap
perkembangan karir remaja termasuk siswa SMK, siswa yang usia 16-18 tahun
pemikiran mereka sudah mengalami peralihan dari pilihan karir yang lebih
bersifat subjektif ke pilihan karir yang bersifat realistis. Sehingga 6 mereka
lebih sadar akan faktor-faktor yang terlibat dalam perencanaan karir dan
mengembangkan konsep diri yang lebih jelas dan tepat.
Namun pada kenyataannya, ada sebagian siswa yang tidak mampu
membuat perencanaan karir secara tepat dan sesuai dengan tahap perkembangan
karirnya. Perencanaan pada remaja disini dimaksudkan sebagai salah satu segi
dari perkembangan karir remaja, sehingga termasuk juga di dalamnya pemilihan
jenis pendidikan lanjutan yang diminati. Selain itu masih banyak lulusan siswa
SMK yang belum mampu memilih karir, belum mampu mengembangkan diri dalam
lingkup keahliannya, artinya lulusan SMK masih kesulitan untuk mendapatkan
pekerjaan yang relevan dan membuka usaha sendiri, hal ini terjadi karena
keterampilan yang dimiliki belum sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh
perusahaan, pihak industri maupun untuk melakukan usaha sendiri (Nugraha,
2013). Hal tersebut di dukung dengan masih banyaknya pengangguran akademik di
Indonesia yang menjadi bukti bahwa kematangan karir siswa SMK dan SMA
dimungkinkan belum matang. Survey BPS (2012) melaporkan bahwa data pengangguran
terbuka Indonesia pada Agustus 2012 mencapai 7,2 juta orang. Menurut jenjang pendidikan,
jumlah pengangguran terbuka didominasi oleh lulusan SMA dan SMK. Pengangguran
ini terjadi tidak hanya disebabkan oleh terbatasnya kesempatan kerja, tetapi
juga oleh ketidakmampuan pencari kerja untuk memenuhi persyaratan atau
kualifikasi yang diminta oleh dunia usaha. Oleh karena itu, setiap siswa perlu
dibekali pengetahuan, keterampilan dan sikap 7 tertentu (Anshar, Anwar, dan
Omsa, 2008; dalam Ratnawati dan Kuswardani, 2012). Pada tabel tampak bahwa
tingkat pengangguran terbuka lulusan SMK mengalami kenaikan pada bulan Agustus
2012, kurang lebih mencapai 1 juta orang dibandingkan bulan Februari 2012 yang
berjumlah 9 ratus ribu orang, terlihat pada tabel di bawah ini : Tabel 1.
Pengangguran terbuka menurut pendidikan tertinggi (sumber bps 2012) Begitu pula
halnya dengan SMK Ahmad Yani yang terletak di Kecamatan Jabung. Alumni SMK
tersebut masih banyak yang belum dapat menyesuaikan pekerjaannya dengan pilihan
karir yang dia ambil di sekolah. Peneliti melakukan wawancara (5 Desember 2013)
dengan salah seorang guru SMK Ahmad Yani Jabung yang mengajar salah satu mata
pelajaran di SMK.
Guru tersebut mengatakan bahwa siswa SMK Ahmad Yani Jabung
disiapkan untuk langsung terjun ke dunia kerja yang sesuai dengan jurusan yang
diambil. Akan tetapi, banyak dari kalangan siswa yang bekerja tidak sesuai
dengan jurusan 8 yang ia ambil di SMK. Seperti salah seorang alumni SMK yang
mengambil jurusan Teknik komputer dan jaringan di sekolah akan tetapi sekarang
ia bekerja di bagian layanan di KUD (Koperasi Unit Desa) Jabung. Selain
wawancara di atas, peneliti juga melakukan wawancara dengan salah seorang guru
SMK Ahmad Yani Jabung yang lain. Ia mengatakan bahwa masih ada siswa yang
melakukan pindah jurusan di SMK, dan mengakibatkan siswa merasa bingung dan
belum mengetahui kemampuan yang ia miliki. Selain fenomena di atas, guru juga
mengatakan bahwa masih ada siswa kelas XII yang masih mengalami kebingungan
terhadap apa yang akan ia lakukan dan kerjakan setelah tamat dari SMK. Selain
itu peneliti juga melakukan wawancara (Rabu, 5 Desember 2013) dengan salah
seorang siswa SMK Ahmad Yani Jabung, siswa tersebut menyatakan bahwa
informasi-informasi karir yang diberikan pihak SMK terkait pekerjaan yang
diinginkan, masih kurang memadai. Disamping itu, siswa menyatakan bahwa bimbingan
karir di SMK masih belum berjalan dengan semestinya oleh konselor di sekolah.
Fenomena-fenomena yang terjadi di atas membuktikan bahwa masih ada siswa dan
alumni SMK Ahmad Yani Jabung Malang yang masih belum bisa menyesuaikan antara
pengambilan keputusan pekerjaan dengan perencanaan karirnya. Sehingga, indikasi
kematangan karir seperti merencanakan karir, kemampuan dalam mengambil
keputusan karir, serta pengetahuan informasiinformasi karir, dan pengetahuan
tentang diri, masih kurang stabil pada siswa SMK Ahmad Yani Jabung ini. 9
Dengan demikian membuktikan betapa pentingnya kematangan karir, pilihan karir
dan langkah-langkah pendidikan yang tepat akan menjadikan seseorang menjadi
individu yang mempunyai daya saing dalam dunia kerja. Sebaliknya, rendahnya
kematangan karir dapat menyebabkan kesalahan dalam mengambil keputusan karir.
Bagi siswa SMK kematangan karir merupakan hal yang sangat penting, karena pada
jenjang tersebut mereka harus memilih karir yang tepat dan mempersiapkan diri
untuk memasuki dunia kerja, dengan kematangan karir yang tinggi maka dapat
diprediksi tingkat keberhasilan mereka dalam menangani suatu pekerjaan sesuai
dengan jurusan (program keahlian) yang ditekuni. Sehingga dalam upaya memilih
karir, siswa perlu memiliki kesadaran tentang dirinya atau mengetahui konsep
dirinya (Super, 1976; dalam Santrock, 2007). Siswa diharapkan mengenal
ciri-ciri kepribadian yang menonjol pada dirinya, mengenal potensi
intelektualnya, mengetahui kekuatan dan kelemahan kognitifnya, dan mengerti apa
yang menjadi perbedaan antara dirinya dengan siswa lainnya. Seperti dalam teori
John Halland (dalam Santrock, 2007:172) yang menyatakan bahwa perlunya
mencocokkan antara pilihan karir individu dengan kepribadian yang dimiliki.
Super (dalam Santrock, 2007:172) mengatakan bahwa pemilihan karir merupakan
implementasi dari konsep diri. Salah satu aspek konsep diri yang memiliki
hubungan dengan perkembangan karir individu adalah efikasi diri (self
efficacy). Sebagaimana yang dijelaskan dalam teori kognitif sosial karir yang
dikembangkan oleh Lent, Brown, dan Hackett (dalam Coertse & Schepers,
2004:59) yang mengacu pada teori Bandura (1977). 10 Menurut Betz dan Hacket
yang dikutip Indarti (dalam Lukmayanti 2012:5) efikasi diri akan karir
seseorang adalah domain yang menggambarkan pendapat pribadi seseorang dalam
hubungan dengan proses pemilihan dan penyesuaian karir.
Begitu pula dengan teori kognitif sosial karir yang dikembangkan
oleh Lent, Brown, dan Hackett (dalam Coertse & Schepers, 2004:59) yang
mengacu pada teori Bandura (1977) menyatakan bahwa pengembangan karir, pilihan
karir, dan performa kerja memiliki hubungan dengan efikasi diri. Teori kognitif
sosial karir menyoroti interaksi atribut pribadi, faktor lingkungan eksternal,
dan perilaku dalam pemilihan keputusan karir. Kontribusi yang penting dari
teori kognitif sosial karir untuk pengembangan karir adalah pada hubungan
antara variabel kognitif sosial yaitunya efikasi diri, dan juga variabel lain
dalam lingkungan sosial individu seperti jenis kelamin, ras/budaya, keluarga,
dan masyarakat. Brown (dikutip Coertse & Schepers, 2004:60) berpendapat
bahwa integrasi diri dan konteks sosial memberikan kesempatan bagi individu
untuk mengembangkan karir mereka dan meningkatkan karir mereka dengan adanya
efikasi diri. Teori Brown ini menyatakan bahwa, jika individu percaya dengan
kemampuan mereka sendiri dan memiliki tujuan yang jelas dari hasil perilaku
mereka, maka seseorang akan berperilaku dengan cara yang akan membantu mereka
mencapai tujuan yang mereka inginkan. Dengan demikian, efikasi diri dapat
menjadi faktor penting dalam kematangan karir seseorang. Hal ini sejalan dengan
konsep yang dijelaskan oleh Schunk (1991, 2001, 2004; Schunk & Zimmerman,
2003; Zimmerman & Schunk, 2004; dalam Santrock, 2007:152) siswa dengan
efikasi diri yang rendah, mungkin 11 menghindari pekerjaan yang banyak
tugasnya, khususnya seperti tugas-tugas yang menantang, sebaliknya para siswa
dengan efikasi diri yang tinggi akan menghadapi tantangan-tantangan tersebut
dengan antusias sekalipun itu sukar baginya. Sehingga, para siswa dengan
efikasi diri tinggi cenderung lebih yakin ketika mengeksplorasi pilihan-pilihan
karir yang menantang (Betz, 2004; Paulsen & Betz, 2004; Quimby &
O’Brien, 2004; dalam Santrock, 2007:153). Menurut Bandura (dalam Feist &
Feist, 2010:212) efikasi diri adalah keyakinan individu mengenai kemampuan
dirinya dalam melakukan tugas atau tindakan yang diperlukan untuk mencapai
hasil tertentu. Sementara itu Baron dan Byrne (Ghufron & Risnawita,
2010:73) mendefinisikan efikasi diri sebagai evaluasi seseorang mengenai
kemampuan atau kompetensi dirinya untuk melakukan suatu tugas, mencapai tujuan,
dan mengatasi hambatan. Seperti halnya dalam memilih karir, seseorang perlu
merumuskan tujuan atau target untuk dirinya, sejauh mana individu
memperjuangkan target itu, lalu sekuat apa orang itu mampu mengatasi masalah
yang muncul, dan setangguh apa orang itu bisa menghadapi kegagalannya. Efikasi
diri yang tinggi akan menjadi penentu keberhasilan seseorang dalam menjalankan
tugas. Mereka lebih mempunyai kemauan untuk belajar, lebih memiliki dorongan
yang kuat untuk bekerja giat, serta lebih tahan dalam mengatasi kesulitan dan
lebih mampu mencapai level prestasi yang lebih tinggi dan baik.
Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Weni Linasari (2012) yang
berjudul “ Hubungan Antara Adversity Intelligence dengan Kematangan Karir pada
siswa SMK Negeri 2 Temanggung “ menunjukkan hubungan positif yang 12 signifikan
antara Adversity Inteligence dengan kematangan karir pada SMK Negeri 2 Temanggung,
dan Adversity Intelligence memberikan sumbangan efektif terhadap kematangan
karir sebesar 42,3 % ini ditunjukkan oleh R square= 0,423. Weni juga menyatakan
bahwa masih ada faktor-faktor lain yang mempengaruhi kematangan karir selain
Adversity Intelligence, sehingga ia menganjurkan agar peneliti selanjutnya
mengkaji variabel-variabel lainnya seperti konsep diri, inteligensi, atau
efikasi diri. Dari pemaparan latar belakang di atas menunjukkan adanya berbagai
permasalahan tentang kematangan karir yang berkaitan dengan efikasi diri.
berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti ingin melakukan penelitian apakah
ada hubungan antara efikasi diri dengan kematangan karir pada siswa kelas XII
SMK Ahmad Yani Jabung Kabupaten Malang.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang
masalah di atas, maka rumusan masalah yang muncul adalah : 1. Bagaimanakah
tingkat self efficacy (efikasi diri) siswa kelas XII di SMK Ahmad Yani Jabung
Kabupaten Malang ?
2. Bagaimanakah tingkat
kematangan karir siswa kelas XII di SMK Ahmad Yani Jabung Kabupaten Malang ?
3. Apakah ada hubungan
antara self efficacy (efikasi diri) dengan kematangan karir siswa kelas XII SMK
Ahmad Yani Jabung Kabupaten Malang ?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah
di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui tingkat self efficacy (efikasi diri) siswa
kelas XII di SMK Ahmad Yani Jabung Kabupaten Malang.
2. Untuk mengetahui tingkat kematangan karir siswa kelas XII di SMK
Ahmad Yani Jabung Kabupaten Malang.
3. Untuk mengetahui adanya hubungan antara self efficacy (efikasi
diri) dengan kematangan karir siswa kelas XII di SMK Ahmad Yani Jabung
Kabupeten Malang.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini
diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pengembangan keilmuan baik dari aspek
teoritis maupun praktis, diantaranya adalah :
1.
Manfaat
Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan pengetahuan
bagi disiplin ilmu psikologi, khususnya psikologi pendidikan
2.
. 2.
Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan menjadi bahan
kajian para pendidik, orangtua murid dan remaja khususnya siswa SMK untuk
memberikan pandangan mengenai kematangan karir yang dikaitkan dengan self
efficacy (efikasi diri), dengan meningkatkan efikasi diri untuk mencapai
kematangan karir yang lebih baik. Selain itu penelitian ini dapat digunakan 14
oleh kalangan pendidikan SMK, hal ini diharapkan akan memberikan sumbangan
praktis untuk para pendidik di SMK mengenai dasar pengelolaan siswa, sehingga
mampu meningkatkan efikasi diri untuk meningkatkan kematangan karir. Penelitian
ini juga diharapkan agar memberikan pandangan baru bagi dunia pendidikan
terutama dinas lembaga pendidikan SMK bahwasanya salah satu variabel yang
mempengaruhi kematangan karir adalah efikasi diri selain faktor lain seperti
kurikulum, fasilitas sekolah, dan sebagainya. Sehingga, lembaga pendidikan
terutama SMK dapat mempersiapkan strategi guna mencapai kematangan karir siswa
melalui pendidikan dan pelatihan yang sesuai baik itu faktor eksternal maupun
internal.
Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Psikologi" :Hubungan antara self-efficacy dengan kematangan karir pada siswa kelas XII SMK Ahmad Yani Jabung" Untuk Mendownload skripsi ini silakan klik link dibawah ini
DOWNLOAD
No comments:
Post a Comment