Abstract
INDONESIA:
Tumor jinak payudara merupakan penyakit yang menakutkan bagi perempuan. Ketika individu perempuan tidak mendapatkan informasi yang tepat mengenai tumor jinak payudara yang dialami, maka akan menimbulkan penafsiran yang salah. Bagi perempuan, payudara merupakan organ kelamin sekunder dan mempuyai arti psikologis tersendiri bagi masing-masing perempuan. Individu dewasa awal lebih menggunakan informasi yang ia dapatkan, tidak lagi untuk dirinya sendiri, mereka menggunakan apa yang mereka ketahui untuk mengejar target, seperti karir, pendidikan dan keluarga. (Papalia, 2008: 657) Perempuan yang telah memasuki masa dewasa awal mengalami masa transisi mulai dari fisik, sosial dan pendidikan. Konsep diri sendiri menurut Carl Rogers adalah keadaan individu dalam mempresentasikan pola persepsi yang terorganisasi dan konsisten. Individu dapat memahami objek dan pengalaman eksternal, dan memberikan makna kepada keduanya.
Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui cara perempuan dewasa awal penderita tumor jinak payudara memaknai konsep diri mereka. Tujuan kedua adalah untuk mengetahui konsep diri mereka setelah divonis menderita tumor jinak pada payudara mereka. Disamping itu, manfaat penelitian ini adalah Diharapkan penelitian ini dapat memberi sumbangan bagi ilmu psikologi kepribadian pada tahap dewasa awal mengenai konsep diri dan dapat menjadi rujukan bagi individu yang menderita tumor jinak payudara untuk melihat konsep dirinya kembali.
Metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan jenis penelitian studi kasus. Pengumpulan data melalui wawancara,observasi dan dokumentasi. Subyek yang digunakan dalam penelitian adalah perempuan dewasa awal penderita tumor jinak payudara yang belum melakukan pengangkatan tumor payudara.
Hasil dari penelitian ini adalah konsep diri perempuan dewasa awal yang terkena tumor jinak payudara selalu mengalami perubahan dari konsep diri awal sebelum divonis hingga setelah divonis. Perubahan konsep diri tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor yakni internal dan eksternal..Faktor internal yang mempengaruhi adalah diri identitas, diri pelaku, diri penerimaan,. Faktor eksternal yang mempengaruhi adalah diri fisik, diri etik-moral, diri keluarga, diri sosial. Konsep diri juga terbagi menjadi dua bentuk yaitu konsep diri positif dan konsep diri negatif.
ENGLISH:
Benign breast tumors is a frightening disease for women. When individual women do not get the right information about benign breast tumors experienced, it will lead to the wrong interpretation. For women, the breasts are secondary sex organs and has its own psychological meaning for each woman. The beginning of a more mature individuals using the information he had, no longer for themselves, they use what they know to chase the target, such as career, education and family. (Papalia, 2008: 657) Women who have experienced early adulthood transition from the physical, social and educational. Self-concept by Carl Rogers is the state of the individual in the present pattern of organized and consistent perception. Individuals can grasp objects and external experiences, and give meaning to both.
This study aimed to determine how early adult female patients with benign breast tumors make sense of their self-concept. The second objective is to determine their self-concept after sentenced to suffer benign tumor in their breast. In addition, the benefits of this research is expected that this study can contribute to the science of personality psychology at the beginning of the adult stage of the self-concept and can be a reference for individuals who suffer from benign breast tumors to see him back concept.
The case study method used is descriptive qualitative research. Collecting data through interviews, observation and documentation. The subjects used in the study were female patients with adult onset benign breast tumors that have not made removal of the breast tumor.
The results of this study are self-concept early adult women affected by breast benign tumors invariably experience a change of concept themselves until after the start before adjudged convicted. Changes in self-concept is influenced by several factors, namely internal and external. Internal factors which influence is self-identity, self-actors, self-acceptance,. External factors that affect is physical self, moral-ethical self, family self, social self. Self-concept is also divided into two forms of positive self-concept and negative self-concept.
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Penelitian ini membahas tentang
konsep diri perempuan yang telah divonis tumor jinak payudara. Seperti
diketahui banyak orang, tumor payudara merupakan penyakit yang sangat
menakutkan khususnya bagi para perempuan. Hal ini dikarenakan berkaitan dengan
organ intim perempuan dan mempengaruhi pola reproduksi bagi perempuan itu
sendiri. Definisi tumor sendiri adalah istilah umum yang digunakan untuk segala
pembengkakan atau benjolan yang disebabkan oleh apa pun baik oleh pertumbuhan
jaringan baru maupun adanya pengumpulan cairan seperti kista atau benjolan yang
berisi darah akibat benturan. Namun, istilah tumor umumnya digunakan untuk
menyatakan adanya benjolan yang disebabkan oleh pertumbuhan jaringan baru,
tetapi bukan radang. Tumor berasal dari katatumere dalam bahasa latin yang
berarti "bengkak". Pertumbuhannya dapat digolongkan sebagai ganas
(malignan) atau jinak (benign).(Wikipedia.org.id) Penderita tumor payudara
jinak di Indonesia sangat tinggi, hal ini terlihat dari data Jakarta Breast
Center, klinik di Jakarata yang mengkhususkan untuk penanganan keluhan pada
payudara, menunjukkan bahwa dari 2.495 pasien yang datang pada tahun 2001
sampai 2002, ternyata 79% menderita tumor payudara jinak dan hanya 14% yang
menderita kanker.(Sidauruk dkk.2011) Tumor yang diindentikkan dengan benjolan
di payudara sering kali membuat para wanita resah dan waspada karena adanya
penyakit ganas. Hal ini dikarenakan tumor memunculkan benjolan asing dalam
tubuh. Menurut Angela Giselvania, spesialis onkologi di RS Gading Pluit, tumor
merupakan cikal-bakal kanker, bergantung pada sifatnya. (okezone.com) Tumor
memiliki dua karakteristik sifat, yaitu ganas dan jinak. Tidak semua tumor
menjadi kanker. Hanya tumor ganas yang menjadi kanker. Tumor jinak payudara
memiliki beberapa jenis, namun jenis tumor yang sering dialami oleh perempuan
dewasa awal adalah jenis tumor jinak payudara Fibroadenoma mammae atau FAM.
Tumor jenis ini adalah tumor jinak padat, dan bukan kanker. Fibroadenoma lebih
sering terjadi pada wanita yang lebih muda dan tidak meningkatkan risiko
seorang perempuan terkena kanker payudara di kemudian hari. Tumor jinak
payudara bila dibiarkan bertahun-tahun ada yang berubah jadi ganas, ini dikenal
sebagai progressi, persentase kemungkinannya kira-kira hanya 0,5 % -1% saja.
(Doktersehat.com) Data di Indonesia mengenai tumor payudara jinak berjenis FAM
masih belum lengkap, namun diperkirakan tiap tahun mengalami peningkatan.
Berdasarkan survei dari data rekam medik di RS Santa Elisabeth Medan tahun
2007-2011 ditemukan penderita FAM sebanyak 103 orang, dimana ditemukan 5 orang
penderita pada tahun 2007, 25 orang pada tahun 2008, 23 orang pada tahun 2009,
23 orang tahun 2010 dan 27 orang pada tahun 2011. (Sidauruk dkk.2011) Kasus
tumor payudara dalam hal ini juga dibagi menjadi tumor jinak dan ganas.
Sedangkan payudara pada dasarnya dimiliki oleh manusia perempuan maupun
laki-laki, sehingga baik perempuan maupun laki-laki bisa mengidap tumor
payudara. Setiap manusia umumnya mempunyai payudara, tetapi antara laki-laki
dan perempuan berbeda dalam fungsinya. Payudara yang matang adalah salah satu
tanda kelamin sekunder dari seorang wanita dan merupakan salah satu organ yang
indah dan menarik. Lebih dari itu untuk mempertahankan kelangsungan hidup
keturunannya, maka organ ini menjadi sumber utama dari kehidupan. Air Susu Ibu
(ASI) adalah makanan bayi yang paling penting terutama pada bulan-bulan pertama
kehidupan. (Marimbi 2010:123) Penyakit ini bisa menyerang perempuan maupun
laki-laki, namun jenis kelamin yang sangat rentan dan memiliki potensi adalah
perempuan. Hal ini dikarenakan dalam payudara perempuan memiliki jaringan yang
cukup kompleks dan rentan terkena tumor payudara. Dalam penelitian Hartati
(2008) mengemukakan bahwa setiap organ tubuh mempunyai arti tersendiri (body
image) bagi seseorang. Bagi perempuan, payudara tidak hanya organ penyusuan
bagi bayinya, namun merupakan organ daya tarik (attractiveness) bagi kaum
pria.dan memiliki jaringan sel yang sangat rumit dan kompleks. Sehingga setiap
organ mempuyai arti psikologis tersendiri bagi masing-masing perempuan. I
nilah yang membuat perempuan semakin
rentan terhadap penyakit tumor payudara. Informasi dan pengetahuan mengenai
tumor jinak payudara sangat minim dan tidak mendapat sorotan dalam berbagai
penelitian, banyak penelitian yang lebih melihat penyakit yang lebih serius
dibandingkan dengan tumor yaitu kanker payudara. Selama ini banyak perempuan
beranggapan bahwa tumor jinak adalah penyakit yang sangat berbahaya dan hal
yang menyeramkan. Padahal, mengenai bahaya tumor jinak payudara tidak seseram
yang dibayangkan oleh masyarakat luas. Tumor jinak berbeda dengan tumor ganas
atau kanker. Beberapa sumber mengatakan bahwa dampak dari pembekakan yang
terjadi pada tumor hanya berada di bagian tubuh yang terserang tumor saja,
tidak sampai menyebar ke jaringan lain. Jika ditangani dengan baik maka tumor
tersebut tidak memiliki dampak yang berbahaya. Beberapa subjek yang menjadi
partisipan penelitian, mempunyai pandangan yang berbeda-beda mengenai tumor
jinak payudara yang dialami. Subjek pertama mengatakan, ia khawatir jika tumor jinak
pada payudaranya akan berkembang dan menjadi kanker. (FA.1.8) Ia pun mengatakan
bahwa takut jika tidak bisa menyusui anaknya kelak dan tidak sempurna dalam
mengurus keluarga. (FA.1.19) Kemudian, Subjek kedua menjelaskan bahwa ia tidak
terlalu paham mengenai tumor jinak payudara, yang subjek ketahui tentang
penyakit perempuan adalah miom dan kista.(ZA.2.8) Kekhawatiran yang timbul
adalah tumor yang dialaminya akan menyebar ke jaringan lain dan mengganggu
aktivitasnya.(ZA.2.15) Inilah salah satu bentuk kekhawatiran yang muncul
dikarenakan kurangnya informasi yang memadai dan kurang tepat, mengenai tumor
jinak payudara. Perempuan yang memasuki masa dewasa memiliki tahapan
perkembangan fisik dan perkembangan sosial yang berbeda-beda. Dewasa sendiri
dibagi tiga tahapan yaitu dewasa awal, dewasa tengah dan dewasa akhir. Tahapan
yang mengalami puncak perkembangan sosial adalah tahap dewasa awal. Menurut K.
Warner Schaie pada masa dewasa awal mengalami perkembangan kognitif pada tahap
pencapaian (achieving stage), tahap ini terjadi saat memasuki usia awal 20
tahun dan akhir 30 tahun. Individu dewasa awal lebih menggunakan informasi yang
ia dapatkan, tidak lagi untuk dirinya sendiri, mereka menggunakan apa yang
mereka ketahui untuk mengejar target, seperti karir, pendidikan dan keluarga.
(Papalia, 2008:657) Perempuan yang telah memasuki masa dewasa awal mengalami
masa transisi mulai dari fisik, sosial dan pendidikan. Penjelasan tersebut
menunjukkan tugas seorang perempuan yang memasuki dewasa awal yang kompleks, mulai
dari persiapan diri untuk menata kehidupannya meliputi pendidikan, fisik dan
sosialnya. Perempuan yang memasuki usia dewasa awal memiliki perencanaan akan
kehidupannya masa depan, mulai dari penataan pendidikannya, karir dan keluarga.
Subjek pertama dan kedua telah jauh dari keluarga untuk menempuh pendidikan.
Mereka pun telah memiliki angan-angan mengenai masa depan, dengan membuat
rencana setelah kuliah, akan bekerja dan ingin melanjutkan ke jenjang S2, jika
ada biaya. Kemudian untuk masalah membina berumah tangga, mereka pun telah
memikirkannya. Mereka bercerita bahwa mereka tidak yakin bisa menjadi ibu dan
istri yang sempurna, dikarenakan mereka mengalami tumor jinak pada payudaranya.
Hal ini menunjukkan bahwa kedua subjek tersebut mengalami pergolakan antara
proses perkembangan yang tetap berjalan, dengan pandangannya akan masa depan,
terkait konsep dirinya dengan tumor jinak payudara yang dialaminya. Sedikit
berbeda dengan kisah yang dialami subjek ketiga bahwa ia berada ditahap yang
sedikit diatas, dibandingkan dari kedua subjek sebelumnya. Subjek ketiga, telah
berkeluarga dan memiliki anak, walaupun ia masih dalam usia dewasa awal,
orientasinya untuk masa depan lebih tertata, dan menganggap bahwa ia adalah
perempuan yang sempurna, karena ia tetap bisa menjadi istri dan ibu yang dapat
mengurus keluarga tanpa halangan, terkait dengan tumor payudaranya. Ia pun
tetap dapat berhubungan dengan dunia luar, subjek menjadi dosen di salah satu
kampus di Malang.
Hasil wawancara tersebut menunjukkan bahwa
konsep diri yang terbentuk dari proses perkembangan dewasa awal, dipengaruhi
juga oleh faktor internal yaitu identitas dirinya dan penilaian yang mereka
miliki. Berkaitan dengan penelitian ini, yang dimaksud diri dalam hal ini
mempunyai kaitan dengan konsep diri manusia. Diri adalah suatu susunan konsep
hipotetis yang merujuk pada perangkat kompleks dari karakteristik proses fisik,
perilaku dan kejiwaan dari seseorang. Hipotetik mempunyai arti sebagai semua
hal yang bisa kita buktikan keberadaannya melalui panca indera.(Calhoun dan
Acocella dalam Sobur, 2011:504) Berkaitan dengan konsep diri penderita tumor
payudara, maka perlu dijelaskan terlebih dahulu mengenai diri manusia. Hal ini
dikarenakan akan membantu memahami definisi secara menyeluruh terkait konsep diri
manusia. Penelitian ini memiliki keterkaitan dengan peneiltian sebelumnya yang
diteliti oleh Arika Suci Hartati. Penelitian tersebut menjelaskan tetang
“Konsep Diri dan Kecemasan Wanita Penderita Kanker Payudara di Poli Bedah
Onkologi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan”. Korelasi penelitian
sebelumnya dengan penelitian saat ini terletak pada konsep diri perempuan yang
memiliki penyakit pada payudara. Sehingga penelitian ini merupakan penelitian
lanjutan untuk membahas lebih spesifik pada perempuan dewasa awal penderita
tumor jinak payudara. Hasil wawancara dengan subjek diperoleh bahwa ketika
perempuan yang telah divonis memiliki tumor jinak pada payudaranya, maka subjek
merasa tidak bisa menjadi perempuan yang sempurna. Menurut subjek hal ini dikarenakan
payudara mempunyai fungsi yang sangat penting bagi perempauan. Ketika perempuan
memiliki diri ideal tertentu mengenai payudaranya, namun diri riil yang
dialaminya adalah payudara individu tersebut terkena tumor, menyebabkan kondisi
fisik dari payudaranya tidak sama lagi, ketika subjek sehat, lalu seperti apa
konsep diri subjek ketika mengalami kondisi tersebut. Pengaruh yang sangat
utama dalam persepsi diri adalah aspek sosial, dimana interaksi sosial dengan
lingkungan mempengaruhi konsep diri seseorang. Tidak semua orang mempunyai
pengaruh yang sama terhadap diri individu. Orang-orang tersebut adalah
affective others, yaitu orang lain yang mempunyai ikatan emosional, orang yang
sangat penting bagi kita yakni orang tua, saudarasaudara, suami dan orang yang
tinggal satu rumah. Sehingga kaitannya dengan tumor payudara adalah bagaimana
penderita tumor payudara yang berjenis kelamin perempuan memaknai konsep diri
mereka. Proses dalam mendapatkan konsep diri seseorang yang konsisten,
membutuhkan waktu yang tidak singkat. Ketika peneliti turun langsung
kelapangan, banyak hal yang didapatkan dalam mendapatkan data. Salah satu hal
terpenting dalam psikologi adalah melihat dengan cermat latar belakang dari
semua subjek. Peneliti menemukan bahwa ketiga subjek memiliki setting kehidupan
yang berbeda-beda. Subjek pertama, kedua dan ketiga memiliki pola keluarga,
lingkungan tempat asal dan pendidikan yang diterima pun berbeda-beda.
Perjalanan mereka sampai pada titik sekarang pun memiliki pola yang bervariasi,
mulai dari pemilihan persahabatan, kelompok organisasi yang diikuti, dan proses
mendapatkan moral-etik atau kedekatan dengan Tuhan mereka yang berbeda pula.
Proses kehidupan semua subjek tersebut memiliki nilai tambah dalam penelitian
ini. Melalui kisah perjalanan hidup mereka, maka peneliti dapat melihat
bagaimana proses subjek dalam mendapatkan konsep diri. Hal tersebut tentunya
memunculkan berbagai faktor yang mempengaruhinya. Konsep diri sendiri menurut
Carl Rogers adalah keadaan individu dalam mempresentasikan pola persepsi yang
terorganisasi dan konsisten. Menurut Rogers, individu dapat memahami objek dan
pengalaman eksternal, dan memberikan makna kepada keduanya. Hal yang menarik
dari fakta yang ada di lapangan adalah adanya pandangan negative masyarakat,
mengenai perempuan yang menderita tumor payudara. Mereka melihat bahwa
perempuan yang terganggu kesehatannya pada bagian tubuh yang vital, maka
perempuan tersebut tidak sempurna sebagai perempuan. Dipandang kurang bisa
menjalankan proses berumah tangga, tidak bisa mengurus anak dan tidak dapat
memberikan ASI.
Pandangan dan stereotype atau
pelabelan negative, pada penderita tumor jinak payudara ini, tidak bisa
dilepaskan dari informasi yang didapat kurang tepat dan masih terdapat unsur
patriarkhi. Di masyarakat pada umumnya, memberikan ciri-ciri perempuan yang
sempurna melalui berbagai syarat. Salah satunya adalah kesehatan pada organ
vital perempuan. Tumor jinak yang bersarang di payudara, dianggap hal yang
tidak bisa dimaklumi. Jika ditelusuri dengan benar, maka tumor jinak ini tidak
mengganggu organ lain. Selama ini, perempuan dengan tumor jinak payudara,
dianggap tidak akan bisa memproduksi ASI, organ tersebut cacat, dan bahkan ada
yang beranggapan akan mempengaruhi alat reproduksi lain, tidak bisa memiliki
anak. Anggapan-aggapan tersebut didapatkan peneliti dari pernyataan ketiga
subjek penelitian. Selain pelabelan tersebut, konsep patriarkhi masih sangat
kental, karena ada anggapan bahwa perempuan yang sehat fisiknya akan menjadi
perempuan yang mampu mengurus rumah tangga, dan utuh sebagai perempuan. Hal ini
bisa dilihat dari pernyataan subjek pertama dan kedua, mereka menyatakan bahwa
mereka merasa tidak utuh sebagai perempuan, tidak seperti perempuanperempuan
lain yang sehat. Secara fisik mereka merasa lemah, karena tumor jinak yang ada
pada payudaranya mengganggu aktivitas. Mereka mengatakan bahwa tenaga dan
metabolisme tubuh mereka tidak lagi sama seperti dulu, ketika masih sehat.
Pelabelan dan pandangan umum yang negative tersebut, mempunyai peranan penting
dalam pembentukan konsep diri perempuan, yang mengalami tumor jinak pada
payudaranya. Hal tersebut dapat dimasukkan dalam salah satu faktor eksternal
yaitu faktor sosial yang mempengaruhi dari konsep diri seseorang.Menurut Carl
Rogers dalam konsep diri terdapat aspek keberadaan yang didasarkan pada
kecenderungan aktualisasi, yang mengikuti penilaian manusia, kebutuhan dan
penerimaan akan pertimbangan positif dan pertimbangan terhadap diri sendiri.
Mengingat banyak sekali nilai-nilai patriarkhi yang memiliki keterkaitan dengan
konsep diri perempuan. Sehingga sebagian besar perempuan menganggap penyakit
tumor payudara ini merupakan bagian yang mengancam perempuan sebagai individu.
Salah satunya adalah pelabelan negatif (strereotype) pada perempuan yang
menganggap perempuan sosok yang lemah. Dalam kaitannya konsep diri dan tumor
payudara, maka perempuannlah yang memiliki beban paling berat dalam memaknai
konsep diri mereka, karena lingkungan yang patriarkhi ikut menilai dan
mengadili perempuan penderita tumor payudara atas konsep diri ideal mereka.
Penelitian ini menjadi penting, setelah melihat paparan fakta yang terjadi dan
proses dalam pembentukan konsep diri pada penderita tumor jinak payudara.
Data-data yang didapatkan dari lapangan diantaranya:Kurangnya informasi yang
tepat mengenai tumor jinak payudara; terjadi pergolakan, antara proses
perkembangan perempuan dewasa awal dengan tumor jinak payudara yang dialaminya;
Adanya pandangan negative dari masyarakat mengenai perempuan yang terkena tumor
jinak payudara. Hal ini masih terkait dengan unsur partriarkhi.; Latar belakang
dari tiap subjek yang berbeda-beda dan proses mendapatkan konsep dirinya pun
bervariasi. Berkaitan dengan penelitian ini, peneliti menentukan subyek
penelitian yaitu perempuan yang mamasuki usia dewasa awal. Subyek telah
melakukan pemeriksaan beberapa kali dan sudah divonis terkena penyakit tumor
jinak payudara. Hal ini berdasarkan kondisi psikologis manusia, bahwa usia
dewasa awal merupakan usia yang memasuki fase sulit dalam menentukan
karakteristik dan sikap hidup selanjutnya, sehingga sering dikatakan pada masa
inilah masa kebangkitan bagi seorang perempuan untuk menentukan masa depan
mereka menjadi manusia yang lebih matang.
B.
Fokus
Penelitian
Berangkat dari fenomena tumor payudara pada
perempuan dan kegelisahan perempuan dewasa awal dalam menyikapi hal tersebut,
maka muncul rumusan masalah pada penelitian yang berjudul “Konsep Diri Pada
Penderita Tumor Jinak Payudara Perempuan Dewasa Awal” adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana konsep diri pada perempuan dewasa
awal penderita tumor jinak payudara sesudah divonis?
2. Bagaimana faktor-faktor internal
dan eksternal yang mempengaruhi konsep diri perempuan dewasa awal penderita
tumor jinak payudara? 3. Bagaimana bentuk-bentuk konsep diri pada perempuan
dewasa awal penderita tumor jinak payudara?
C. TujuanPenelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mendeskripsikan konsep diri
pada perempuan dewasa awal penderita tumor jinak payudara, sebelum dan sesudah
divonis.
2. Untuk mendeskripsikan
faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi konsep diri perempuan
dewasa awal penderita tumor jinak payudara.
3. Untuk mendeskripsikan
bentuk-bentuk konsep diri pada perempuan dewasa awal penderita tumor jinak
payudara.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan
dapat memberikan manfaat bagi pengembangan keilmuan baik dari aspek teoritis
maupun praktis, diantaranya:
1. Manfaat toeritis, penelitian ini dapat
memberikan gambaran mengenai konsep diri bagi penderita tumor jinak payudara.
Diharapkan penelitian ini dapat memberi sumbangan bagi ilmu psikologi
kepribadian pada tahap dewasa awal mengenai konsep diri.
2. Manfaat praktis,diharapkan dalam
penelitian ini dapat menjadi rujukan bagi individu yang menderita tumor jinak
payudara untuk melihat konsep dirinya kembali.
Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Psikologi" :Konsep diri pada penderita tumor jinak payudara perempuan dewasa awal" Untuk Mendownload skripsi ini silakan klik link dibawah ini
DOWNLOAD
No comments:
Post a Comment