Jasa Pembuatan Skripsi

Jasa Pembuatan Skripsi
Jasa Pembuatan Skripsi

Monday, April 24, 2017

Jasa Buat Skripsi: download Skripsi Manajemen:Pengaruh Intelectual Capital (IC) terhadap return saham dengan kinerja keuangan sebagai variabel intervening: Studi pada perusahaan transportasi yang terdaftar di BEI tahun 2011-2013

Abstract

INDONESIA:
Perubahan pada era globalisasi dalam dunia bisnis yaitu bisnis yang didasarkan pada tenaga kerja berubah menuju bisnis yang didasarkan pada pengetahuan membuat perusahaan meningkatkan pengetahuian bisnis agar dapat unggul dalam bersaing. Hal ini menitikberatkan pentingnya knowledge assets yang dinilai dengan pendekatan intellectual capital. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh intellectual capital terhadap return saham dengan kinerja keuangan sebagai variabel intervening. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah intellectual capital yang diukur dengan menggunakan VAICTM. Variabel dependen yang digunakan adalah return saham. Sedangkan variabel intervening yang digunakan adalah kinerja keuangan yang diukur dengan Return On Equity (ROE) dan Earning Per Share (EPS).
Sampel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan transportasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan periode penelitian tahun 2011-2013. Data dikumpulkan dengan metode purposive sampling dan diperoleh sampel sebanyak10 perusahaan. Alat analisis yang digunakan adalah path analysis dengan software SPSS 21.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa (1) Intellectual capital berpengaruh signifikan positif terhadap Return On Equity (ROE) (2) Intellectual capital berpengaruh signifikan positif terhadap Earning Per Share (EPS) (3) Intellectual capital tidak berpengaruh terhadap Return Saham (4) Return On Equity (ROE) tidak memediasi hubungan antara intellectual capital dan return saham (5) Earning Per Share (EPS) tidak memediasi hubungan antara intellectual capital dan return saham.
ENGLISH:
In the business,the changes of era globalization is a business based on the worker that changing towards knowledge-based business in making companies to improve business in order to excel in competition. This emphasizes the importance of knowledge assets can be assessed by the intellectual capital approach. This study aimed to determine the effect of intellectual capital on stock returns and financial performance as an intervening variable. Independent variables used in this study was the intellectual capital that was measured by using VAICTM. The dependent variable used was the stock return. While the intervening variables used were financial performance as measured by Return On Equity (ROE) and Earning Per Share (EPS).
The research sample used in this study was a transport company listed on the Indonesia Stock Exchange (BEI) in the study of period 2011-2013. Data collected by purposive sampling method and obtained a sample of 10 companies. The analysis tool used waspath analysis with SPSS 21 software.

Test results showed that (1) Intellectual capital has a significant positive effect on Return On Equity (ROE) (2) Intellectual capital has a significant positive effect on the Earning Per Share (EPS) (3) Intellectual capital has no effect on Stock Return (4) Return On Equity (ROE) did not mediate the relationship between intellectual capital and stock returns (5) Earning Per Share (EPS) did not mediate the relationship between intellectual capital and stock returns.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Masalah Dalam era globalisasi yang tengah kita alami saat ini, hampir semua sektor mengalami perubahan dan perkembangan, salah satu sektor yang tak luput turut mengalami perubahan dan perkembangan ini adalah sektor bisnis. Menurut Farih (2010), dengan perubahan yang terjadi ini, perusahaan-perusahaan semakin terpacu untuk dapat memperbaiki dan meningkatkan kinerja agar dapat bersaing dan going concern perusahaannya akan tetap bisa dipertahankan. Perusahaanperusahaan harus dengan cepat mengubah strateginya dari bisnis yang didasarkan pada tenaga kerja (labor-based business) menuju knowledge based business (bisnis berdasarkan pengetahuan), sehingga karakteristik utama perusahaannya menjadi perusahaan berbasis ilmu pengetahuan. Seiring dengan perubahan ekonomi yang berkarakteristik ekonomi berbasis ilmu pengetahuan dengan penerapan manajemen pengetahuan (knowledge management). Sawarjuwono (2003) berpendapat bahwa kemakmuran suatu perusahaan akan bergantung pada suatu penciptaan transformasi dan kapitalisasi dari pengetahuan itu sendiri. Terjadinya perubahan dalam dunia bisnis yang awalnya model dalam dunia bisnis didasarkan pada tenaga kerja (labor-based business) berubah menjadi knowledge based business (bisnis berdasarkan pengetahuan), membuat perusahaan saling berusaha meningkatkan pengetahuan bisnis mereka untuk dapat unggul dalam persaingan bisnisnya. Persaingan antar perusahaan tidak hanya 2 terletak pada kepemilikan aktiva tidak berwujud, tetapi lebih pada inovasi, sistem informasi, pengelolaan organisasi dan sumber daya yang dimilikinya. Hal ini membuat perusahaan semakin menitikberatkan akan pentingnya knowledge assets (aset pengetahuan). Salah satu pendekatan yang digunakan dalam penilaian dan pengukuran knowledge assets (aset pengetahuan) adalah intellectual capital (IC) yang telah menjadi fokus perhatian di berbagai bidang, baik manajemen, teknologi informasi, sosiologi, maupun akuntansi (Petty dan Guthrie, 2000 dalam Sunarsih dan Mendra, 2012). Berdasarkan perubahan yang terjadi, maka tentu saja akan menimbulkan tantangan baru bagi para akuntan untuk mengidentifikasi, mengukur, dan mengungkapkannya dalam laporan keuangan. Namun, hal ini juga menyebabkan kesulitan untuk memperkirakan nilai sebuah perusahaan. Sebab tidak hanya aset fisik, tetapi kita juga harus memperkirakan nilai intellectual capital (IC) dari sebuah perusahaan. Munculnya kesulitan ini disebabkan oleh sifat intellectual capital (IC) yang bersifat aktiva tidak berwujud (intangible asset). Menurut PSAK No. 19 tahun 2012, aset tak berwujud adalah aset nonmeneter teridentifikasi tanpa wujud fisik. Entitas seringkali mengeluarkan sumber daya maupun menimbulkan liabilitas dalam perolehan, pengembangan, pemeliharaan atas peningkatan sumber daya tak berwujud, seperti ilmu pengetahuan atau teknologi, desain dan implementasi sistem atau proses baru, lisensi, hak kekayaan intelektual, pengetahuan mengenai pasar dan merek dagang (termasuk merek produk dan judul publisitas). 3 Untuk menghadapi persaingan dan perkembangan yang terjadi dalam dunia bisnis saat ini, muncul sebuah pengakuan bahwa intellectual capital merupakan sebuah kekuatan yang mampu menggerakkan pertumbuhan ekonomi. Maka dari itu, intellectual capital memiliki peranan penting dalam dunia bisnis saat ini. Perkembangan dan inovasi yang terjadi ini telah memaksa perusahaan untuk meningkatkan strateginya dan juga menuntut perusahaan untuk dapat menyajikan laporan keuangan perusahaan dengan sebaik mungkin.
Rafinda (2011) menyatakan bahwa perusahaan menyusun laporan keuangan sebagai bentuk pertanggungjawaban etrhadap para stakeholders dari pihak manajemen. Terjadinya perkembangan teknologi yang sangat pesat yang terjadi di negara-negara maju memacu perusahaan-perusahaan untuk menyediakan informasi yang lebih luas, berkualitas, dan real time. Selain perkembangan teknologi, beberapa faktor seperti kecanggihan investor, keberadaan standar yang berkualitas, keinginan perusahaan untuk dinilai tinggi oleh pasar juga berperan dalam mendorong perusahaan untuk menyediakan informasi secara luas, berkualitas, dan real time. Intellectual capital merupakan bagian dari aset tak berwujud dan dalam laporan keuangan sistem akuntansi konvensional, aset tidak berwujud ini tidak dilaporkan. Berdasarkan hal tersebut maka penilaian terhadap aktiva tidak berwujud tersebut sangat dibutuhkan agar laporan keuangan menjadi lebih informatif sehingga semua nilai perusahaan dilaporkan secara utuh oleh perusahaan yang asset-nya berbentuk modal intelektual (Muna, 2014). 4 Intellectual capital di Indonesia sendiri mulai dikembangkan setelah adanya PSAK No. 19 (revisi 2012) tentang aset tidak berwujud. Namun, meskipun telah dimunculkannya PSAK No. 19 (revisi 2012) dan intellectual capital di Indonesia mulai berkembang, pada kenyataannya pengungkapan intellectual capital ini masih tergolong kurang. Hal ini dikarenakan perusahaan kurang menyadari pentingnya pengungkapan intellectual capital dalam mempertahankan keunggulan kompetitif perusahaan. Pengungkapan intellectual capital dalam laporan keuangan ini menjadi suatu kebutuhan yang sangat penting untuk dilakukan. Dengan adanya pengungkapan dan pengelolaan intellectual capital yang efektif dan efisien, dapat membantu meningkatkan kinerja keuangan perusahaan dan tentu saja akan menumbuhkan kepercayaan dari stakeholder. Ketika para stakeholder mulai mempercayai kinerja keuangan perusahaan, maka going concern akan turut meningkat dan dapat mempengaruhi return saham perusahaan. Maka dari itu, pengungkapan intellectual capital ini mampu memberikan suatu sinyal positif bagi para investor dan menariknya untuk menanamkan sahamnya pada suatu perusahaan dengan mempertimbangkan return saham yang akan diperolehnya kelak, dengan mengacu pada kinerja keuangan perusahaan tersebut. Hingga saat ini, penelitian tentang intellectual capital yang dikaitkan kinerja perusahaan telah banyak dilakukan, baik di dalam negeri maupun di luar negeri dan juga telah menghasilkan hasil penelitian yang beragam. Hubungan antara Value Added Intellectual Coefficient (VAIC™) yang terdiri dari tiga komponen yaitu Human Capital Efficiency (HCE), Capital Employed Efficiency (CEE), dan 5 Structural Capital Efficiency (SCE) telah dibuktikan secara empiris oleh Rachmawati (2012). Dalam penelitian yang dilakukannya pada perusahaan perbankan di Bank Indonesia tahun 2006-2009 tentang pengaruh Intellectual Capital terhadap Return on Asset (ROA) perbankan menunjukkan hasil bahwa terdapat pengaruh positif diantara kedua variabel tersebut. Begitu pula dengan Baroroh (2013) juga melakukan penelitian tentang pengaruh modal intelektual terhadap kinerja keuangan yang mana obyeknya adalah perusahaan manufaktur di Indonesia. Baroroh mengukur kinerja keuangan pada saat ini dan masa yang akan datang. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa modal intelektual berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja perusahaan saat ini dan di masa yang akan datang serta rata-rata pertumbuhan modal intelektual berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja perusahaan di masa yang akan datang. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Rahardian (2011), ia meneliti pengaruh Intellectual Capital (IC) terhadap kinerja keuangan dengan pendekatan Partial Least Squares. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa tidak semua komponen intellectual capital memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan. Innovation capital memiliki hubungan positif dan signifikan dengan customer capital, sementara innovation capital memiliki hubungan negatif dan signifikan dengan human capital. Human capital memiliki hubungan positif dan signifikan terhadap kinerja perusahaan, sementara human capital tidak memiliki hubungan signifikan dengan customer capital. Customer capital tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan kinerja perusahaan. 6 Octama (2011) juga telah meneliti tentang intellectual capital. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Rachmawati (2012), Baroroh (2013), dan Rahardian (2011), penelitian yang dilakukan oleh Octama ini meneliti tentang pengaruh intellectual capital terhadap return saham. Dalam penelitian yang dilakukannya, hasil yang dapat disimpulkan ialah bahwa pengungkapan intellectual capital tidak berpengaruh terhadap return saham. Penelitian tentang pengaruh Intellectual Capital (IC) pada return saham, telah dilakukan sebelumnya oleh Muna (2014).
Namun yang membedakan dengan penelitian Octama (2011) adalah Muna menggunakan dengan kinerja keuangan sebagai variabel intervening. Dalam penelitiannya, komponen intellectual capital terdiri dari Human Capital Efficiency (HCE), Capital Employed Efficiency (CEE), dan Structural Capital Efficiency (SCE). Variabel dependen yang digunakan dalam penelitiannya adalah return saham, sedangkan kinerja keuangan digunakan sebagai variabel intervening diukur dengan Return on Equity (ROE) dan Earning Per Share (EPS). Dari penelitian yang dilakukannya, hasil yang bisa disimpulkanya adalah (1) HCE dan CEE berpengaruh positif terhadap ROE dan EPS, (2) SCE tidak berpengaruh terhadap ROE dan EPS, (3) HCE dan SCE tidak berpengaruh terhadap return saham, (4) CEE berpengaruh negatif terhadap return saham, (5) ROE memediasi hubungan HCE dan CEE terhadap return saham, tetapi ROE tidak mampu memediasi hubungan SCE Penelitian ini akan menghubungkan ketiga komponen dalam VAIC™ dengan return saham melalui kinerja keuangan yang diukur dengan menggunakan Return On Equity (ROE) dan Earning Per Share (EPS). Peneliti memilih menggunakan 7 Return on Equity (ROE), sebab ROE menunjukkan tingkat pengembalian (return) yang dihasilkan manajemen atas modal yang ditanam oleh pemegang saham, setelah dipotong kewajiban kepada kreditor dan memilih menggunakan EPS dalam pengukurannya sebab menurut Eduardus (2001:241), informasi EPS suatu perusahaan menunjukkan besarnya laba bersih perusahaan yang siap dibagikan bagi semua pemegang saham perusahaan. Peneliti mengambil kerangka penelitian yang dikembangkan oleh Muna (2014) yang meneliti tentang pengaruh intellectual capital terhadap return saham melalui kinerja keuangan. Alasan peneliti memilih intellectual capital dan return saham sebagai variabel dalam penelitiannya sebab dalam penelitian yang dilakukannya, dari ketiga komponen IC tersebut terdapat pengaruh yang berbeda terhadap return saham, dimana HCE dan SCE tidak berpengaruh terhadap return saham, tetapi CEE berpengaruh negatif terhadap return saham. Hal ini berbeda pula dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Octama (2011) yang menyebutkan bahwa pengungkapan intellectual capital tidak berpengaruh terhadap return saham. Pada penelitian ini, obyek yang akan diujikan adalah perusahaan transportasi yang terdaftar di BEI dengan lama periode tiga tahun yaitu tahun 2011 sampai dengan tahun 2013. Perusahaan transportasi dipilih sebagai obyek dalam penelitian ini sebab pada perusahaan transportasi sangat dibutuhkan sumber daya manusia yang memiliki keahlian dan ketrampilan khusus dalam melakukan kegiatan operasional perusahaan. Keahlian dan ketrampilan sumber daya manusia ini termasuk aset tidak berwujud perusahaan yang merupakan intellectual capital. 8 Maka dari itu modal intelektual dari setiap sumber daya manusianya tersebut menjadi hal yang sangat diperhatikan oleh perusahaan. Era informasi dan pengetahuan saat ini, Intellectual capital menjadi salah satu aset tidak berwujud yang sangat penting.
 Intellectual capital merupakan sumber daya yang dimiliki perusahaan berupa keahlian, pengetahuan dan keterampilan dari karyawan perusahaan tersebut. Intellectual capital juga berupa sistem informasi, hak paten, kebijakan, proses dan sistem perusahaan dari waktu ke waktu. Selain kedua hal tersebut, intellectual capital juga berupa kemampuan perusahaan dalam mengelola dana yang dimiliki (Muna, 2014). Kinerja perusahaan akan meningkat apabila semua hal tersebut dapat dikelola dengan baik oleh perusahaan. Kinerja keuangan perusahaan ini juga akan meningkat jika perusahaan mampu menciptakan value added dengan intellectual capital yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Pengungkapan intellectual capital yang mampu meningkatkan kinerja keuangan ini akan mampu memunculkan sinyal positif bagi para investor, dengan demikian investor akan merasa tertarik untuk menanamkan investasinya dengan lebih banyak pada perusahaan tersebut. Hal ini dapat diukur dengan return saham. Dengan berdasarkan pada penjelasan yang telah dijabarkan tersebut, dapat disimpulkan bahwa intellectual capital berpengaruh terhadap return saham melalui kinerja keuangan. Dengan demikian, judul yang dapat diangkat oleh peneliti dalam penelitian ini adalah “Pengaruh Intellectual Capital (IC) terhadap Return Saham dengan Kinerja Keuangan sebagai Variabel Intervening terhadap Perusahaan Transportasi yang Terdaftar di BEI tahun 2011-2013”.
1.2  Rumusan Masalah
 Berdasarkan penjabaran atas latar belakang di atas, rumusan masalah yang dapat dimunculkan dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah Intellectual Capital berpengaruh terhadap kinerja keuangan?
 2. Apakah Intellectual Capital berpengaruh terhadap return saham?
3. Apakah Intellectual Capital berpengaruh terhadap return saham dengan kinerja keuangan sebagai variabel intervening?
1.3 Tujuan Penelitian
 Dengan berdasarkan pada perumusan masalah yang telah dimunculkan di atas, maka penelitian ini mempunyai tujuan untuk :
1. Menganalisis pegaruh Intellectual Capital terhadap kinerja keuangan.
2. Menganalisis pegaruh Intellectual Capital terhadap return saham.
3. Menganalisis pegaruh Intellectual Capital terhadap return saham dengan kinerja keuangan sebagai variabel intervening.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis Kegunaan teoritis dalam penelitian yang dilakukan ini adalah :
 a. Memberikan wawasan baru dan memberikan kontribusi dalam pengembangan teori, khususnya yang berkaitan dengan pemahaman mengenai informasi value added yang dihasilkan oleh Intellectual Capital dan implikasinya terhadap peningkatan kinerja keuangan dan return saham.
 b. Sebagai suatu pengaplikasian dari ilmu yang dimiliki penulis yang diperoleh selama mengikuti proses perkuliahan.
1.4.2 Manfaat Praktis Kegunaan praktis dalam penelitian yang dilakukan ini adalah :
 a. Bagi pihak perusahaan, diharapkan dapat dijadikan sebagai alat untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan.
b. Bagi pihak investor, diharapkan dapat membantu para investor untuk mengambil keputusan dalam menanamkan sahamnya dengan mempertimbangkan return saham yang akan diperolehnya kelak.
c. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan penelitian ini dapat dijadikan referensi dan juga sebagai informasi dalam melakukan penelitian selanjutnya tentang intellectual capital. 1.5 Batasan Penelitian

 Adapun batasan dalam penelitian ini adalah :
 a. Penelitian ini terbatas pada pengaruh intellectual capital pada return saham dengan melalui kinerja keuangan perusahaan transportasi yang diteliti.
 b. Obyek dalam penelitian ini terbatas hanya pada perusahaan transportasi dengan lama periode tiga tahun antara tahun 2011-2013. 
c. Pengambilan sampel dalam penelitian dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling, yaitu pengambilan sampel yang dilakukan tidak dengan acak dan melalui pertimbangan tertentu sesuai dengan kebutuhan dan tujuan peneliti.
Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Manajemen :Pengaruh Intelectual Capital (IC) terhadap return saham dengan kinerja keuangan sebagai variabel intervening: Studi pada perusahaan transportasi yang terdaftar di BEI tahun 2011-2013Untuk Mendownload skripsi ini silakan klik link dibawah ini


Artikel Terkait:

No comments:

Post a Comment