Jasa Pembuatan Skripsi

Jasa Pembuatan Skripsi
Jasa Pembuatan Skripsi

Monday, August 7, 2017

Jasa Buat Skripsi: download Skripsi Psikologi:Hubungan antara kepuasan kerja terhadap stres kerja guru pendidikan luar biasa di SLB Muhammadiyah Jombang

Abstract

INDONESIA:
Sebagai pengajar atau pendidik guru merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan setiap upaya pendidikan. Penelitian ini dilatarbelakangi, peneliti menemukan beberapa permasalahan yang dialami oleh guru SLB Muhammadiyah Jombang diantaranya tidak sepadannya gaji yang didapat guru dengan beban kerja atau mengajar yang tinggi yang diberikan oleh lembaga tersebut, hal ini dikhawatirkan bisa mempengaruhi rasa kepuasan guru. Dalam mempertahankan eksistensi dalam bekerja, tidak jarang sumber daya manusia akan mengalami stres kerja terutama bagi individu yang tidak dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan yang terjadi.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran dan melakukan analisis tentang tingkat kepuasan kerja guru SLB, tingkat stres kerja oleh guru SLB dan untuk menganalisis hubungan antara kepuasan kerja dengan stres kerja guru SLB. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif koefisien korelasional, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa variabel. Populasi dalam penelitian ini adalah guru SLB Muhammadiyah Jombang yang berjumlah 30 orang. Jumlah sampel dalam penelitian adalah sejumlah 30 orang. Teknik sampling yang digunakan dalam pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah Sampling Jenuh. Teknik analisis yang digunakan yaitu korelasi product-moment.
Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa tingkat kepuasan kerja guru SLB Muhammadiyah Jombang termasuk dalam kategori sedang. Tingkat stres kerja guru SLB Muhammadiyah Jombang termasuk dalam kategori sedang. Terdapat hubungan negatif dan signifikan antara kepuasan kerja dengan stres kerja guru SLB Muhammadiyah Jombang, dengan nilai koefisien korelasi sebesar -0,636 dan nilai signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari = 5% (0,000 < 0,05), yang berarti bahwa semakin tinggi kepuasan kerja maka akan diikuti dengan penurunan tingkat stres kerja. Oleh karena itu, agar dapat mengurangi stres kerja yang tinggi, maka guru sebaiknya disarankan untuk lebih bersemangat dalam melaksanakan pekerjaan.
ENGLISH:
As teachers or teacher educators is one of the factors of the specific success in all educational effort, the researchers found some of the issues or Almscalh witnessed by teachers, including the lack of teachers' salaries, but the school is not care, and feared it could affect the feel good teachers in the defense of the existence of in factors.
Researchers aimed to get a picture of the search for the level of job satisfaction for teachers in special schools, the level of work stress by teachers in special schools and analyze the relationship between job satisfaction and teachers working in special schools under pressure. The type of research that is conducted research and descriptive degree Correlative Altahedv means any research to find out in the presence of two or more variable, the number of people in Hama Search is a teacher at a special school Mohammedia Jombang and up to thirty teacher. Sampling used in the manufacture of samples in Hama research techniques is to take saturated samples. Analysis technique used is the product moment correlation.

Based on the analysis showed that the level of job satisfaction for teachers in special schools Mohammedia Jombang including in the medium category, work stress levels of teachers in special schools Mohammedia Jombang including in the medium category there is an inverse and significant relationship between job satisfaction and teachers working in special schools Mohammedia pressure Jombang with correlation - coefficient. 0.636 and great value 0,000 Smaller than 5% (0,000 <., 0.5), which means that higher job satisfaction and will be followed by a decrease in the level of work stress. So, in order to reduce the high pressures of work, then the teacher should be advised to be more enthusiastic in implementing the action.


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
 Manusia adalah makhluk sosial. Artinya dalam seluruh bidang kehidupannya semua manusia membutuhkan orang lain dan tidak ada manusia yang bisa hidup sendiri di dunia ini. Tujuan manusia berhubungan dan berinteraksi dengan orang lain adalah untuk mencapai suatu hal yang disebut dengan “sejahtera”. Secara sederhana sejahtera bisa digambarkan dengan tercukupinya kebutuhan sandang, pangan dan papan, tercukupi kebutuhan kesehatan, tercukupi kebutuhan sosial dan kebutuhan-kebutuhan lainnya. Sekolah merupakan tumpuan dan harapan orang tua, masyarakat, dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Sehingga sekolah memegang peranan penting dibanding lembaga pendidikan lainya. Sesuai dengan UUD 1945 tentang pendidikan dan kebudayaan yakni “Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta akhlaq mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bngsa yang diatur dengan undang-undang. Sebagai pengajar atau pendidik guru merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan setiap upaya pendidikan. Kinerja guru dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran merupakan faktor utama dalam pencapaian tujuan pengajaran, ketrampilan penguasaan proses pembelajaran ini sangat erat kaitanya dengan tugas dan tanggung jawab guru sebagai pengajar dan pendidik. Guru dapat di interprestasikan sebagai pembimbing/belajar fasilitator.
Dalam hal ini peneliti menemukan beberapa permasalahan yang dialami oleh guru SLB Muhammadiyah Jombang diantaranya tidak sepadannya gaji yang didapat guru dengan beban kerja atau mengajar yang tinggi yang diberikan oleh lembaga tersebut, hal ini dikhawatirkan bisa mempengaruhi rasa kepuasan guru. Kepuasan kerja menurut Handoko (1997) adalah cara seorang pekerja merasakan pekerjaannya dan merupakan generalisasi sikap-sikap terhadap pekerjaannya yang bermacam-macam. Kepuasan kerja pada dasarnya merupakan hal yang bersifat individual, setiap individual memiliki tingkat kepuasan kerja yang berbeda – beda sesuai dengan keinginan dan sistem nilai yang dianutnya. Semakin banyak aspek dalam pekerjaannya yang sesuai dengan keinginan dan sistem nilai yang dianut individu, semakin tinggi tingkat kepuasan yang didapat. Demikian pula sebaliknya, semakin banyak aspek dalam pekerjaannya yang tidak sesuai dengan keinginan dan sistem nilai yang dianut individu, semakin rendah tingkat kepuasan yang didapat. Guru yang tidak memperoleh kepuasan kerja tidak akan pernah mencapai kematangan psikologis dan pada gilirannya akan menjadi frustasi. Kepuasan kerja adalah suatu tingkat emosi yang positif dan menyenangkan individu terhadap pekerjaan atau pengalaman positif dirinya (Locke 1976-dikutip dari buku Wijono 2010). Aspek – aspek yang dapat membentuk kepuasan kerja karyawan antara lain : faktor individual (umur, jenis kelamin, sikap pribadi terhadap pekerjaan), faktor hubungan antar Guru (hubungan antar Kepala dan Guru, hubungan sosial antara sesama karyawan, sugesti dari teman sekerja, faktor fisik dan kondisi tempat kerja, emosi dan situasi kerja) faktor eksternal (keadaan keluarga, rekreasi, pendidikan).
 Aspek tersebut memberikan motivasi agar kepuasan kerja tercapai bagi guru. Dan yang berkewajiban memenuhi tercapainya kepuasan kerja tersebut adalah setiap pimpinan lembaga yang bersangkutan, karena kepuasan kerja merupakan faktor yang diyakini dapat memotivasi semangat kerja guru agar guru dapat memberikan hasil yang terbaik bagi sekolah sehingga kinerja sekolah dapat ditingkatkan. Dalam mempertahankan eksistensi dalam bekerja, tidak jarang sumber daya manusia akan mengalami stres kerja terutama bagi individu yang tidak dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan yang terjadi. Setiap orang dimanapun berada dalam suatu organisasi, dapat berperan sebagai sumber stres bagi orang lain. Stres sebagai suatu kondisi dinamis di mana individu dihadapkan pada kesempatan, hambatan, dan keinginan dan hasil yang diperoleh sangatlah penting tapi tidak dapat dipastikan. Persaingan dunia kerja saat ini semakin meningkat sehingga manusia menghabiskan waktunya untuk terus bekerja dan bekerja. Hal tersebut secara tidak sadar telah menyebabkan kejenuhan dan mengakibatkan stres pada manusia. Stres merupakan hasil dari tidak /kurang ada kecocokan antara dan lingkunganya yang mengakibatkan ketidak mampuanyauntuk menghadapi berbagai tuntutan terhadap dirinya secara efektif (Finchan dan Rhoses, 1988). Stres yang terlalu besar dapat mengancam seseorang untuk menghadapi lingkungan yang akhirnya mengganggu pelaksanaan tugas guru. Beberapa sumber stres di kalangan pendidik, antara lain perilaku negatif siswa, beban kerja berlebih, konflik dengan atasan, konflik peran, peran kerja yang ambigu, fasilitas mengajar yang tidak memadai, lingkungan kerja yang tidak nyaman, dan penghargaan kinerja yang rendah. Rizky (2010) dalam penelitiannya tentang Hubungan Antara Komunkasi Interpersonal Dan Stres Kerja Dengan Kepuasan Kerja Perawat Di Ruang Rawat Inap RSUD Dr. Moewardi Surakarta, membuktikan bahwa terdapat hubungan antara komunikasi interpersonal dan stres kerja dengan kepuasan kerja. Selanjutnya Kosnin dan Cheman (2009) meneliti tentang Hubungan antara Stres Kerja dengan Kepuasan Kerja dalam Kalangan Guruguru Besar di Daerah Melaka Tengah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif antara stres kerja dengan kepuasan kerja. Hasil ini didukung penelitian Anitawidanti (2010) yang membuktikan bahwa ada hubungan stres kerja dengan kepuasan kerja karyawan berdasarkan gender. Fenomena di atas menarik untuk diteliti dikarenakan hal tersebut secara tidak langsung mempunyai pengaruh terhadap keutuhan suatu lembaga pendidikan tersebut.
Hal itu yang mendorong untuk mengkaji lebih lanjut yang di tuangkan dalam sebuah penelitian “Hubungan Antara Kepuasan Kerja Dengan Stres Kerja Guru SLB Muhammadiyah Jombang”
B.     Rumusan Masalah Masalah
 penelitian ini adalah “Hubungan Antara Kepuasan Kerja Dengan Stres Kerja Guru SLB Muhammadiyah Jombang”. Selanjutnya peneliti membagi rumusan masalah menjadi sub problematik yaitu:
1.      Bagaimana tingkat kepuasan kerja guru SLB ?
2.      2. Bagaimana tingkat stres kerja oleh guru SLB?
3.       3. Apakah ada hubungan antara kepusan kerja dengan stres kerja guru SLB?
C. Tujuan Penelitian
 Tujuan Penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran dan melakukan analisis tentang: 1. Tingkat kepuasan kerja guru SLB 2. Tingkat stres kerja oleh guru SLB. 3. Untuk menganalisis hubungan antara kepusan kerja dengan stres kerja guru SLB.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan khazanah keilmuan (teoritik) bagi pengembangan konsep praktik pekerjaan guru, khususnya mengenai Adakah hubungan antara kepuasan kerja dengan stres kerja guru pendidikan luar biasa di SLB Muhamadiyah Jombang.
 2. Manfaat Praktis Secara praktis hasil penelitian ini diharapakan dapat: a. Memberikan informasi dan sumbangan pemikiran bagi penanganan masalah stres kerja yang dialami oleh guru pendidikan luar biasa khususnya mengenai kepuasan kerja guru pendidikan luar biasa di SLB Muhamadiyah Jombang. b. Sebagai bahan kajian bagi pekerja sosial yang bekerja di setting pendidikan. Terutama tentang masalah stres kerja guru. c. Sebagai bahan acuan konseptual bagi pembuat kebijakan dalam memahami masalah stres kerja yang di alami guru pendidikan luar biasa di SLB Muhamadiyah Jombang.



Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Psikologi" :Hubungan antara kepuasan kerja terhadap stres kerja guru pendidikan luar biasa di SLB Muhammadiyah Jombang" Untuk Mendownload skripsi ini silakan klik link dibawah ini
DOWNLOAD

Artikel Terkait:

No comments:

Post a Comment