Abstract
INDONESIA:
Pada tanggal 21 Juni 2013 pemerintah mengumumkan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi untuk premium dan solar yang akan diberlakukan pada tanggal 22 Juni 2013. Dampak dari perubahan harga minyak ini diperkirakan akan mempengaruhi perubahan-perubahan biaya operasional yang mengakibatkan perubahan tingkat keuntungan kegiatan investasi.
Jenis penelitian ini menggunakan event study dengan pendekatan penelitian kuantitatif. Dengan menggunakan analisis paired sample t-test dan autoregressive distributed lag untuk menguji apakah terdapat pengaruh terhadap expected return saham LQ-45 pada saat sebelum dan sesudah kenaikan harga BBM.
Hasil penelitian ini menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara harga saham sektor LQ-45 pada saat sebelum dan sesudah kenaikan harga BBM. Hal ini dibuktikan dengan nilai rata-rata harga saham LQ-45 pada hari-hari setelah kenaikan BBM lebih tinggi dibandingkan pada sebelum kenaikan harga BBM. Berdasarkan analisis ARDL, perbedaan harga saham tersebut dapat terlihat pada hari keempat setelah kenaikan harga BBM. Dalam hal ini berarti bahwaINVESTOR memberikan respon negatif terhadap kenaikan harga BBM.
ENGLISH:
On June 21, 2013 the Government announced the price increase of fuel oil (BBM) subsidies for diesel and premium which will be enacted on June 22, 2013. The impact of changes in the price of oil is expected to affect changes in operating costs resulting in changes in the level of profitability ofINVESTMENT activity.
The kind of research is using the event study by approach research quantitative. By using Paired sample analysis using t-test and autoregressive lag distributed to test whether there is influence against expected return stock LQ-45 in times before and after the increase in BBM prices.
The results of this research suggests that there is a significant difference between the share prices of sectors of the LQ-45 at the time before and after the increase in BBM prices. This is evidenced by the average value of LQ-45 stock price in the days after the BBM price hike higher than before the price increase of BBM. Based on analysis of the ARDL. the stock price differences can be seen on the fourth day after the hike in fuel prices. In this case means thatINVESTORS
respond negatively to rising BBM prices.
respond negatively to rising BBM prices.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar
Belakang
Kebutuhan Bahan Bakar Minyak
di Indonesia pada tahun 2013 dirasakan cukup tinggi, hal tersebut dikarenakan
terjadinya kenaikan harga minyak mentah di pasar internasional. Dalam rangka
peningkatan efisiensi dan efektifitas pengeluaran rutin serta dengan berbagai
pertimbangan yang lain, pemerintah mengambil kebijakan untuk mengupayakan
pengurangan atau penurunan subsidi BBM melalui peningkatan harga jual BBM.
Gejolak harga bahan bakar minyak dunia sebenarnya sudah mulai terlihat sejak
tahun 2000. Pada tahun-tahun berikutnya pun harga terus naik seiring dengan
menurunnya kapasitas cadangan. Ada sejumlah faktor penyebab terjadinya gejolak
ini, salah satunya adalah persepsi terhadap rendahnya kapasitas cadangan harga
minyak yang ada saat itu, yang kedua adalah naiknya permintaan (demand) dan di
sisi lain terdapat kehawatiran atas ketidakmampuan negara-negara produsen untuk
meningkatkan produksi, sedangkan masalah tingkat utilisasi kilang di beberapa
negara dan menurunnya persediaan bensin di Amerika Serikat juga turut
berpengaruh terhadap posisi harga minyak yang terus meninggi. Di tahun 2013
ini, pemerintah mengambil langkah penyesuaian harga BBM untuk perencanaan
program terkait bantuan perlindungan warga miskin. Adapun program tersebut
yaitu percepatan dan perluasan perlindungan sosial berupa bantuan siswa miskin,
program keluarga harapan dan subsidi beras miskin. Serta program khusus yang
bersifat sementara berupa Bantuan Langsung 2 Sementara Masyarakat (BLSM) dan
program infrastruktur dasar. Rencana pemerintah dalam menaikkan harga bahan
bakar minyak (BBM) bersubsidi tersebut dapat mengurangi defisit neraca
keuangan, khususnya untuk anggaran subsidi BBM. Pada tanggal 21 Juni 2013 pemerintah
mengumumkan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi untuk Premium dan
Solar yang akan mulai diberlakukan pada tanggal 22 juni 2013. Kenaikan harga
BBM ini menjadi yang keempat kalinya dilakukan pada era Presiden SBY saat
berkuasa sejak 2004 lalu. Berdasarkan data yang dihimpun Detik Finance
(21/6/2013) tercatat pada era pemerintahan presiden SBY sudah ada lima kali
kebijakan yang berkaitan dengan harga BBM subsidi. Dari lima kali kebijakan
itu, ada empat kebijakan menaikkan harga BBM subsidi dan satu kali menurunkan
harga BBM. Perubahan tarif harga BBM tersebut telah berevolusi dari masa
pemerintahan presiden Soeharto. Adapun peningkatan naik turunnya harga BBM
dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: Tabel 1.1. Daftar Harga Bahan Bakar Minyak
Tahun 1980-2013 Berlaku Harga (Rupiah per Liter) Tahun Masa Pemerintahan Bensin
Premium Solar 1980 Soeharto 150.00 52.50 1991 Soeharto 550.00 300.00 1993
Soeharto 700.00 380.00 1998 Soeharto 1,200.00 600.00 3 2000 Gusdur 1,150.00
600.00 2001 Gusdur 1,450.00 900.00 2002 Megawati 1,550.00 1,150.00 2003
Megawati 1,810.00 1,890.00 Maret 2005 SBY 2,400.00 2,100.00 Oktober 2005 SBY
4,500.00 4,300.00 2008 SBY 6,000.00 5,500.00 2009 SBY 4,500.00 4,500.00 2013
SBY 6,500.00 5,500.00 Sumber: Suhendra, 2013 (Data diolah) Saat pemerintah
menaikkan harga BBM bersubsidi, pemerintah mengalokasikan dana Rp.12,5 triliun
untuk program penanggulangan kemiskinan dan pembangunan infrastruktur dasar.
Dana tersebut terdiri dari program raskin Rp 4,3 triliun, beasiswa masyarakat
miskin Rp7,5 triliun, dan program keluarga harapan Rp 700 miliar. Ada juga
program bantuan langsung sementara masyarakat (BLSM) Rp 11,6 triliun. Adanya
kenaikan harga BBM tersebut menyebabkan terjadinya hubungan timbal balik antara
naiknya biaya produksi dan turunnya daya beli masyarakat yang akan memperlemah
perputaran roda ekonomi secara keseluruhan. Kenaikan harga BBM bukan saja
memperbesar beban masyarakat kecil pada umumnya, tetapi juga bagi dunia usaha
pada khususnya. Hal ini dikarenakan terjadi kenaikan pada pos-pos biaya
produksi sehingga meningkatkan biaya secara keseluruhan dan 4 mengakibatkan
kenaikan harga pokok produksi yang akhirnya akan menaikkan harga jual produk,
dan selanjutnya akan mendorong laju inflasi. Dampak dari perubahan harga minyak
ini juga akan mempengaruhi perubahan-perubahan biaya operasional yang
mengakibatkan perubahan tingkat keuntungan kegiatan investasi. Dalam jangka
pendek, naiknya harga BBM tersebut disikapi oleh pelaku pasar, khususnya pelaku
pasar modal sebagai pusat perputaran dan indikator investasi. Setiap peristiwa
yang terkait dengan permasalahan ekonomi dan bisnis menimbulkan reaksi para
pelaku pasar yang dapat berupa respon positif atau respon negatif tergantung
kepada peristiwa tersebut. Jika suatu peristiwa mengakibatkan meningkatnya
return saham, berarti peristiwa tersebut direspon positif oleh para pelaku
ekonomi atau pelaku pasar, sehingga suatu kebijakan pemerintah menjadi efektif
manakala kebijakan tersebut direspon positif oleh investor. Sebaliknya, kebijakan
tersebut menjadi tidak efektif jika kebijakan tersebut direspon negatif oleh
investor. Pergerakan harga saham menentukan investor dalam memilih saham yang
terbaik. Perubahan harga saham individu di pasar terjadi karena faktor
permintaan dan penawaran. Terdapat berbagai variabel yang mempengaruhi
permintaan dan penawaran, baik yang rasional maupun irrasional. Pengaruh yang
sifatnya rasional mencangkup kinerja perusahaan, tingkat bunga, tingkat
inflasi, tingkat pertumbuhan, kurs valuta asing atau indeka harga saham dari
negara lain. Pengaruh yang irrasional mencangkup rumor di pasar, mengukuti
mimpi, bisikan teman atau permainan harga. Oleh karena itu jika kenaikkan atau
penurunan 5 berlangsung terus-menerus selama beberapa hari, maka hal itu akan
diikuti oleh arus balik.
Hal itu membuktikan bahwa dalam kenaikan ataupun penurunan selalu
ada kesalahan yang dinamakan overreaction atau mispriced,jika harga terus naik,
akan diikuti dengan penurunan harga dari periode berikutnya (Samsul, 2006:185).
Dalam melakukan investasi, para investor akan berusaha menanamkan modalnya pada
saham perusahaan yang mampu memberikan return atau keuntungan yang bisa berupa
dividen dan atau capital gain. Dengan return ini akan tercapai tujuan pokok
dari investasi yaitu maksimisasi kemakmuran dengan peningkatan kekayaan. Oleh
karena itu, perusahaan selalu berusaha memberikan informasi atau sinyal tingkat
pengembalian sebagaimana yang diharapkan investor (return saham) yang berupa
capital gain dan dividen tersebut. Perusahaan selalu berusaha menjadikan
sahamnya menjadi menarik bagi investor dengan berbagai kebijakan teknis maupun
politis. Tujuan investor dalam berinvestasi adalah memaksimalkan return, tanpa
melupakan faktor risiko investasi yang harus dicapainya. Resiko investasi di pasar
modal pada prinsipnya sangat terkait erat dengan terjadinya volatilitas harga
saham, saham dimana naik turunnya harga saham ini dipengaruhi oleh informasi.
Suatu informasi yang membawa kabar baik (good news) akan membuat harga saham
naik, dan sebaliknya informasi yang membawa kabar buruk (bad news) akan
menyebabkan harga saham turun. Informasi makro berkenaan dengan kondisi pasar
berupa berita politik, kebijakan ekonomi nasional, serta kebijakan berkaitan
dengan pasar modal. Informasi mikro adalah informasi yang berkaitan dengan
kondisi perusahaan seperti kebijakan dividen payment, investasi, new 6 product
launching. Informasi yang dimiliki oleh investor akan tertransformasi dalam
bentuk naik-turunnya volume transaksi harian dan frekuensi transaksinya. Volatilitas
terjadi karena ada sebagian informasi privat yang terungkap melalui proses
transaksi, dan bukan karena peningkatan penyebaran informasi publik. Tingkat
kepekaan dinamika pasar modal akan berkembang sensitivitasnya, tidak hanya
dipengaruhi oleh faktor-faktor ekonomi mikro dan makro ekonomi saja, akan
tetapi faktor-faktor non ekonomi seperti peristiwa-peristiwa ketatanegaraan
serta kebijakan yang diambil oleh pemerintah. Kenaikan harga BBM yang terjadi
pada tanggal 22 juni 2013 memungkinkan berdampak ke pasar modal. Mengingat
minyak berfungsi sebagai bahan bakar dan bahan proses produksi bagi industri,
maka kenaikan harga minyak menyebabkan beban biaya produksi bagi industri
sehingga akan melemahkan aspek fundamental perusahaan. Dampaknya harga saham
perusahaan akan cenderung mengalami penurunan. Hal ini merupakan faktor yang
menjadikan indeks bursa regional mengalami penurunan termasuk dampaknya pada
IHSG di BEJ. Berdasarkan kondisi tersebut, maka penelitian ini berusaha
mengkaji kaitan antara perubahan harga saham dan aktivitas volume perdagangan
di Bursa Efek Jakarta dengan kejadian kenaikan harga BBM selama tahun 2013 pada
saham-saham yang terdaftar di LQ-45. Penelitian ini mencoba menguji kekuatan
informasi (content information) terhadap suatu peristiwa tehadap aktifitas di
bursa efek, atau mengamati reaksi pasar modal terhadap event berupa kenaikan
harga BBM.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apakah terdapat perbedaan expected return sebelum kenaikan harga
BBM dengan expected return setelah kenaikan harga BBM?
2. Apakah kenaikan harga BBM tersebut memberikan dampak terhadap
expected return saham?
1.3.Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penelitian ini dilakukan dengan
tujuan:
1. Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan expected return sebelum
kenaikan harga BBM dengan expected return setelah kenaikan harga BBM.
2. Untuk mengetahui dampak dari kenaikan harga BBM terhadap
expected return saham.
1.4.Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini
diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Bagi Akademik Penelitian ini diharapkan dapat memberikan
tambahan wawasan kepada para akademisi tentang pengaruh kebijakan pemerintah
yang terjadi di dalam negeri terhadap perubahan harga saham.
2. Bagi Penulis Dapat
menambah pengembangan pengetahuan khususnya di bidang pasar modal.
3. Bagi Pihak Lain Sebagai
tambahan pengetahuan dan perbandingan bagi peneliti selanjutnya.
1.5.
Batasan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan diatas, maka penulis
membatasi penelitian yang akan diteliti, yaitu: 1. Saham yang digunakan adalah
harga saham penutupan pada tanggal 17 sampai 28 Juni 2013 dari masing-masing
perusahaan, karena pada harga saham penutupan tersebut sudah dapat mewakili
fluktuasi harga saham yang terjadi dalam 1 periode. 2. Periode pengamatan yang
diambil yaitu pada tanggal 17-22 Juni 2013 adalah sebelum penurunan harga BBM,
dan 23-28 Juni 2013 adalah sesudah kenaikan harga BBM. 3. Saham yang dipilih
oleh peneliti adalah saham yang termasuk dalam indeks LQ-45 yang tergabung
dalam Bursa Efek Indonesia (BEI).
Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Manajemen :Pengaruh kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) terhadap expected return saham: Event study pada saham LQ-45 yang terdaftar di bursa efek Indonesia periode 2012-2013. Untuk Mendownload skripsi ini silakan klik link dibawah ini
No comments:
Post a Comment