Abstract
INDONESIA:
Modal kerja sangat penting bagi UMKM, dalam batas-batas yang ideal, yaitu tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil sehubungan dengan penggunaan modal kerja yang efisien untuk meningkatkan profitabilitas UMKM. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efisiensi penggunaan modal kerja dalam meningkatkan profitablitas pada UMKM Ayam Petelur Kabupatan Blitar.
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif, dengan menggunakan model studi kasus. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik wawancara, dokumentasi, observasi, dan tringulasi. Analisis data yang digunakan yaitu dengan mengumpulkan data kemudian diolah dan di analisis dengan menggunakan metode deskriptif yang bertujuan mendeskripsikan efisiensi penggunaan modal kerja dalam meningkatkan profitabilitas dengan cara membandingkan neraca UMKM untuk tiga periode, membuat laporan sumber dan penggunaan modal kerja, analisis efisiensi penggunaan modal kerja dan dilengkapi analisis rasio profitabilitas.
Hasil analisis menunjukkan bahwa 1) selama tiga tahun UMKM “UD PASTI MAJU” Peternakan Ayam Petelur kabupaten Blitar, penggunaan modal kerja yang dilaksanakan yaitu didasarkan pada kebutuhan untuk membelanjai operasional sehari- hari, menutup kerugian usaha, pembelian aktiva tetap dan membayar hutang jangka panjang. 2) Dari analisis rasio efisiensi penggunaan modal kerja dan rasio profitabilitas menunjukkan bahwa implementasi pengelolaan modal kerja di “UD PASTI MAJU” berjalan efisien dan juga dapat meningkatkan profitabilitas. Dan sebaiknya UMKM “UD PASTI MAJU” mengalokasikan kelebihan uang yang tidak dimanfaatkan untuk diinvestasikan jangka pendek dan memanfaatkan sumber daya yang ada dengan maksimal untuk pencapaian keuntungan yang maksimum.
ENGLISH:
Occupation auxiliary is very important for UMKM, in the ideal limits, it is not too big and too small due to the use of occupation auxiliary which is efficient to increase the UMKM’s profitability. The purpose of this research is to recognize the efficiencies of the use of occupation auxiliary in increasing the profitability in UMKM Ayam Petelur in the Blitar Regency.
This research utilizes descriptive qualitative which use study case model. The data collection of this research use interview, documentation, observation, and triangulation. The data analysis which is used in this research are, first is data collection. Then processed and analyzed by descriptive method which has a purpose to describe the efficiency of the use of occupation auxiliary in increasing the profitability by comparing the UMKM’s scales for three periods, make a report about the use of occupation auxiliary, the efficiency of the use of occupation auxiliary analysis and complemented by ratio of profitability analysis.
The findings of this research showed that 1) in three years UMKM “UD PASTI MAJU” Peternakan Ayam Petelur in Blitar Regency, the use of occupation auxiliary which is applied are based on the need of daily expulsion, cover the exertion’s loss, buy the permanent assets and pay the long-term debt. 2) from the analysis of efficiency ratio, the use of occupation auxiliary and profitability ratio showed that the management implementation of occupation auxiliary in UMKM “UD PASTI MAJU” walks efficient and also increasing the profitability. In suggestion, the researcher said that the allocation of financing surplus had better to invest in short-term and utilizes the available resource maximally to obtain the maximal benefit.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Kontribusi Usaha Mikro Kecil
dan Menengah (UMKM)di Indonesia terhadap pembangunan ekonomi Nasional sangatlah
besar. Hal ini tercermin dalam penyerapan tenaga kerja yang sangat besar.
Karena sektor ini dapat menampung tenaga kerja yang tidak dapat diterima di
Usaha berskala besar. Maka, UMKM mempunyai sumbangsih yang berarti dalam
membantu pemerintah dalam hal mengatasi pengangguran di Indonesia. (Haryadi,
2010). Perkembangan UMKM di Indonesia menunjukkan prestasi dari tahun semakin
meningkat, terutama dalam jumlah, sumbangan PDB, dan penyerapan tenaga kerja.
Tabel dibawah ini akan menampilkan perkembangan UMKM dari tahun ke tahun: Tabel
1.1. Perkembangan UMKM dari tahun 2011-2012 Sumber : Kemetrian Koperasi dan
UMKM, (Depkop.go.id) Jumlah Pangsa Jumlah Pangsa 1 a Usaha Mikro Unit
54.559.969 98,82% 55.856.176 98,79% b Usaha Kecil Unit 601.195 1,09% 629.418
1,11% c Usaha Menengah Unit 44.280 0,08% 48.997 0,09% d Usaha Besar Unit 4.952
0,01% 4.968 0,01% Unit 55.210.396 56.539.559 2 a Usaha Mikro Orang 94.957.797
90,77% 99.859.517 90,12% b Usaha Kecil Orang 3.919.992 3,75% 4.535.970 4,09% c
Usaha Menengah Orang 2.844.669 2,72% 3.262.023 2,94% d Usaha Besar Orang
2.891.224 2,76% 3.150.645 2,84% Orang 104.613.682 110.808.155 3 a Usaha Mikro
Rp. Milyar 2.579.388,40 34,73% 2.951.120,60 35,81% b Usaha Kecil Rp. Milyar
722.012,80 9,72% 798.122,20 9,68% c Usaha Menengah Rp. Milyar 1.002.170,30
13,49% 1.120.325,30 13,59% d Usaha Besar Rp. Milyar 3.123.514,60 42,06%
3.372.296,10 40,92% Rp. Milyar 7.427.086,10 8.241.864,20 PDB Atas Dasar Harga
Berlaku JUMLAH JUMLAH JUMLAH Tenaga Kerja No Indikator Satuan Tahun 20011 Tahun
2012 Unit Usaha 1 2 Data diatas menunjukkan potensi Usaha Mikro, Usaha Kecil
dan Usaha Menengah (UMKM) sehingga pemerintah menaruh perhatian pada sektor
ini, atas prestasi UMKM dalam menggerakkan perekonomian nasional. Gubernur Jawa
Timur sangat mendorong UMKM Jawa Timur untuk terus berkiprah dalam menggerakkan
perekonomian nasional. Menurutnya, manajemen perlu dilakukan secara menyeluruh
mencakup kualitas SDM, manajerial dan perputaran uang. Di akhir 2013, 31 persen
pasar dalam negri indonesia dikuasai Jatim ini membuktikan industri-industri
kecil di Jatim semakin banyak dan berkembang. Sejalan dengan yang telah
disampaikan Gubernur, Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Jawa-Timur Dr.Ir.RB.Fattah
Jasin,MS menyampaikan: “Pertumbuhan koperasi dan UMKM di Jatim sangat signifikan.
Hal ini terlihat dari Produk Domestik Nasional Bruto di akhir 2013 mencapai
1136 triliun rupiah yang 5 persennya adalah kontribusi UMKM. Khusus Kota Kediri
dan Blitar tahun ini mendapatkan anggaran dua kali lipat senilai 50 juta rupiah
untuk masingmasing kota. (pakdekarwo.com)” Usaha Mikro Kecil dan Menengah yang
menjadi unggulan di Kabupaten Blitar adalah usaha peternakan ayam petelur.
Sampai pada tahun 2013 produksi telur Kabupaten Blitar mampu memenuhi 70% dari
kebutuhan telur di Jawa Timur dan secara Nasional memenuhi 30% dari kebutuhan
telur ayam Nasional.
Tahun 2013 jumlah populasi ayam ras petelur Kabupaten Blitar
mencapai 15.467.600 ekor dengan jumlah produksi telur sebanyak 134.735,3 ton
telur. Adapun secara produksi di Kecamatan Srengat, Ponggok dan Kademangan.
Selain itu populasi itik di Kabupaten Blitar mencapai750.444 ekor dengan jumlah
produksi telur 3.512 ton. Sedangkan populasi ayam buras mencapai 2.826.963 ekor
pada tahun 2010 dengan sentra di Kecamatan Talun. (www.blitarkab.go.id). 3 Namun
sejalan dengan prestasi yang telah dicapai oleh UMKM, baik dalam tingkat
Nasional maupun regional. Permasalahan yang dihadapi oleh UMKM diantaranya
adalah kualitas sumberdaya manusia yang masih rendah, kelemahan dalam struktur
permodalan,dan kelemahan dalam mengakses permodalan,termasuk dalam manajemen
modal kerja(Suryadi,2000). Kondisi ini apabila tidak dibenahi maka UMKM akan
kalah dalam pasar global. Harahap (2006) menyatakan bahwa UMKM umumnya lemah
dalam permodalan, sulitnya mendapatkan modal termasuk modal kerja, kelemahan
dalam manajemen, dan rendahnya kualitas sumberdaya manusia. Kondisi ini setelah
ditelusuri lebih jauh merupakan suatu sistem dalam kegiatan manajemen, ini
berarti bahwa manajemen usaha kecil itu merupakan suatu sistem,sehingga salah
satu dari sistem ini terganggu akan berdampak serius pada sistem secara
keseluruhan (Collins and Devana,2001), ini jelas apabila usaha kecil itu lemah
dalam modal kerja akan berdampak serius pada keberlangsungan usaha itu sendiri,
karena modalkerja merupakan keseluruhan aktiva lancar yang bisa dijadikan uang
kas yang dimiliki perusahaan, atau dana yang harus tersedia untuk membiayai
kegiatan operasi perusahaan sehari-hari, misalnya untuk membayar gaji pegawai,
membeli bahan baku/barang, membayar ongkos angkutan, membayar hutang dan
sebagainya (Sawir, 2008). Sehingga kesalahan dalam mengelola modal kerja
mengakibatkan kegiatan usaha dapat terhambat atau terhenti sama sekali. Alasan
utama mengapa modal kerja penting dibahas dalam usaha meningkatkan profitabilitas
perusahaan yaitu pertama, modal kerja merupakan bagian dari pembelanjaan jangka
pendek perusahaan, yang sejalan dengan tujuan jangka pendek perusahaan adalah
meningkatkan profitabilitas. Kedua, berdasarkan 4 fungsi kerja, modal kerja
bersifat fleksibel, relatif bervariasi, dan berputar cepat (Syamsuddin, 2007).
Bersifat fleksibel karena modal kerja mudah untuk ditambahkan atau dikurangkan
jumlahnya. Bersifat variatif karena modal kerja berasal dari sumber yang
beragam. Bersifat berputar cepat karena perputaran modal kerja umumnya kurang
dari satu tahun. Ketiga, modal kerja merupakan bidang aktivitas yang
berkesinambungan sekaligus menjadi pendukung utama operasional perusahaan.
Keberhasilan dalam pengelolaan kebijakan modal kerja mencerminkan pengawasan
maksimal terhadap aktiva lancar dan kewajiban lancar yang dapat meningkatkan
profitabilitas. Investasi pada modal kerja berarti investasi dalam kas,
piutang, dan persediaan.
Investasi tersebut bermanfaat maksimal apabila jumlah kas, piutang,
dan persediaan optimal. Optimalisasi kas, piutang, persediaan berpengaruh pada
kebutuhan dana untuk pembiayaan modal kerja dan berhubungan langsung dengan
pertumbuhan penjualan (Sawir, 2008). Sehubungan dengan pembelanjaan modal
kerja, khususnya kewajiban lancar perusahaan wajib dikelola secara efektif dan
efisien agar diperoleh biaya dan risiko yang minimum. Dari beberapa penelitian
terdahulu yang dilakukan Haryadi (2010) menyatakan beberapa UMKM mengalami
kegagalan dalam mengelola bantuan tambahan permodalan dari pemerintah di
provinsi Jambi. Sehingga bantuan permodalan ini belum mampu untuk meningkatkan
profitabilitas UMKM. Dan penelitian yang telah dilakukan oleh Harahap (2006)
bahwabeberapa UMKM telah menggunakan modal kerjanya secara berlebihan. Hal ini
menunjukkan bahwa beberapa UMKM masih belum dapat mengelola modal kerjanya
secara optimal, 5 sehingga kinerja perusahaan terganggu.Sedangkan penelitian
yang dilakukan oleh Mardiana (2007) menunjukkan bahwa secara keseluruhan, nilai
modal kerja, likuiditas dan rentabilitasnya yang dimiliki perusahaan kurang
efisien dan kurang baik serta mengalami fluktuasi. Dari analisis hubungan
antara modal kerja, tingkat likuiditas, dan tingkat rentabilitas menunjukkan
bahwa kurang efisiennya modal kerja berdampak pada tingginya likuditas. Adapun
pada UMKM Peternakanayam petelur Kabupaten Blitar, berdasarkan survey awal yang
dilakukan oleh peneliti, permasalahan yang sering dihadapi oleh para pengusaha,
adalah segi permodalan. Mereka meresahkan besarnya biaya harus dikeluarkan untuk
membeli pakan ayam. Hal ini ditambah lagi dengan rendahnya harga telur
dipasaran, sehingga banyak pengusaha yang terpaksa gulung tikar, karena hasil
penjualan tidak bisa mencover biaya pakan dan perawatan ternak, dan sebagian
pengusaha yang tetap ingin melanjutkan usahanya, memilih untuk melakukan
kemitraan. Sebagian pelaku UMKM yang lain masih mencampurkan keuangan pribadi
dengan keuangan usaha. Sehingga perputaran modal kerja menjadi terhambat. Maka
diharapkan dengan implementasi pengelolaan modal kerja yang baik, perusahaan
(UMKM) akan dapat meningkatkan profitabilitasnya. Berdasarkan latar belakang
diatas peneliti tertarik untuk melakukan kajian dengan judul
“ImplementasiPengelolaan Modal Kerja Dalam Meningkatkan Profitabilitas (Studi
Pada UMKM “UD PASTI MAJU” Peternakan Ayam Petelur Kabupaten Blitar)
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengelolaan
modal kerja yang telah diterapkan di UMKM “UD PASTI MAJU” Peternakan Ayam
Petelur Kabupaten Blitarsehingga dapat meningkatkan profitabilitas?
2. Bagaimana kendala dan solusi yang harus dilakukan UMKM “UD PASTI
MAJU” Peternakan Ayam Petelur Kabupaten Blitar dalam mengelola modal kerja
sehingga dapat meningkatkan profitabilitas?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui kebijakan yang dilakukan perusahaan (UMKM “UD
PASTI MAJU”Peternakan Ayam Petelur Kabupaten Blitar) dalam mengelola modal
kerja sehingga dapat meningkatkan profitabilitas.
2. Untuk mengetahui kendala
dan solusi yang harus dilakukan UMKM “UD PASTI MAJU” Peternakan Ayam Petelur
Kabupaten Blitardalam mengelola modal kerja sehingga dapat meningkatkan
profitabilitas.
1.4 Kegunaan Penelitian
1. Bagi pelaku UMKM “UD PASTI MAJU” Peternakan Ayam Petelur
Kabupaten Blitar, diharapkan hasil penelitian ini bisa menjadi bahan
pertimbangan untuk mengambil keputusan dalam meningkat kinerja usaha.
2. Bagi kalangan akademisi,
hasil penelitian ini dapat menjadi dasar perkembangan untuk penelitian selanjutnya
dalam bidang UMKM.
1.5 Batasan Penelitian
Pembahasan mengenai Modal Kerja. Menurut
Martono dan Harjito (2003:72) ada tiga konsep modal kerja yaitu Konsep
kuantitatif, Konsep kualitatif, Konsep fungsional. Agar tidak terjadi pelebaran
pembahasan, maka penulis memberikan batasan sebagai berikut. Maka dalam
pembahasan penelitian ini adalah, modal kerja dalam lingkup Konsep fungsional,
karena menitik beratkan fungsi dana yang dimiliki dalam rangka menghasilkan
laba sesuai dengan usaha pokok UMKM, tetapi tidak semua dana digunakan untuk
menghasilkan laba periode ini (current income) ada sebagian dana yang digunakan
untuk memperoleh atau menghasilkan laba dimasa mendatang.
Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Manajemen :Implementasi pengelolaan modal kerja dalam meningkatkan profitabilitas: Studi pada UMKM "UD Pasti Maju" Peternakan Ayam Petelur Kabupaten Blitar. Untuk Mendownload skripsi ini silakan klik link dibawah ini
No comments:
Post a Comment