Abstract
INDONESIA:
Kontribusi Usaha Mikro Kecil (UMK) terhadap pertumbuhan ekonomi nasional sangatlah besar. Namun, dalam perkembangannya UMK menghadapi beberapa permasalahan. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan sektor ekonomi yang menjadi unggulan dalam wadah UMK di Kecamatan Singosari Kabupaten Malang dan mengidentifikasi potensi dan permasalahan yang tengah dihadapi.
Untuk menentukan sektor unggulan dalam wadah UMK di Kecamatan Singosari digunakan alat analisis Location Quotient (LQ). Setelah ditemukan sektor unggulan kemudian dilakuan identifikasi potensi dan permasalahan yang tengah dihadapi dengan analisis deskriptif kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sektor yang menjadi unggulan di Kecamatan Singosari adalah sektor industri pengolahan. Hasil analisis potensi UMK yang bergerak pada sektor industri pengolahan memiliki potensi yaitu (1) potensi permodalan yaitu masih menggunakan modal sendiri, (2) potensi pemasaran yaitu wilayah pemasaran sampai ekspor dan (3) potensi penyerapan tenaga kerja. Adapun permasalahan yang dihadapi adalah (1) Kesulitan pemasaran yang disebabkan banyak pesaing, biaya pemasaran yang mahal, belum mempunyai konsumen tetap, dan distribusi produk yang terhambat. (2) Kendala tenaga kerja yaitu karyawan yang kurang disiplin, belum terbentuk struktur organisasi dan deskripsi pekerjaan, belum ada pelatihan karyawan secara khusus dan rutin. (3) Permasalahan permodalan yaitu kurangnya modal untuk pengembangan usaha, prosedur peminjaman ke Bank yang rumit, bunga dan agunan yang cukup tinggi. (4) Kendala bahan baku yaitu minimnya pasokan bahan baku, cuaca, harga bahan baku yang mahal dan terhambatnya distribusi bahan baku.
ENGLISH:
The contribution of Micro and Small Enterprises (MSE) to national economic growth is very great. But, its developing in Indonesia, MSE faces problems. The purpose of this research is to find a superior economic sector of MSE at Singosari Malang and identification potential and problems of MSE.
This research uses Analysis of Location Quotient (LQ) to find the superior economic sector of MSE at Singosari Malang. After finding the superior economic sector of MSE then it be identified about potential and problems by qualitative descriptive analysis.
The Result shows that the superior economic sector of MSE is industry of manufacture. Then the result of potential analysis shows MSE of industry of manufacture has potentials (1) financial potential, MSE is still use its own capital. (2) Market potential, that MSE’s marketing area is export. (3) Absorption of labor. The result of problem analysis shows that MSE has problems , (1) marketing problems, it is caused by competitors, the cost of marketing is so expensive, it has no fixed customer yet, blocked of product distribution. (2) Labor problems, it has no discipline well, it has no organization structure and job description, there is no training and developing of labor routinely. (3) Financial problems, it is so small capital in developing of MSE, procedure of loan capital at Bank is crucial and the rate and collateral of loan is too high. (4) Basic material problems, it is minimum in basic material supplying, weather, its cost is so expensive, blocked of basic material distribution.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar
Belakang
Tujuan utama pemerintah
adalah mensejahterakan rakyatnya. Kesejahteraan rakyat dapat dicapai ditentukan
oleh beberapa faktor. Salah satu faktor penentu untuk mewujudkan kesejahteraan
tersebut adalah pembangunan ekonomi. Dengan potensi jumlah penduduk dan
persebaran penduduk indonesia, program pemerataan pembangunan termasuk
pembangunan ekonomi menjadi prioritas untuk diwujudkan, yaitu suatu pembangunan
yang mendorong perekonomian tidak hanya diperkotaan akan tetapi juga di
pedesaan, dengan pemberdayaan pelaku ekonomi dan usaha di desa serta
optimalisasi sumber daya desa. Selaras dengan itu, kebijakan yang berpihak
(affirmative policy) terhadap UKM, telah menjadi harapan yang berkembang luas
ditengah tumbuhnya kesadaran dan perhatian terhadap ekonomi rakyat tersebut.
Oleh karena itu, selain pertumbuhan dan stabilitas ekonomi, aspek penting yang
menjadi agenda besar dalam proses pembangunan ekonomi hari ini dan ke depan adalah
kemandirian ekonomi nasional dan pemerataan pembangunan yang berkeadilan.
Kontribusi Usaha Kecil dan Menengah terhadap pertumbuhan ekonomi nasional
sangatlah besar. UKM ini juga mampu mengatasi krisis global yang terjadi pada
bangsa ini beberapa tahun lalu sehingga menciptakan kestabilan perekonomian
nasional. Jumlah UKM pun kian berkembang, pada periode tahun 2011-2012 jumlah 2
UKM mengalami peningkatan sebesar 2,41%. Jumlah UKM yang tadinya 55.206.444
unit pada tahun 2011 meningkat di tahun 2012 menjadi 56.534.592 dengan jumlah
peningkatan sebesar 1.328.147 (Depkop, 2012). Keberadaan UMKM sebagai penyedia
lapangan kerja telah memberi kontribusi yang sangat besar. Tenaga kerja yang
dapat ditampung oleh UMKM semakin meningkat.
Hal ini membuktikan bahwa UMKM mampu mengatasi masalah pengangguran
yang menjadi masalah bangsa ini. Pada tahun 2012, UMKM mampu menyerap tenaga
kerja sebesar 107.657.509 orang atau 97,24% dari total penyerapan tenaga kerja
yang ada. Jumlah ini meningkat sebesar 5,83% atau 5.935.051 orang dibanding
tahun 2011. Kontribusi dalam hal penyerapan tenaga kerja oleh UMKM ini lebih
besar dibanding dengan penyerapan tenaga kerja pada Usaha Besar (UB). Pada
tahun 2011 UB hanya mampu menyerap tenaga kerja sebesar 2.891.224 dan pada
tahun 2012 sebesar 3.150.645 orang atau pada tahun 2011 dan tahun 2012, usaha
besar hanya mampu menampung 2,76% dan 2,84% dari total penyerapan tenaga kerja
yang ada (Depkop, 2012). 3 Tabel 1.1 Perkembangan Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah & Usaha Besar Sumber: Depkop 2012 Data di atas menunjukkan potensi
Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Usaha Menengah ( UMKM ) sehingga pemerintah
menaruh perhatian pada sektor ini, atas prestasi UMKM dalam menggerakkan
perekonomian nasional. Namun sejalan dengan potensi tersebut, ada beberapa
permasalahan yang dihadapi, terutama pada Usaha Mikro dan Usaha Kecil ( UMK ).
Sunardi (2012) melihat dengan cara pandang yang berbeda terhadap data
perkembangan UMK, terutama pada indikator PDB dan penyerapan investasi. Dengan
dua indikator tersebut, Usaha Mikro dan Usaha Kecil masih kalah jika
dibandingkan dengan Usaha Menengah dan Usaha Besar. Berikut No. Indikator
Satuan Tahun 2011 Tahun 2012 Jumlah Pangsa Jumlah Pangsa 1 Unit Usaha a. Usaha
Mikro Unit 54.559.969 98,82% 55.856.176 98,79% b. Usaha Kecil Unit 601.195
1,09% 629.418 1,11% c. Usaha Menengah Unit 44.280 0,08% 48.997 0,09% d. Usaha
Besar Unit 4.952 0,01% 4.968 0,01% JUMLAH Unit 55.210.396 56.539.559 2 Tenaga
Kerja a. Usaha Mikro Orang 94.957.797 90,77% 99.859.517 90,12% b. Usaha Kecil
Orang 3.919.992 3,75% 4.535.970 4,09% c. Usaha Menengah Orang 2.844.669 2,72%
3.262.023 2,94% d. Usaha Besar Orang 2.891.224 2,76% 3.150.645 2,84% JUMLAH
Orang 104.613.682 110.808.155 3 PDB Atas Dasar Harga Berlaku a. Usaha Mikro
Rp.Milyar 2.579.388,4 34,73% 2.951.120,6 35,81% b. Usaha Kecil Rp.Milyar
722.012,8 9,72% 798.122,2 9,68% c. Usaha Menengah Rp.Milyar 1.002.170,3 13,49%
1.120.325,3 13,59% d. Usaha Besar Rp.Milyar 3.123.514,6 42,06% 3.372.296,1
40,92% JUMLAH Rp.Milyar 7.427.086,1 8.241.864,2 4 akan disajikan kembali tabel
perkembangan UMK dan UMB mengenai jumlah unit, tenaga kerja, PDB dan penyerapan
investasi. Tabel 1.2 Pertumbuhan Usaha Mikro dan Kecil (UMK) terhadap Jumlah
Usaha, Tenaga kerja, Investasi dan PDB 2011 – 2012. No. Uraian Satuan 2011 2012
1. UMK Perusahaan Unit 55.162.164 56.485.594 Tenaga kerja Orang 98.877.789
104.395.487 Nilai Investasi Milyar 510.488,5 628.319,1 PDB Milyar 3.301.401,2
3.749.243 2. UMB Perusahaan Unit 49.232 53.965 Tenaga kerja Orang 5.735.893
6.412.668 Nilai Investasi Milyar 1.472.233 1.655.554 PDB Milyar 4.125.685
4.492.621 Sumber : Depkop,2012 Keterangan : UMK : Usaha Mikro dan Kecil UMB :
Usaha Menengah dan Besar Dari tabel diatas bisa dilihat bahwa dalam jumlah unit
usaha dan tenaga kerja, UMK jauh lebih besar dari pada UMB. Namun dalam jumlah
nilai investasi dan PDB, UMB berada di atas UMK. Jumlah UMK yang berada jauh
diatas UMB, yaitu 56.485.594 unit pada tahun 2012 hanya mampu berkontribusi
pada PDB sebesar 3.749.243 milyar, sedangakan unit UMB yang jumlahnya berada
dibawah UMK yaitu 49.232 unit, namun bisa memberi kontribusi pada PDB diatas
UMK, yaitu sebesar 4.492.621 milyar. Hal ini dapat disimpulkan bahwa meskipun
perkembangan jumlah UMK sangat besar, namun tingkat produktivitasnya masih
sangat rendah. Kabupaten Malang adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Timur,
Indonesia.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2008, Kota Kepanjen
ditetapkan sebagai ibukota Kabupaten Malang yang baru. Malang mempunyai
kekayaan akan pariwisata, pendidikan dan pertanian. Maka penduduk di Malang
memanfaatkan potensi ini, sehingga bermunculan Usaha Mikro dan Kecil (UMK) di
berbagai daerah. Tabel 1.3 Usaha Mikro dan Kecil di Kabupaten Malang NO.
KETERANGAN TAHUN 2010 2011 2012 1 Unit usaha 227.791 273.000 274.434 2 Tenaga
kerja 464974 510503 544503 Sumber: Dinkop dan UMKM Kab. Malang 2012 Singosari
adalah salah satu kecamatan di Kabupaten Malang.
Di kecamatan ini, UMK yang berkembang adalah pada sektor pertanian,
perdagangan dan hotel, pertambangan dan penggalian, industri pengolahan,
transportasi, keuangan serta jasajasa (BPS Provinsi Jawa Timur, 2012). Tabel
1.4 Usaha Mikro dan Kecil di Kecamatan Singosari, Tahun 2012 SEKTOR UNIT USAHA
PERSENTASE MIKRO DAN KECIL Pertanian 7552 39.69% Pertambangan dan Galian 17
0.09% Industri Pengolahan 896 4.72% Kontruksi 48 0.25% Perdagangan dan Hotel
7488 39.36% Transportasi 1142 6.00% Keuangan 46 0.24% Jasa 1812 9.52% TOTAL
19001 100.00% Sumber: BPS Provinsi Jawa Timur, 2012. Jumlah Usaha Mikro dan
Kecil di Singosari sebanyak 19.001 unit, dan ini merupakan jumlah unit usaha
terbesar diantara kecamatan – kecamatan lain di Kabupaten Malang. Dalam
penyerapan tenaga kerja Usaha Mikro dan Kecil di 6 Singosari mampu menyerap
sebanyak 45.713 orang, dan ini juga merupakan jumlah penyerapan tenaga kerja
yang paling tinggi diantara kecamatan-kecamatan lain di Kabupaten Malang
(Dinkop dan UKM Kab.Malang, 2012). Hal ini menjadi bukti bahwa Usaha Mikro dan
Kecil mampu membantu pemerintah dalam mengurangi pengangguran dan menyediakan
lapangan kerja. Namun, disisi lain Usaha Mikro dan Kecil dalam perkembangannya
menghadapi beberapa permasalahan. Sehingga dalam hal produktivitas Usaha Mikro
dan Kecil masih terkesan lambat (Sunardi, 2012). Haryadi (2010) menyatakan
bahwa peran UMKM tergolong masih relatif kecil terhadap PDRB.
Sukesi (2011) yang meneliti
UKM Kota Malang menyatakan bahwa permasalahan yang dihadapi oleh pelaku UMK di
Kota Malang adalah pada modal, produksi, kelembagaan, aspek teknologi, bahan
baku, pemasaran dan tenaga kerja. Sementara Rusdarti (2010) menyatakan bahwa
salah satu titik permasalahan UMKM kurang berkembang karena belum
diketemukannya jenis usaha rakyat (usaha kecil mikro dan menengah) unggulan dan
produk unggulan yang potensial serta produktif untuk dikembangkan menjadi
andalan di daerah tersebut. Pengembangan jenis UKM yang potensial dipercaya
dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan rakyat. Hal ini searah
dengan Gerakan Nasional Pemerintah dengan mencanangkan progam one village one
product (OVOP) (Kementrian Koperasi dan UKM, 2012). Program OVOP telah berhasil
dikembangkan di beberapa negara Asia seperti Jepang dan Taiwan. Mentri Negara
Koperasi dan UKM meyakini bila setiap daerah atau desa fokus mengembangkan
produk yang memang benar-benar unggul, baik dari 7 sisi kualitas maupun
pemenuhan produksi, visi program OVOP untuk menciptakan produk lokal bereputasi
global akan mudah dicapai. OVOP yang mengandung semangat pemberdayaan
masyarakat desa itu memang sangat mengandalkan usaha mikro, kecil, dan menengah
(UMKM) serta koperasi sebagai ujung tombak (Kementrian Koperasi dan UKM, 2012).
Kementrian Koperasi dan UKM (2012) melalui progam OVOP memberikan kriteria
mengenai UMK unggulan, diantaranya produk memiliki kearifan lokal, berkualitas
ekspor dan produsen pemilik produk harus mempunyai legalitas usaha. Kecamatan
Singosari mempunyai Usaha Mikro Kecil sebanyak 19.026 unit yang terbagi atas
beberapa sektor, yaitu pertanian, penggalian, industri pengolahan, kontruksi,
perdagangan dan hotel, keuangan dan jasa-jasa. Namun dari sekian banyaknya UMK
yang berada di Singosari, tidak semuanya merupakan jenis UMK yang
unggulan/potensial. Berdasarkan survey awal tidak semuanya UMK telah mempunyai
legalitas usaha dan produk yang mereka miliki tidak semuanya memiliki kualitas
ekspor. UMK di Singosari juga menghadapi berbagai permasalahan yang menghambat
pertumbuhannya. Maka penentuan UMK unggulan/potensial dan identifikasi
permasalahan yang dihadapi oleh UMK Singosari sangat diperlukan. Agar dapat
ditemukan jenis UMK potensial dan dapat diidentifikasi permasalahannya, maka
perlu dilaksanakan studi yang berkenaan dengan Analisis Potensi dan
Permasalahan Usaha Mikro Kecil (UMK) dalam Mengembangkan UMK Unggulan di
Kecamatan Singosari Kabupaten Malang.
1.2. Fokus Penelitian
1. Usaha Mikro Kecil apakah
yang potensial dan diprioritaskan untuk di kembangkan?
2. Bagaimana potensi dan permasalahan yang dihadapi oleh UMK
potensial di Kecamatan Singosari?
1.3. Tujuan
1. Mengidentifikasi UMK potensial Kecamatan Singosari.
2. Mengdentifikasi potensi dan permasalahan yang dihadapi oleh UMK
potensial Kecamatan Singosari.
1.4. Manfaat Penelitian
1. Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberi masukan bagi Dinas
Koperasi dan UKM dalam memberdayakan potensi Usaha Kecil dan Menengah di
kecamatan Singosari.
2. Bagi para pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM), hasil
penelitian ini diharapkan menjadi pertimbangan dalam membuat keputusan untuk
kemajuan UKM.
3. Bagi kalangan akademisi, hasil penelitian
ini dapat menjadi dasar perkembangan untuk penelitian selanjutnya dalam bidang
UKM.
Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Manajemen :Analisis potensi dan permasalahan Usaha Mikro dan Kecil (UMK) dalam mengembangkan UMK unggulan di Kecamatan Singosari Kabupaten Malang. Untuk Mendownload skripsi ini silakan klik link dibawah ini
No comments:
Post a Comment