Abstract
INDONESIA:
Skripsi merupakan hal yang tidak terhindarkan bagi mahasiswa.Skripsi sebagai bagian persyaratan bagi mahasiswa untuk memperoleh gelar sarjana di perguruan tinggi. Dalam proses pengerjaan skripsi, mahasiswa membutuhkan usaha, tenaga, dan waktu yang lebih banyak dibandingkan dengan tugas akademik yang lainnya. Mahasiswa juga banyak mengalami kesulitan-kesulitan dan hambatan-hambatan selama mengerjakan skripsi sehingga dapat menimbulkan stres pada mahasiswa.Penundaan dalam bidang akademik disebut dengan istilah prokrastinasi akademik.Prokrastinasi akademik dilakukan mahasiswa sebagai bentuk coping untuk menghindari situasi yang menimbulkan stres.Dukungan sosial yang diberikan oleh orang-orang di sekitar mereka, baik dari orangtua, teman maupun dosen pembimbing skripsi diharapkan dapat mengurangi efek negatif dari stres dan dapat berpengaruh pada penurunan prokrastinasi akademik serta pada peningkatan prestasi akademik mahasiswa. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana tingkat dukungan sosial orangtua, teman dan dosen pembimbing skripsi pada mahasiswa Fakultas Psikologi angkatan 2009-2010 Universitas Islam Negeri Malang? 2. Bagaimana tingkat prokrastinasi akademik dalam mengerjakan skripsi pada mahasiswa Fakultas Psikologi angkatan 2009-2010 Universitas Islam Negeri Malang? 3. Apakah ada hubungan yang signifikan antara dukungan sosial orangtua, teman dan dosen pembimbing skripsi dengan prokrastinasi akademik dalam mengerjakan skripsi pada mahasiswa Fakultas Psikologi angkatan 2009-2010 Universitas Islam Negeri Malang?
Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Mengetahui tingkat dukungan sosial orangtua, teman dan dosen pembimbing skripsi pada mahasiswa Fakultas Psikologi angkatan 2009-2010 Universitas Islam Negeri Malang. 2. Mengetahui tingkat prokrastinasi akademik dalam mengerjakan skripsi pada mahasiswa Fakultas Psikologi angkatan 2009-2010 Universitas Islam Negeri Malang. 3. mengetahui apakah ada hubungan yang signifikan antara dukungan sosial orangtua, teman dan dosen pembimbing skripsi dengan prokrastinasi akademik dalam mengerjakan skripsi pada mahasiswa Fakultas Psikologi angkatan 2009-2010 Universitas Islam Negeri Malang.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif korelasional, dengan dukungan sosial orangtua, teman, dan dosen pembimbing skripsi sebagai variabel bebas, serta prokrastinasi akademik dalam mengerjakan skripsi sebagai variabel terikat. Sampel dalam penelitian adalah 73 mahasiswa, dari populasi sebanyak 145 mahasiswa Fakultas Psikologi Angkatan 2009-2010 Universitas Islam Negeri Malang yang sedang menempuh skripsi, masih aktif mengikuti perkuliahan, dan sudah mendapatkan dosen pembimbing skripsi. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik quota sampling dan purposive sampling. Metode pengumpulan data menggunakan skala Likert. Analisis data menggunakan analisis regresi linear berganda.
Hasil penelitian menunjukkan sejumlah 16,4% subjek mempunyai tingkat dukungan sosial orangtua tinggi, 68,5% sedang dan 15,1% rendah. Sejumlah 19,2% subjek mempunyai tingkat dukungan sosial teman tinggi, 68,5% sedang dan 12,3% rendah. Sejumlah 16,4% subjek mempunyai tingkat dukungan dosen pembimbing skripsi tinggi, 71,2% sedang dan 12,3% rendah. Kemudian terdapat 16,4% subjek mempunyai tingkat prokrastinasi akademik dalam mengerjakan skripsi tinggi, 67,1% sedang dan 16,4% rendah.
Berdasarkan analisis data yang dilakukan, terdapat korelasi negatif yang signifikan antara dukungan sosial orangtua dengan prokrastinasi akademik dalam mengerjakan skripsi, dengan nilai koefisien korelasi sebesar -0,257 dan p = 0,014 (p < 0,05). Artinya, semakin tinggi dukungan sosial orangtua maka semakin rendah prokrastinasi akademik dalam mengerjakan skripsi.Sebaliknya, semakin rendah dukungan sosial orangtua maka semakin tinggi prokrastinasi akademik dalam mengerjakan skripsi. Berdasarkan analisis data yang dilakukan, antara dukungan sosial teman dengan prokrastinasi akademik dalam mengerjakan skripsi tidak terdapat korelasi yang signifikan, dengan nilai koefisien korelasi sebesar - 0,087 dan p = 0,231 (p > 0,05). Serta analisis data antara dukungan sosial dosen pembimbing skripsi dengan prokrastinasi akademik dalam mengerjakan skripsi adalah tidak terdapat korelasi yang signifikan, dengan nilai koefisien korelasi sebesar -0,046 dan p = 0,350 (p > 0,05).
Dari hasil uji analisa dengan menggunakan analisis regresi berganda didapatkan hasil nilai R Square = 0,071, nilai F = 1,756 dengan p = 0,164.Artinya, dukungan sosial orangtua, teman dan dosen pembimbing skripsi secara bersama- sama tidak mempengaruhi tingkat prokrastinasi akademik dalam mengerjakan skripsi. Dukungan sosial orangtua adalah dukungan yang paling dominan berpengaruh terhadap prokrastinasi akademik dalam mengerjakan skripsi dengan persamaan regresi Y = 50,798+ (-0,329X), yang berarti bahwa setiap penambahan satu nilai dukungan sosial orangtua akan mengurangi nilai prokrastinasi akademik dalam mengerjakan skripsi sebesar 0,329. Jadi, dukungan sosial orangtua memberikan sumbangan sebesar 32,9 % terhadap penurunan prokrastinasi akademik dalam mengerjakan skripsi dan sisanya 67,1 % dipengaruhi oleh faktor lain.
ENGLISH:
Thesis is inevitable for students. Thesis as part of the requirements for students to obtain a bachelor's degree in college. In the process of the thesis, the student takes effort, power, and more time compared to other academic tasks. Students also experienced a lot of difficulties and obstacles while working on the thesis that can cause stress on students. Delays in the academic field called the academic procrastination. Student academic procrastination done as a form of coping to avoid stressful situations. Social support given by the people around them, either from parents, friends or thesis supervisor is expected to reduce the negative effects of stress and can affect the decline in academic procrastination as well as on improving the academic achievement of students. Formulation of the problem in this study are: 1. How is the level of parent, friend and thesis supervisor social supports on the students of the Faculty of Psychology 2009-2010 forces Islamic University of Malang? 2. How is the level of academic procrastination in doing thesis on the students of the Faculty of Psychology 2009-2010 forces Islamic University of Malang? 3. There is a significant relationship between social support parents, friends and thesis supervisor with academic procrastination in doing thesis on the students of the Faculty of Psychology 2009-2010 forces Islamic University of Malang?
The purpose of this study are: 1. To determine the level of parent, friend and thesis supervisor social supports on the students of the Faculty of Psychology 2009-2010 forces Islamic University of Malang 2. To determine the level of academic procrastination in doing thesis on the students of the Faculty of Psychology 2009-2010 forces Islamic University of Malang. 3. To determine there is a significant relationship between social support parents, friends and thesis supervisor with academic procrastination in doing thesis on the students of the Faculty of Psychology 2009-2010 forces Islamic University of Malang.
This study is a quantitative correlation with social support of parents, friends, and thesis supervisor as independent variables, as well as academic procrastination in doing thesis as the dependent variable. The sample was 73 students, from a population of 145 students of the Faculty of Psychology Force 2009-2010 State Islamic University of Malang who is doing his thesis, still actively following the lecture, and have gotten thesis supervisor. Sampling was done by purposive sampling and quota sampling technique. Methods of data collection using a Likert scale. Analysis of data using multiple linear regression analysis.
Based on the analysis of the research, the following results are showed 16.4% of students with high categories in parental social supports, 68.5% of students with medium categories and 15.1% of students with low categories. Amounts19.2% of students with high categories in friend social supports, 68.5% of students with medium categories and 12.3% of students with low categories. Amounts 16.4% of students with high categories in social support thesis supervisor, 71.2% of students with medium categories and 12.3% of students with low categories. Then there are 16.4% of students with high categories in academic procrastination in doing thesis, 67.1% of students with medium categories and 16.4% of students with low categories.
Based on the data analysis, there is a significant negative correlation between parental social support to academic procrastination in doing thesis, with the correlation coefficient of -0.257 and p = 0.014 (p < 0.05). That is, the higher the social support of parents, the lower the academic procrastination in doing thesis. Conversely, the lower the social support of parents, the higher the academic procrastination in doing thesis. Based on the data analysis, the social support of friend with academic procrastination in doing the thesis that there is no significant correlation, with a correlation coefficient of -0.087 and p = 0.231 (p > 0.05). As well as data analysis between social support thesis supervisor with academic procrastination in doing thesis there is no significant correlation, with a correlation coefficient of-0,046 and p = 0.350 (p > 0.05).
From the results of analysis test using multiple regression, it is obtained result of the value R Square = 0.071, F = 1.756 with p = 0.164. It means parental social, friend and thesis supervisor social support are simultaneously no affect the levels of academic procrastination in doing thesis. Parental social support is the support of the most dominant influence on academic procrastination in doing thesis with the regression equation Y = 50.798 + (-0.329 X), which means that each additional social support parental values will reduce the value of academic procrastination in thesis work at 0.329. Thus, parental social support contributed to the decline of 32.9% in the academic procrastination working on the thesis and the remaining 67.1% is influenced by other factors.
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Fenomena prokrastinasi terjadi hampir di
setiap bidang dalam kehidupan. Prokrastinasi banyak terjadi di lingkungan
akademik atau lingkungan sekolah, terutama di kalangan mahasiswa. Berdasarkan
hasil penelitian di luar negeri, menunjukkan bahwa prokrastinasi terjadi di
setiap bidang kehidupan, salah satunya di bidang akademik. Penelitian tentang
prokrastinasi pada awalnya memang banyak terjadi di lingkungan akademik, yaitu
lebih dari 70% mahasiswa melakukan prokrastinasi. Pada hasil survey majalah New
Statement 26 Februari 1999 juga memperlihatkan bahwa kurang lebih 20% sampai
dengan 70% pelajar melakukan prokrastinasi (Yuanita, 2010, dalam Aini &
Mahardayani, 2011: 66). Hasil penelitian dari Rothblum, Solomon, dan Mukaremi
(1986) kepada 379 subjek yang merupakan mahasiswa, menyatakan bahwa
prokrastinasi yang terjadi pada subjek mahasiswa tergolong tinggi yaitu sebesar
40,6% (dalam Premadyasari, 2012: 1). Di Indonesia, juga terdapat banyak
penelitian terkait prokrastinasi akademik yang terjadi dikalangan mahasiswa.
Rizki (2009), menyatakan 48,5% dari 66 subjek mahasiswa Universitas Sumatera
Utara melakukan prokrastinasi. Sari (2010), menyatakan 38% dari 149 subjek dari
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta menempuh studi lebih dari
5 2 tahun dan ditemukan indikasi prokrastinasi. Budianto (2008), menyatakan
31,03% dari 50 mahasiswa Universitas Surabaya (Ubaya) memiliki prokrastinasi
yang tergolong sedang (dalam Premadyasari, 2012: 1-2). Mahasiswa sebagai insan
sosial tidak pernah terlepas dari permasalahan-permasalahan yang menimpa
hidupnya, baik yang berkaitan dengan masalah pribadi maupun sosial. Mahasiswa
banyak dihadapkan pada tuntutan tugas-tugas akademik, khususnya bagi mahasiswa
semester akhir yang dihadapkan pada tugas skripsi. Skripsi merupakan tugas
akhir yang membutuhkan usaha, tenaga, dan waktu yang lebih banyak dibandingkan
dengan tugas-tugas akademik lainnya.
Dalam pengerjaan skripsi, mahasiswa
mengalami kesulitan-kesulitan yang membuat mereka merasa terbebani, sehingga
mereka menjadi malas dan melakukan prokrastinasi dalam mengerjakan skripsi.
Mahasiswa membutuhkan bantuan dan dukungan dari orang lain, baik dari orangtua,
teman, maupun dosen pembimbing skripsi agar kesulitan-kesulitan yang dihadapi
selama mengerjakan skripsi dapat teratasi dengan baik. Adanya bantuan dan
dukungan tersebut, membuat kesulitankesulitan yang awalnya dirasa berat menjadi
ringan, sehingga mahasiswa tidak merasa terbebani lagi oleh tugas skripsi dan
menjadi lebih bersemangat dalam mengerjakan skripsi. Berdasarkan hasil
observasi kepada 70% mahasiswa Fakultas Psikologi angkatan 2009-2010
Universitas Islam Negeri Malang, mereka mengalami kecemasan dan stres ketika
dihadapkan pada tugas skripsi yang dianggap sulit dan berat sehingga mereka
melakukan prokrastinasi dalam 3 mengerjakan skripsi. Sebagian besar mahasiswa
masih bingung dengan judul atau tema penelitian yang akan diteliti, kurangnya
referensi terkait teori-teori penelitian mereka, ada mata kuliah lain yang
masih banyak tugas, kurang dukungan dari teman, tidak memulai untuk mengerjakan
jika teman-temannya belum memulai untuk mengerjakan, tidak mengerjakan jika
tidak ada bantuan dan dorongan dari teman, banyak kegiatan lain yang lebih
menyenangkan daripada mengerjakan skripsi seperti nonton film, jalan-jalan,
bermain game, facebook, whatsapp, wechat dan yang lainnya, serta yang paling
utama adalah malas. Selain itu, ada beberapa mahasiswa yang sudah bekerja.
Mereka senang dengan dunia barunya yaitu dunia kerja dan mereka sudah bisa
mendapatkan penghasilan/uang sendiri dari hasil kerjanya tersebut sehingga membuat
mereka menjadi malas untuk kuliah apalagi mengerjakan skripsi. Pemaparan di
atas, juga didukung oleh beberapa kutipan dari hasil wawancara (23-31 Oktober
2013) kepada 5 mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Malang
sebagai berikut: “Senang karena bentar lagi lulus, tapi stres juga karena
skripsi itu sulit. Kadang suka bingung buat menentukan tema/judul, bingung cari
referensinya tidak ketemu-ketemu”.
“Hambatan-hambatan selama
mengerjakan skripsi, ada 2 faktor yaitu: 1). Faktor internal: motivasi naik
turun dan malas, diakibatkan oleh masih bingung dengan judul atau tema
penelitian, kurangnya teori atau bahan referensi, merasa kurang yakin dengan
pengerjaan skripsinya; 2). Faktor eksternal: dukungan sosial dari teman kurang,
banyak aktivitas lain yang lebih menyenangkan daripada mengerjakan skripsi
seperti maen facebook, twitter, jalanjalan dengan teman, nonton film, dan
lain-lain”. “Mereka menunda-nunda mengerjakan skripsi, mungkin karena mereka
nyambi kerja dan ketika mereka mendapatkan uang mereka akan senang dan tidak
memikirkan kuliahnya apalagi mengerjakan skripsi. Mereka juga kurang dukungan
dari teman, misalnya dalam satu kelompok ada satu atau dua anak yang malas maka
yang lain 4 juga akan terbawa, ikut jadi malas sehingga tidak ada semangat
untuk mengerjakan skripsi”. Mahasiswa dalam tahap perkembangannya digolongkan
sebagai remaja akhir dan dewasa awal, yaitu usia 18-21 tahun dan 22-24 tahun
(Monks dkk., 2002: 260-262, dalam Fibrianti, 2009: 16). Dua kriteria yang
diajukan untuk menunjukkan akhir masa remaja dan permulaan dari masa dewasa
awal adalah kemandirian ekonomi dan kemandirian dalam membuat keputusan
(Santrock, 2002: 73). Mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa, sangat
diharapkan dapat membangun bangsa dan negara ini dengan baik. Oleh karena itu,
mahasiswa harus belajar dengan sungguh-sungguh. Mahasiswa harus menempuh
belajar minimal selama 3,5 tahun untuk mendapatkan gelar sarjana. Untuk lulus
dari perguruan tinggi, mahasiswa harus melewati fase terakhir yaitu pengerjaan
tugas skripsi. Skripsi merupakan karya ilmiah yang ditulis oleh mahasiswa
program sarjana pada akhir masa studinya berdasarkan hasil penelitian, atau
kajian kepustakaan, atau pengembangan terhadap suatu masalah yang dilakukan
secara seksama (Darmono & Hasan, dalam Aini & Mahardayani, 2011: 65).
Menurut Poerwodarminto (1986),
skripsi adalah karya ilmiah yang diwajibkan sebagai bagian dari persyaratan
akademis di perguruan tinggi. Semua mahasiswa wajib mengambil mata kuliah
skripsi karena skripsi digunakan sebagai salah satu prasyarat bagi mahasiswa
untuk memperoleh gelar sarjana (dalam Aini & Mahardayani, 2011: 65). 5
Skripsi merupakan sesuatu hal yang tidak terhindarkan bagi mahasiswa di
perguruan tinggi. Skripsi sebagai bagian dari persyaratan kelulusan di perguruan
tinggi sehingga skripsi wajib ditempuh oleh mahasiswa yang ingin lulus S1.
Jadi, semua mahasiswa diwajibkan untuk mengambil mata kuliah skripsi sebagai
salah satu prasyarat untuk memperoleh gelar sarjana. Dalam proses pengerjaan
skripsi, mahasiswa membutuhkan usaha, tenaga dan waktu yang lebih dibandingkan
dengan tugas-tugas lainnya. Umumnya, dalam proses pengerjaan skripsi mahasiswa
diberi waktu selama satu semester. Namun kenyataannya, banyak juga mahasiswa
yang menyelesaikan skripsinya lebih dari satu semester atau enam bulan sehingga
waktu yang diperlukan untuk mengerjakan dan menyelesaikan skripsi lebih lama
dari yang seharusnya. Rata-rata mahasiswa merasa cemas dan merasa terbebani
ketika dihadapkan pada skripsi. Meskipun begitu, mau tidak mau mahasiswa harus
tetap menempuh proses skripsi jika ingin lulus S1. Berdasarkan kurikulum
Jurusan Psikologi Universitas Islam Negeri Malang, mata kuliah skripsi
seharusnya diambil mahasiswa pada semester VII. Tetapi pada kenyataannya, masih
banyak mahasiswa psikologi yang belum menyusun proposal skripsi hingga akhir
semester VIII, bahkan sampai semester IX lebih. Selain itu, banyak mahasiswa
yang mengambil mata kuliah skripsi di semester VII tetapi belum mulai
mengerjakan atau menyusun proposal skripsi tersebut (BAK Fakultas Psikologi
Universitas Islam Negeri Malang, 2013). Berdasarkan kondisi tersebut, peneliti
6 melihat terjadi fenomena penundaan dalam pengerjaan skripsi pada mahasiswa
Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Malang. Dalam khasanah ilmiah
psikologi terdapat istilah prokrastinasi yang menunjukkan suatu perilaku yang
tidak disiplin dalam penggunaan waktu (dalam Aini & Mahardayani, 2011: 65).
Prokrastinasi dapat terjadi diberbagai bidang kehidupan, termasuk prokrastinasi
yang dilakukan oleh mahasiswa yang diwujudkan dengan penundaan terhadap segala
hal yang berkaitan dengan akademiknya. Hal inilah yang disebut dengan
prokrastinasi akademik. Lay & Schouwenburg (dalam Seo, 2011: 209)
mengartikan prokrastinasi akademik sebagai penundaan aktivitas yang sebenarnya
tidak perlu, proses penyelesaian tugas dilakukan ketika ada ultimatum untuk
menyelesaikan dan adanya perasaan tidak nyaman. Schouwenburg, dkk. (2004)
mengungkapkan bahwa prokrastinasi akademik merupakan perilaku penundaan untuk
menyelesaikan tugas-tugas akademik, seperti mempersiapkan ujian, mengerjakan
pekerjaan rumah (PR), dan menulis laporan (menyusun skripsi) (dalam Rahmawati,
2011: 17).
Prokrastinasi akademik meliputi
menunda tugas-tugas akademik seperti menulis paper atau menyiapkan ujian.
Prokrastinasi akademik dipertimbangkan menjadi masalah yang berkembang luas,
kira-kira sekitar 20%-70% (Schouwenburg, 2004 dalam Ossebaard dkk., 2006: 3).
Prokrastinasi termasuk aktivitas alternatif yang mana tidak sama artinya dengan
kemalasan. Misalnya, hampir 20% orang dewasa mengakui mereka 7 menunda ketika
dihadapkan dengan tugas-tugas rutin seperti membayar rekening, membayar pajak,
atau menjalani pemeriksaan medis (Schouwenburg, 2004 dalam Rosario, dkk., 2009:
119). Dalam bidang akademik, prokrastinasi berkontribusi untuk menghindari atau
mengakhiri tugas-tugas, kecemasan selama tes, menyerah dalam belajar ketika ada
alternatif lain yang lebih menarik, penampilan yang buruk pada tes-tes, dan
menugaskan aktivitas untuk sebuah kursus. Prokrastinasi juga dihubungkan dengan
akibat yang cenderung negatif seperti tingginya tingkat depresi dan kecemasan,
serta rendahnya tingkat harga diri (Lay & Schouwenburg, 1993 dalam Wolters,
2003: 179). Solomon dan Rothblum (1984) menyatakan bahwa prokrastinasi merupakan
kecenderungan menunda untuk memulai menyelesaikan tugas dengan melakukan
aktivitas lain yang tidak berguna sehingga tugas menjadi terhambat, tidak
selesai tepat waktu, dan sering terlambat. Solomon dan Rothblum (1984) juga
menjelaskan bahwa terdapat enam area akademik, yaitu tugas membuat
laporan/paper, tugas belajar dalam menghadapi ujian, tugas membaca mingguan.
Selanjutnya, adalah tugas administratif (mengambil kartu studi, mengembalikan
buku perpustakaan, dan membaca pengumuman), tugas kehadiran (membuat janji dan
bertemu dosen untuk tutorial) dan tugas akademik secara umum (dalam Ursia,
dkk., 2013: 1-2). Steel (2007) mengatakan bahwa prokrastinasi adalah menunda
dengan sengaja kegiatan yang diinginkan walaupun individu mengetahui 8 bahwa
perilaku penundaanya tersebut dapat menghasilkan dampak buruk. Steel (2010)
juga pernah mengatakan bahwa prokrastinasi adalah suatu penundaan sukarela yang
dilakukan oleh individu terhadap tugas/pekerjaannya meskipun ia tahu bahwa hal
ini akan berdampak buruk pada masa depan (dalam Ursia, dkk., 2013: 2).
Prokrastinasi menjadi penting untuk diteliti karena frekuensi prokrastinasi
yang tergolong tinggi (Solomon & Rothblum, 1984; Steel, 2007; Surijah,
2007). Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Surijah (2007) pada mahasiswa
Fakultas Psikologi Universitas Surabaya yang tergolong memiliki prokrastinasi
tinggi sampai sangat tinggi adalah 30,9% (dari 316 mahasiswa) (dalam Ursia,
dkk., 2013: 2). Menurut Ferrari dan Morales (2007) prokrastinasi akademik
memberikan dampak yang negatif bagi para mahasiswa, yaitu banyaknya waktu yang
terbuang tanpa menghasilkan sesuatu yang berguna. Prokrastinasi juga dapat
menyebabkan penurunan produktivitas dan etos kerja individu sehingga membuat
kualitas individu menjadi rendah (Utomo, 2010). Selain itu Tice dan Baumeister
(1997) mengatakan bahwa prokrastinasi dapat menyebabkan stres dan memberi
pengaruh pada disfungsi psikologis individu. Individu yang melakukan
prokrastinasi akan menghadapi deadline dan hal ini dapat menjadi tekanan bagi
mereka sehingga menimbulkan stres (dalam Ursia, dkk., 2013: 2). Kerugian lain
yang dihasilkan dari perilaku prokrastinasi menurut Solomon dan Rothblum (1984)
adalah tugas tidak terselesaikan, atau 9 terselesaikan namun hasilnya tidak
maksimal, karena dikejar deadline.
Menimbulkan kecemasan sepanjang
waktu pengerjaan tugas, sehingga jumlah kesalahan tinggi karena individu
mengerjakan dalam waktu yang sempit. Di samping itu, sulit berkonsentrasi
karena ada perasaan cemas, sehingga motivasi belajar dan kepercayaan diri
menjadi rendah. Surijah (2007) juga menambahkan bahwa mahasiswa yang melakukan
prokrastinasi akan lebih lama untuk menyelesaikan masa studinya dibandingkan
mahasiswa yang tidak melakukan prokrastinasi (dalam Ursia, dkk., 2013: 2).
Rothblum (1984, dalam Ferrari, dkk., 1995: 2) mengemukakan sebuah model
penghindaran dari prokrastinasi akademik. Menurutnya para pelajar yang memiliki
rasa takut yang tinggi akan kegagalan akan merasakan kecemasan terhadap
deadline untuk tugas-tugasnya yang akan datang seperti tugas-tugas ujian.
Kecemasan tesebut ditunjukkan oleh penghindaran terhadap stimulus, menghasilkan
pembebasan dari kecemasan dan sebagai akibat dari penguatan terhadap tingkah
laku menghindar. Berdasarkan hasil wawancara (23-31 Oktober 2013) dengan 5
mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Malang, dapat ditarik
kesimpulan bahwa hambatan-hambatan yang mereka hadapi selama proses pengerjaan
skripsi antara lain motivasi yang naik-turun, malas, masih ada mata kuliah lain
yang banyak tugas, kurangnya teori atau bahan referensi, merasa kurang yakin
dengan pengerjaan skripsinya, kurangnya 10 dukungan dari teman, serta banyak
aktivitas lain yang lebih menyenangkan. Hambatan-hambatan tersebut menuntut
mahasiswa untuk dapat menyesuaikan diri, akan tetapi dalam penyesuaian itu
mahasiswa tidak selalu berhasil melakukannya. Selama proses tersebut, mahasiswa
membutuhkan orang lain untuk bisa saling bertukar pikiran, mendapatkan nasihat,
bantuan dan dukungan dari mereka. Dukungan sosial merupakan cara untuk
menunjukkan kasih sayang, kepedulian dan penghargaan untuk orang lain. Individu
yang menerima dukungan sosial akan merasa bahwa ia dicintai, dihargai, berharga
dan merupakan bagian dari lingkungan sosialnya (Sarafino, 1998, dalam
Fibrianti, 2009: 22).
Sarason, dkk. (1990) berpendapat
bahwa dukungan sosial adalah hubungan interpersonal yang melibatkan dua orang
atau lebih untuk memenuhi kebutuhan dasar individu dalam mendapatkan rasa aman,
hubungan sosial, persetujuan dan kasih sayang (dalam Kumalasari, 2010: 12).
Dukungan sosial (social support) didefinisikan oleh Gottlieb (1983) sebagai
informasi verbal atau non-verbal, saran, bantuan yang nyata atau tingkah laku
yang diberikan oleh orang yang akrab dengan subjek di dalam lingkungan
sosialnya atau yang berupa kehadiran dan halhal yang dapat memberikan
keuntungan emosional atau berpengaruh pada tingkah laku penerimanya. Dalam hal
ini orang yang memperoleh dukungan sosial akan merasa senang dan lega karena
diperhatikan oleh 11 orang lain, mendapat saran atau kesan yang menyenangkan
pada dirinya (dalam Kumalasari, 2010: 12). Smet (1994) mengatakan bahwa
dukungan sosial merupakan salah satu fungsi dari ikatan sosial, dan
ikatan-ikatan sosial tersebut menggambarkan tingkat kualitas umum dari hubungan
interpersonal. Ikatan dan persahabatan dengan orang lain dianggap sebagai aspek
yang memberikan kepuasan secara emosional dalam kehidupan individu. Saat
seseorang didukung oleh lingkungan maka segalanya akan terasa lebih mudah.
Dukungan sosial menunjukkan pada hubungan interpersonal yang melindungi
individu terhadap konsekuensi negatif dari stres. Dukungan sosial yang diterima
dapat membuat individu merasa tenang, diperhatikan, dicintai, timbul rasa
percaya diri dan kompeten (dalam Kumalasari & Ahyani, 2012: 25). Dukungan
sosial juga didefinisikan sebagai dukungan yang terdiri atas enam kategori:
kelekatan, integrasi sosial, kesempatan untuk membantu, pengakuan yang positif,
ketergantungan yang dapat diandalkan, dan memperoleh informasi dan bimbingan
dalam keadaan stress (Weiss, 1974 dalam Mahon, dkk., 2004: 217). Dukungan
sosial dapat diperoleh dari pasangan (suami-istri), anakanak, anggota keluarga
yang lain, dari teman, professional, komunitas atau masyarakat, atau dari
kelompok dukungan sosial (Taylor, 2003). Menurut Rodin dan Salovey (1989, dalam
Smet, 1994), dukungan sosial terpenting berasal dari keluarga. Orangtua sebagai
bagian dalam keluarga merupakan individu dewasa yang paling dekat dengan anak
dan salah satu sumber 12 dukungan sosial bagi anak dari keluarga. Santrock
(2002), menjelaskan bahwa orangtua berperan sebagai tokoh penting dengan siapa
anak menjalin hubungan dan merupakan suatu sistem dukungan ketika anak
menjajaki suatu dunia sosial yang lebih luas dan lebih kompleks. Dukungan
sosial yang diberikan oleh orangtua memainkan peranan penting terhadap
penyesuaian psikologis selama masa transisi yang dihadapi anak dalam bangku
kuliah (Mounts, dkk., 2005: 79).
Dukungan sosial juga bisa diberikan
oleh teman-teman di sekitar kita. Dukungan sosial teman adalah dukungan sosial
emosional, digabungkan dengan dukungan instrumental yang ditawarkan atau
disediakan untuk orang lain oleh orang-orang yang mempunyai kondisi kesehatan
mental, berbagi untuk dibawa pada hasrat/keinginan sosial atau pada perubahan personal
(Gartner & Riessman, 1982, dalam Solomon, 2004: 393). Mead, Hilton , dan
Curtis ( 2001, dalam Solomon, 2004: 393) menyatakan bahwa dukungan sosial teman
sebaya adalah sebuah sistem memberi dan menerima bantuan yang mengacu pada
prinsip-prinsip rasa hormat, berbagi tanggung jawab bersama, dan kesepakatan
bersama tentang apa yang bermanfaat. Selain dukungan sosial dari orangtua dan
teman, dukungan sosial dari dosen pembimbing skripsi juga sangat penting bagi
mahasiswa yang dibimbingnya. Peran dosen pembimbing skripsi adalah membantu
mahasiswa untuk mengembangkan diri dan mengatasi kesulitan yang dialami saat
penyusunan skripsi (Djamarah, 2004: 46). Selain itu, peran 13 dosen pembimbing
skripsi hanya bersifat membantu mahasiswa mengatasi kesulitan yang ditemui oleh
mahasiswa dalam menyusun skripsi (Redl & Watten, 1959: 299). Meninjau peran
tersebut maka mahasiswa diharapkan mampu menjalin hubungan yang harmonis dengan
dosen pembimbing, agar proses penyusunan skripsi dapat berjalan dengan baik
(http://norlatifahoctavia.blogdetik.com, diakses 02 Desember 2013). Berdasarkan
hasil wawancara (23-31 Oktober 2013) kepada 5 mahasiswa Fakultas Psikologi
Universitas Islam Negeri Malang, dapat ditarik kesimpulan bahwa dukungan sosial
dari orangtua, teman dan dosen pembimbing skripsi itu dapat mengurangi
prokrastinasi atau penundaan seseorang dalam mengerjakan skripsi.
Hal tersebut bisa terjadi karena
dukungan berfungsi sebagai pendorong, sehingga kita menjadi lebih termotivasi
untuk mengerjakan skripsi. Misalnya, ketika ada keinginan untuk menunda
mengerjakan, kemudian ada orang lain yang memberikan dorongan untuknya seperti
membantu mencari referensi, membantu menerjemah jurnal berbahasa Inggris,
memberikan nasihat atau saran, dan mendoakannya. Adanya dukungan sosial dari
orang-orang disekitarnya, membuat mereka merasa terbantu, diperhatikan,
dicintai, disayangi dan dihargai sehingga mereka tidak akan merasa kesulitan
selama proses pengerjaan skripsi. Mahasiswa yang awalnya malas dan melakukan
prokrastinasi dalam mengerjakan skripsi menjadi lebih bersemangat dan
termotivasi dalam mengerjakan skripsi tersebut. 14 Beberapa penelitian
terdahulu tentang hubungan antara dukungan sosial dengan prokrastinasi akademik
diantaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati (2011) meneliti
tentang hubungan antara konsep diri akademik dan dukungan sosial teman dengan
prokrastinasi akademik penulisan skripsi pada mahasiswa. Dari penelitian
tersebut didapatkan hasil ada hubungan negatif yang signifikan antara dukungan
sosial teman dengan prokrastinasi akademik penulisan skripsi. Artinya semakin
tinggi dukungan sosial teman maka semakin rendah prokrastinasi akademik
penulisan skripsi. Sebaliknya, semakin rendah dukungan sosial teman maka
semakin tinggi prokrastinasi akademik penulisan skripsi. Dukungan sosial teman
yang tinggi akan membuat mahasiswa merasa diperhatikan, dicintai, dihargai dan
merasa terbantu sehingga mahasiswa tidak akan merasa kesulitan ketika
dihadapkan pada skripsi, yang selama ini dianggap berat atau sulit. Dukungan
sosial juga dapat meminimalisir terjadinya prokrastinasi akademik dan potensi
timbulnya stres dalam penulisan skripsi tersebut. Fibrianti (2009) meneliti
tentang hubungan antara dukungan sosial orangtua dengan prokrastinasi akademik
dalam menyelesaikan skripsi pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas
Diponegoro Semarang. Dari penelitian tersebut, didapatkan hasil nilai koefisien
korelasi sebesar - 0,372 dengan p= 0,015 (p < 0,05), menunjukkan arah
hubungan kedua variabel negatif, yaitu semakin tinggi dukungan sosial orangtua
maka semakin rendah prokrastinasi akademik dalam menyelesaikan skripsi, 15
sebaliknya semakin rendah dukungan sosial orangtua maka semakin tinggi
prokrastinasi akademik dalam menyelesaikan skripsi.
Dukungan sosial orangtua yang tinggi
artinya mahasiswa merasakan perhatian, kenyamanan, penghargaan dan pertolongan
dari orangtua sehingga mahasiswa merasa dicintai, diperhatikan, dan dihargai
oleh orangtua serta merasa menjadi bagian dari keluarga. Mahasiswa dengan
dukungan sosial yang tinggi akan mempunyai pikiran yang positif terhadap
situasi yang sulit, seperti saat pengerjaan skripsi bila dibandingkan dengan
individu yang memiliki tingkat dukungan rendah. Mahasiswa meyakini bahwa
orangtua selalu ada untuk membantu, serta dapat mengatasi peristiwa yang
berpotensi menimbulkan stres dengan cara yang lebih efektif. Penelitian tentang
dukungan sosial dan prokrastinasi yang dikaitkan dengan beberapa variabel yang
berbeda-beda telah banyak dipaparkan, hal ini menunjukkan pentingnya melakukan
penelitian dalam masalah dukungan sosial dan prokrastinasi. Saat ini, sebagian
besar mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Malang yang sedang
menempuh skripsi melakukan prokrastinasi dalam mengerjakan skripsi. Salah satu
faktornya adalah kebutuhan akan dukungan sosial dari teman yang masih kurang
atau belum terpenuhi secara maksimal. Sumber dukungan sosial tidak hanya
berasal dari teman dan orangtua, tetapi juga bisa berasal dari dosen pembimbing
skripsi. Oleh karena itu, peneliti ingin mengetahui apakah ada hubungan
dukungan sosial orangtua, teman, dan dosen pembimbing skripsi dengan
prokrastinasi akademik mahasiswa 16 dalam mengerjakan skripsi? Dukungan sosial
dari manakah yang paling dominan berpengaruh terhadap prokrastinasi akademik
mahasiswa dalam mengerjakan skripsi? Apakah dari orangtua, teman atau dosen
pembimbing skripsi? Dengan adanya fenomena dan pemaparan di atas, maka peneliti
tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai “Hubungan Dukungan Sosial
Orangtua, Teman dan Dosen Pembimbing Skripsi dengan Prokrastinasi Akademik
dalam Mengerjakan Skripsi pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Angkatan 2009-2010
Universitas Islam Negeri Malang”. B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan di atas, maka dapat
dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana tingkat dukungan sosial
orangtua pada mahasiswa Fakultas Psikologi Angkatan 2009-2010 Universitas Islam
Negeri Malang? 2. Bagaimana tingkat dukungan sosial teman pada mahasiswa
Fakultas Psikologi Angkatan 2009-2010 Universitas Islam Negeri Malang?
3. Bagaimana tingkat dukungan sosial
dosen pembimbing skripsi pada mahasiswa Fakultas Psikologi Angkatan 2009-2010
Universitas Islam Negeri Malang?
4. Bagaimana tingkat prokrastinasi
akademik dalam mengerjakan skripsi pada mahasiswa Fakultas Psikologi Angkatan
2009-2010 Universitas Islam Negeri Malang?
5. Apakah ada hubungan dukungan sosial
orangtua dengan prokrastinasi akademik dalam mengerjakan skripsi pada mahasiswa
Fakultas Psikologi Angkatan 2009-2010 Universitas Islam Negeri Malang?
6. Apakah ada hubungan dukungan
sosial teman dengan prokrastinasi akademik dalam mengerjakan skripsi pada
mahasiswa Fakultas Psikologi Angkatan 2009-2010 Universitas Islam Negeri
Malang?
7. Apakah ada hubungan dukungan
sosial dosen pembimbing skripsi dengan prokrastinasi akademik dalam mengerjakan
skripsi pada mahasiswa Fakultas Psikologi Angkatan 2009-2010 Universitas Islam
Negeri Malang? 8. Apakah dukungan sosial orangtua, teman dan dosen pembimbing
skripsi secara bersama-sama berhubungan dengan prokrastinasi akademik dalam
mengerjakan skripsi pada mahasiswa Fakultas Psikologi Angkatan 2009- 2010
Universitas Islam Negeri Malang?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka
tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Mengetahui tingkat dukungan sosial
orangtua pada mahasiswa Fakultas Psikologi Angkatan 2009-2010 Universitas Islam
Negeri Malang.
2. Mengetahui tingkat dukungan
sosial teman pada mahasiswa Fakultas Psikologi Angkatan 2009-2010 Universitas
Islam Negeri Malang.
3. Mengetahui tingkat dukungan sosial dosen
pembimbing skripsi pada mahasiswa Fakultas Psikologi Angkatan 2009-2010 Universitas
Islam Negeri Malang.
4. Mengetahui tingkat prokrastinasi
akademik dalam mengerjakan skripsi pada mahasiswa Fakultas Psikologi Angkatan
2009-2010 Universitas Islam Negeri Malang.
5. Mengetahui apakah ada hubungan dukungan
sosial orangtua dengan prokrastinasi akademik dalam mengerjakan skripsi pada
mahasiswa Fakultas Psikologi Angkatan 2009-2010 Universitas Islam Negeri
Malang.
6. Mengetahui apakah ada hubungan dukungan
sosial teman dengan prokrastinasi akademik dalam mengerjakan skripsi pada
mahasiswa Fakultas Psikologi Angkatan 2009-2010 Universitas Islam Negeri
Malang.
7. Mengetahui apakah ada hubungan dukungan
sosial dosen pembimbing skripsi dengan prokrastinasi akademik dalam mengerjakan
skripsi pada mahasiswa Fakultas Psikologi Angkatan 2009-2010 Universitas Islam
Negeri Malang. 8. Mengetahui apakah dukungan sosial orangtua, teman, dan dosen
pembimbing skripsi secara bersama-sama berhubungan dengan prokrastinasi
akademik dalam mengerjakan skripsi pada mahasiswa Fakultas Psikologi Angkatan
2009-2010 Universitas Islam Negeri Malang.
D. Manfaat Penelitian
1. Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat
memberikan sumbangan pemikiran dalam pengembangan keilmuan psikologi dan
memperkaya hasil penelitian yang sudah ada, khususnya tentang masalah
prokrastinasi akademik dan dukungan sosial.
2. Praktis a. Menjadikan sebagai bahan
pertimbangan antisipatif sebab-sebab terjadinya prokrastinasi akademik
khususnya pada proses pengerjaan skripsi. b. Memberikan gambaran mengenai
peranan dukungan sosial orangtua, teman dan dosen pembimbing skripsi terhadap
prokrastinasi akademik dalam mengerjakan skripsi. c. Memberikan masukan secara
tidak langsung kepada orangtua, teman dan dosen pembimbing skripsi tentang
pentingnya dukungan sosial dalam bidang akademik sehingga dapat mengurangi
prokrastinasi akademik.
Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Psikologi" :Hubungan dukungan sosial orangtua, teman, dan dosen pembimbing skripsi dengan prokrastinasi akademik dalam mengerjakan skripsi pada mahasiswa Fakultas Psikologi angkatan 2009-2010 Universitas Islam Negeri Malang" Untuk Mendownload skripsi ini silakan klik link dibawah iniDOWNLOAD
No comments:
Post a Comment