Abstract
INDONESIA:
Untuk mengetahui besarnya return yang diharapkan, seorang investor haruslah menganalisis kondisi perusahaan terlebih dahulu. Selain itu, pada penelitian sebelumnya juga masih terdapat inkonsistensi dengan teori-teori yang ada. Oleh karena itu diperlukanlah kajian yang lebih mendalam mengenai pengaruh faktor fundamental dan makroekonomi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh faktor fundamental perusahaan dan makroekonomi yang terdiri dari variabel Current Ratio (CR), Debt Equity Ratio (DER), Return On Asset(ROA), Total Asset Turn Over (TATO), Nilai Tukar dan Suku Bunga terhadap Return Saham secara simultan dan parsial serta untuk mengatahui variabel yang paling dominan terhadap return saham.
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan sektor jasa dengan sampel 9 perusahaan pada Industri Media, Advertising, dan Printing yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2013. Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling. Adapun analisis data menggunakan analisis regresi linier berganda yaitu dengan Uji t dan Uji F dengan mempertimbangkan uji asumsi klasik dan bantuan program SPSS.16.
Hasil analisis menunjukkan data yang digunakan dalam penelitian ini telah memenuhi asumsi klasik yang meliputi: terdistribusi normal, tidak terjadi multikolinearitas, tidak terdapat autokorelasi dan tidak heteroskedastisitas. Dari hasil analisis regresi diperoleh hasil secara simultan dengan tingkat signifikansi 0,05 (5%) variabel independen berpengaruh terhadap return saham. Sedangkan secara parsial variabel DER, ROA, dan Suku Bunga berpengaruh signifikan terhadap return saham. Adapun variabel paling dominan mempengaruhi return saham adalah variabel DER. Sedangkan CR, TATO dan Nilai Tukar tidak berpengaruh terhadap return saham.
ENGLISH:
To determine the amount of expected return, an investor should analyze the condition of the company first. In addition, previous research has also still there were inconsistencies with existing theories. Therefore, it requires the deeper study of the influence of fundamental and macroeconomic factors. This study aims to determine the effect of macroeconomic factors and company fundamentals are comprised of variable current ratio (CR), Debt Equity Ratio (DER), Return on Assets (ROA), Total Asset Turn Over (TATO), Exchange Rate and Interest Rate on Return simultaneously and partially shares and to know the most dominant variables on stock returns.
The population in this study is a sample of service sector companies with 9 companies on Media, Advertising, Printing Industry and listed in Indonesian Stock Exchange 2008-2013. The sampling method in this study using purposive sampling method. The analysis of the data using the multiple linear regression analysis with t-test and F-test by considering the classical assumption SPSS.16 and assistance programs.
The analysis showed that the data used in this study has fulfilled the classical assumptions that include: normal distribution, multicollinearity does not happen, there is no autocorrelation and no heteroscedasticity. From the results of the regression analysis of the results obtained simultaneously with a significance level of 0.05 (5%) of independent variables influence on stock returns. While partially DER variable, ROA, and the interest rate have a significant effect on stock returns. The most dominant variable affecting stock returns are variable DER. While CR, TATO and Exchange Rate has no effect on stock returns.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Di era perekonomian global
saat ini, persaingan ketat dalam dunia bisnis tidak bisa dipungkiri.
Perusahaan-perusahaan semakin membutuhkan dana yang tidak sedikit untuk
kelangsungan hidupnya. Oleh karena itu, banyak perusahaan yang mencari pinjaman
dana. Pasar modal dapat menjadi jawaban bagi perusahaan-perusahaan yang sedang
membutuhkan dana pinjaman selain lembaga keuangan lain. Pasar modal
menjembatani perusahaan yang membutuhkan dana dengan investor yang kelebihan
dana. Selain membantu perusahaan yang membutuhkan dana, maksud investor
menanamkan modalnya pada suatu perusahaan adalah harapan akan pengembalian
(return) di masa mendatang atas modal atau dana yang ditanamkan. Investor dapat
melakukan investasi finansial di pasar uang, khususnya pasar modal. Pasar modal
disediakan untuk mewadahi pertemuan antara perusahaan yang membutuhkan dana
dengan investor. Investasi finansial melalui pasar modal berkaitan dengan
pengelolaan keuangan khususnya sekuritas yang dapat diperdagangkan (Tandelilin,
2001 : 13). Sekuritas yang lazim diperdagangkan di pasar modal, dalam hal ini
bursa efek, biasanya berupa saham dan obligasi. Dari pembelian saham atau obligasi,
investor dapat menikmati 2 tingkat pengembalian yang telah dihitung untuk
periode mendatang. Pengembalian atau return investasi saham dinilai mempunyai
tingkat resiko tertinggi dibanding investasi lain, terutama perusahaan golongan
Go Public karena sifatnya yang peka terhadap perubahan-perubahan makro ekonomi
yang terjadi (Arista, 2012). Sebelum melakukan investasi, seorang investor
harus memperkirakan tingkatan return dan resiko penyimpangan yang dihasilkan
dari sebuah investasi. Hubungan antara return dan return yang diharapkan
(expected return) dengan resiko berbanding lurus. Semakin tinggi resiko, maka
semakin tinggi pula return yang diisyaratkan, begitu pula sebaliknya (Jogianto,
2000 : 138). Return merupakan hal terpenting dalam menentukan keputusan
investasi. Justifikasi atas return yang diterima haruslah dianalisis melalui
analisis return historis periode sebelumnya untuk menentukan tingkat
pengembalian yang diharapkan (ekspekted return) (Jogianto 2000 : 107).
Perhitungan data historis dapat diperoleh melalui laporan keuangan yang
mencerminkan kesehatan suatu perusahaan. Menurut Sawir (2001 : 2), laporan
keuangan merupakan salah satu media yang dapat dipakai untuk meneliti kondisi
kesehatan suatu perusahaan selain laporan neraca, laba rugi dan lainnya.
Analsis laporan keuangan dapat membantu melihat situasi perusahaan dan
faktor-faktor yang mempengaruhinya seperti kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban finansialnya, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Selain
kewajiban, kesehatan perusahaan juga dilihat dari kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba (Sharpe, et. al. : 2006: 269). Informasi tersebut sangatlah 3
penting untuk diketahui berbagai pihak yang berkepentingan seperti, investor,
kreditur, maupun pihak internal manajemen perusahaan. Tujuan berbagai pihak
yang berkepentingan sangat bervariasi dalam menganalisis kondisi keuangan suatu
perusahaan. Pihak ekternal perusahaan seperti investor menganalisis kondisi
laporan keuangan dengan tujuan mendapatkan keuntungan dimasa mendatang.
Sedangkan pihak internal perusahaan menggunakan dan menganalisis laporan
keuangan dengan tujuan perencanaan dan pengambilan keputusan dalam berinvestasi
(Brigham & Huston 2006 : 94) Robert Ang (1997) dalam Subalno (2009)
menerangkan bahwa terdapat dua faktor yang mempengaruhi return suatu investasi.
Faktor pertama ialah faktor internal perusahaan seperti; manajemen, reputasi,
kualitas, struktur permodalan serta hutang suatu perusahaan. Faktor kedua yang
mempengaruhi return menyangkut faktor eksternal perusahaan berupa faktor
ekonomi makro misalnya; pengaruh kebijakan moneter, fiskal, perkembangan
industri, inflasi, nilai tukar mata uang, tingkat suku bunga dan sebagainya.
Analisis fundamental merupakan interpretasi data keuangan perusahaan guna
memperkirakan harga dan pergerakan saham dimasa mendatang. Analisis fundamental
disebut pula sebagai analisis intristik karena fungsinya mengetahui seberapa
besar nilai intristik suatu saham yang kemudian dibandingkan dengan harga saham
di bursa efek. Apabila nilai intristik saham lebih rendah (undervalued) atau
murah dari harga saham di bursa efek, maka saham tersebut 4 menarik untuk
dibeli dengan harapan investor dapat memperoleh capital gain (untung), juga
sebaliknya (kretarto, 2001 : 28) Robert Ang (1997) dalam Subalno (2009)
menyatakan bahwa, analisis fundamental pada dasarnya merupakan analisis
historis atas kakuatan keuangan suatu perusahaan, atau sering disebut analisis
perusahaan (company analysis). Data historis mencerminkan kondisi keuangan
perusahaan tahun sebelumnya yang digunakan untuk memproyeksikan keadaan
keuangan tahun berikutnya. Dalam menganalisis perusahaan, investor akan
mempelajari laporan keuangan suatu perusahaan guna mengetahui kinerja, kekuatan
dan kelemahan perusahaan tersebut. Selain itu, investor dapat membaca karakter
perusahaan dalam mengukur efisiensi operasional perusahaan. Berdasarkan
penelitian terdahulu, selain digunakan untuk menjelaskan kelemahan dan kekuatan
perusahaan, rasio keuangan dapat digunakan sebagai prediksi harga dan return
saham di pasar modal. Analisis rasio dilakukan dengan membandingkan pos-pos
neraca dengan laba rugi (Kretarto, 2001 : 54). Brigham & Huston (2006 : 95)
secara garis besar telah membagi rasio keuangan dalam 5 jenis rasio dimana
tujuan dan fungsinya berbeda yaitu; rasio likuiditas, aktivitas,
profitabilitas, solvabilitas atau leverage, serta rasio pasar. Apabila
rasio-rasio yang mencerminkan kinerja keuangan semakin baik, maka semakin
tinggi pula return saham perusahaan tersebut. Current ratio (CR) merupakan
salah satu bagian dari rasio likuiditas yang terpenting. Sedangkan rasio
solvabilitas biasanya menggunakan Debt Equity Ratio (DER). Return On Asset
(ROA) adalah rasio terpenting yang digunakan dalam 5 rasio profitabilitas.
Total Asset Turn Over (TATO) sering digunakan dalam rasio aktivitas. Kondisi
ekonomi merupakan salah satu informasi teknikal (Subalno, 2009). Husnan (2005 :
309) memaparkan bahwa kondisi perusahaan tidak hanya dipengaruhi oleh faktor
internal, namun juga faktor eksternal (kondisi ekonomi). Apabila kondisi
ekonomi sedang tidak baik, maka kemungkinan besar tingkat pengembalian saham
juga merefleksikan penurunan yang sebanding. Begitu pula kondisi sebaliknya.
Analsis ekonomi ini menggunakan berbagai indikator yang ada pada suatu negara maupun
variabel sasaran menengah yang digunakan dalam menentukan kebijakan moneter.
Banyak indikator untuk mengukur varibael makro ekonomi, termasuk politik
ekonomi. Namun dari sekian banyak indikator yang cukup lazim untuk memprediksi
fluktuasi saham adalah variabel yang secara langsung dikendalikan melalui
kebijakan moneter dengan mekanisme transmisi melalui pasar keuangan
(www.bi.go.id). Variabel tersebut meliputi tingkat bunga dan kurs asing.
Perusahaan-perusahaan yang sering dijadikan objek penelitian adalah perusahaan
yang mengalami tingkat penjualan, sehingga mempengaruhi pengembalian saham
seperti perusahaan manufaktur, dan pertambangan. Pada penelitian ini, peneliti
menggunakan perusahaan industri media, advertising dan printing. Kelompok
perusahaan ini termasuk dalam sektor jasa yang telah Go Public. Selain itu,
perusahaan ini juga mengalami perkembangan penjualan, total asset dan nilai
kapitalisasi pasar yang cukup tinggi sehingga menarik untuk dijadikan objek
penelitian. Terlebih kelompok perusahaan ini, sebagian besar 6 saham maupun
perusahaannya dimiliki oleh orang-orang yang turut berkecimpung di dunia
politik menuju pesta demokrasi tahun 2014. Gambar 1.1 berikut menyajikan data
perkembangan penjualan, total asset dan nilai kapitalisasi pasar dari industri
media, advertising dan prinitng yang listed di Bursa Efek Indonesia dalam kurun
waktu tahun 2008 hingga tahun 2013. Gambar 1.1 Perkembangan Penjualan, Total
Aset dan Nilai Kapitalisasi Pasar Industri Media, Advertising dan Printing
Periode 2008-2013 Sumber : data sekunder yang diolah Krisis dunia pada tahun
2008 juga melanda Indonesia yang berimbas pada menurunnya return saham,
penjualan bahkan laba perusahaan.
Begitu pula perusahaan pada industri media, advertising dan
printing. Pada tahun 2008, kelompok perusahaan ini memiliki tingkat penjualan,
total asset juga nilai kapitalisasi paling rendah diantara tahun berikutnya.
Penjualan meningkat pesat dari tahun 2008 hingga 2013. Begitu pula dengan
perkembangan total asset Industri media, advertising dan printing yang terus
meningkat dan tidak mengalami penurunan. Perkembangan nilai kapitalisasi pasar
dirasa paling menarik. Nilainya mencapai 10 milyar pada tahun 2013. Selama
rentang waktu 0 2.000.000.000.000 4.000.000.000.000 6.000.000.000.000 8.000.000.000.000
10.000.000.000.000 12.000.000.000.000 14.000.000.000.000 16.000.000.000.000
18.000.000.000.000 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Nilai Kapitalisasi Pasar Total
Asset Penjualan 7 tersebut nilai kapitalisasi pasar tidak menunjukkan adanya
penurunan. Pemaparan data awal tersebut memberikan harapan kepercayaan bagi
investor untuk menginvestasikan modalnya pada industri media, advertising dan
printing. Return saham industri media, advertising dan printing yang
dicerminkan melalui CR, DER, ROA, dan TATO serta kondisi ekonomi makro, dalam
hal ini nilai tukar dan suku bunga tersaji dalam tabel 1.1 berikut: 8 Tabel 1.1
Rata-rata Return Saham, CR, DER, ROA, TATO, Nilai Tukar, Tingkat Suku Bunga
Industri Media, Advertising dan Printing yang listing di BEI Periode 2008-2013
Keterangan Tahun Perubahan 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2008-2009 2009-2010
2010-2011 2011-2012 2012-2013 Return Saham (%) -0,0413 0,0285 0,0946 0,0401
0,0275 0,2022 0,0698 0,0661 -0,0545 -0,0126 0,1747 CR 3,45 2,87 3,35 3,29 4,62
5,11 -0,57 0,47 -0,05 1,33 0,48 DER 1,22 1,20 1,02 0,87 0,84 0,87 -0,02 -0,18
-0,16 -0,02 0,03 ROA 5,22 6,41 15,70 12,98 11,81 14,57 1,19 9,29 -2,72 -1,17
2,77 TATO 0,89 0,99 0,98 0,99 0,91 0,87 0,10 -0,01 0,01 -0,08 -0,04 Nilai Tukar
0,0001033 0,0000962 0,0001101 0,0001139 0,0001066 0,0000957 0,0000109 0,0000073
-0,0000038 -0,0000073 -0,0000109 Suku Bunga (%) 9,646 7,668 6,558 6,498 4,417
5,855 -1,438 2,081 0,059 -2,081 1,438 Sumber : data sekunder yang diolah 9 Dari
tabel diatas memperlihatkan adanya kecenderungan antara CR, DER, ROA, TATO,
nilai tukar dan suku bunga dengan return saham. CR mengalami perubahan yang
fluktuatif terhadap return saham. pada tahun 2008-2009, CR mengalami penurunan,
namun return saham justru meningkat pada tahun yang sama. Berbanding terbalik
dengan tahun 2011-2013, dimana return saham menurun, namun CR justru meningkat
tajam. Pada periode tahun 2008-2012, DER mengalami penurunan, namun return
saham pada tahun 2008-2010 meningkat yang kemudian menurun bersamaan dengan
return, kecuali return tahun 2010. Pergerakan ROA dan TATO searah dengan return
saham terkecuali tahun 2013 dan 2010 pada TATO. Arah pergerakan nilai tukar
searah dengan return saham kecuali tahun. Arah pergerakan tingkat suku bunga
terhadap return saham tahun 2008-2013 tidak searah, suku bunga terus menurun
dan return saham masih fluktuatif. Berbagai penelitian yang pernah diteliti
terkait faktor-faktor diatas juga mengindikasikan hasil yang tidak konsisten.
Penelitian Subalno (2009) menunjukkan bahwa CR tidak berpengaruh terhadap
return saham. Hal ini bertentangan dengan penelitian Prihantini (2009) bahwa CR
berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham. Susilawati &
Turyanto (2011) dalam penelitiannya menyatakan bahwa DER berpengaruh positif
dan dignifikan terhadap return saham. Bertentangan dengan penelitian Arista
(2012) dimana DER terbukti mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap
return saham. Sedangkan Sakti (2010) 11 menyebutkan bahwa DER berpengaruh
negatif dan tidak signifikan terhadap return saham. Beberapa bukti empiris juga
menunjukkan bahwa peningkatan ROA tidak selalu meningkatkan return saham suatu
perusahaan. Penelitian Faried (2008), Widodo (2007) dan Subalno (2009)
menunjukkan bahwa ROA berhubungan positif terhadap return saham. Sedangkan penelitian
Sakti (2010) dan Arista (2012) yang menyatakan bahwa ROA tidak berpengaruh
positif dan signifikan terhadap return saham. Dimana peningkatan ROA tidak
selalu meningkatkan return pula. Penelitian Astuti (2006) menunjukkan bahwa
TATO berpengaruh terhadap return saham. Bertentangan dengan penelitian Ulupui
(2005) yang menunjukkan TATO berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap
return saham. Penelitian Prihantini (2009) menunjukkan bahwa nilai tukar rupiah
berpengaruh negatif signifikan terhadap return saham yang mengartikan bahwa
melemahnya nilai tukar rupiah mempengaruhi turunnya return saham. berbeda
dengan penelitian Baramuli (2009) yang menyatakan bahwa nilai tukar rupiah
tidak berpengaruh terhadap return saham. Salah satu variabel ekonomi yang cukup
kuat mempengaruhi kinerja pasar modal Indonesia adalah perubahan tingkat suku
bunga. Penelitian Purnomo (2003) menunujukkan bahwa tingkat suku bunga
berpengaruh negatif signifikan yang berarti menjadi peluang investasi yang
menguntungkan dan mampu membayar imbalan tertinggi atas modal. Sedangkan
penelitian Sari (2013) menunjukkan bahwa tingkat suku bunga berpengaruh negatif
dan tidak signifikan. 11 Berbeda dengan penelitian Hersanto (2003) menunjukkan
bahwa tingkat suku bunga berpengaruh positif signifikan terhadap return saham.
Berdasarkan beberapa penelitian yang telah dipaparkan, banyak terjadi
inkonsistensi dengan teori-teori pendukung yang ada. Penelitian yang dilakukan
Subalno (2009), Susilawati dan Turyanto (2011), Faried (2008), Astuti (2006),
Purnomo (2003) hasilnya bertentangan dengan penelitian Prihantini (2009),
Arista (2012), Sakti (2010), Ulupui (2005), Baramuli (2009), Hersanto (2003).
Hal ini menunjukkan research gap mengenai pengaruh faktor fundamental dan
kondisi ekonomi terhadap return saham. oleh karena itu perlu dilakukan kajian
lebih mendalam menganai pengaruh faktor fundamental dan kondisi ekonomi
terhadap return saham perusahaan. Permasalahan penelitian yang akan diteliti
adalah "Inkonsistensi hasil penelitian pengaruh faktor fundamental
perusahaan yang diproksikan dengan ratio CR, DER, ROA, TATO dan faktor kondisi
ekonomi yang diproksikan dengan Nilai Tukar Rupiah, Tingkat Suku Bunga terhadap
return saham pada industri media, advertising dan printing yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia periode 2008-2013".
Pemaparan diatas memperkuat pentingnya melakukan penelitian ini,
yaitu analisis pengaruh faktor fundamental dan makroekonomi terhadap return
saham pada Industri media, advertising dan printing yang listed di Bursa Efek
Indonesia periode tahun 2008-2013. Faktor fundamental yang dipakai dalam
penelitian ini adalah; CR, DER, ROA, dan TATO. Sedangkan indikator faktor
kondisi perekonomian yang digunakan adalah; Nilai Tukar Rupiah, Tingkat Suku
Bunga. 12 Dengan demikian, penelitian ini berjudul "ANALISIS PENGARUH
FAKTOR FUNDAMENTAL DAN MAKROEKONOMI TERHADAP RETURN SAHAM (Studi Pada Industri
Media, Advertising dan Printing di BEI Periode 2008-2013)".
1.2
Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang,
dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian sebagai berikut:
a. Apakah variabel
fundamental perusahaan yang terdiri dari Current Ratio (CR), Debt Equity Ratio
(DER), Return On Asset (ROA), Total Asset Turn Over (TATO), serta variabel
makroekonomi berupa Nilai Tukar, dan Tingkat Suku Bunga berpengaruh secara
simultan terhadap return saham?
b. Apakah variabel
fundamental perusahaan yang terdiri dari Current Ratio (CR), Debt Equity Ratio
(DER), Return On Asset (ROA), Total Asset Turn Over (TATO), serta variabel
makroekonomi berupa Nilai Tukar, dan Tingkat Suku Bunga berpengaruh secara
parsial terhadap return saham?
c. Variabel manakah yang
berpengaruh lebih dominan terhadap return saham?
1.3 Tujuan Penelitian Secara umum,
penelitian ini bertujuan
untuk:
a. Mengetahui dan
menganalisis pengaruh faktor fundamental perusahaan yang terdiri dari Current
Ratio (CR), Debt Equity Ratio (DER), Return On 13 Asset (ROA), Total Asset Turn
Over (TATO) serta variabel makroekonomi berupa Nilai Tukar dan Tingkat Suku
Bunga secara simultan berpengaruh signifikan terhadap return saham perusahaan
industri media advertising dan printing di Bursa Efek Indonesia.
b. Mengetahui dan menganalisis pengaruh faktor fundamental
perusahaan yang terdiri dari Current Ratio (CR), Debt Equity Ratio (DER),
Return On Asset (ROA), Total Asset Turn Over (TATO) serta variabel makroekonomi
berupa Nilai Tukar dan Tingkat Suku Bunga secara simultan berpengaruh
signifikan terhadap return saham industri media advertising dan printing di
Bursa Efek Indonesia.
c. Untuk mengetahui dan
menganalisis variabel yang lebih dominan terhadap return saham industri media,
advertising dan printing di Bursa Efek Indonesia.
1.4 Manfaat Penelitian
a. Bagi perusahaan
diharapkan penelitian ini dapat menjadi refrensi tambahan dalam mengambil
keputusan internal manajemen.
b. Bagi investor dan calon investor diharapkan penelitian ini dapat
dijadikan sumber informasi yang membantu dalam pengambilan keputusan investasi
saham di industri media, advertising dan printing Bursa Efek Indonesia.
c.
Bagi akademisi diharapkan penelitian ini menjadi tambahan refrensi sebagai
pembanding pada penelitian berikutnya.
Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Manajemen :Analisis pengaruh faktor fundamental dan makroekonomi terhadap return saham: Studi pada industri media advertising dan printing di BEI periode 2008-2013. Untuk Mendownload skripsi ini silakan klik link dibawah ini
No comments:
Post a Comment