Abstract
INDONESIA:
Manajemen Risiko sangat penting bagi lembaga keuangan yang terkait untuk mengantisipasi risiko mulai dari penyaluran kredit sampai dengan pelunasan. Sehingga apabila manajemen dilakukan dengan maksimal maka risiko-risiko yang kemungkinan akan terjadi dapat dihindarkan. Dalam prakteknya, BRI Kantor Cabang Kediri menerapkan prinsip 5C dalam menganalisis kredit dalam penyaluran Kredit Usaha Rakyat. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan 1) risiko yang dihadapi BRI dalam menyalurkan Kredit Usaha Rakyat,2) aplikasi manajemen risiko yang dilakukan BRI dalam menyalurkan Kredit Usaha Rakyat, 3) cara BRI menangani risiko pemberian Kredit Usaha Rakyat.
Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif. Dalam hal ini peneliti mendeskripsikan aplikasi manajemen risiko Kredit Usaha Rakyat. Oleh karena itu, peneliti melakukan observasi, wawancara, dan dokumentasi, kemudian menganalisisnya dengan reduksi data, penyajian data dan pembuatan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Risiko-risiko yang dihadapi BRI Kantor Cabang Kediri berupa kecurangan nasabah, kebangkrutan nasabah yang dikarenakan oleh faktor eksternal yang disebabkan oleh karakter debitur, laju perekonomian debitur, kualitas SDM dan faktor internal yaitu kesalahan pihak bank. 2) Dalam aplikasi manajemen risiko pada BRI Kantor Cabang Kediri penyaluran terbesar adalah pada sektor perdagangan. Dalam pemetaan risiko sektor perdagangan merupakan risiko yang terjadi secara rutin karena berada pada kuadran III dengan solusi risiko ditahan. 3) penanganan BRI Kantor Cabang Kediri apabila terjadi kredit bermasalah atau debitur tidak dapat membayar kewajibannya dapat diselesaikan dengan cara restrukturisasi kredit yaitu menata ulang kredit debitur selama usaha d ebitur tersebut masih berjalan dengan cara menurunkan tingkat suku bunga atau memperpanjang jangka waktu peminjaman. Namun masih terjadi tunggakan maka bank akan mengeluarkan surat peringatan pertama sampai dengan ketiga. Apabila surat peringatan ketiga debitur tetap tidak bisa membayar kewajibannya maka bank akan melelang agunan debitur sebelum kemudian debitur diblacklist.
ENGLISH:
Risk management is critical for financial institutions to anticipate risks from lending to the settlement. Therefore, if risk management is committed maximally risks that are likely to occur can be avoided. BRI Branch of Kediri Office. In the practice, applies 5C principles in analyzing the distribution of Kredit Usaha Rakyat(KUR). This study aims to describe 1) the risks faced by BRI in distributing KUR, 2) the application of risk management applied BRI Branch Office Kediri, 3) the method of BRI in managing the risks of KUR.
This qualitative research uses a descriptive approach. In this case the researcher describes the application of the KUR risk management by conducting observations, interviews, documentation, and then analyze the data reduction, data presentation and making conclusions.
The research results show that 1) the risks faces by BRI of Kediri Branch Office are in the forms of custumers fraund, customers bankruptcy which are caused by external factors from fault. 2) in the risk management application, the largest sector in the distribution of KUR in BRI of Kediri Branch Office is in the trading sector. In the mapping, the risk of trading sector is the risk that accurs regularly because it is on a risk quadrant III. The solution is to be det ained. 3) the management of BRI Branch Office of the troubled credits occur or the debtors credits as long as the debtors business still run. It is through reducing interest rate or extending time loaning. However, if the arrears still occurs, the bank will issue warning letters one to three. If over the third warning letter the debtor is not able to pay his/her obligation, the bank will auction the debtor’s collateral at first before listing him/her on the blacklist.
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Peran perbankan dalam
pembangunan ekonomi adalah mengalirkan dana bagi kegiatan ekonomi yaitu salah
satunya dalam bentuk perkreditan bagi masyarakat perseorangan atau badan usaha.
Kredit tersebut mempunyai suatu kedudukan yang strategis dimana sebagai salah
satu sumber uang yang diperlukan dalam membiayai kegiatan usaha yang dapat
dititikberatkan sebagai salah satu kunci kehidupan bagi setiap manusia.
Fasilitas kredit yang diberikan oleh bank merupakan aset terbesar bagi bank.
Dalam hal kegiatan bank memberikan fasilitas kredit, risiko kerugian sebagian
besar bersumber pada kegiatan tersebut, sehingga bila tidak dikelola dengan
baik dan disertai pengawasan yang memadai akan mengancam kelangsungan hidup bank
tersebut. Adapun pengertian kredit menurut UU pokok perbankan N0. 10 tahun
1998, adalah “Penyediaan uang atau tagihan tagihan yang dapat disamakan dengan
ilmu berdasarkan persetujuan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain
dalam hal mana pihak peminjam berkewajiban malunasi hutangnya setelah jangka
waktu tertentu dengan jumlah bunga yang ditetapkan.” (Kasmir, 2002 : 92) Dalam
pembicaraan sehari-hari, Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan 2
utamanya menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Kemudian Bank juga
dikenal sebagai tempat untuk meminjam uang (kredit) bagi masyarakat yang
membutuhkannya . Di samping itu Bank juga dikenal sebagai tempat untuk menukar
uang, memindahkan uang atau menerima segala macam bentuk pembayaran dan setoran
seperti pembayaran listrik, telepon, air, pajak, uang kuliah, dan pembayaran
lainnya ( Kasmir, 2000 : 23).
Kredit merupakan sumber
pendapatan terbesar bagi BRI. Salah satu jenis kredit yang cukup banyak
peminatnya saat ini adalah Kredit Usaha Rakyat (KUR). Kredit Usaha Rakyat (KUR)
adalah jenis kredit yang diberikan oleh pemerintah bagi pelaku Usaha Mikro
Kecil Menengah (UMKM). Permintaan kredit melalui Bank saat ini sudah berkembang
dengan sangat pesat. Kredit bukan hanya digunakan bagi masyarakat golongan
menengah ke bawah saja melainkan oleh semua lapisan masyarakat untuk memenuhi
kebutuhan hidup mereka. Pendapatan ini berupa bunga kredit yang setelah
dikurangi biaya-biaya akan menghasilkan laba. Laba merupakan sumber dana untuk
mendukung operasi BRI. Jika laba semakin besar maka semakin kuat pendanaan BRI
yang berasal dari internal, atau sebaliknya.(Modul Analisis Kupedes BRI, 2008
:8). Dalam Kegiatan menyalurkan dananya dalam bentuk kredit, terdapat beberapa
usaha ekonomi yang menjadi sasaran pemberian kredit sebuah bank, seperti halnya
usaha mikro kecil menengah (UMKM), investor, perusahaan pengembang, serta
pihak-pihak lain yang membutuhkan dana kredit. Namun melihat pertumbuhan
ekonomi Indonesia saat ini yang lebih banyak ditopang oleh usaha-usaha kecil
menengah, pihak bank akhirnya lebih memfokuskan pada pemberian kredit kepada
jenis usaha ini. Hal lain yang menjadikan alasan bank menberikan dana tersebut
juga didasarkan pada keterbatasan dana yang dimiliki oleh jenis usaha ini. Oleh
karena itu, berdasarkan keputusan presiden tanggal 5 November 2007, presiden
meluncurkan 3 Kredit Usaha Rakyat (KUR), dengan fasilitas penjaminan kredit
dari pemerintah melalui PT. Askrindo dan PT. Jamkrindo. Kredit Usaha Rakyat
(KUR) ini merupakan fasilitas pembiayaan yang dapat diakses oleh Usaha Mikro
Kecil Menengah (UMKM) dan koperasi terutama yang memiliki usaha yang layak
namun belum bankable. Maksudnya adalah usaha tersebut memiliki prospek bisnis
yang baik dan memiliki kemampuan untuk mengembalikan. Usaha Mikro Kecil
Menengah (UMKM) yang diharapkan dapat mengakses Kredit Usaha Rakyat (KUR)
adalah yang bergerak disektor usaha produktif antara lain: pertanian, perikanan
dan kelautan, perindustrian, kehutanan dan jasa keuangan simpan pinjam. Program
Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang telah dipercayakan pemerintah kepada
BRI yaitu memberikan bantuan dana dalam bentuk kredit guna
meningkatkan perekonomian, pemberantasan kemiskinan dan penyerapan tenaga kerja
di nilai sangat bagus perumbuhannya. Oleh sebab itu, menurut Widyawati (2008)
saat ini proporsi pendapatan terbesar bank berasal dari pendapatan bunga kredit
yang disalurkan. Namun dalam merealisasikan kegiatannya, kredit selalu
dihubungkan dengan risk and return, dimana kegiatan yang diharapkan akan
mempunyai hasil yang besar, biasanya mempunyai risiko yang tinggi. Niswati
(2008) menjelaskan bahwa diperlunya konsep 5C dalam melakukan analisis kredit
yang meliputi character (karakter), capacity (kemampuan), capital (modal),
condition(kondisi), collateral (jaminan). Menurut Hanip (2011) menjelaskan
bahwa tidak diperlukannya manajemen risiko pada Pusat Kajian Zakat dan Wakaf
eL-Zawa UIN Maliki Malang karena hasil dari kebijakan internal lembaga eL-Zawa
ini hasilnya sama dengan aplikasi manajemen risiko. Menurut Abdalah (2009) Bank
akan mencoba untuk membatasi Pelanggan jatuh ke dalam profil pelanggan risiko
tinggi, dan akan mengarahkan skema pemasaran untuk menarik orangorang dengan
profil risiko rendah. 4 Kredit juga merupakan unit usaha yang mempunyai tingkat
risiko yang tinggi yang disebabkan oleh berbagai faktor, yang diantaranya
adalah perubahan ekonomi ataupun kondisi lingkungan lainnya, yang pada
gilirannya dapat menjadikan sebuah kredit menjadi bermasalah. Risiko kredit
masih sangat dominan dibanding risiko lainnya. Risiko Kredit relatif memiliki
lebih banyak alat pengaman seperti kolateral, risk premium dalam perhitungan
bunga, dan lain sebagainya. Penyaluran kredit selalu terkait dengan dua hal,
yaitu menerima risiko dan menghasilkan profit. Kredit harus dinilai sehingga
dapat merefleksikan risiko nasabah dan dapat ditentukan biaya atasnya. Bank
harus mengidentifikasi dan mengelola risiko kredit yang melekat pada seluruh
aset dan aktivitasnya dengan mereview aset dan aktivitas tersebut secara cermat
dan hatihati (Habib, 2008 : 22). Mengingat risiko yang dihadapi oleh bank cukup
besar dalam pemberian kredit pada berbagai sektor ekonomi yang ada, maka sangat
diharapkan pemberian masing-masing sektor ekomoni dapat optimal, dan pada
akhirnya diharapkan memiliki risiko paling minimal. Bank dalam memberikan
kreditnya terbagi dalam beberapa sektor ekonomi dan besarnya porsi pemberian
kredit dapat terlihat dari posisi kredit masing-masing sektor ekonomi. Bank
Rakyat Indonesia (BRI) merupakan salah satu bank yang memiliki komitmen yang
kuat terhadap pengembangan dan pemberdayaan UMKM. Hal ini terlihat dari
besarnya portofolio pinjaman UMKM di BRI yang mencapai 85,82 persen dari total
portofolio kredit BRI (www.bri.co.id). Produk BRI yang terkenal dalam
penyaluran kredit ke UMKM adalah KUR (Kredit Usaha Rakyat) yang ada di setiap
BRI Unit. Sebagai lembaga yang memiliki komitmen tinggi terhadap penyaluran
kredit ke UMKM, berdasarkan informasi dari penelitian Nandhifah (2008) BRI Unit
harus mempunyai sistem tata kelola risiko yang baik untuk meminimalisir
kerugian, sehingga 5 BRI bisa terus menyalurkan kredit ke UMKM. Identifikasi
dan analisis risiko kredit sangat penting dan berguna sebagai salah satu input
alternatif dalam perumusan strategi tata kelola risiko kredit. Secara umum tingkat
risiko kredit (credit risk rating) debitor-debitor Indonesia masih akan tinggi,
sehingga meningkatkan pula tingkat risiko kredit perbankan nasional maupun
country risk secara umum. Hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan kredit kepada
sektor produksi masih rendah karena bank masih mengkhawatirkan tingginya resiko
kredit tersebut. Apalagi bank harus senantiasa melaksanakan praktik
kehati-hatian perbankan (prudential banking practices), dan menghindari
pengucuran kredit secara super-agresif seperti yang terjadi pada masa sebelum
krisis 1997-1998. http://www.kompas.com/kompascetak/0302/19/ekonomi/129637.htm.
diakses 9 Juli 2011 Dengan demikian hakikat dari pengendalian dan pengawasan
kredit adalah untuk meminimumkan risiko kredit yang muncul yaitu kredit macet
karena hal tersebut merupakan risiko yang paling ditakuti oleh para kreditur
sehingga setiap kreditur atau bank berusaha sebaik mungkin melakukan hal untuk
mengamankan kredit yang telah diberikan kepada debitur. Berdasarkan uraian
latar belakang masalah yang dikemukakan diatas, maka penulis tertarik untuk
meneliti masalah penerapan Manajemen Risiko dengan PT. BRI sebagai objek
penelitian, yang akan dituangkan dalam skripsi dengan judul “ APLIKASI
MANAJEMEN RISIKO PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA
(PERSERO) Tbk. KANTOR CABANG KEDIRI.”
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa saja risiko yang dihadapi BRI dalam menyalurkan Kredit Usaha
Rakyat?
2. Bagaimana Aplikasi
Manajemen Risiko yang dilakukan BRI dalam menyalurkan Kredit Usaha Rakyat?
3. Bagaimana cara BRI menangani risiko Pemberian Kredit Usaha
Rakyat?
1.3 Tujuan dan Kegunaan
Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
1. Mendeskripsikan apa saja risiko yang dihadapi BRI dalam
menyalurkan Kredit Usaha Rakyat
2. Mendeskripsikan aplikasi manajemen risiko yang dilakukan BRI
dalam menyalurkan Kredit Usaha Rakyat
3. Mendeskripsikan cara BRI
menangani risiko pemberian Kredit Usaha Rakyat.
1.3.2 Kegunaan Penelitian
1. Secara teoritis :
a. Untuk Bank : sebagai dasar pertimbangan dalam menangani Risiko
Pemberian Kredit Usaha Rakyat selain itu juga dapat digunakan sebagai sarana
informasi dan perbaikan atas kinerja PT. BRI.
b. Untuk Fakultas : Dari penelitian ini diharapkan menjadi
referensi dalam pengembangan ilmu dalam Fakultas Ekonomi UIN Maliki Malang, dan
menjadi acuan bagi mahasiswa untuk melakukan penelitian selanjutnya
. c. Untuk Penulis : Bagi penulis sebagai bahan pembanding antara
teori dibangku kuliah dengan fakta dilapangan dan sebagai pengembangan ilmu
sebagai pengetahuan adanya Risiko Pemberian Kredit Usaha Rakyat
d. Untuk Pembaca : terutama
para UMKM, sebagai informasi tentang Kredit, dan Dapat bermanfaat selain
sebagai bahan informasi juga sebagai literatur atau bahan informasi ilmiah. 2.
Manfaat Praktis
a. Memberikan masukan atau sumbangan pemikiran kepada pihak-pihak
terkait,mengenai pengelolaan Risiko Pemberian Kredit Usaha Rakyat (KUR) beserta
permasalahan yang ditimbulkan karenanya.
b. Untuk memberikan
pemikiran alternatif yang diharapkan dapat digunakan sebagai bahan informasi
dalam kaitannya dengan perimbangan yang menyangkut masalah
.
1.4 Batasan Masalah Penelitian ini permasalahannya hanya dibatasi pada
pembahasan mengenai, apa saja risiko yang dihadapi BRI dalam menyalurkan Kredit
Usaha Rakyat, aplikasi
Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Manajemen :Aplikasi manajemen rasiko pemberian kredit usaha rakyat pada PT. BRI (Persero) Tbk Kantor Cabang Kediri. Untuk Mendownload skripsi ini silakan klik link dibawah ini
No comments:
Post a Comment