Abstract
INDONESIA:
Kinerja keuangan merupakan alat pengukur tingkat keberhasilan manajemen dalam mengelola sumberdaya keuangan yang dimiliki perusahaan. Penggunaan pendekatan Economic Value Added (EVA) dalam penelitian ini didasarkan bahwa pendekatan ini mampu mengukur kinerja perusahaan dan mampu menggambarkan efisiensi perusahaan periode tertentu. Pendekatan Market Value Added (MVA) menggambarkan seberapa besar kekayaan yang dapat diciptakan oleh perusahaan kepada investor dan perusahaan. Sedangkan Cash Value Added (CVA) adalah ukuran kinerja perusahaan yang terlihat berapa banyak uang perusahaan yang dihasilkan melalui operasi. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah kinerja Bank BUMN mempunyai nilai baik apabila diukur menggunakan metode EVA, MVA, dan CVA, dan untuk mengetahui perbedaan kinerja keuangan Bank BUMN apabila diukur menggunakan metode EVA, MVA, dan CVA.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan menggunakan penerapan Economic Value Added (EVA), Market Value Added (MVA), dan Cash Value Added (CVA) untuk mengukur kinerja keuangan Bank BUMN. Jenis data Penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu berupa laporan keuangan Bank BUMN. Obyek penelitian yang dianalisis dalam penelitian ini adalah seluruh Bank BUMN yang Listed di Bursa Efek Indonesia.
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja Keuangan Bank BUMN yang Listed di Bursa Efek Indonesia yang terdiri dari PT. Bank Mandiri. Tbk, PT. Bank BRI. Tbk, PT. Bank BNI. Tbk, dan PT. Bank BTN. Tbk diukur dengan konsep EVA mempunyai nilai EVA yang positif, ini menunjukkan bahwa manajemen perusahaan mampu menghasilkan nilai tambah ekonomis bagi pemegang saham dan investor. Selanjutnya kinerja keuangan Bank BUMN yang diukur dengan konsep MVA mempunyai nilai positif dan ini menunjukkan bahwa kinerja keuangan perusahaan dilaksanakan secara efektif dan efisien karena mampu menambah kekayaan bagi pemegang saham. Dan kinerja keuangan Bank BUMN yang diukur dengan konsep CVA mengalami peningkatan dan penurunaan secara fluktuatif, ini menunjukkan bahwa perusahaan belum mampu untuk menghasilkan nilai kas yang diperoleh oleh perusahaan.
ENGLISH:
Financial Performance is the instrument used to measure the management achievement level in managing the company’s financial resource. The implementation of Economic Value Added (EVA) approach in this research is based on the point that this approach can measure the company’s financial performance and depict the company’s efficiency in certain periods. The Market Value Added (MVA) depicts the possible amount of wealth which can be gained by the company and its investors. Nevertheless, Cash Value Added (CVA) is the measurement of the company’s noticeable performance that is the company’s wealth produced through the operation. This research aims to know whether or not the State-Owned Banks can have a good performance if they are measured using EVA, MVA, and CVA method. It also aims to discover any difference of State-Owned Banks financial performance when it is measured using EVA, MVA, and CVA methods.
This research employs a qualitative method using Economic Value Added (EVA) and Cash Value Added (CVA) to measure the State-Owned Banks financial performance. The data used are secondary data in form of State-Owned Banks financial report. The research objects are all State-Owned Banks listed in Indonesia Stock Exchange.
The research results point out that State-Owned Banks listed in Indonesia Stock Exchange, consisting PT. Bank Mandiri. Tbk, PT. Bank BRI. Tbk, PT. Bank BNI. Tbk, and PT. Bank BTN. Tbk which are measured using EVA concept, produce a positive EVA value. It indicates that the company management can produce an economic value added for the stockholders and investors. Further, the financial performance of State-Owned Banks measured using MVA concept produces a positive value. It indicates that the company financial performance is performed effectively and efficiently since it can increase the stockholders’ wealth. The financial performance of State-Owned Banks measured using CVA concept, meanwhile, experiences fluctuated increase and decrease. It indicates the incapability to produce cash value which is gained by the company.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Dunia usaha merupakan salah
satu faktor yang mendorong pertumbuhan ekonomi. Dengan adanya perusahaan baik
perusahaan besar maupun perusahaan dengan usaha kecil menengah bisa menyerap
tenaga kerja, menghasilkan devisa dan membuat berjalannya sistem perekonomian.
Dalam beberapa tahun terakhir ini, pertumbuhan ekonomi dan teknologi yang
semakin pesat mengakibatkan persaingan bisnis dalam dunia usaha menjadi semakin
kompetitif. Oleh karena itu, tujuan perusahaan untuk mendapatkan laba yang
sebesar-besarnya tidak lagi relevan karena tanggung jawab perusahaan bukan
hanya terbatas pada pemilik saja, melainkan kepada seluruh stakeholder. Hal ini
menuntut perusahaan untuk menimbang semua strategi yang diambil dan dampaknya
kepada stakeholders, sehingga berdampak pada pergeseran tujuan semula. (Tamba,
2012:1) Laba berubah menjadi maksimalisasi nilai perusahaan. Penetapan tujuan
ini sangat berpengaruh pada proses penyusunan strategi dan pengukuran kinerja
perusahaan untuk menghasilkan keputusan yang tepat. Dalam menilai kinerja suatu
perusahaan, tentunya diperlukan informasi yang relevan dan penentuan alat ukur
kinerja perusahaan yang tepat. 1 2 Laporan keuangan merupakan suatu dasar
pengukuran kinerja perusahaan, dengan menganalisis laporan keuangan perusahaan
akan diperoleh informasi yang benar dan lengkap atas kinerja perusahaan bagi
para pemegang saham atau penyandang dana. Pemilik atau pemegang saham
menggunakan laporan keuangan untuk melihat perolehan hasil yang ditanamnya
kepada perusahaan yang bersangkutan dan untuk membuat perbandingan dengan
perusahaan lain yang berkaitan dengan tingkat kesuburan perusahaan. Menurut
Hanafi (2005: 51) Kinerja keuangan suatu perusahaan dapat dinilai dengan
menggunakan beberapa alat analisis keuangan, salah satunya yaitu laporan
keuangan dengan menggunakan pendekatan beberapa rasio keuangan misalnya rasio
profitabilitas, rasio likuiditas, rasio laverage dan lain-lain. Laporan
keuangan perusahaan merupakan salah satu sumber informasi yang penting
disamping informasi lain seperti informasi industri, kondisi perekonomian,
pangsa pasar perusahaan, kualitas manajemen dan lainnnya. Alat untuk menilai
kinerja dan menganalisa laporan keuangan perusahaan yang lazim dipakai selama
ini adalah analisis rasio financial yang terdiri dari rasio likuiditas, rasio
leverage, rasio aktivitas dan rasio profitabilitas. Penggunaan alat analisis
rasio finansial ini belum dapat memuaskan keinginan pihak ketiga yaitu pihak
investor atau para penyandang dana (kreditur dan pemegang saham). Pihak
manajemen dengan analisis rasio finansial tersebut belum cukup untuk mengetahui
apakah telah terjadi nilai tambah pada perusahaannya, sedang bagi para
penyandang dana belum cukup mempunyai keyakinan, apakah modal yang telah
ditanamkan 3 dimasa yang akan datang akan dapat memberikan tingkat hasil
seperti yang diharapkan. Wahyudi (2009:19) Dalam penelitian ini peneliti
mengukur kinerja keuangan perusahaan dengan menggunakan pendekatan Economic
Value Added (EVA) dimana EVA sebagai pengukur kinerja dapat mencerminkan
kemampuan perusahaan dalam menciptakan nilai tambah. Selain itu EVA merupakan
pengukur kinerja yang memuat total faktor kinerja karena memasukkan semua unsur
dalam laporan laba/rugi dan neraca perusahaan. Berbeda dengan
pendekatan-pendekatan yang telah disebutkan diatas (rasio finansial), kinerja
dan prestasi manajemen yang diukur dengan pendekatan rasio-rasio keuangan tidak
dapat dipertanggung-jawabkan, karena rasio keuangan yang dihasilkan sangat
bergantung pada metode atau perlakuan akuntansi yang digunakan. Dengan adanya
distorsi akuntansi ini maka pengukuran kinerja berdasarkan laba per saham
(earning per share), tingkat pertumbuhan laba (earning growth) dan tingkat
pengembalian (rate of return) tidak efektif lagi. Karena pengukuran berdasarkan
rasio ini tidak dapat diandalkan dalam mengukur nilai tambah yang tercipta
dalam periode tertentu (Rudianto, 2006:340). Menurut Rudianto (2006: 340)
pengertian EVA adalah: Suatu sistem manajemen keuangan untuk mengukur laba
ekonomi dalam suatu perusahaan, yang menyatakan bahwa kesejahteraan hanya dapat
tercipta jika perusahaan mampu memenuhi semua biaya operasi (operating cost)
dan biaya modal (cost of capital). EVA sebagai indikator dari keberhasilan
manajemen dalam memilih dan mengelola sumber-sumber dana yang ada di perusahaan
tentunya juga akan berpengaruh positif terhadap return pemegang saham. Di dalam
konsep EVA memperhitungkan modal saham, sehingga memberikan pertimbangan yang
adil bagi para penyandang dana perusahaan. Analisis sekuritas menemukan bahwa
harga saham mengikuti EVA jauh lebih 4 dekat dibanding faktor lainnya seperti
laba per saham, marjin operasi. Korelasi ini terjadi karena EVA benar-benar
diperhatikan investor. Selain EVA ada pendekatan lain yang dapat digunakan
untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan, pendekatan tersebut adalah
pendekatan Market Value Added (MVA) dan Cash Value Added (CVA). Market Value
Added (MVA) adalah menggambarkan seberapa besar kekayaan yang dapat diciptakan
oleh perusahaan kepada investor dan perusahaan, dan Cash Value Added (CVA)
adalah menggambarkan seberapa besar nilai kas yang dihasilkan oleh perusahaan .
Menurut Wiagustini (2010:96) MVA adalah MVA digunakan untuk mengukur seluruh
pengaruh kinerja manajerial sejak perusahaan berdiri hingga sekarang. MVA
diperoleh dengan melalui selisih antara nilai pasar
ekuity dengan modal ekuitas yang disetor pemegang saham. Nilai
pasar ekuitas diperoleh dengan mengalikan jumlah saham beredar dengan harga
saham, sedangkan modal ekuitas disetor pemegang saham sama dengan total ekuitas
perusahaan atau nilai buku ekuitas. Dalam Jurnal Fredrik Weissenrieder yang
berjudul Value Based Management: Economic Value Added or Cash Value Added
(1997:5) CVA (Nilai Tunai Added ) adalah model Net Present Value yang
periodizes. Perhitungan Net Present Value dan mengklasifikasikan investasi ke
dalam dua kategori: Investasi Strategis dan non strategis. Investasi Strategis
adalah mereka yang tujuannya adalah untuk menciptakan nilai baru bagi pemegang
saham, seperti ekspansi, sedangkan Investasi Non strategis adalah orang-orang
yang dibuat untuk mempertahankan nilai Strategic Investments. Di Indonesia
perkembangan industri perbankan semakin meningkat pasca krisis ekonomi yang
melanda ekonomi pada tahun 1997. Dampak krisis ekonomi 5 tersebut menyebabkan
banyak bank pemerintah dan bank swasta yang mesti di beku operasikan,
dilikuidasi, diakuisisi dan dimerger oleh pemerintah. Namun seiring dengan
semakin membaiknya kondisi ekonomi Indonesia dengan trend pertumbuhan yang
stabil dan meningkat serta memberikan dampak positif terhadap bangkitnya
kembali industri perbankan di tanah air. Tabel 1.1 Perkembangan sektor
perbankan BUMN dari tahun 2009-2012 Perusahaan 2010 2011 2012 PT. Bank Mandiri
(Persero) Tbk 449.774.551 551.891.704 635.618.708 PT. Bank BRI (Persero) Tbk
404.285.602 469.899.284 551.336.790 PT. Bank BNI (Persero) Tbk 248.580.529
299.058.161 333.303.506 PT. Bank BTN (Persero) Tbk 68.385.539 89.121.459
111.748.593 Sumber:www.idx.co.id Dalam perkembangan sektor perbankan dari tahun
2010 sampai tahun 2012 mengalami peningkatan secara terus menerus sehingga
penulis tertarik untuk meneliti di sektor perbankan yang listed dalam Bursa
Efek Indonesia. Sektor perbankan yang listed di BUMN memiliki tanggung jawab yang
besar kepada pemilik dan para stakeholdernya, dan harus benar-benar mengamati
bagaimana kinerja keuangannya sehingga bisa menentukan langkah yang tepat dalam
mengatur keuangan di perusahaannya. Bank Mandiri, Bank BNI, Bank BRI, dan Bank
BTN sebagai salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang sudah go public
memiliki tanggung jawab yang besar dalam pengelolaan kinerja keuangannya,
Kinerja keuangan yang dimiliki nantinya dapat digunakan sebagai dasar
pengambilan
keputusan-keputusan strategis perusahaan sehingga dapat sukses dalam persaingan
di dalam maupun diluar negeri dan
sebagai bahan pertimbangan investor ketika akan menanamkan modalnya.
Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka penulis akan mengangkat judul “
Penerapan Konsep EVA, MVA, dan CVA untuk mengukur Kinerja Keuangan Bank BUMN
yang Listed di Bursa Efek Indonesia (BEI) 1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang
diatas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : 1. Apakah kinerja
keuangan Bank BUMN mempunyai nilai yang baik apabila diukur dengan menggunakan
pendekatan EVA, MVA dan CVA?
2. Apa ada perbedaan kinerja keuangan Bank BUMN apabila diukur
dengan menggunakan pendekatan EVA, MVA, dan CVA?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apakah
kinerja keuangan Bank BUMN baik apabila di ukur dengan menggunakan pendekatan
EVA, MVA dan CVA.
2. Untuk mengetahui perbedaan kinerja keuangan Bank BUMN apabila di
ukur dengan menggunakan pendekatan EVA, MVA, dan CVA.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Bagi Perusahaan Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai
tambahan informasi yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk
menentukan kebijakan dibidang keuangan berdasar metode Economic Value Added
(EVA), Market Value Added (MVA), Cash Value Added (CVA) dan diharapkan dapat
memberikan gambaran mengenai kondisi perusahaan.
2. Bagi Penulis Sebagai pembelajaran atas teori-teori yang
didapatkan di bangku dan Membantu peneliti dalam memahami dan mendalami masalah
Economic Value Added (EVA), Market Value Added (MVA) dan Cash Value Added (CVA)
dalam menilai kinerja keuangan perusahaan.
3. Bagi Universitas Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai
bahan referensi untuk pengembangan penelitian selanjutnya dan Sebagai bahan bacaan
yang bermanfaat bagi yang memerlukan sehingga dapat menambah pengetahuan.
1.5 Batasan Masalah
Dengan
keterbatasan penulis dalam berbagai hal baik yang berkaitan dengan waktu,
tenaga, biaya, referensi, dan kemampuan agar diperoleh hasil yang optimal, maka
penelitian ini hanya difokuskan pada Penerapan Konsep EVA, MVA dan CVA 8 untuk
mengukur Kinerja Keuangan Bank BUMN yang Listed di Bursa Efek Indonesia (BEI) (
Periode 2010 sampai 2012).
Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Manajemen :Penerapan konsep EVA, MVA, dan CVA untuk mengukur kinerja keuangan bank BUMN yang listed di bursa efek Indonesia. Untuk Mendownload skripsi ini silakan klik link dibawah ini
No comments:
Post a Comment