Abstract
INDONESIA:
Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Bojonegoro Kalitidu merupakan perusahaan yang sedang dalam tahap perkembangan dan membutuhkan kinerja karyawan yang baik. Namun beban kerja yang diberikan kepada karyawan divisi Marketing Pelaksana Marketing Mikro (PMM) dan Sharia Funding Executive (SFE) belum terealisasi dengan baik, hampir semua karyawan pada divisi marketing ini tidak dapat menyelasaikan beban kerja target yang diberikan perusahaan karena beban kerja yang diemban dirasa sangat berat dan tinggi (over capacity) dan harus diselesaikan pada jangka waktu tertentu.
Berdasarkan hal tersebut maka penelitian bertujuan untuk menghitung beban kerja masing-masing jabatan karyawan divisi marketing, menghitung jumlah pegawai yang efisien pada karyawan divisi Marketing Pelaksana Marketing Mikro (PMM) dan Sharia Funding Executive (SFE) Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Bojonegoro Kalitidu. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh langsung melalui pengamatan terhadap aktifitas karyawan selama bekerja dan wawancara. Data sekunder dikumpulkan melalui studi kepustakaan yang dilakukan dengan cara membaca dan mengutip informasi dari buku, skripsi, situs-situs internet, maupun dokumen-dokumen yang dimiliki oleh institusi, sedangkan alat untuk analisis beban kerja digunakan metode Workload Analisis.
Hasil dari penelitian ini diketahui bahwa beban kerja yang diberikan perusahaan sangat berat seluruh beban kerja tidak dapat terealisasi. hasil perhitungan berdasarkan Workload Analisis menunjukan bahwa karyawan yang memiliki beban kerja paling berat adalah Pelaksana Marketing Mikro pekerjaan yang dikerjakan membutuhkan waktu yang lama. Pada divisi dibutuhkan 3 orang dan tidak ada masalah dengan kebutuhan karyawan yang sekarang dan untuk karyawan Sharia Funding Executive dari hasil perhitungan hanya 1 karyawan yang dianggap efektif dan tidak harus mengurangi karyawan.
Berdasarkan penelitian ini disarankan pihak manajemen untuk mengkaji kembali kebutuhan karyawan sesuai dengan beban kerja yang diberikan kepada karyawan marketing lapangan serta adanya pendistribusian gaji yang sesuai dengan pekerjaan.
ENGLISH:
Syariah Mandiri Bank Branch Office of Kalitidu, Bojonegoro is a developing company and needs a good employees’ performance. But, the workload given to employees in Executive Marketing Division of Micro Marketing (PMM) and Sharia Funding Executive (SFE) is not done well. Most of the employees in the marketing division cannot complete their target workload. They feel that their workloads are too heavy and over capacity and must be completed in a certain time period.
Based on the facts, the study aims to calculate the workload of each employee’s position in marketing division, the number of efficient employees in the Executive Marketing Division of Micro Marketing (PMM) and Sharia Funding Executive (SFE) of Syariah Mandiri Bank Branch Office Kalitidu, Bojonegoro. Data used in this study consists of primary and secondary data. Primary data obtained through direct observation of the employees’ activities during work and interview. Secondary data was collected through a literature study done by reading and citing information from books, theses, websites, and documents of the institutions, while the workload analysis tool uses Workload Analysis method.
The result of this research notes that the company's workload given is very heavy so that the workload cannot be done well. The result of the calculation based on Workload Analysis shows that the employees of Micro Marketing Executive had the heaviest workload because their jobs need a longer time. Each division needs 3 employees and there is no problem with the current needs of the employees. From the calculation, the employees of Sharia Funding Executive has only 1 effective employee and they do not need employees reduction.
This study suggests the management to review the employees need according to the workload given to the field marketing employees as well as the fair salary distribution according to their works.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada dasarnya kinerja perusahaan
dapat diukur dengan banyaknya ouput yang dihasilkan, output disini dapat
dilihat dari segi barang maupun jasa. Perusahaan yang berkinerja dengan ritme
tinggi akan sanggup menghasilkan produk yang sesuai dengan target yang
diinginkan oleh perusahaan. Barometer atau tolak ukur dari adanya hal tersebut
adalah seberapa banyaknya perusahaan menghasilkan barang serta menjualnya ke
khalayak umum. Perusahaan yang tidak beraktivitas (tidak produktif) tidak akan
mampu menghasilkan produk sehingga menyebabkan perusahaan tersebut tidak
memperoleh keuntungan dalam sisi finansial. Untuk membentuk suatu kesatuan
sikap dan skill perlu adanya pelatihan yang diharapkan akan membentuk
profesionalisme masing-masing karyawan dalam bekerja supaya tidak terjadi
tumpang tindih mengenai tugas karyawan serta perlu adanya tugas masing-masing
karyawan serta tanggung jawabnya. Oleh karena itu job discription menentukan
peranan serta kontribusi karyawan dalam beban tugas atau kerja pada
pekerjaannya. Beban kerja yang dilimpahkan kepada karyawan menjadi tugas pokok
yang harus dikerjakan kepada seseorang. Menurut Mangkuprawira (2003) dalam
Novera (2010: 2), beban kerja terjadi dalam 3 kondisi, pertama jika beban kerja
berlebihan atau beban kerja yang terlalu tinggi (over capacity) akan
menyebabkan karyawan kelelahan karena tugasnya terlalu banyak bahkan sampai
menyebabkan 2 stress kerja. Kedua, dalam kondisi yang terlalu rendah (under
capacity), artinya beban kerja terlalu sedikit yang menyebabkan karyawan banyak
tidak produktifnya kemudian menyebabkan inefisiensi biaya, yaitu perusahaan
membayar gaji karyawan yang lebih banyak sedangkan produktivitas tetap sama.
Ketiga, kondisi yang ideal yaitu dimana beban kerja sudah sesuai dengan
kemampuan karyawan. Beban kerja seseorang sudah ditentukan dalam bentuk standar
kerja (standart operating procedure) perusahaan menurut jenis pekerjaannya.
Apabila sebagian besar karyawan bekerja sesuai dengan standar perusahaan, maka
tidak menjadi masalah. Sebaliknya, jika karyawan bekerja di bawah standar maka
beban kerja yang diemban berlebih. Sementara jika karyawan bekerja di atas
standar, dapat berarti estimasi standar yang ditetapkan lebih rendah dibanding
kapasitas karyawan itu sendiri. Mangkuprawira (2003: 86) mengemukakan,
kebutuhan sumber daya manusia dapat dihitung dengan mengidentifikasikan seberapa
banyak output perusahaan pada divisi tertentu yang ingin dicapai. Kemudian hal
itu diterjemahkan dalam bentuk lamanya (satuan jam dan hari) karyawan yang
diperlukan untuk mencapai output tersebut, sehingga dapat diketahui pada jenis
pekerjaan apa saja yang terjadi deviasi negatif bahkan sesuai standar. Analisis
beban kerja sangat erat kaitannya dengan fluktuasi permintaan pasar akan barang
dan jasa perusahaan sekaligus dengan pemenuhan jumlah personal yang diperlukan
untuk memenuhi permintaan pasar komoditi. Semakin tinggi permintaan pasar
terhadap komoditi tertentu, perusahaan akan segera 3 memenuhinya dengan
meningkatkan produksinya. Sejalan dengan itu jumlah tenaga kerja yang
dibutuhkan juga semakin banyak. Terdapat kontradiksi antara teori yang di
kemukakan Rivai dan Basri (2004: 14). Kinerja adalah hasil seseorang secara
keseluruhan selama periode tertentu di dalam melaksanakan tugas, seperti
standar hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria yang telah ditentukan
terlebih dahulu dan telah disepakati bersama, sedangkan realitas yang terjadi
di PT. Bank Syariah Mandiri yaitu antara beban tugas (target) dengan capaian
kinerja belum sejalan. Fenomena menarik yang terjadi pada PT. Bank Syariah
Mandiri adalah pencapaian yang masih belum bisa memenuhi target tahun 2012.
Kinerja penyaluran pembiayaan dan penghimpunan dana pihak ketiga PT Bank
Syariah Mandiri (BSM) hingga akhir Juni 2012 meleset dari target, meskipun laba
tercapai sesuai rencana. Menurut Fauzi (2012), http://www.bisnis.com/articles/kinerjabank-bsm-capai-target-laba-proyeksi-pembiayaan-and-dana-meleset.
Laba yang dimiliki oleh PT Bank Syariah Mandiri (BSM) on track, jadi tercapai
sesuai dengan target. Pertumbuhan aset dan pembiayaan masih sedikit kurang.
Namun optimis target bisa dipenuhi pada semester II. Berdasarkan paparan
kinerja Bank Mandiri terungkap pembiayaan BSM hingga akhir Juni mencapai Rp
39,93 triliun, tumbuh hanya 8,74% dari akhir 2011 yang tercatat Rp 36,72
triliun. Padahal bank syariah terbesar di Indonesia tersebut menargetkan
pertumbuhan ekspansi pembiayaan sebesar 25% hingga akhir 2012. Target tersebut
cenderung konservatif bila melihat ekspansi pembiayaan BSM selama tahun lalu
yang dapat meningkat di atas 50%. 4 Sementara untuk (Dana Pihak Ketiga) DPK,
(Bank Syariah Mandiri) BSM tercatat mengelola Rp 43,31 triliun, meningkat
sekitar Rp 690 miliar atau hanya tumbuh 1,6% dibandingkan dengan akhir 2011
sebesar Rp 42,62 triliun. Adapun total aset BSM pada akhir Juni 2012 tercatat
Rp 49,70 triliun. Dalam meningkatnya intensitas persaingan dan jumlah pesaing
menuntut setiap perusahaan perbankan untuk selalu memperhatikan kebutuhan dan
keinginan nasabah. Perhatian suatu perusahaan perbankan tidak lagi hanya
terbatas pada produk (jasa kredit) yang dihasilkan saja, tetapi juga pada aspek
proses (pelayanan), sumber daya manusia dan lingkungannya.
Oleh karena itu karyawan harus
dikelola dan diatur secara komprehensif agar produktivitas semakin meningkat
dan target dari perusahaan juga terlaksana. Untuk itu perencanaan bahkan sampai
penempatan harus dikaji dan dilaksanakan dengan pertimbangan yang sangat baik.
Berdasarkan informasi diperoleh, beban kerja yang diterima karyawan pada PT
Bank Syariah Mandiri kantor cabang pembantu Bojonegoro Kalitidu berbeda-beda,
namun secara umum karyawan bagian marketing merupakan karyawan dengan beban
kerja yang cukup berat karena sebagai ujung tombak dalam pencapaian target dan
laba bank. Secara umum, bagian marketing pada PT. Bank Syariah Mandiri pada
level cabang terbagi dalam beberapa bagian, yaitu: Marketing Manager (MM),
Account Officer (AO), Funding Officer (FO), Pelaksana Marketing Support (PMS),
Asisten Analis Mikro (AAM), Pelaksana Marketing Mikro (PMM), Sharia Funding
Executive (SFE). Namun, khusus pada PT Bank Syariah Mandiri KCP Bojonegoro
Kalitidu hanya terdapat 2 bagian 5 marketing, yaitu: Pelaksana Marketing Mikro
(PMM) dibantu dengan Asisten Analis Mikro (AAM) pada lending (pembiayaan mikro)
dan Sharia Funding Executive pada funding (perhimpunan dana kecil). (Wawancara
dengan bapak Jumartono (Kepala KCP). 9.50 tanggal 2 Januari 2013 ) Penelitian
ini akan difokuskan di PT. Bank Syariah Mandiri KCP Bojonegoro Kalitidu karena
KCP tersebut lebih fokus pada pembiayaan mikro dan perhimpunan dana kecil. Hal
ini dikarenakan tantangan dan beban kerja marketing yang lebih besar. Pada
pembiayaan mikro, margin yang akan diperoleh bank lebih besar dari pembiayaan
komersil, jadi tuntutan pendapatan margin yang dibebankan serta tingkat
kesulitan yang dialami pada Pelaksana Marketing Mikro (PMM) lebih besar dari
Pelaksana Marketing Support (PMS) dan Account Officer (AO) yang mengerjakan
pembiayaan kecil dan komersil dengan margin yang lebih ringan. Penelitian di
lakukan di PT. Bank Syariah Mandiri KCP Bojonegoro Kalitidu karena Kantor
Cabang Pembantu baru berdiri pada tahun 2011 dan sedang dalam proses
perkembangan pasar, jadi sangat diperlukan sebagai evaluasi guna pengembangan
lebih lanjut. Evaluasi internal perusahaan juga meliputi evaluasi kinerja
karywan dan peniliti ingin memberikan kontribusi agar karyawan menghasilkan
kinerja yang lebih baik karena keberhasilan suatu organisasi dalam
menerjemahkan tujuanya dapat dilihat dari kinerja masing-masing individu yang
pada akhirnya secara keseluruhan akan mempengaruhi kinerja perusahaan.
Berdasarkan hasil wawancara pendahuluan, Produk yang ditawarkan pada pembiayaan
kecil dan komersil lebih variatif, mempunyai daya saing dan daya 6 jual yang
lebih bagus dari pada produk-produk mikro. Pada perhimpunan dana kecil, Sharia
Funding Executive (SFE) juga dituntut untuk mencari dana murah (bagi hasil
ringan) dengan berbagai jenis tabungan beserta jumlah NOA (Number of Account)
yang lebih banyak, dari pada menghimpun dana mahal (bagi hasil besar) seperti
deposito dan dana-dana besar yang dikumpulkan oleh Funding Officer (FO) dan
Pelaksana Marketing Support (PMS). (Wawancara awal di PT. Bank Syariah Mandiri
KCP Kalitidu Bojonegoro, tanggal 2 November 2012) Jadi, penelitian ini akan
fokus pada marketing yang mempunyai beban kerja dan tingkat kesulitan yang
tinggi seperti yang dialami oleh Pelaksana Marketing Mikro (PMM) dan Sharia
Funding Executive (SFE).
Tiap karyawan di bagian tersebut
memiliki target pembiayaan dan pendanaan yang harus dapat dipenuhi setiap
bulannya. Target pembiayaan adalah jumlah target penyaluran dana atau kredit
yang harus disalurkan kepada masyarakat yang membutuhkan, baik dari segi
produktif maupun konsumtif sedangkan pendanaan adalah mencari dana murah (bagi
hasil ringan) dengan berbagai jenis tabungan beserta jumlah NOA (Number of
Account) yang lebih banyak. Karyawan yang gagal memenuhi target pada bulan
tertentu akan diberi peringatan oleh pimpinan dan kekurangan targetnya pada
bulan tersebut akan dibebankan pada bulan berikutnya hingga karyawan mampu
memenuhi targetnya. 7 Tabel 1.1 Beban Target Pembiayaan Tiap Karyawan Bagian
Marketing per Bulan Bagian Marketing Jumlah Karyawan Target Pembiayaan per
Karyawan per bulan Total Target Pembiayaan per Bagian SFE (Syariah Funding
Executive) 2 125.000.000 Rp. 250.000.000 PMM Funding (Pelaksana Marketing
Mikro) 3 250.000.000 Rp. 750.000.000 Total Target Rp. 1000.000.000 Data:Bank
Syariah Mandiri KCP Kalitidu Bojonegoro (Data diolah) Target perusahaan yang
cukup besar serta deadline waktu yang diberikan perusahaan pada Pelaksana
Marketing Mikro (PMM) dan Sharia Funding Executive (SFE) merupakan salah satu
faktor pembangkit stress yang potensial pada karyawan PT Bank Syariah Mandiri
cabang Pembantu Bojonegoro Kalitidu. Robbins (2008 : 372) dalam Astari Putri (6
: 2012) menyatakan tuntutan peran berkaitan dengan tekanan yang diberikan
kepada seseorang sebagai fungsi dari peran tertentu yang dimainkannya di dalam
organisasi. Hal tersebut menciptakan ekspektasi yang sulit untuk dipenuhi oleh
karyawan, karena banyaknya beban yang dialami ketika karyawan diharapkan
melakukan lebih banyak daripada waktu yang ada. Beban yang dirasakan karyawan
dalam memenuhi target yang dianggap terlampau berat dapat memperbesar
kemungkinan stres kerja karyawan. Diperlukan juga analisis secara mendalam
mengenai tugas-tugas yang diberikan dan mengevaluasi capaian kinerja dari
masing-masing Pelaksana Marketing Mikro (PMM) dan Sharia Funding Executive
(SFE). Tanggung jawab 8 bagian personalia melengkapi penilaian kinerja yang
salah satu indikatornya adalah terealisasinya tugas-tugas yang dimiliki oleh
SDM sesuai dengan waktu dan standart yang ditentukan. Untuk itu kajian
penelitian ini mencoba untuk mendalami keberhasilan dan faktor yang menyebabkan
ketidaktercapainya target tugas yang diberikan pada Pelaksana Marketing Mikro
(PMM) dan Sharia Funding Executive (SFE). Pada penelitian ini kedua bagian
marketing tersebut digunakan sebagai objek karena memiliki peran yang sangat
penting bagi tercapaianya fungsi Financial Intermediary pada PT Bank Syariah
Mandiri (BSM). Keberadaan penelitian ini sangat penting untuk menjawab isu-isu
yang berkenaan dengan beban kerja secara individu dan capaian kinerja pada
marketing sesuai dengan target yang dibebankan oleh manajemen PT Bank Syariah
Mandiri Kantor Cabang Pembantu Bojonegoro Kalitidu. Sehingga, sangat menarik
untuk dianalisa lebih mendalam melalui penelitian ini dengan judul “Analisis
Beban Kerja Guna Mengevaluasi Kinerja Karyawan Pada Bank Syariah Mandiri Kantor
Cabang Pembantu Bojonegoro Kalitidu”
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana mekanisme perhitungan
beban kerja Pelaksana Marketing Mikro (PMM) dan Sharia Funding Executive (SFE)
pada Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Bojonegoro Kalitidu?
2. Apakah hasil perhitungan beban
kerja karyawan pada Pelaksana Marketing Mikro (PMM) dan Sharia Funding
Executive (SFE) dapat digunakan sebagai bahan penilaian kinerja secara
individual?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk mendeskripsikan mekanisme
perhitungan beban kerja Pelaksana Marketing Mikro (PMM) dan Sharia Funding
Executive (SFE) di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Bojonegoro
Kalitidu.
2. Untuk menghitung beban kerja
karyawan pada Pelaksana Marketing Mikro (PMM) dan Sharia Funding Executive
(SFE) dapat digunakan sebagai penilaian kinerja secara individu.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Bagi Mahasiswa Hasil penelitian ini dapat
memberikan informasi untuk menjawab beberapa pertanyaan mengenai beban kerja
karyawan pada PT Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Bojonegoro
Kalitidu.
2. Bagi Perusahaan Hasil penelitian
ini bisa dijadikan sebagai bahan rujukan untuk membuat kebijakan yang berkaitan
dengan marketing PT Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Bojonegoro
Kalitidu.
3. Bagi Pihak Lain Agar dapat
dipergunakan sebagai bahan referensi atau informasi yang bermanfaat untuk
melakukan penelitian lebih lanjut dalam bidang manajemen.
1.5 Batasan Masalah
Batasan masalah agar penelitian tidak terlalu
melebar peneliti hanya fokus pada analisis beban kerja karyawan dan job
discription karyawan bagian 10 Pelaksana Marketing Mikro (PMM) dan Sharia Funding
Executive (SFE). Karena pada KCP Bojonegoro Kalitidu adalah kantor khusus hanya
memiliki dua marketing Hal ini dikarenakan tantangan dan beban kerja marketing
tersebut yang lebih besar mempunyai beban kerja dan tingkat kesulitan yang
tinggi.
Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Manajemen :Analisis beban kerja guna mengevaluasi kinerja karyawan: Studi kasus pada Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Bojonegoro Kalitidu. Untuk Mendownload skripsi ini silakan klik link dibawah ini
No comments:
Post a Comment