Abstract
INDONESIA:
Dunia perbankan memiliki pesaing yang banyak di era globalisasi saat ini baik itu perbankan konvensional maupun syariah. Persaingan visi dan misi untuk dapat memberikan pelayanan terbaik kepada nasabah akan semakin banyak memberi tuntutan baik itu target waktu, kualitas kerja dan kuantitas pekerjaan yang harus dipenuhi oleh karyawan untuk dapat mencapai tujuan dari perbankan tersebut. Bank Muamalat Indonesia Cabang Malang akan membuat berbagai sistem manajemen sumber daya manusia yang ada dalam perusahaan sehingga karyawan diharapkan bisa bekerja sesuai dengan apa yang menjadi peraturan bank.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mengakaji pengaruh stres kerja terhadap kinerja karyawan pada Bank Muamalat Indonesia Cabang Malang. Penelitian ini merupakan penelitian explanatory research atau penelitian penjelasan. Menggunakan metode penelitian survei. Pengambilan sampel dalam analisis ini sebanyak 33 orang responden dengan teknik data menggunakan kuesioner, wawancara dan dokumentasi. Sedangkan analisis data menggunakan analisis regresi linier berganda.
Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui stres kerja secara simultan berpengaruh kepada kinerja karyawan dengan signifikansi 0.000>0.05. Secara parsial signifikansi variabel (X1) Tingkat individual adalah 0.000, (X2) Tingkat kelompok 0,048, (X3) Tingkat organisasi 0.049 dan (X4) Non pekerjaan 0.009, semua variabel dengan signifikansi kurang dari 0.05 sehingga dapat dikatakan Stres Kerja secara simultan dan parsial berpengaruh terhadap Kinerja karyawan. Dan variabel bebas yang paling dominan adalah variabel (X1) Tingkat individual dengan signifikansi 0.000.
ENGLISH:
The banking world has a lot of competitors in this current era of globalization both conventional and Islamic banking. Competition of the vision and mission to provide the best service to customers will increasingly take demand whether due to the target of date, work quality and quantity of work that must be met by employees to be able to achieve the objectives of the bank. Bank Muamalat Indonesia Malang branch will make a variety of human resource management systems that exist within the company so that employees are expected to work in accordance with what the bank regulation.
The purpose of this study is to determine and examine the effect of work stress on the performance of employees in the Bank Muamalat Indonesia Malang Branch. This research is an explanatory research. It uses survey research methods. The sampling in this analysis by total of 33 respondents with using data collection techruquest by questionnaires, interviews and documentation. While the analysis of data is by using multiple linear regression analysis.
Based on the analysis, it can be determined that job stress simultaneously affects the performance of employees by the significance of 0.000> 0.05. Partially the significance of variables (X1) The individual is 0.000, (X2) Group rate is 0.048, (X3) Organization rate is 0.049, and (X4) Non-work is 0.009 level, all of the variables are in a significance of less than 0.05 so that it can be said that simultaneously and particially stress and work affects employees’ performance. And the most dominant independent variable is variable (X1) individual rate with a significance level of 0.000.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Dunia perbankan memiliki
pesaing yang banyak di era globalisasi saat ini. Persaingan perusahaan yang
mempunyai visi dan misi untuk dapat memberikan pelayanan terbaik kepada nasabah
akan semakin banyak memberi tuntutan baik itu target waktu, kualitas kerja dan
kuantitas pekerjaan yang harus dipenuhi oleh karyawan untuk dapat mencapai
tujuan dari perusahaan tersebut. Perbankan akan membuat berbagai system manajemen
sumber daya manusia yang ada dalam perusahaan sehingga karyawan diharapkan bisa
bekerja sesuai dengan apa yang telah digariskan oleh bank. Armstrong (1998)
dalam Rizki (2010) menjelaskan Faktorfaktor yang mempengaruhi kinerja adalah:
keahlian pribadi, kepercayaan diri, motivasi dan komitmen arahan, dukungan yang
diberikan oleh manajer atau pimpinan tim, kualitas dukungan yang diberikan oleh
kolega atau rekan kerja, sistem kerja, fasilitas yang diberikan oleh organisasi
tekanan dan perubahan (stressors) Akibat semakin ketatnya persaingan, para
karyawan diminta untuk menghasilkan pekerjaan dengan kualitas yang lebih baik
dan kuantitas lebih besar dalam waktu yang lebih singkat dan sumber daya yang
lebih sedikit. Kemajuan teknologi juga mempersulit para karyawan untuk
sepenuhnya terpisah dengan kantor. Internet, faksimili, e-mail, dan telepon
seluler mempermudah terjadinya gangguan 2 pada waktu bebas ketika berada
dirumah atau liburan. Dinamika kehidupan modern mempersulit penyeimbangan
antara tuntan antara pekerjaan dengan rumah. Ketidakseimbangan antara tuntutan
dalam pekerjaan dan kemampuan individu untuk mengatasi tuntutan tersebut akan
menyebabkan stres kerja (Robbins, 2003). Reaksi orang dapat berbeda dalam
menghadapi sumber stres yang sama, hal ini disebabkan karena adanya perbedaan
individual yang memungkinkan sebagian orang tidak mengalami stres kerja dan
sebagian lainnya mengalami stres kerja. Stres kerja bisa terjadi pada siapa
saja yang tidak mudah untuk mengelola dari stressors yang ada. Beban kerja yang
sangat berubah-ubah menyebabkan stres kerja (Gibson, 1996). Nampak jelas sekali
bahwa tuntutan tugas yang beraneka ragam dan tidak sesuai dengan kompetensi
serta skill yang dimiliki oleh karyawan akan berdampak pada stres kerja yang
bersangkutan. Dalam kondisi persaingan bisnis yang ketat, karyawan dituntut
untuk memainkan perannya lebih cepat dan lebih baik. Tuntutan peran menjadi
tekanan bagi karyawan ketika karyawan harus memenuhi satu harapan namun sulit
atau tidak bisa memenuhi harapan yang lain. Konflik peran merupakan suatu
gejala psikologis yang dialami oleh anggota organisasi yang bisa menimbulkan
rasa tidak nyaman dalam bekerja (Puspa, 1999: 121). Akan tetapi gejala tersebut
dapat diatasi dengan manajemen stress sehingga stress tersebut bisa menjadi
eustress. Stres kerja merupakan suatu bentuk tanggapan seseorang, baik secara
fisik maupun mental, terhadap suatu perubahan di lingkungan kerja yang
dirasakan 3 mengakibatkan dirinya terancam. Terjadinya stres kerja disebabkan
oleh adanya gejala-gejala stres yang meliputi gejala fisik, psikologis, serta
perilaku dan banyaknya stressor yang masuk kedalam pikiran seseorang, sehingga
seseorang tidak dapat mempersepsikan keadaan tersebut dengan baik (Anoraga,
2005). Adanya kondisi fisik seseorang yang kurang baik, beban kerja yang
berlebihan serta kondisi lingkungan tempat seseorang bekerja merupakan
sumber-sumber stres yang dapat mengakibatkan stres kerja (eustress) pada
karyawan. Dalam mempersepsikan sesuatu seseorang seringkali tidak bisa melakukan
dengan baik karena adanya faktor lain yang masuk kedalam pikiran seseorang.
Selye yang dianggap sebagai bapak dari konsep stress modern, merintis pemisahan
antara penyebab stress dengan respons stress. Lebih lanjut, Selye menekankan
bahwa peristiwa positif atau negatif dapat memicu respons stres yang identik
yang dapat bermanfaat ataupun berbahaya.
Ia mengistilahkan stres yang positif atau yang menghasilkan suatu
hasil yang positif sebagai eustres (eustress). Menerima suatu penghargaan di
depan khalayak ramai atau secara berhasil menyelesaian sebuah penugasan
pekerjaan yang sulit merupakan contoh-contoh penyebab stres yang menghasilkan
eustres (Keitner, 2005: 352). Stres kerja yang dialami oleh karyawan ditakutkan
berdampak buruk (distress) bukan berdampak positif (eustress) terhadap kinerja
sehingga usaha pencapaian kinerja karyawan bisa terganggu. 4 Situasi atau
peristiwa yang terlalu banyak mengadakan tuntutan psikologis dan fisik
seseorang dapat berperan positif dan juga berperan merusak seseorang apabila
tidak dapat mengelola stres tersebut dengan baik. Selain stres kerja, semangat
kerja merupakan salah satu hal yang penting bagi perusahaan terutama yang
menyangkut kinerja karyawan. Semangat kerja pada karyawan merupakan apresiasi
dari moral yang tinggi, bahkan ada yang menyatakan secara bebas bahwa moral
kerja yang tinggi adalah semangat kerja . Dengan semangat kerja yang tinggi,
maka kinerja karyawan akan meningkat karena para karyawan akan melakukan
pekerjaan secara lebih optimal sehingga pekerjaan dapat diharapkan lebih cepat
dan lebih baik. Begitu juga sebaliknya jika semangat kerja turun maka kinerja
akan terpengaruh dan menjadikan hasil pekerjaan yang kurang memuaskan. Jadi
dapat dikatakan semangat kerja akan berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Karyawan
bank harus memiliki kinerja yang baik dan profesional agar dapat membantu bank
mendapatkan kepercayaan dari nasabah sehingga visi dan misi perusahaan dapat
tercapai. Sebaliknya, bila kinerja turun akan dapat merugikan perusahaan. Oleh
karena itu, kinerja karyawan perlu memperoleh perhatian antara lain dengan
jalan melaksanakan kajian yang berkaitan dengan variabel stres kerja dan
semangat kerja. Seiring dengan kondisi tersebut, maka Bank Muamalat sebagai
salah satu perusahaan perbankan yang menjadi pusat Bank Muamalat di kota Malang
dan juga merupakan bank yang menerapkan sistem baru yang berorientasi pada
sitem Islam yang juga memiliki banyak nasabah, untuk meningkatkan kemampuan
dalam 5 menghadapi persaingan, salah satunya adalah dengan memperhatikan faktor
tenaga kerja. Permasalahan yang dialami oleh tenaga kerja diantaranya stres
kerja, penurunan semangat kerja dan penurunan kinerja.
Dari Bank Muamalat banyak faktor yang menjadi beban kerja yang
berlebihan, diantaranya keterdesakan waktu, bekerja lebih baik untuk memenuhi
kepuasan nasabah, pekerjaan yang monoton, double job dan berfikir untuk selalu
menjadi lebih baik, hal ini memungkinkan karyawan bagian akan mengalami stres
yang dapat membangkitkan rasa tanggung jawab yang lebih kepada kinerjanya.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penelitian ini mengambil judul
pengaruh stres kerja (eustress) terhadap kinerja karyawan.
1.2
Rumusan
Masalah
Berdasarkan penjelasan dari latar belakang
diatas maka dapat dirumuskan permasalahan-permasalahan seperti berikut :
a)
Apakah
penyebab stres kerja (eustress) yang terdiri dari tingkat individu (X1),
tingkat kelompok (X2), tingkat organisasi (X3) dan non pekerjaan (X4) secara
simultan berpengaruh terhadap kinerja karyawan? B
b) Apakah penyebab stres
kerja (eustress) yang terdiri dari tingkat individu (X1), tingkat kelompok
(X2), tingkat organisasi (X3) dan non pekerjaan (X4) secara parsial berpengaruh
terhadap kinerja karyawan?
c) Penyebab
stres kerja (eustress) manakah yang berpengaruh dominan terhadap kinerja
karyawan?
1.3
Tujuan Penelitian
a)
Untuk menguji dan menganalisis pengaruh stres kerja (eustress) secara
bersamasama (simultan) terhadap kinerja karyawan.
b)
Untuk menguji dan menganalisis pengaruh stres kerja (eustress) secara parsial
terhadap kinerja karyawan.
c) Untuk menguji dan menganalisis variabel
penyebab stres kerja (eustress) yang dominan terhadap kinerja karyawan.
1.4 Manfaat Penelitian
a) Manfaat teoritis Diharapkan penelitian ini
dapat memberikan kontribusi pada bidang khususnya manajemen sumber daya manusia
atau bidang ilmu yang relevan, juga penelitian yang terkait dengan stres kerja.
b) Manfaat
praktis Dalam penelitian ini, peneliti dapat memperoleh tambahan wawasan dan
pengalaman dalam mengaplikasikan teori yang didapat selama ini yang berhubungan
dengan stres kerja (eustress) pada karyawan.
No comments:
Post a Comment