Abstract
INDONESIA:
Modal kerja yang terdiri dari aktiva perusahaan seperti kas, piutang, dan persediaan merupakan sesuatu yang sangat penting yang digunakan untuk membiayai kegiatan operasional perusahaan. Modal kerja ini harus dikelola dan di atur secara cermat agar nantinya modal kerja ini bisa efektif dan efisien dan dalam pengelolaannya setiap perusahaan mempunyai cara yang berbeda. PT Perkebunan Nusantara XII (PTPN XII) merupakan perusahaan BUMN yang bergerak di bidang ekspor impor perkebunan sehingga dalam kebijakannya dipengaruhi oleh banyak faktor seperti pemerintah, ekonomi dunia, dan cuaca. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kebijakan-kebijakan PTPN XII yang dipengaruhi oleh banyak faktor tersebut dalam menganggarkan modal kerja perusahaan secara efektif dan efisien sehingga bisa meningkatkan profitabilitas perusahaan.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Dalam hal ini peneliti mendeskripsikan kebijakan yang dilakukan manajemen PTPN XII terhadap modal kerja mereka dengan dibantu penghitungan kuantitatif dari laporan keuangan PTPN XII dari tahun 2006-2011 dengan menggunakan rasio perputaran modal kerja, perputaran kas, perputaran piutang dan persediaan serta penghitungan rasio Net Profit Margin dan Return OnINVESTMENT guna mengetahui efektifitas dan efisiensi dari manajemen modal kerja PTPN XII.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa efektifitas dan efisensi manajemen modal kerja untuk meningkatkan profitabilitas di PTPN XII masih belum sepenuhnya tercapai dalam pengelolaan komponen modal kerja yang berupa kas dan persediaannya. Efisensi dan efektifitas manajemen modal kerja hanya tercapai di pengelolaan piutang perusahaan. Hal ini dikarenakan masih tidak stabilnya perputaran kas dan perputaran persediaan PTPN XII dari tahun 2006-2011 yang dinilai dari rasio-rasio keuangan yang digunakan. Sedangkan untuk penilaian untuk piutang dengan menggunakan perputaran dan periode pengumpulan piutang sudah cukup baik. Secara keseluruhan kebijakan-kebijakan yang diterapakan oleh PTPN XII dalam modal kerja sudah efektif, akan tetapi adanya faktor seperti kondisi ekonomi global yang tidak stabil, perubahan musim yang ekstrim dan sulit diprediksi, dan adanya kebijakan pemerintah yang baru yang mempengaruhi kinerja modal kerja PTPN XII membuat kebijakan yang sudah diterapkan tersebut perlu diperbaiki dalam penganggaran jumlah modal kerjanya untuk menyesuaikan perubahan tersebut sehingga efisensi dan efektifitas bisa tercapai secara maksimal dan dapat meningakatkan profitabilitas perusahaan secara maksimal.
ENGLISH:
Working capital consisting of company’s assets such as cash, receivable, and provision are very important things that are used to finance the company's operations. This working capital must be managed and carefully arranged so that it can be effective and efficient, and in its management each company has different way. PT Perkebunan Nusantara XII (PTPN XII) is a state-owned enterprise engaged in export-import plantation so that the policy is influenced by many factors, such as government, world economy and weather. This study aims to determine the policies of PTPN XII influenced by those factors in its capital expenditure budget effectively and efficiently to improve its profitability.
This research employs a qualitative descriptive method. In this case, researcher describes the policies adopted by the management of PTPN XII through their working capital with the help of quantitative calculation in the PTPN XII financial report in the period 2006-2011 by using working capital turnover ratio, turnover of cash, receivables turnover and provision turnover and the ratio calculation Net Profit Margin and Return OnINVESTMENT to determine the effectiveness and efficiency of PTPN XII working capital management.
The result shows that the effectiveness and efficiency of working capital management to improve its profitability in PTPN XII are still not fully achieved in the management of working capital components in the form of cash and stock. Efficiency and effectiveness of working capital management is only achieved in the management of the company accounts. This is because of cash turnover and provision of PTPN XII unstableness in the perod 2006-2011 which were assessed from the financial ratio used. Whereas the valuation of receivable which uses turnover and receivable collection period is good enough. Overall policies which applied by PTPN XII in working capital have been effective. Nevertheless, the existence of factors such as unstable global economic conditions, the extreme and unpredictable season changing, and new government policies affecting working capital performance of PTPN XII make the implemented policies need to be improved in budgeting of capital working amount to adjust those changes so that the efficiency and effectiveness and the improvement of company’s profitability can be optimally achieved.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Setiap perusahaan yang hendak melakukan kegiatan atau aktivitas
perusahaan tentunya memerlukan suatu dana untuk melakukan aktivitas perusahaan.
Hal tersebut sudah menjadi hal yang dasar bagi perusahaan untuk bisa melakukan
aktivitas pembiayaan, baik itu untuk kegiatan operasional perusahaan
sehari-hari atau aktivitas pembiayaan dalam jangka panjang. Dana yang akan
digunakan untuk melakukan kegiatan itu disebut dengan modal kerja. Modal kerja
(Working Capital), yang kadang disebut modal kerja bruto (Gross Working
capital) adalah aktiva lancar yang digunakan dalam operasi (Brigham dan
Houston, 2001 : 150).
Operasi yang dimaksudkan
dalam pengertian tersebut merupakan kegiatan operasional perusahaan yang di
biayai melalui aktiva lancar yang dinamakan modal kerja. Lebih lanjut, Brigham
dan Houston (2001,150) mendefinisikan modal kerja (Working Capital) adalah
investasi perusahaan pada aktiva jangka pendek, yaitu kas, sekuritas yang mudah
dipasarkan, persediaan, dan piutang usaha. Sedangkan menurut Riyanto (2001,
59), modal kerja adalah nilai aktiva atau harta yang dapat segera dijadikan
uang kas dan digunakan perusahaan untuk keperluan sehari-hari, misalnya untuk
membayar gaji pegawai, pembelian bahan mentah, membayar ongkos angkutan,
membayar hutang dan sebagainya. 2 Menurut Brigham dan Houston (2001, 153),
modal kerja terdiri dari empat komponen utama : kas, surat berharga,
persediaan, dan piutang usaha. Menurut Riyanto (2001, 67) kas atau pengelolaan
kas adalah Uang kas yang dibutuhkan untuk membayar pekerja dan bahan baku,
membeli aktiva tetap, membayar pajak, melunasi utang, memayar deviden dan
sebagainya. Namun kas itu sendiri (dan juga rekening giro komersial) tidak
menghasilkan bunga. Jadi, sasaran dari manajemen kas adalah meminimumkan jumlah
kas yang harus ditahan perusahaan untuk digunakan dalam melaksanakan aktivitas
bisnis yang normal, namun pada saat bersamaan memiliki cukup banyak kas untuk
(1) ambil potongan dagang (Trade Discount), (2) mempertahankan peringkat kredit
(credit rating), dan (3) memenuhi kebutuhan kas yang tak terduga. Sedangkan
Surat berharga yang dimaksud pada komponen modal kerja lainnya adalah surat
berharga yang dapat dijual. Kemudian komponen modal kerja yang ketiga adalah
Persediaan. Persediaan (Inventory) dapat diklasifikasikan menjadi (1)
perlengkapan, (2) bahan baku, (3) Barang dalam proses, (4) barang jadi,
merupakan bagian sangat penting bagi hampir semua kegiatan bisnis. Seperti
halnya piutang usaha, tingkat persediaan pun sangat tergantung pada
penjualan.akan tetapi kalau piutang timbul setelah penjualan, maka persediaan
diperoleh sebelum terjadi penjualan. Dalam pengertiannya, Piutang Usaha adalah
saldo yang diperoleh dari pelanggan. Dilihat dari pengertian tiap komponen
modal kerja yang terdapat pada penjelasan diatas, ada benang merah yang
menghubungkan semua manajemen aktiva lancar. Untuk setiap jenis aktiva,
perusahaan menghadapi perimbangan mendasar (fundamental trade off) : aktiva
lancar (yaitu, modal kerja) diperlukan 3 untuk menjalankan usaha, dan makin
besar penahanan aktiva lancar, makin kecil bahaya kekurangan dana, dengan
demikian menurunkan resiko operasi perusahaan. akan tetapi menahan modal kerja
memerlukan biaya, jika persediaan terlalu besar, perusahaan akan mempunyai
aktiva yang mempunyai pengembalian nol atau negatif jika biaya penyimpanan dan
kerusakan tinggi.(Brigham dan Houston, 2001: 154) Modal kerja ini harus
dikelola dan di atur secara cermat agar nantinya modal kerja ini bisa efektif
dan efisien dalam membiayai kegiatan perusahaan. pengelolaan modal kerja ini
menjadi tanggung jawab manajer atau pimpinan perusahaan. Pengelolaan modal
kerja yang tepat akan berpengaruh pada kegiatan operasional perusahaan.
Kegiatan operasional ini akan berpengaruh pada pendapatan yang nantinya
dikurangi dengan beban pokok penjualan dan beban operasional atau beban lainnya
yang akan diperoleh profitabilitas perusahaan. Profitabilitas merupakan
kemampuan perusahaan didalam menghasilkan laba. Profitabilitas mencerminkan
keuntungan dari investasi keuangan.
Menurut Rahma (2010) Jika perusahaan memiliki tingkat
profitabilitas tinggi, dapat dikatakan perusahaan tersebut mampu mengelola
sumber daya yang dimilikinya secara efektif dan efisien sehingga mampu
menghasilkan laba yang tinggi. Dari beberapa penelitian terdahulu yang
dilakukan Eni (2006) dengan judul Efektifitas Penggunaan Modal Kerja Guna
Meningkatkan Rentabilitas (Studi Pada KP-RI “Amanah” Unit Simpan Pinjam
Banyuwangi) dimana peneliti melakukan analisis interpretasi data selama tiga
tahun berturut-turut menunjukkan bahwa kondisi modal kerja KPRI “Amanah”
Banyuwangi mengalami 4 penumpukan modal kerja akibat pengelolaannya yang kurang
efektif, karena tidak mampu menjaga likuiditasnya. rasio aktivitas,
rentabilitas juga kurang efisien, hal ini disebabkan sumber modal kerja lebih
besar daripada penggunaannya. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Rina
(2007) dengan judul Analisis Modal Kerja Untuk Menjaga Likuiditas dan
Meningkatkan Rentabilitas Pada “ADIMAS” Fiber Industry Malang menunjukkan bahwa
Secara keseluruhan, nilai modal kerja, likuiditas dan rentabilitas yang
dimiliki perusahaan kurang efisien dan kurang baik serta mengalami fluktuasi.
Dari analisis hubungan antara modal kerja, tingkat likuiditas, dan tingkat
rentabilitas menunjukkan bahwa kurang efisiennya modal kerja berdampak pada
tingginya likuiditas. Berbeda dengan penelitian-penelitian lainnya yang sudah
banyak diteliti tentang modal kerja, penelitian ini mengambil objek perusahaan
BUMN yang bergerak di ekspor impor hasil perkebunan yang tentunya mempunyai
kebijakan modal kerja yang berbeda dengan perusahaan pada umumnya. Dimana
kebijakan yang ditetapkan perusahaan BUMN juga harus mengikuti aturan
pemerintah yang berganti-ganti karena harus menyesuaikan dengan keadaan.
Disamping itu, sebagai perusahaan yang begerak di bidang ekspor impor,
kebijakan yang dilakukan oleh perusahaan ini harus disesuaikan pula pada
keadaan ekonomi dunia. Penelitian ini akan mengambil obyek perusahaan perkebunan
yaitu PT. Perkebunan Nusantara XII atau yang selanjutnya akan disebut PTPN XII.
Sebuah perusahaan perkebunan yang merupakan BUMN. Dalam kinerjanya, perusahaan
5 ini mempunyai 34 unit kebun, 2 agro wisata, 2 rumah sakit, dan 1 industri
hilir yang merupakan tempat kegiatan operasional perusahaan ini. Selain itu,
PTPN XII juga banyak melakukan kegiatan CSR. PTPN XII juga membangun Micro
Hidro Power (MHP) untuk kegiatan operasional mereka, yaitu mengelola hasil
perkebunan PTPN XII. Dari pembangunan MHP ini pada tahun 2009, PTPN XII bisa
menghemat pengeluaran Rp 1,7 Miliar sampai 2,5 Miliar.
(http://www.ptpn12.com/rolas/index.php/berita2/273-tekan-cost) Melihat begitu
kompleksnya kegiatan perusahaan, dimana terdapat banyak kebun yang mereka
miliki dan harus pandai-pandai untuk dikelola, serta adanya unit usaha lainnya
seperti Industri hilir dan Rumah Sakit di jember yang juga milik PTPN XII dan
juga adanya kegiatan CSR serta kegiatan perluasan kegiatan usaha yang dilakukan
PTPN XII, maka diperlukan adanya pengelolaan modal kerja yang sangat efisisen
dimana perusahaan sebaiknya menyediakan modal kerja perusahaan yang disesuaikan
dengan kebutuhan perusahaan dan semua unit usahanya tersebut. Adanya modal
kerja yang cukup, sangat penting bagi suatu perusahaan karena dengan modal
kerja yang cukup itu akan membuat perusahaan melakukan kegiatannya dengan
seekonomis mungkin dan perusahaan tidak akan mengalami kesulitan atau
menghadapi bahaya-bahaya yang mungkin timbul karena adanya krisis atau
kekacauan keuangan. Dalam perjalanannya, PTPN XII bisa dikatakan mempunyai
periode pasang surut dalam mengelola modal kerja mereka dan kegiatan-kegiatan
perusahaan yang berkaitan dengan modal kerja dan profit yang dihasilkan. Hal
ini bisa dilihat dari bagaimana mereka mengelola komponen-komponen modal kerja
6 yang kemudian berimbas pada bagaimana profit perusahaan yang dalam penelitian
ini menggunakan data keuangan PTPN XII dari tahun 2006 sampai tahun 2010, dari
data dapat dilihat perkembangan naik turunnya laba perusahaan dan komponen
modal kerjanya dari tahun ke tahunnya. Berikut merupakan data Perputaran kas,
Perputaran persediaan, dan perputaran piutang serta rasio ROI dari PTPN XII
selama tahun 2006-2011 yang menunjukkan bagaimana kondisi komponen-komponen
modal kerja dan rasio ROI perusahaan dari tahun ke tahun.
kinerja PTPN XII dalam menghasilkan profitabilitas dilihat dari
rasio ROI meningkat, dengan tingkat pengelolaan kas 7 yang naik tajam dari 8
kali menjadi 33 kali. Dari meningkatnya rasio perputaran kas perusahaan yang
terlalu tinggi, dapat dikatakan perusahaan kurang baik dalam membayar
tagihan-tagihannya akan tetapi mampu dengan cepat mencairkan kasnya, sehingga
mampu perusahaan mampu mengoptimalkan kasnya dan menghasilkan profitabilitas
yang lebih baik dari tahun 2006. Kemudian pada tahun selanjutnya, laba PTPN XII
dilihat dari rasio ROI nya mengalami naik dan turun. Penurunan terjadi pada
tahun 2009 yang diikuti dengan kurang efisiennya perusahaan dalam mengelola
persediaan dan menurunnya kas perusahaan. penurunan ini sedikit banyak
diakibatkan karena adanya pengurangan ekspor karet yang merupakan komoditi
penyumbang laba terbesar sekitar 60% untuk BUMN yang berpusat disurabaya
tersebut. “Indonesia, Malaysia dan Thailand masih sepakat untuk tetap melakukan
pengurangan ekspor karet alamnya meski harga mulai bergerak naik lagi pekan
ini. Atau menjadi 165, 50 dolar AS per metrik ton pada penutupan di Singapura
Commodity Exchange (SICOM) 20 Juli lalu. Tiga negara masih sepakat untuk tetap
menjalankan kebijakan dari hasil sidang ITRC (International, Tripartite Rubber
Council, red) ke 14 yang digelar di Bogor, 12-13 Desember 2008 . Meski harga
sudah bergerak naik lagi, ekspor karet dikurangi sebesar 915.000 ton karet pada
tahun 2009, dimana sebanyak 700 ribu ton dilakukan melalui program agreed
Export Tonnage Scheme (SMS). Pengurangan ekspor itu sendiri dilakukan karena
melihat permintaan yang menurun akibat adanya resesi ekonomi global yang
berdampak juga pada tertekannya harga jual dimana harga sempat menyentuh 102
Dolar AS per ton pada akhir 2008 kata ketua umum Gabungan 8 Perusahaan Karet
Indonesia (Gapkindo), Daud H, Rubber Council.
(http://www.ptpn12.com/rolas/index.php/berita2/269-ekspor-karet-masih-dibatasimeski-harga-naik-indonesia-malaysia-dan-thailand-masih-sepakat-untuk-te)
Kemudian pada tahun 2010, profit PTPN XII jika dilihat dari rasio
profitabilitasnya meningkat secara signifikan dari 27,89% di tahun 2009 menjadi
38,36%. Pada tahun 2007-2008 kinerja PTPN XII yang juga bergerak dibidang
ekspor-impor hasil perkebunan bisa dikatakan mampu bertahan dari resesi ekonomi
AS dan Eropa. Bahkan setelah adanya resesi ekonomi itu, kinerja PTPN XII pun
semakin baik sampai pada akhir tahun 2011 seperti yang ada pada data di tabel.
Dampak resesi ekonomi AS dan Eropa terhadap Indonesia tentunya negatif, tetapi
karena net-ekspor (ekspor dikurangi impor) hanya menggerakkan sekitar 8% dari produk
domestik bruto (PDB) Indonesia, maka dampaknya relatif kecil dibandingkan
dengan negara tetangga yang ketergantungan ekspornya ke AS besar, misalnya Hong
Kong, Singapura, dan Malaysia. Namun demikian, krisis finansial global dan
lumpuhnya sistem perbankan global yang berlarut akan berdampak sangat negatif
terhadap Indonesia, karena pembiayaan kegiatan investasi di Indonesia (baik
oleh pengusaha dalam maupun luar negeri) akan terus menciut, penyerapan tenaga
kerja melambat dan akibatnya daya beli masyarakat turun, yang akhirnya akan
menurunkan pertumbuhan ekonomi. Dari sini kita tahu bahwa dampak krisis moneter
di Amerika Serikat yang menyebabkan krisis global yang berdampak terhadap
perekonomian Indonesia tidak hanya pada melemahnya nilai tukar Rupiah, namun
juga pada berbagai sektor lain yang lebih rumit yaitu sector perbankan dan properti
(http://www.docstoc.com/docs/44586580/Dampakkrisis-global-di-Indonesia).
Jadi, PTPN XII yang bergerak di sektor perkebunan tidak terlalu
terpengaruh resesi ekonomi tersebut. Sebagai perusahaan perkebunan, tentunya
PTPN XII juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lain dalam menentukan modal kerja
perusahaan. Diantaranya adalah faktor cuaca yang juga menjadi pertimbangan
dalam penentuan modal kerja untuk mengelola produksi di kebun-kebun PTPN XII
karena tentunya akan ada perubahan kebijakan modal kerja ketika cuaca juga
berubah dan membuat modal kerja mungkin akan bertambah. Selain itu, sebagai
perusahaan yang merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), PTPN XII tentunya mempunyai
kebijakan-kebijakan dalam pengambilan keputusan untuk penganggaran modal kerja
yang berasal dari banyak pihak yang terkait, seperti dewan direksi, dewan
komisaris, dan menteri BUMN. Dimana keputusan yang diambil juga merujuk pada
peraturan pemerintah seperti UU perkebunan no 18 tahun 2004.
kebijakan-kebijakan yang
berasal dari berbagai macam ide dan juga dipengaruhi oleh beberapa peraturan
pemerintah inilah yang akan membuat manajemen modal kerja dalam PTPN XII ini
menjadi kompleks dan tentunya diharapkan bisa meningkatkan efisiensi dalam
modal kerja perusahaan ini sendiri. Manajemen modal kerja yang baik dalam
keputusan-keputusannya dipengaruhi oleh penilaian keuntungan dan kerugian yang
harus dibuat antara profitabilitas dan risiko. Selain itu, sebagai perusahaan
BUMN yang juga bergerak di sektor ekspor impor hasil perkebunan, maka tentunya
PTPN XII harus menyesuaikan kebijakan
modal kerja untuk ekspor impor dengan keadaan ekonomi dunia yang nantinya akan
mempengaruhi permintaan dan daya beli masyarakat dunia dalam mengkonsumsi hasil
perkebunan Indonesia. Dari beberapa uraian, maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “IMPLEMENTASI MANAJEMEN MODAL KERJA UNTUK
MENINGKATKAN PROFITABILITAS PERUSAHAAN (Studi pada PT. Perkebunan Nusantara
XII)”. Penelitian ini akan mencoba meneliti kebijakankebijakan dan
langkah-langkah perusahaan dalam penetapan modal kerja yang dipengaruhi banyak
faktor, sehingga menjadi sebuah kebijakan yang terbaik dan mampu meningkatkan
profitabilitas perusahaan tiap tahunnya.
1.2
Rumusan
Masalah
Dari latar belakang yang
ada, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Apa kebijakan yang dilakukan perusahaan dalam melakukan
manajemen modal kerjanya sehingga bisa meningkatkan profitabilitas?
2. Bagaimana efisiensi manajemen modal kerja dapat berpengaruh
terhadap profitabilitas perusahaan?
1.3 Tujuan dan Kegunaan
Penelitian Dari rumusan masalah yang ada, penelitian ini bertujuan
untuk :
1. Untuk mengetahui kebijakan-kebijakan atas modal kerja dalam
pengelolaan modal kerja yang dilakukan di PT Perkebunan Nusantara XII agar
tercapai efisiensi dalam pengelolaan modal kerja.
2. Untuk melihat bagaimana efisensi modal kerja berpengaruh
terhadap profitabilitas perusahaan. Sedangkan Penelitian ini diharapkan memberikan
kegunaan, antara lain :
1. Bagi penulis
diharapkan bisa menjadi acuan dan pembanding dalam penerapan teori
yang didapatkan selama kuliah dengan realitas yang ada di lapangan.
2. Bagi peneliti
bisa menjadi bahan referensi untuk kemudian bisa mengembangkan
penelitian sejenis dan dikembangkan lebih lanjut lagi.
3. Bagi pembaca
menjadi bahan informasi tentang pengelolaan modal kerja untuk
meningkatkan profitabilitas perusahaan.
4. Bagi perusahaan
agar dapat menjadi bahan pertimbangan untuk pengelolaan modal kerja
1.3
Batasan
Penelitian
Dalam penelitian ini, kajian
yang digunakan dibatasi pada :
1. Tingkat pengelolaan modal kerja dan tingkat profitabilitas
perusahaan
2.
Data yang digunakan untuk diteliti adalah laporan keuangan PT. Perkebunan
Nusantara XII tahun 2006-2011
Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Manajemen :Implementasi manajemen modal kerja untuk meningkatkan profitabilitas perusahaan: Studi pada PT. Perkebunan Nusantara XII... Untuk Mendownload skripsi ini silakan klik link dibawah ini
No comments:
Post a Comment