Abstract
INDONESIA:
Dalam perekonomian sekarang ini untuk mengadakan pertukaran atau mengukur nilai suatu produk menggunakan uang, bukan sistem barter. Jumlah uang yang digunakan dalam pertukaran tersebut mencerminkan tingkat harga dari suatu barang tersebut. Apabila harga suatu produk dipasaran adalah cukup tinggi, hal ini menandakan bahwa kualitas produk tersebut adalah cukup baik dan merek produk dibenak konsumen adalah cukup bagus dan meyakinkan, begitupun sebaliknya. Tujuan penelitan untuk mengetahui respon perilaku konsumen dan implikasi dari harga.
Adapun analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan data reduction, data display, conclusion drawing dan triangulasi. Subyek penelitian meliputi pengelola pasar tradisional merjosari, pedagang pasar, serta konsumen pasar tradisional merjosari dan pasar modern.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar konsumen berbelanja di pasar tradisional Merjosari dikarnakan harga yang lebih ekonomis dibandingkan dengan harga yang ditetapkan di pasar modern, dan pasar modern memberikan dampak tersendiri terhadap penjual dan pembeli dalam memilih untuk
membelanjakan uangnya.
membelanjakan uangnya.
ENGLISH:
In today's economy for an exchange or measure the value of a product using the money instead of barter system . The amount of money that is used in the exchange rate reflects the price of an item . If the price of a product on the market is quite high , it indicates that the quality of the product is pretty good and the product brand in the minds of consumers is pretty good and convincing , and vice versa . Nowadays consumers are increasingly clever in spending money . Consumers purchase items needed in an amount according to his needs .
The analysis of the data used in this study is to use reduction data , display data , conclusion drawing and triangulation . Subjects of research include traditional Merjosari market managers, market traders, and consumer markets Merjosari traditional and modern markets.
The results of this study indicate that the majority of consumers shop at traditional markets due Merjosari more economical price than the price set in the modern market, and modern market its own impact on sellers and buyers in choosing to spend their money .
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Konteks Penelitian
Perkembangan globalisasi, laju
kondisi sosial ekonomi masyarakat, dan perubahan sistem nilai telah membawa
perubahan terhadap pola kebutuhan dan kehidupan masyarakat kota-kota besar.
Untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan masyarakat muncul berbagai fasilitas
perbelanjaan. Pasar sebagai salah satu fasilitas perbelanjaan selama ini sudah
menyatu dan memiliki tempat penting dalam kehidupan masyarakat. Menurut
Wikipedia Indonesia (2008), pasar terbagi menjadi dua yaitu pasar tradisional
dan pasar modern. Pasar tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan
pembeli secara langsung, sedangkan pasar modern antara penjual dan pembeli
tidak bertemu secara langsung. Dalam hal ini, tentulah konsumen yang paling
diuntungkan karena konsumen diberikan kesempatan lebih luas untuk memilih dan
membeli produk sesuai dengan keinginan dan kebutuhannya. Namun pada dasarnya,
konsumen akan membeli suatu produk yang dapat memuaskan keinginan tidak hanya
dalam bentuk fisik tetapi juga manfaat dari produk tersebut. Peran pengetahuan
tentang perilaku konsumen disini sangat penting, karena dapat memberikan
gambaran yang jelas kepada manajer tentang apa dan bagaimana yang diinginkan
oleh konsumen, sehingga produsen dapat mengambil kesempatan peluang baru dari
keinginan dan kebutuhan konsumen yang belum terpenuhi. Menurut Sciffman dan
Kanuk (2000) dalam Prasetijo, dkk., (2004:9) 2 bahwa perilaku konsumen adalah
“proses yang dilalui oleh seseorang dalam mencari, membeli, menggunakan,
mengevaluasi, dan bertindak pasca konsumsi produk, jasa maupun ide yang
diharapkan bisa memenuhi kebutuhan”. Sumarwan (2004:27) menyatakan bahwa “para
pemasar wajib memahami keragaman dan kesamaan konsumen atau perilaku konsumen
agar mereka mampu memasarkan produknya dengan baik. Para pemasar harus memahami
mengapa dan bagaimana konsumen mengambil keputusan konsumsi, sehingga pemasar
dapat merancang strategi pemasaran dengan lebih baik. Pemasar yang mengerti
perilaku konsumen akan mampu memperkirakan bagaimana kecenderungan konsumen
untuk bereaksi terhadap informasi yang diterimanya”. Harga adalah salah satu
unsur bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan, unsur-unsur lainnya
menghasilkan biaya. Harga adalah unsur bauran pemasaran yang paling mudah
disesuaikan, ciri-ciri produk, saluran, bahkan promosi membutuhkan lebih banyak
waktu. Harga juga mengkomunikasikan posisi nilai yang dimaksudkan perusahaan
tersebut kepada pasar tentang produk dan mereknya (Kotler 2005: 139). Dalam
perekonomian sekarang ini untuk mengadakan pertukaran atau mengukur nilai suatu
produk menggunakan uang, bukan sistem barter. Jumlah uang yang digunakan dalam
pertukaran tersebut mencerminkan tingkat harga dari suatu barang tersebut.
Jadi, harga adalah sejumlah uang yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah
kombinasi dari produk dan pelayanannya. St. Thomas Aquinus tanpa secara
eksplisit menjelaskan definisi harga yang adil, ia mengatakan: 3 “Harga yang
adil itu akan menjadi salah satu hal yang tak hanya dimasukkan dalam
perhitungan nilai barang yang dijual, juga bisa mendatangkan kerugian bagi
penjual. Dan juga suatu barang bisa dibolehkan secara hukum dijual lebih tinggi
ketimbang nilainya sendiri, meskipun nilainya tak lebih dibanding harga
pemiliknya.” Apabila harga suatu produk di pasaran adalah cukup tinggi, hal ini
menandakan bahwa kualitas produk tersebut adalah cukup baik dan merek produk di
benak konsumen adalah cukup bagus dan meyakinkan. Sebaliknya apabila harga
suatu produk di pasaran adalah rendah, maka ini menandakan bahwa kualitas
produk tersebut adalah kurang baik dan merek produk tersebut kurang bagus dan kurang
meyakinkan di benak konsumen. Dari pengertian itu, dijelaskan bahwa harga
merupakan sesuatu kesepakatan mengenai transaksi jual beli barang atau jasa di
mana kesepakatan tersebut diridai oleh kedua belah pihak. Harga tersebut
haruslah direlakan oleh kedua belah pihak dalam akad, baik lebih sedikit, lebih
besar, atau sama dengan nilai barang atau jasa yang ditawarkan oleh pihak
penjual kepada pihak pembeli. Teori harga merupakan teori ekonomi yang
menerangkan tentang perilaku harga-harga atau jasa-jasa. Isi dari teori harga
pada intinya adalah harga suatu barang atau jasa yang pasarnya kompetitif
tinggi rendahnya ditentukan oleh permintaan dan penawaran. Saat ini konsumen
semakin pandai didalam membelanjakan uangnya. Konsumen membeli barang yang
dibutuhkan dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhannya. Selain itu konsumen
juga menyesuaikan harga barang dengan 4 kemampuan ekonomi mereka, karena
konsumen semakin sadar akan kebutuhan yang harus didahulukan dan yang harus
ditunda terlebih dahulu. Oleh karena itu, konsumen ditempatkan sebagai titik
sentral yang diperhatikan oleh pemasar. Setidaknya terdapat dua alasan, mengapa
pemasar perlu memahami perilaku belanja konsumen. Pertama, dengan pesatnya
perkembangan perdagangan saat ini menunjukkan bahwa lebih banyak produk yang
ditawarkan pada konsumen dari pada permintaan. Kelebihan penawaran ini
menyebabkan banyak produk yang tidak terjual atau tidak dikonsumsi oleh
konsumen. Kecilnya permintaan dari pada penawaran ini dapat disebabkan oleh
beberapa faktor, antara lain secara umum adalah keadaan ekonomi dari konsumen
itu sendiri. Selain itu, naiknya harga yang ditetapkan oleh produsen dalam
mengkomunikasikan produk serta kurangnya penyebaran produk di pasar sehingga
konsumen tidak mengetahui keberadaan produk tersebut. Kedua, pemasar perlu
mengetahui keinginan dan kebutuhan konsumennya. Karena mengetahui secara tepat
kebutuhan dan keinginan konsumennya, perusahaan akan mampu memberikan produk
dan jasa dengan kualitas yang unggul sebagaimana yang diinginkan konsumennya.
Serta akan menuntun pemasar pada kebijakan pemasaran yang tepat dan efisien.
Pemasar dapat mengetahui kebutuhan dan keinginan konsumennya, salah satunya
melalui perantara (saluran distribusi) yang digunakan dalam penyebaran
produknya yaitu melalui perdagangan eceran (retailing). Dimana perdagangan 5
eceran merupakan rantai terakhir saluran distribusi didalam menyampaikan suatu
produk yang dihasilkan produsen sehingga sampai ke tangan konsumen. Retailing
mempunyai pengaruh yang besar terhadap kelancaran penjualan produk produsen.
Karena melalui pengecer dapat diperoleh informasi berharga tentang produknya.
Antara lain bagaimana pandangan konsumen mengenai kualitas produk, kepuasan
konsumen atas produknya serta produsen dapat mengetahui kekuatan dan kelemahan
pesaingnya. Selain itu dengan adanya peritel, konsumen dapat membeli produk
yang dibutuhkan dalam harga dan jumlah barang yang sesuai dengan kebutuhannya.
Retailing dapat dijumpai pada pasar tradisional yang menyediakan bermacam-macam
produk dengan berbagai kualitas dan harga. Pada krisis ekonomi saat ini,
berbelanja di pasar tradisional lebih diminati oleh konsumen karena harga yang
lebih terjangkau dan dapat ditawar. Dalam pasar tradisional terdapat beberapa
retailing yang menempati kios-kios yang telah disediakan oleh pengelola pasar.
Pada saat ini, banyak peritel lain yang bermunculan dengan berbagai macam
bentuk yaitu mini market dan supermarket baik itu yang dikelolah oleh individu
atau perusahaan serta hypermarket sebagai retailing. Peritel tersebut
menjalankan bermacam-macam strategi untuk memanfaatkan peluang pasar yang ada
serta dapat menarik konsumen sebanyak-banyaknya dengan memberikan pelayanan dan
produk sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen sehingga akan timbul
suatu kepuasan dan loyalitas pada tempat belanja tersebut. 6 Dengan munculnya
pasar modern sebagai peritel di pasar domestik akan mengancam kelangsungan
hidup dari pasar tradisional. Persaingan pasar trdisional dengan pasar moderen
akan terus berlanjut hingga kebutuhan konsumen dapat terpenuhi. Semua itu juga
mempengaruhi perubahan pola konsumsi dan perilaku konsumen. Hal ini dapat
diminimalkan, apabila pasar trdisional dapat memperbaiki kinerja menejemennya
terutama dari sudut pemasaran dengan tetap memperhatikan keinginan dan
kebutuhan konsumennya agar mampu bertahan dengan masuknya retailing di pasar
domestik. Situasi seperti diatas, sebelumnya diantisipasi oleh Pasar Dinoyo
yang sekarang sementara waktu di relokasikan ke Pasar Merjosari. Di mana Pasar
Merjosari merupakan retailing yang langsung berhubungan dengan konsumen akhir
yang bertujuan melayani kebutuhan sehari-hari konsumen. Pasar Merjosari berdiri
pada tahun 2011, pada saat itu keberadaan Pasar Merjosari sangat diperlukan
oleh masyarakat sekitar dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Namun pada
kenyataannya, saat ini Pasar Merjosari tidak hadir sendiri di wilayah itu
karena telah berdiri Alfamart dan Indomart selaku pasar moderen yang menjual
secara ritel di wilayah tersebut, yang membedakan pasar tersebut adalah Pasar
Merjosari masih menggunakan system yang sederhana dan tradisional. Dengan
munculnya beberapa retailing disekitar Pasar Merjosari berdampak pada pasar itu
sendiri. Karena pihak Alfamart dan Indomart memberikan promosi dalam bentuk
promo serta diskon pada awal berdirinya.
Kondisi tersebut tentunya tidak akan
pernah diharapkan oleh pengelola, walaupun kenyataannya hal tersebut hanya
berdampak dua sampai tiga bulan, namun Pasar 7 Merjosari tetap harus
mengevaluasi dan memperbaiki kinerja manajemennya dan memanfaatkan
peluang-peluang yang ada dengan menjalankan strategi-strategi pemasaran yang
efektif dan efisien untuk menanggulangi penurunan omset pendapatan serta tetap
memperhatikan perilaku belanja konsumennya dan memahami apa yang dibutuhkan dan
diinginkan konsumennya. Berdasarkan uraian diatas, maka penting bagi pengelola
untuk memahami respon perilaku konsumen terhadap harga. Dengan latar belakang
inilah peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Respon
Perilaku Konsumen Pasar Tradisional Dan Pasar Modern Di Kota Malang (Tinjauan
Pendekatan Harga).”
1.2 Fokus Penelitian
Berdasarkan uraian latar belakang
diatas, maka peneliti merumuskan masalah sebagaimana berikut :
1. Bagaimana respon perilaku konsumen terhadap
harga pasar tradisional Merjosari dan pasar Modern di kota Malang?
2. Bagaimana implikasi dari respon
perilaku konsumen terhadap harga pasar tradisional Merjosari dan pasar Modern
di kota Malang?
1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan
perumusan masalah, maka tujuan penelitian adalah sebaimana berikut :
1. Mengetahui respon perilaku konsumen
terhadap harga pasar tradisional Merjosari dan pasar Modern di kota Malang.
2. Mengetahui implikasi dari respon perilaku
konsumen terhadap harga pasar tradisional Merjosari dan pasar Modern di kota Malang.
1.4 Batasan Penelitian
Bertolak pada rumusan masalah yang telah
digariskan dan mengingat begitu luasnya wilayah respon perilaku konsumen, maka
dirasa perlu adanya batasan masalah agar penelitian lebih terfokus dan terarah.
Dalam hal ini peneliti akan membatasi masalah mencakup harga dan respon
konsumen.
1.5 Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti Untuk mendapatkan pemahaman
yang lebih baik tentang perilaku konsumen sebagai penerapan ilmu pengetahuan
dan teori yang telah peneliti dapatkan saat kuliah dengan praktek secara
langsung.
2. Bagi Pengelola Pasar Memberikan informasi
dan masukan bagi pengelola pasar sebagai dasar perbaikan kinerja manajemen
sehingga dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen dan mampu bertahan
serta bersaing dalam bisnis retailing (eceran).
3. Bagi Fakultas Untuk
memberikan sumbangan pemikiran dalam bidang manajemen khususnya ilmu perilaku
konsumen dan sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya yang mengambil topik
sejenis.
Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Manajemen :Respon perilaku konsumen pasar tradisional Merjosari dan pasar modern di Kota Malang.. Untuk Mendownload skripsi ini silakan klik link dibawah ini
No comments:
Post a Comment