Abstract
INDONESIA:
Dalam era globalisasi seperti ini, para pemasar berlomba-lomba dalam branding (menciptakan merek) produk mereka. Ini bertujuan untuk menciptakan identitas merek yang paling inovatif, berbasis pengalaman yang menarik perhatian di pasar. Para pemasar merasa merek sudah menjadi status dalam masyarakat sehingga mereka perlu meningkatkan strategi yang didasarkan pada pengalaman dan pemahaman atas keinginan emosional pelanggan yang paling dalam. Pendekatan Emotiional Branding (pembentukan merek dengan nuansa emotional) merupakan strategi jitu menciptakan suasana yang memberikan keterkaitan jangka panjang antara merek dan konsumen sehingga konsumen merasa ada sesuatu secara emosional kepada merek tersebut.
Dalam penelitian ini pendekatan yang dilakukan adalah melalui pendekatan kulitatif diskriptif yaitu data yang dikumpulkan bukan berupa angka-angka, melainkan data tersebut berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, dokumen pribadi, catatan memo, dan dokumen resmi lainnya. Penelitian deskriptif mempelajari masalah-msalah dalam masyarakat, serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan-hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan, seta proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruh- pengaruh dari suatu fenomena. Sehingga yang menjadi tujuan dari penelitian kualitatif ini adalah ingin menggambarkan realita empirik di balik fenomena secara mendalam, rinci, dan tuntas. Oleh karena itu penggunaan pendekatan kualitatif dalam penelitian ini adalah dengan mencocokan antara realita empirik dengan teori yang berlaku dengan menggunakan metode diskriptif.
Untuk aktifitas emotional branding pada Toyota Auto 2000 dapat disimpukan bahwa. Dengan menerapkan Technical criteria, Economic sacrifice, Legalistic Criteria, Integrative criteria, Adaptive criteria, Intrinsic criteria efektifitas emotional branding pada Auto 2000 sangat efektif karena dibuktikan dengan menguasai antara 70-80 % dari total penjualan Toyota. Auto 2000 yang memberikan pelayanan kepada pelanggan membuat Auto 2000 sebagai perusahaan terpercaya sehingga membuat produk Toyota menjadi produk nomor satu dalam penjualan mobil di Indonesia. Strategi emotional branding dapat diterapkan disegala aspek. Dengan begitu Emotional Branding terbukti efektif bagi pelanggan untuk mempercayai merek Toyota di Auto 2000 Pecindilan Surabaya.
ENGLISH:
In the globalization era, the marketers are competing in branding (creating brand) products. The aim is to create the most innovative brand identity, based on the experience that attracts attention in the market. The marketers think that the brand has become a status in society, so, they need to improve strategies based on their experience and they have to understand about the customer's emotional desire. The Emotional Branding approach (with shades of emotional branding) is a surefire strategy to create an atmosphere that provides a long-term relationship between brands and consumers, so that’s why consumers feel there is something emotionally to the brand.
In this research, the approach taken is descriptive qualitative approach in that the data collected is not the form of numbers, but the data comes from a script interviews, field notes, personal documents, notes memos and other official documents. Descriptive research is study problems in society, and ordinances in force in the community as well as specific situations, including on relationships, activities, attitudes, outlooks, set processes ongoing and influence the effects of a phenomenon. So that is the goal of this qualitative study was to describe the empirical reality behind the phenomenon in depth, detailed, and complete. Therefore the use of a qualitative approach in this research is to match the empirical reality of the prevailing theories using descriptive method.
For the emotional branding activities at Toyota Auto 2000, it can be concluded that by applying the criteria Technical, Economic sacrifice, legalistic Criteria, Integrative criteria, Adaptive criteria, Intrinsic emotional branding effectiveness criteria in Auto 2000 is very effective as evidenced by the controlled between 70-80% of the total sales of Toyota. Auto 2000 that provides service to customers making Auto 2000 as the company that makes the product reliable Toyota became the number one product in car sales in Indonesia. Emotional branding strategy can be applied in all aspects. With Emotional Branding, it was effective for customers to trust the Toyota brand in the Auto 2000 Pecindilan Surabaya.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latarbelakang
Perkembangan praktek ekonomi dewasa
ini sudah semakin berkembang, dahulu pemasaran lama berbasis pada pabrik dengan
berorientasikan pada kapabilitas dan mengandalkan peralatan yang ada,
pengembangan yang lambat kepasar, produk manufaktur, dan hanya fokus pada
produk tetapi perkembangan Ekonomi baru ini yang berbasis konsumen memberikan
produk secara outsourcing, cepat ke pasar, menciptakan merek yang unggul, dan berfokus
pada konsumen. Dalam praktik pemasaran, merek menjadi suatu konsep yang banyak
mendapat perhatian bagi setiap produsen. Konsumen menyadari bahwa merek tidak
hanya sekedar dimaknai sebagai logo atau nama dari suatu produk yang membedakan
dengan produk yang lain. Merek sudah menjadi suatu yang sangat penting dan
sensitif yang sangat berkontribusi terhadap kesuksesan sebuah organisasi
perusahaan. Karena itu yang terpenting dalam sebuah produk adalah merek.
Menurut Lamb dkk (2001. 421) menyebutkan bahwa merek adalah suatu nama,
istilah, simbol, desain atau gabungan keempatnya, yang mengidentifikasikan
produk para penjual dan pembedakannya dari pesaing. Nama merek adalah bagian
dari merek yang dapat diucapkan termasuk huruf-huruf, kata-kata, dan angka-angka.
Elemen-elemen dari suatu merek yang tidak dapat diucapkan dikenal dengan tanda
merek (brand mark) misalnya tanda Mercedez- 2 Benz yang dikenal oleh semua
orang dan simbol perusahaan mobil terkemuka dan berkelas.Menurut UU merek No.
15 tahun 2001 pasal 1 ayat 1 merek adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata,
huruf-huruf, angka-angka, sususan warna atau kombinasin dari unsur-unsur
tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan
barang atau jasa (dalam Tjiptono 2005, 2). Dalam era globalisasi seperti ini,
para pemasar berlomba-lomba dalam branding (menciptakan merek) produk mereka.
Ini bertujuan untuk menciptakan identitas merek yang paling inovatif, berbasis
pengalaman yang menarik perhatian di pasar. Para pemasar merasa merek sudah
menjadi status dalam masyarakat sehingga mereka perlu meningkatkan strategi
yang didasarkan pada pengalaman dan pemahaman atas keinginan emosional
pelanggan yang paling dalam. Pendekatan Emotiional Branding (pembentukan merek
dengan nuansa emotional) merupakan strategi jitu menciptakan suasana yang
memberikan keterkaitan jangka panjang antara merek dan konsumen sehingga
konsumen merasa ada sesuatu secara emosional kepada merek tersebut. Menurut
Gobe (2003, xvii) mengatakan bahwa dalam pasar dengan persaingan yang sangat
tinggi dimana barang atau jasa saja tidak cukup menarik suatu pasar baru atau
bahkan memepertahankan klien atau pasar yang sudah ada, yang paling menentukan
adalah aspek emosional dari produk serta sistem distribusinya yang menjadi kunci
antara pilihan akhir konsumen dengan harga yang mereka bayar. Emotional
branding adalah saluran dimana orang secara tidak sadar berhubungan dengan 3
perusahaan dan dengan produk dari perusahaan tersebut dalam suatu metode yang
mengagumkan secara emosional (Gobe 2003, xxxi). Emosional disini memberikan
arti bahwa bagaimana suatu merek menggugah perasaan dan emosi konsumen,
bagaimana suatu merek menjadi hidup bagi masyarakat dan membentuk hubungan yang
mendalam dan tahan lama.
Maka produsen berlomba-lomba membangun
ikatan emosional antara merek dan pelanggan. Masyarakat banyak memakai produk
yang membuat mereka semakin berkelas. Konsumen tidak lagi memikirkan manfaat
dari produk tersebut, sehingga mereka hanya terpukau bagaimana produk tersebut
dapat meningkatkan citra mereka dimata masyarakat yang lain. Sehingga perlu
adanya kontribusi positif dari produsen untuk meningkatkan emotional branding
untuk konsumennya. Dalam hal ini emotional branding menciptakan merek yang
membuat konsumen semakin dekat dengan merek, sehingga akhir dari emotional
branding adalah menciptakan merek yang branded memberikan arti positif bagi
konsumen yang memakai produk. Merek merupakan janji produsen ke konsumen untuk
secara konsisten memberikan feature, manfaat dan jasa tertentu kepada pembeli.
Merek-merek terbaik memberikan jaminan kualitas dan merek lebih dari sekedar
simbol. Merek yang dipilih pelanggan adalah merek yang memberikan suatu nilai
plus dalam pemakainnya. Tujuan dari perusahaan pengahasil produk adalah
menjadikan merek produk mereka semakin bermerek mengingat persaingan dalam
pemasaran global saat ini sangat ketat sehingga perlu adanya sebuah inovasi 4
dalam pembentukan merek, dengan tujuan merek tersebut dipilih oleh pelanggan
yang loyal. Emotional branding ini merupakan sebuah konsep baru dalam hal
pengembangan merek yang membentuk sebuah merek menjadi merek yang terbaik atau
branded. Sehingga perlu ditingkatkan strategi membangun merek yang bermerek
bagi perusahaan. Merek yang bermerek akan memiliki life cycle produk yang lebih
panjang, sehingga memberikan dampak loyalitas konsumen terhadap merek pada
jangka pendek maupun jangka panjang. Emotional branding didasarkan pada rasa
percaya yang unik yang terjalin erat dengan sebuah audiens. Pendekatan ini
meningkatkan pembelian yang hanya sekedar dipicu oleh kebutuhan menjadi
pembelian yang muncul dari alam hasrat. Emotional branding membawa kredibilitas
dan kepribadian baru bagi merek dengan cara membina hubungan yang kuat dengan
masyarakat secara personal dan menyeluruh. Emotional branding terkait dengan
membangun hubungan dengan pelanggan yang memberikan nilai jangka panjang pada
merek dan produk, dengan pengalaman indrawi, desain yang membuat pelanggan
membeli produk. Ada beberapa terori menurut Gobe (2005) untuk menumbuhkan emosi
pelanggan kepada merek. 1. Hubungan Pelanggan adalah raja, mungkin kalimat
tersebut dapat mewakili bahwa pelanggan adalah hal yang sangat penting,
bagaimana membuat pelanggan merasa nyaman, merasa butuh terhadap kita sehingga
pelanggan memberikan kontribusi dalam meningkatkan penjualan. Konsep ini telah
berkembang 5 sudah lama, tetapi gagasan ini berhubungan dengan konsumen dan
melayani konsumen sebagai mahluk yang bernafas, berfikir, dan mencari informasi
yang dibutuhkan sehingga dapat mengalahkan gempuran dalam pemasaran jangka
pendek dan selalu menjadi target dalam menciptakan suatu merek yang mempunyai
keberadaan emosional jangka panjang dalam kehidupan masyarakat. 2. Pengalaman
Pancaindra Pada fase ini pelanggan akan datang dengan sebuah pengalaman yang
dirasakan pancaindra dimana konsumen akan merasakan dan memulai proses berfikir
dengan keadaan yang memberikannya sebuah pengalaman baru. Pengalaman yang
berhubungan dengan panca indra berlangsung dengan cepat, kuat dan mampu
benar-benar mengubah hidup kita tetapi pengalaman tersebut belum digunakan
secara maksimal pada langkah-langkah awal branding pada lingkungan toko,
pengembangan, desain kemasan dan iklan. Daya tarik panca indra yang dibangun
secara hati-hati dapat menciptakan preferensi konsumen yang membedakan sebuah
merek ditengah-tengah lautan kompetisi komuditas yang saling berkompetisi.
Sejalan dengan meningkatnya penawaran atas produk-produk yang semakin serupa
satu sama lain, elemen panca indra dapat menjadi faktor kunci yang membedakan
satu pengalaman merek dengan pengalaman merek yang lain. Beberapa rangsangan
Pancaindra: 1. Bunyi yang membwa suasana 2. Warna yang menghipnotis/simbol yang
memikat 6 3. Rasa yang menggiurkan 4. Bentuk yang menyentuh Penulis The
Experiantal Aspects of Consumption menyatakan banyak produk menampilkan
stimulasi-stimulasi nonverbal yang penting yang harus dilihat, didengar,
dicicipi, dirasakan, atau dibaui untuk dapat diapresisikan dengan tepat (Gobe
2005. 74). 3. Imajinasi Pilar dari Imajinasi adalah mengalikiasikan aspek
imajinatif dari aspek merek menjadi sebuah bentuk disain merek yang mampu
menggugah emosi konsumen. Konsep disain dan artistik visual dalam menentukan
desain merek, packaging, brand presencen ( kehadiran merek), gerai maupun
iklan, berperan aktif dalam menjalin hubungan emosional antara merek dan
pelanggan. 4. Visi Visi merupakan faktor utama dalam kesuksesan merek jangka
panjang. Merek berkembang menurut life cycle dan untuk terus memelihara
keberadaan dan kompetisi merek dalam pasar maka merek harus berada dalam
kondisi keseimbangan dengan cara memperbarui merek dengan terus menerus. Hal
ini memerlukan Visi merek yang kuat. Perengkat yang kuat membantu perusahaan
dalam mengarahkan perusahaan agar berada dalam arah yang tepat dan sejalan dengan
emosional konsumen pada saat ini. Untuk penerapan emotional branding ini
peneliti akan meneliti tentang perusahaan Auto 2000 Toyota dimana dealer ini
memiliki lebih dari 70 showroom 7 yang meyebar di seluruh Indonesia. Salah satu
yang akan diteliti berada di jl. Pecindilan no. 46 Surabaya. Pada Auto 2000
Toyota di Pecindilan Surabaya ini merupakan Showroom Toyota yang memiliki
tempat pemasaran untuk mobil toyota dan service berkala. Perusahaan tersebut
memberikan service terbaik pada setiap pelanggannya. Setiap pelanggan yang
ingin service bisa memesan tempat atau antrian agar pelanggan tidak menunggu
lama. Dan perusahaan memberikan tempat ruang tunggu yang nyaman dengan ruangan
ber AC disana terdapat suratkabar, majalah, TV dan mempersilahkan pelanggan
Toyota untuk meminum kopi, teh atau air putih dan makanan ringan yang telah
disediakan oleh perusahaan. Setiap pelanggan yang berada disana bisa merasakan
kenyamanan dan kepuasan karena keramahan dan kecepatan dalam menangani setiap
problem yang dirasakan oleh pelanggan, sehingga pelanggan merasa puas dalam
pelayanan. T
empat showroom juga di display
secara elegan sehingga setiap pelanggan merasa sangat istimewa juga terdapat
ruang kusus perokok dan diharapkan pelanggan senang berada dalam kenyamanan
showroom. Di dalam teori emotional branding yang berorientasi pada pelanggan
memberikan pengalaman kepuasan indrawi dan batin sehinggan pelanggan merasa
memiliki merek. Itulah gambaran tentang emotional branding yang dilakukan Auto
2000 Toyota yang berada di Pecindilan tetapi lebih jelasnya konsep dari
emotional branding dengan teori yang ada akan dibahas secara lanjut dengan
strategi yang dilakukan Toyota kepada pelanggan untuk memberikan konsep
strategi merek kepada pelanggan. 8 Peneliti ingin mengetahui bagaimana
perusahaan melakukan sebuah strategi untuk meningkatkan merek dalam produk
mereka, sehingga perusahaan tetap eksis dalam persaingan pasar. Dari
Teori-teori yang ada dikembangkan sebuah riset bagaimana perusahaan yang akan
diteliti berusaha dalam mengembangkan merek dan melekatkan dengan konsumen.
Untuk itu dalam penelitian ini perusahaan yang dipilih adalah perusahaan dengan
memiliki dua atau lebih merek yang dipilih oleh peneliti, dengan berbagai macam
perusahaan. Sehingga peneliti bisa mengetahui berbagai macam strategi yang
dilakukan perusahaan terhadap merek mereka. Oleh karena itu peneliti ingin
membahas judul Penelitian tentang “ Strategi Emotional Branding Pada Showroom
Auto 2000 Pecindilan”
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat
dirumuskan permasalahan yaitu bagaimana peran Emotional branding dalam
pendekatan merek kepada pelanggan pada Showroom Toyota Auto 2000 Pecindilan?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini peneliti ingin
mengetahui bagaimana strategi Emotional branding dalam meningkatkan merek di
mata pelanggan. Dan mengetahui Bagaimana strategi perusahaan dalam membuat
merek semakin dikenal masyarakat.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan
harapan akan bermanfaat bagi :
1. Bagi akademisi Penelitian ini
diharapkan dapat menjadi acuan atau referensi untuk penelitian yang akan datang
dengan topik sejenis.
2. Bagi praktisi Penelitian ini
diharapkan dapat memberikan informasi atau bahan pertimbangan bagi Produsen dan
Pemasar dalam menindak lanjuti produk mereka sehingga produk tersebut dapat
dikenal dengan Merek yang dapat diterima konsumen dan dalam perspektif konsumen
berdasarkan strategi pemasaran yang akan dilakukan sebagai dasar menentukan
langkah strategi pemasaran selanjutnya
3. Pengusaha Secara umum bagi
pengusaha bisa mempelajari keinginan konsumen, harapan apakah yang di bangun
oleh masyarakat atau konsumen. Sehingga pengusaha bisa membidik pasar sasaranya
dengan tepat sesuai fungsi produknya.
Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Manajemen :Strategi emotional branding pada showroom auto 2000 pecindilan Surabaya.. Untuk Mendownload skripsi ini silakan klik link dibawah ini
No comments:
Post a Comment