Abstract
INDONESIA:
Pada dasarnya setiap perusahaan akan melakukan berbagai aktivitas untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Setiap aktivitas yang dilaksanakan oleh perusahaan selalu memerlukan dana, baik untuk membiayai kegiatan operasional sehari-hari maupun untuk membiayai investasi jangka panjangnya. Dana yang digunakan untuk melangsungkan kegiatan operasional sehari-hari disebut modal kerja. Dalam koperasi, modal kerja yang optimal juga diperlukan untuk memaksimalkan profitabilitasnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengukur tingkat kecukupan modal kerja dalam meningkatkan profitabilitas koperasi dengan sistem tanggung renteng.
Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan deskriptif yang selanjutnya disebut penelitian deskriptif kualitatif yaitu dengan cara melakukan wawancara dengan pengurus Koperasi dan menganalisis laporan keuangan Koperasi. Penelitian ini dilakukan pada Koperasi Serba Usaha Setia Budi Wanita Malang.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa modal kerja yang dimiliki Koperasi SU SBW Malang belum sepenuhnya optimal dalam meningkatkan profitabilitasnya. Hal ini ditunjukkan pada rasio GPM dan ROA yang menurun. Tetapi jika dilihat dari rasio ROE, koperasi telah mampu memaksimalkan pendapatan jasa dan penjualan untuk membayar hutangnya. Ini membuktikan kuatnya modal sendiri yang dimiliki koperasi.Kuatnya modal sendiri ini dipengaruhi oleh penerapan sistem tanggung renteng di koperasi. Dengan adanya tanggung renteng, koperasi mampu memodifikasi perilaku anggotanya untuk ikut andil secara maksimal dalam mencapai kesejahteraan anggotanya. Terbukti dengan berlakunya sistem ini di koperasi SU SBW Malang, jumlah anggota baru tiap tahun meningkat yang otomatis akan meningkatkan kuatnya modal sendiri koperasi. Dengan kuatnya modal sendiri, koperasi mampu mengoptimalkan perputaran modal kerjanya. Jika perputaran modal kerja tinggi maka akan semakin cepat dana atau kas yang diinvestasikan dalam modal kerja kembali menjadi kas. Pada akhirnya sistem tanggung renteng yang digunakan mampu meningkatkan profitabilitas dalam mengurangi hutang koperasi kepada pihak luar.
ENGLISH:
Basically every company will do various activities to achieve its intended purposes. Any activities undertaken by the companies always need funds, both to fund their daily operations and to do finance long-termINVESTMENT. Funds used to carry out daily operational activities of so-called working capital. Working capital is expected to be able to return to the company within a specified period through the sale of production and revenue services. Increasing the amount of working capital will make the profitability decline. In a Cooperative, the optimal working capital is also required to maximize profitability.
The purpose of this study was to measure the level of adequacy of working capital in improving the profitability of the cooperative with joint responsibility. This type of research is a qualitative descriptive approach, hereinafter referred to descriptive qualitative research is by doing interviews with the management of Cooperatives and Cooperative analyzing financial statements. The research was conducted at Cooperative Business Solutions Setia Budi Wanita Malang.
These results indicate that working capital is owned by cooperative SBW is not fully optimal in improving profitability. This is indicated in GPM and ROA ratios that are declining. But when seen from the ratio of ROE, the cooperative has been able to maximize service revenue and sales to repay its debts. This proves the strength of its own capital owned Cooperative. The Strong of own capital is affected by the implementation of joint responsibility in the cooperative. With the existence of joint responsibility, members of Cooperative are able to modify behavior to contribute maximally to achieve well-being of its members. Evidenced by the enactment of this system, the number of new members each year to increased that automatically increase the strength of its own capital of the Cooperative. With the strength of their own capital, the Cooperative is able to optimize their working capital turnover. If working capital turnover is high then the faster the funds or cashINVESTED in working capital back into cash. In the end joint responsibility used were able to enhance cooperative profitability in reducing debt to outsiders.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Konteks
Penelitian
Pada dasarnya setiap
perusahaan akan melakukan berbagai aktivitas untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Setiap aktivitas yang dilaksanakan oleh perusahaan selalu
memerlukan dana, baik untuk membiayai kegiatan operasional sehari-hari maupun
untuk membiayai investasi jangka panjangnya. Dana yang digunakan untuk
melangsungkan kegiatan operasional sehari-hari disebut modal kerja. Modal kerja
dibutuhkan oleh setiap perusahaan untuk membiayai kegiatan operasinya
sehari-hari, di mana modal kerja yang telah dikeluarkan itu diharapkan akan
dapat kembali lagi masuk dalam perusahaan dalam waktu yang pendek melalui hasil
penjualan produksinya. Modal kerja yang berasal dari penjualan produk tersebut
akan segera dikeluarkan lagi untuk membiayai kegiatan operasional selanjutnya.
Modal kerja ini akan terus berputar setiap periodenya di dalam perusahaan
(Riyanto, 2001). Weston dan Copeland (1992), modal kerja merupakan investasi
perusahaan dalam bentuk uang tunai, surat berharga, piutang dan persediaan
dikurangi kewajiban lancar yang digunakan untuk membiayai aktiva lancar. Setiap
elemen dari aktiva lancar tersebut harus dikelola secara efisien agar
meningkatkan tingkat likuiditas perusahaan pada tingkat aman. Meilani (2009),
besar kecilnya modal kerja perusahaan tergantung dari jenis perusahaan.
Penentuan jumlah modal kerja sangatlah penting bagi perusahaan, karena jika
kekurangan modal kerja maka perusahaan akan mengalami masalah 2 likuiditas
yaitu tidak bisa membayar kewajiban jangka pendek tepat pada waktunya, akan
mengalami kesulitan dalam membeli bahan baku atau bahan pembantu, membayar upah
buruh, gaji para karyawan, serta biaya-biaya lainnya yang akan mengakibatkan
tidak maksimumnya kegiatan operasional perusahaan. Sedangkan jika kelebihan
modal kerja dapat mengakibatkan kerugian bagi perusahaan, hal ini dikarenakan
adanya idle money yang tidak dialokasikan untuk pos yang lain. Kelebihan modal
kerja berarti menunjukkan adanya dana yang tidak produktif, ini akan mengurangi
kesempatan dalam memperoleh keuntungan. Uang atau dana yang dikeluarkan itu
diharapkan dapat masuk kembali dalam perusahaan dalam waktu yang pendek melalui
hasil penjualan produksinya maupun untuk jangka panjang melalui investasinya.
Uang masuk yang berasal dari penjualan produk tersebut akan segera dikeluarkan
lagi untuk membiayai operasi selanjutnya. Dengan demikian, maka dana tersebut
akan terus menerus berputar setiap periodenya, selama hidupnya perusahaan
tersebut. Untuk kelancaran operasional perusahaan, maka pihak manajemen harus
menentukan modal kerja atau sumber-sumber dana yang akan membantu kelangsungan
hidup perusahaan tersebut. Kecukupan modal kerja berpengaruh terhadap efisiensi
dan efektivitas dalam mengoperasikan perusahaan dan mengurangi keadaan yang
timbul akibat adanya kekacauan keuangan perusahaan. Dengan menganalisa
efisiensi dan efektivitas penggunaan modal kerja dapat diketahui bagaimana
kebijaksanaan yang akan ditempuh oleh suatu perusahaan dalam usahanya
mengoperasikan modal yang ada sehingga dapat diketahui tingkat efisiensi dan
efektivitas dari modal yang dioperasikan. 3 Rahma (2011),
di dalam perusahaan diperlukan adanya pengelolaan modal kerja yang
tepat karena pengelolaan modal kerja akan berpengaruh pada kegiatan operasional
perusahaan. Kegiatan operasional ini akan berpengaruh pada pendapatan yang akan
diperoleh perusahaan. Pendapatan tersebut akan dikurangi dengan beban pokok
penjualan dan beban operasional atau beban lainnya sampai diperoleh laba atau
rugi. Dengan kata lain, pengelolaan modal kerja ini berpengaruh pada kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan keuntungan (profitabilitas). Perusahaan yang
dikatakan memiliki tingkat profitabilitas tinggi berarti tinggi pula efisiensi
penggunaan modal kerja yang digunakan perusahaan tersebut. Penetapan modal
kerja berbeda di setiap perusahaan. Salah satu pembedanya adalah besar kecilnya
perusahaan tersebut. Jenis perusahaan berskala kecil saat ini telah mampu
berkembang dan berperan dalam menunjang perekonomian di Indonesia menggantikan
peran perusahaan-perusahan besar yang mengalami keterpurukan sebagai akibat
resesi ekonomi yang berkepanjangan. Hal ini dibuktikan dari sumbangannya pada
ekspor non migas sebesar 102 juta dollar Amerika pada tahun 1998 terus naik
menjadi 136,8 juta dollar Amerika pada akhir tahun 2001, secara prosentase
rata-rata kenaikan nilai ekspor usaha kecil meningkat dengan 30,5% setahun
(Wahono,2000). Koperasi menjadi salah satu jenis usaha yang berkembang dan
berperan besar dalam perekonomian di Indonesia. dan seperti halnya perusahaan
jenis lain, koperasi pun harus melakukan perputaran modal kerja untuk
menjalankan kegiatan operasionalnya. Namun berbeda dengan perusahaan jenis
lain, modal 4 koperasi berupa modal sendiri maupun dari pinjaman. Modal sendiri
berasal dari seluruh kebutuhan modal untuk memulai serta mengembangkan usaha
koperasi dipikul bersama-sama oleh seluruh anggota dengan jalan menabung secara
teratur dan tertib dalam bentuk simpanan anggota yang terdiri dari simpanan
wajib, simpanan pokok, maupun simpanan sukarela, serta hasil yang tidak
dibagikan. Sedangkan modal pinjaman di koperasi dapat diperoleh dari anggota,
dari perorangan bukan anggota, dari koperasi lain, dari perusahaan swasta,
maupun dari bank. Dalam hal ini, modal pinjaman merupakan hutang bagi koperasi.
Modal pinjaman diperlukan koperasi karena dalam memenuhi kebutuhan dananya
koperasi akan kesulitan apabila hanya dari modal sendiri saja. Modal pinjaman
merupakan alternatif bagi koperasi karena kecil dan terbatasnya jumlah dana
dari modal sendiri. Yang perlu diketahui adalah jika modal koperasi tersebut
diperoleh dari modal pinjaman, maka koperasi akan menanggung beban yaitu berupa
bunga yang harus dibayarkan atas pinjaman tersebut. Semakin besar modal yang
dipinjam oleh koperasi maka semakin besar pula bunga yang harus ditanggung oleh
koperasi. Besar kecilnya modal yang akan dipinjam harus diperhatikan oleh
koperasi, karena apabila koperasi kelebihan modal justru akan mengakibatkan
adanya dana yang menganggur namun biaya bunga yang tinggi tetap ditanggung
karena besarnya pinjaman tersebut dan hal itu akan mengakibatkan kerugian bagi
koperasi. Sebaliknya apabila terjadi kekurangan modal kerja maka kegiatan
operasional koperasi akan terhambat (http://www.koperasiukm.com)
Dalam mengurangi tingkat
resikonya, sejumlah koperasi memiliki sistem unik yang tidak dimiliki oleh
perusahaan jenis lainnya yaitu sistem tanggung renteng. Sistem tanggung renteng
merupakan sebuah sistem pengelolaan risiko dalam sebuah organisasi yang
diwujudkan dengan berbagi tanggung jawab pada seluruh anggota kelompok secara
proporsional (Mulyadi, 2000). Sistem ini juga berlaku dalam pengelolaan
keuangan, include kecukupan modal kerja koperasi. Salah satu koperasi yang
tebilang sukses dalam pengaplikasian sistem tanggung renteng di kota Malang
adalah Koperasi Serba Usaha Setia Budi Wanita (Koperasi SBW) Malang. Koperasi
SBW berdiri tahun 1954, namun kemudian vakum dan aktif kembali pada tahun 1976.
Pada tahun 1977, Koperasi SBW menerima Badan Hukum dan ditetapkan sebagai
Kelahiran Koperasi Wanita Serba Usaha “Setia Budi Wanita“.Koperasi SBW
berkembang dengan cukup pesat dan pada tahun 1979, Koperasi SBW menerima
penghargaan tingkat nasional ke-II sebagai Koperasi Non-KUD. Namun,tiga tahun
kemudian, tepatnya 1982, Koperasi SBW jatuh. Hal ini disebabkan karena adanya
miss manajemen dan ketidaksiapan pengelolaan anggota dan yang pada saat itu
mencapai 5.000 orang. Tahun 1987, Koperasi SBW mencoba untuk bangkit dengan
bantuan Puskowanjati (Pusat Koperasi Wanita Jawa Timur). Pada tahun 2005,
Koperasi SBW dapat menyelesaikan pinjaman substitusi pada Bank Indonesia,
melalui tanggung renteng. Dan pada tahun 2007 akhirnya Koperasi SBW Malang
mampu bangkit kembali dengan membukukan SHU senilai 99 juta rupiah
(http://www.sbw-malang.net). 6 Dra. Sri Untari Bisowarno, Ketua pengurus
Koperasi SBW, dalam acara Seminar Nasional Koperasi Mahasiswa Se-Indonesia
dengan tema “Bersama Koperasi Mahasiswa Bangkitkan Perekonomian Indonesia” pada
hari Jum’at tanggal 06 April 2012 di Gedung Pasca Sarjana UIN MALIKI Malang
menyatakan bahwa hingga saat ini anggota Koperasi SBW Malang berjumlah 6000
orang dengan 13 Milyar rupiah tabungan anggota dan 11 Milyar rupiah simpanan
pokok dan wajib anggota. Jelas telah terjadi peningkatan yang signifikan
semenjak awal bangkitnya Koperasi ini di tahun 2007. Total hutang Koperasi SBW
Malang pun kini hanya seperempat dari total aset. Jumlah aset yang tidak
sedikit ini merupakan buah dari usaha Koperasi dalam mempertahankan komunikasi
dan transparansi yang baik antara pengurus dengan anggotanya dalam penerapan
tanggung renteng sebagai sebuah sistem yang digunakan dalam mengatasi masalah
yang ada.
Pada perkembangannya, sistem tanggung renteng ini telah menjadi
salah satu faktor berkembangnya Koperasi SBW Malang. Karena sistem ini dianggap
mampu mengurangi angka kredit macet dari para anggotanya yang secara
keseluruhan juga mampu meningkatkan tingkat keuntungan yang diterima anggotanya
(Rahayu, 2008). Secara langsung, sistem ini berhubungan erat dengan kemampuan
Koperasi dalam memenuhi kebutuhan modal kerjanya. Selain itu sistem ini juga
telah mengantarkan SBW sebagai koperasi percontohan tanggung renteng khususnya
di daerah Jawa Timur. Untuk itu penulis tertarik untuk melakukan analisis
kecukupan modal kerja Koperasi SBW Malang pada tahun 2009 hingga 2011. Atas
dasar pemikiran tersebut maka penelitian ini diberi judul 7 “Analisis Kecukupan
Modal Kerja Guna Meningkatkan Profitabilitas dengan Penerapan Sistem Tanggung
Renteng (Studi Kasus Pada Koperasi Serba Usaha Setia Budi Wanita Malang)”.
1.2
Fokus
Penelitian
Dari uraian latar belakang
diatas maka rumusan masalah penelitian ini adalah:
1. Berapakah kebutuhan modal kerja yang optimal guna meningkatkan
profitabilitas studi kasus pada Koperasi Serba Usaha Setia Budi Wanita Malang? \2.
Bagaimana pengelolaan modal kerja dengan sistem Tanggung Renteng guna
meningkatkan profitabilitas Koperasi Serba Usaha Setia Budi Wanita Malang?
1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
1. Untuk menganalisis kebutuhan modal kerja yang optimal guna
meningkatkan profitabilitas studi kasus pada Koperasi Serba Usaha Setia Budi
Wanita Malang.
2. Untuk mendeskripsikan pengelolaan modal kerja dengan sistem
Tanggung Renteng guna meningkatkan profitabilitas Koperasi Serba Usaha Setia
Budi Wanita Malang.
1.3.2 Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberi
masukan kepada pihak-pihak yang membutuhkan sebagai berikut:
1. Bagi Koperasi Sebagai bahan pertimbangan bagi pihak manajemen
dalam menilai penggunaan modal kerja yang dimiliki koperasi.
2. Bagi Akademik Penelitian
ini dapat memperkaya khasanah kepustakaan dan sebagai bahan pertimbangan bagi
pihak-pihak yang mengadakan penelitian yang menyangkut penerapan sistem tanggung
renteng dalam manajemen modal kerja di koperasi.
3. Bagi Peneliti Dapat
menambah pengetahuan secara langsung mengenai analisis sistem tanggung renteng
untuk memenuhi kecukupan modal kerja guna meningkatkan profitabilitas koperasi.
4. Bagi Pihak Lain Diharapkan mampu menjadi bahan kajian,
referensi, informasi serta menambah wawasan untuk melakukan penelitian lebih
lanjut terutama bagi pihak yang berminat pada bidang kajian ini.
1.4 Batasan Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti membatasi fokus
penelitian pada kecukupan modal kerja yang diukur menggunakan perputaran kas,
piutang dan persediaan. Juga menganalisis profitabilitas yang meliputi GPM,
NPM, ROE dan ROA. Penelitian ini juga menganalisis tentang sistem tanggung
renteng yang diterapkan di Koperasi SBW Malang, karena koperasi ini merupakan
penggagas sistem tanggung renteng. Penelitian ini difokuskan pada periode tahun
2009 sampai 2011 dengan alasan periode tersebut adalah periode dengan laporan
keuangan terbaru.
Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Manajemen :Analisis kecukupan modal kerja guna meningkatkan profitabilitas dengan penerapan sistem tanggung renteng: Studi kasus pada Koperasi Serba Usaha Setia Budi Wanita. Untuk Mendownload skripsi ini silakan klik link dibawah ini
No comments:
Post a Comment