Abstract
INDONESIA:
Perkembangan pesat industri otomotif di Indonesia membuat tingkat persaingannya menjadi ketat, khususnya pada industri mobil. Para Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) mobil terus melakukan inovasi terhadap produknya guna meningkatkan daya saing. Hal ini terlihat dari semakin beraneka ragamnya merek dan jenis mobil yang masuk dalam pangsa pasar di Indonesia, Akibatnya konsumen semakin selektif dalam memilih produk yang akan dibeli. Salah satu alternatif untuk menghadapi persaingan tersebut adalah dengan menerapkan Integrated Marketing Communication dalam kegiatan pemasaran.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif deskriptif, yang mengkaji pengaruh Integrated Marketing Communication terhadap keputusan pembelian dan pengaruh variabel Iklan (X1), Personal Selling (X2), Promosi Penjualan (X3) Penjualan Langsung (X4), Public Relation (X5), Word of Mouth (X6), terhadap keputusan pembelian (Y). Dalam penelitian ini populasi dijadikan sebagai sampel yaitu konsumen yang memiliki mobil Toyota Avanza di kota Lamongan, sedangkan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuesioner yang diberikan pada tanggal 8-22 Agustus 2014.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh Integrated Marketing Communication pada mobil Toyota Avanza sangat berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Kontribusi terbesar yang berpengaruh terhadap keputusan pembelian Mobil Toyota Avanza diberikan oleh Word of mouth,. Berdasarkan hasil analisis regresi menunjukkan bahwa variabel Iklan (X1), Personal Selling (X2), Promosi Penjualan (X3) Penjualan Langsung (X4), Public Relation (X5), Word of Mouth (X6) berpengaruh terhadap keputusan pembelian (Y) pada Mobil Toyota Avanza di kota Lamongan baik secara parsial maupun simultan. Dan koefisien determinan (adjusted R square) sebesar 0,917 atau 91,7%.
ENGLISH:
The automotive industry rapid development in Indonesia has made the level of competition becomes tight, especially in the automobile industry. The sole agent (ATPM) continue to push the car to improve the competitiveness of their products. This is evident from the diverse array of brands and types of cars entering the Indonesian market, a result consumers are increasingly selective in choosing a product to be purchased. One alternative is to face the competition by implementing Integrated Marketing Communication in marketing activities.
This study used a descriptive quantitative method, which examines the influence of Integrated Marketing Communication and influence the purchasing decision variables Ads (X1), Personal Selling (X2), Sales Promotion (X3) Direct Sales (X4), Public Relations (X5), Word of Mouth (X6), the purchasing decision (Y). In this study population is used as a sample of consumers who have a Toyota Avanza in Lamongan city, while the data used in this study was a questionnaire data were given on August 8 to 22 by 2014.
The results showed that the influence of Integrated Marketing Communication at Toyota Avanza is very influential on purchasing decisions. The biggest contribution that influence purchasing decisions Car Toyota Avanza is given by word of mouth,. Based on the results of the regression analysis showed that the variables Ads (X1), Personal Selling (X2), Sales Promotion (X3) Direct Sales (X4), Public Relations (X5), Word of Mouth (X6) influence on purchase decisions (Y) in the Car Toyota Avanza in the town of Lamongan either partially or simultaneously. And determinant coefficient (adjusted R square) of 0.917 or 91.7%.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar
Belakang
Perkembangan teknologi yang
makin dinamis membuat manusia dituntut dengan cepat dan tepat untuk bertindak
agar tidak kalah bersaing. Berdasarkan kondisi tersebut menyebabkan pelaku
bisnis semakin dituntut untuk mempunyai strategi pemasaran yang tepat dalam
memenuhi target volume penjualan. Dengan demikian, setiap perusahaan harus memahami
perilaku konsumen pada pasar sasarannya karena kelangsungan hidup perusahaan
tersebut sebagai organisasi yang berusaha memenuhi kebutuhan dan keinginan para
konsumen sangat tergantung pada perilaku konsumennya (Nafillah, 2012:1)
Perkembangan pesat industri otomotif di Indonesia membuat tingkat persaingannya
menjadi ketat, khususnya pada industri mobil. Para Agen Tunggal Pemegang Merek
(ATPM) mobil terus melakukan inovasi terhadap produknya guna meningkatkan daya
saing.
Hal ini terlihat dari semakin beraneka ragamnya merek dan jenis
mobil yang masuk dalam pangsa pasar di Indonesia, Akibatnya konsumen semakin
selektif dalam memilih produk yang akan dibeli, sehingga Marketing dituntut
untuk menerapkan strategi yang baik dalam persaingan. Menurut Mohammad Noer
Ichbal (2013.1), volume penjualan industri otomotif di Indonesia sendiri
mengalami perkembangan yang meningkat dari 2 Tahun 2007 sampai dengan tahun
2012. Hal ini dapat dilihat dari data volume penjualan industri otomotif di
Indonesia pada tahun 2007 sampai dengan tahun 2012. Perkembangan industri
otomotif tersebut menunjukan arah yang cukup positif, walaupun terjadi
penurunan pada tahun 2009 namun perkembangan tetap menunjukan arah yang positif
dan menunjukan bahwa pasar industry otomotif kian mengalami peningkatan,
seperti yang dijabarkan dalam tabel berikut: Tabel 1.1 Volume Penjualan
Industri Otomotif Di Indonesia Pada Tahun 2007 – 2012 Tahun Volume penjualan
2007 432.944 unit 2008 608.740 unit 2009 486.196 unit 2010 764.716 unit 2011
894.164 unit 2012 1.116.000 unit Sumber : Gaikindo, 2013 Berdasarkan tabel
diatas, volume penjualan industri otomotif di Indonesia pada tahun 2008 telah
mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2007, kemudian pada tahun 2009 volume
penjualan industri otomotif mengalami penurunan sebesar 20,11% menjadi 486.196
unit, pada tahun 2010 kembali mengalami peningkatan volume penjualan yang
sangat signifikan hingga mencapai 51,25% yaitu sebanyak 764.716 unit.
Peningkatan kembali 3 ditahun 2011 dan pada tahun 2012 penjualannya sudah
mencapai 1.116 juta unit.
Mobil sudah menjadi kebutuhan dan gaya hidup yang tidak dapat
dipisahkan dari kehidupan manusia. Tingginya kebutuhan akan alat transportasi
yang terus meningkat membuat industri mobil berkembang cukup pesat, sampai saat
ini terdapat banyak perusahaan-perusahaan dalam industri mobil bersaing untuk
menjadi yang terbaik untuk menguasai pangsa pasar dalam negeri, terdapat
sejumlah perusahaan yang menguasai pangsa pasar penjualan (Ichbal, 2013.1).
Tabel 1.2 Pangsa Pasar penjualan mobil bedasarkan merk Tahun 2007 – 2012
Terdapat sembilan perusahaan yang menguasai pangsa pasar atau
mempunyai angka penjualan tertinggi di pasar dalam negeri, dari salah satu
merek mobil yang memiliki pangsa pasar yang cukup besar yaitu Toyota. Toyota
Astra Motor sebagai produsen tunggal mobil Toyota menempati urutan pertama
dalam tabel penjualan mobil secara nasional, dan tetap menjadi market leader di
setiap tahun dibandingkan dengan para kompetitornya. Persaingan yang sangat
kompetitif membuat beberapa produsen mobil ini melakukan berbagai macam
strategi dan mengeluarkan berbagai macam varian produk agar mampu bersaing
dengan para kompetitor. Toyota sampai saat ini tetap memimpin marketshare.
Segmentasi untuk pangsa pasar mobil di Indonesia sendiri didominasi oleh Multi
Purpose Vehicle atau yang biasa disebut MPV. Total MPV untuk semua segmen tahun
di tahun 2010 penjualannya mencapai 348.670 atau memperoleh porsi 45,5 persen,
sesuai dengan data terakhir yang diperoleh KOMPAS.com dari anggota GAIKINDO.
Sedangkan untuk wilayah Lamongan tersendiri juga menunjukan peningkatan volume
penjualan pada mobil Toyota. Berdasarkan data yang di ambil dari beberapa
showroom Mobil yang ada di kota malang Mobil Toyota Avanza menjadi mobil yang
paling banyak peminatnya atau paling laris, sebagaimana di jelaskan pada tabel
berikut, 5 Tabel 1.3 Penjualan Produk Toyota Avanza di Lamongan Tahun 2009 -
2013 Tahun Jumlah Penjualan 2009 79 2010 103 2011 147 2012 218 2013 235 Jumlah
782 Sumber: Data Auto 2000, Dll, Lamongan (data di olah) Pada Tabel di atas
menunjukan sirkulasi kenaikan terhadap penjualan Produk Mobil Toyota Avanza di
kota lamongan Kenaikan cukup tinggi.hingga dari data di atas dapat di ketahui
total penjualan Mobil Toyota Avanza di Kota Lamongan 5 tahun terakhir mencapai
782 unit.
Komunikasi pemasaran memegang peranan yang sangat penting bagi
pemasar. Tanpa komunikasi, konsumen maupun masyarakat secara keseluruhan tidak
akan mengetahui keberadaan produk di pasar. Komunikasi pemasaran ini merupakan
sarana yang digunakan perusahaan-perusahaan dalam upaya untuk menginformasikan,
membujuk, dan mengingatkan konsumen-langsung atau tidak langsung- tentang
produk dan merek yang mereka jual. Dalam pengertian tertentu, komunikasi
pemasaran terpadu menggambarkan ”suara” merek dan merupakan sarana yang dapat
digunakan untuk membangun dialog dan membangun hubungan dengan konsumen. 6
Komunikasi pemasaran terpadu membentuk banyak fungsi bagi konsumen. Konsumen
dapat diberitahu atau ditunjuk bagaimana dan mengapa sebuah produk digunakan,
oleh orang seperti apa, dan dimana serta kapan; konsumen dapat belajar tentang
siapa yang membuat produk dan apa yang dipertahankan perusahaan dan merek;
konsumen dapat diberikan satu intensif atau imbalan untuk percobaan atau
penggunaan. Komunikasi pemasaran memungkinkan perusahaan menghubungkan
merek-merek mereka dengan orang lain, tempat, acara khusus, pengalaman merek,
perasaan, dan barang. Komunikasi pemasaran dapat berkontribusi pada ekuitas
merek dengan membangun merek dalam ingatan dan menciptakan citra merek. (Kotler,2007
:204) Salah satu bentuk komunikasi pemasaran yang menarik untuk dibicarakan
adalah dengan menerapkan Integrated marketing communications (IMC) atau biasa
di sebut komunikasi pemasaran terpadu. Kehadiran IMC (Integrated marketing
communication selalu diperlukan untuk menjadi solusi bagi permasalahan
komunikasi di dalam pemasaran, terutama untuk menjangkau sasaran yang semakin
individualistik, yang tidak lagi sekedar tersegmentasi dalam masyarakat luas.
IMC menjadi suatu konsep juga suatu proses analisis terpadu yang memiliki sifat
untuk mengantisipasi karakter konsumen yang semakin personal dan memanfaatkan
banyak saluran media yang saling bersinergi, maka sinerginitas media ataupun
aktifitas komunikasi pemasaran akan menghasilkan dampak satu kesatuan yang
lebih kokoh. Dengan demikian sebelum menerapkan IMC, para pemasar perlu 7
mempertimbangkan berbagai aspek ekonomis, sosial, budaya, kebijakan publik dan
tekhnologi, termasuk kondisi pasar persaingan, peraturan, serta norma dan etika
yang berlaku, sehingga aktifitas komunikasi dalam pemasaran ini akan membuat
pesan –pesan tentang produk atau merek menjadi lebih relevan, kreatif serta
lebih etis. Menurut Terence A.Shimp dikutip oleh Dwi A Bhramantyo (2009:12) IMC
merupakan proses pengembangan dan implementasi berbagai bentuk program
komunikasi persuasifkepada pelanggan dan calon pelanggan secara berkelanjutan.
Tujuan IMC adalah mempengaruhi atau memberikan efek langsung kepada
perilaku khalayak sasaran yang dimilikinya. IMC menganggap seluruh sumber yang
dapat menghubungkan pelanggan atau calon pelanggan dengan produk atau jasa dari
suatu merek atau perusahanan, adalah jalur yang potensial untuk menyampaikan
pesan di masa datang. Lebih jauh lagi, IMC menggunakan semua bentuk komunikasi
yang relevan serta dapat diterima oleh pelanggan dan calon pelanggan. Dengan
kata lain, proses IMC berawal dari pelangan atau calon pelanggan kemudian
berbalik kepada perusahaan untuk menentukan dan mendefinisikan bentuk dan
metode yang perlu dikembangkan bagi program komunikasi yang persuasif. Dalam
bentuk komunikasi persuasif berikut, peneliti menjadikan bentuk dalam
komunikasi persuasive tersebut sebagai variable penelitian hal ini sesuai
dengan kenyataan yang terjadi dalam proses pengambilan keputusan pembelian
diantara komunikasi persuasive tersebut adalah; Iklan, Personal selling,
Promosi penjualan, Penjualan Langsung, Public Relation, dan Word of 8 mouth,
keenam bentuk komunikasi persuasive tersebut memiliki hubungan atau
kesinambungan yang erat terhadap keputusan pembelian Mobil Toyota Avanza di
Kota Lamongan sehingga peneliti tertarik untuk menjadikan sebagai variable
dalam penelitian. IMC dinilai cukup efektif untuk mempengaruhi masyarakat dalam
mengambil keputusan pembelian hal ini terbukti dengan wawancara sementara yang
dilakukan untuk mendapatkan data sementara sebelum melakukan penelitian. Adapun
wawancara yang dilakukan pada Juni 2014 dengan beberapa pembeli Mobil Toyota
Avanza di Lamongan:, 1. Said Hidayatullah (pegawai BRI di kota Lamongan)
berkata,”Saya memilih membeli mobil Toyota Avanza karena mendapat informasi
dari sahabat kantor disaat saya bingung menentukan pilihan tentang mobil apa
yang hendak saya beli.” 2. Wawan (Karyawan Kharisma Motor) berkata,” banyak
teman-teman saya yang memlih mobil toyota avanza sebagai kendaraan pribadi, ini
mempengaruhi saya dalam menentukan pilihan untuk membeli mobil toyota,
disamping itu factor Iklan menjadi referensi saya untuk menentukan pilihan. 3.
Bungnaim (Polisi) berkata,“saya membeli Toyota Avanza karena banyaknya informasi
yang saya terima dari Iklan, Pameran, dan sales tentang mobil Toyota Avanza.
Berdasarkan hasil wawancara sementara dari tiga responden diatas terdapat
fenomena IMC yang terjadi dengan melibatkan komunikasi antara pembeli kepada
calon pembeli yang kemudian dapat mempengaruhi keputusan 9 pembelian hal ini
dapat disimpulkan bahwa pengaruh IMC cukup besar dalam pengambilan keputusan
pembelian Mobil Toyota Avanza di kota Lamongan, kebiasaan seseorang
berinteraksi dan berbicara satu sama lain menjadikan fenomena IMC ini sangat
sering terjadi dalam kehidupan sehari hari yang kemudian menjadi salah satu
referensi dalam pengambilan sebuah keputusan pembelian.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apakah Integrated
marketing communication (IMC) berpengaruh secara simultan terhadap keputusan
pembelian Mobil Toyota Avanza di Lamongan.
2. Apakah Integrated
marketing communication (IMC) berpengaruh secara parsial terhadap keputusan
pembelian Mobil Toyota Avanza di Lamongan.
3. Variabel mana yang berpengaruh dominan terhadap keputusan
pembelian di Mobil Toyota Avanza di Lamongan.
1.3. Tujuan penelitian
1. Untuk mengetahui pengaruh
simultan Integrated marketing communication (IMC) terhadap keputusan pembelian
Mobil Toyota Avanza di Lamongan?
2. Untuk mengetahui pengaruh parsial Integrated marketing
communication (IMC) terhadap keputusan pembelian Mobil Toyota Avanza di
Lamongan?
3. Untuk mengetahui variabel Integrated marketing communication
(IMC) yang berpengaruh dominan terhadap keputusan pembelian Mobil Toyota Avanza
di Lamongan?
1.4. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini
diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Bagi penulis, yaitu
memperoleh pengetahuan dan pengalaman melalui penelitian ini mengenai pengaruh
Integrated marketing communication (IMC) terhadap keputusan pembelian mobil
Toyota avanza.
2. Bagi perusahaan, yaitu diharapkan dapat memberikan masukan dan
pertimbangan untuk dapat melakukan strategi pemasaran (promosi) dengan
maksimal. 3. Bagi pihak lain, yaitu diharapkan dapat menjadi bahan referensi
dalam penelitian-penelitian pengaruh Integrated marketing communication (IMC).
1.5.
Batasan Penelitian Peneliti memberi batasan pad penelitian ini bahwa data yang
di jadikan rujukan dalam penelitian ini adalah 5 tahun terakhir penjualan Mobil
Toyota Avanza di Kota Lamongan
Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Manajemen :Pengaruh Integrated Marketing Communication (IMC) terhadap keputusan pembelian mobil Toyota Avanza di Kota Lamongan. Untuk Mendownload skripsi ini silakan klik link dibawah ini
No comments:
Post a Comment