Jasa Pembuatan Skripsi

Jasa Pembuatan Skripsi
Jasa Pembuatan Skripsi

Sunday, April 9, 2017

Jasa Buat Skripsi: download Skripsi akutansi:Analisis penerapan standar akuntansi keuangan entitas tanpa akuntabilitas publik (Sak Etap) pada usaha mikro kecil dan menengah (UMKM): Studi kasus pada Tria’s Cake & Bakery di Blitar

Abstract

INDONESIA:
UMKM dihadapkan pada terbatasnya akses pada sumberdaya produktif, terutama permodalan, teknologi, informasi, dan pasar karena tidak adanya informasi yang dapat digunakan oleh manajemen, calon investor maupun kreditur dalam menilai perkembangan UMKM dengan akuntansi yang memadai maka pengusaha UMKM dapat memenuhi persyaratan dalam pengajuan kredit. Namun pelaksanaan pembukuan tersebut merupakan hal yang sulit bagi UMKM karena keterbatasan pengetahuan mengenai akuntansi, rumitnya proses akuntansi, dan anggapan bahwa laporan keuangan bukanlah hal yang penting bagi UMKM. Salah satu standar akuntansi, yaitu SAK ETAP merupakan standar keuangan yang ditetapkan untuk mempermudah UMKM menyusun dan menyajikan laporan keuangan yang lebih informatif dengan tujuan memberi kemudahan bagi investor maupun kreditor untuk memberikan bantuan pembiayaan kepada UMKM dalam hal ini Tria’s Cake & Bakery.
Data yang akan digunakan untuk menganalisa dan mengevaluasi data yang digunakan dalam penelitian ini berhubungan dengan penerapan SAK ETAP pada laporan keuangan diperoleh dengan teknik pengumpulan data observasi, dokumentasi, wawancara dan studi pustaka dengan metode penelitian deskriptif kualitatif.
Hasil penelitian pada Tria’s Cake & Bakery menunjukkan bahwa laporan keuangan yang digunakan masih menggunakan single entry atau masih menggunakan pembukuan dengan metode pencatatan cash basis. Sehingga dalam pelaksanaannya terdapat banyak kesalahan dalam pencatatan keuangannya.
Pengakuan pendapatan yang seharusnya dicatat dalam akun pendapatan, dicatat menjadi akun kas yang menyebabkan laporan laba ruginya mengalami kerugian. Begitu juga dalam pengakuan modal, Tria’s Cake & Bakery tidak mencatat akun modalnya. Laporan keuangan yang digunakan Tria’s Cake & Bakery belum sesuai dengan SAK ETAP
ENGLISH:
UMKM are faced with limited access to the productive resources, especially capital, technology, information, and markets. It caused by there is an absence of information that can be used by management, investors and creditors in assessing the UMKM development with adequate accounting. Then it is expected that UMKM can meet the requirements in the credit application. However, due to the limited knowledge of accounting, the complexity of the accounting process, and the assumption that the financial statements is not important for UMKM make the bookkeeping is such difficult. One of accounting standards, SAK ETAP is a set of financial standards to facilitate UMKM in prepare and present more informative financial statements in order to provide convenience for investors and creditors to provide financial assistance to UMKM in this case Tria's Cake & Bakery.
The data that used to analyze and evaluate the research data relates to the implementation of SAK ETAP in financial statements. The researcher obtains it by the observation data collection techniques, documentation, interviews and literature study with descriptive and qualitative research methods.

The results of this research on Tria's Cake & Bakery indicate that the financial statements used are still using single entry bookkeeping or still using the cash basis method of recording. So that in practice there are many errors in recording its finances. Revenue recognition which should be recorded in the income account, are recorded into a cash account which led to profit or harm suffered losses. Likewise, in recognition of the capital, Tria's Cake & Bakery did not record its capital account. The financial statements used Tria's Cake & Bakery is not in accordance with SAK ETAP.

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
 Potensi yang besar dari UMKM sering terkendala masalah permodalan untuk mengembangkan usaha (Rudiantoro & Siregar, 2012). Jika UMKM tidak melakukan inovasi dan pengembangan usahanya, maka bisa jadi banyak pelaku UMKM yang tidak bisa melanjutkan usahanya. Bagi perusahaan yang akan memenangkan persaingan dalam segmen pasar, maka dia harus mencapai titik kualitas dalam segala aspek. Tentunya tidak hanya memperhatikan produk yang berkualitas saja, namun yang lebih murah dan memiliki pelayanan yang lebih baik akan menjadi incaran para konsumen (Andang, 2013). Sebagian besar UMKM hanya menggunakan dana (modal) pribadi dalam menjalanakan usahanya dan tidak ada pemisahan antara uang pribadi dengan uang perusahaan, padahal untuk mengembangkan sebuah usaha menjadi lebih baik dibutuhkan dana yang cukup besar dan pemisahan antara uang pribadi dengan uang perusahaan (Tuti & Dwijayanti, 2015). Alasan UMKM tidak menggunakan dana atau modal dari pemberi kredit yaitu skala usaha yang masih kecil dan lama usaha yang masih baru (1-3 tahun), alasan lainnya yaitu rumitnya persyaratan yang diberikan oleh pihak pemberi kredit, salah satu syaratnya yaitu laporan keuangan UMKM yang mencerminkan keadaan perusahaan yang sesungguhnya (Kuncoro, 2013). 2 Akan tetapi, banyak UMKM yang tidak menyediakan atau menyusun laporan keuangan dalam usahanya, penyebabnya yaitu UMKM terlalu fokus pada proses produksi dan operasionalnya, sehingga tidak memperhatikan pencatatan atau pembukuan (Tuti & Dwijayanti, 2015).
 Selain itu UMKM juga dihadapkan pada terbatasnya akses pada sumberdaya produktif, terutama permodalan, teknologi, informasi, dan pasar karena tidak adanya informasi yang dapat digunakan oleh manajemen, calon investor maupun kreditur dalam menilai perkembangan UMKM (Atmadja & Sinarwati, 2014). Akuntansi yang memadai bagi pengusaha UMKM dapat memenuhi persyaratan dalam pengajuan kredit, seperti pembuatan laporan keuangan (Warsono, 2012). Namun pelaksanaan pembukuan tersebut merupakan hal yang sulit bagi UMKM karena keterbatasan pengetahuan mengenai akuntansi, rumitnya proses akuntansi, dan anggapan bahwa laporan keuangan bukanlah hal yang penting bagi UMKM (Said, 2012). Salah satu standar akuntansi, yaitu SAK ETAP merupakan standar keuangan yang ditetapkan untuk mempermudah UMKM menyusun dan menyajikan laporan keuangan yang lebih informatif dengan tujuan memberi kemudahan bagi investor maupun kreditor untuk memberikan bentuan pembiayaan kepada UMKM (Atmadja & Sinarwati, 2014). Sektor UMKM yang ada di Kota Blitar ini menjadi salah satu sektor penyumbang terbesar dalam Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Meskipun sumbangannya dalam PDRB hanya sebesar 9,34%, namun jika dilihat dari sisi penyerapan tenaga kerjanya sektor UMKM ini merupakan 3 sektor yang paling utama, sekitar 35,6% dalam hal penyerapan tenaga kerjanya (BPS, 2015). Sumber:
Diolah peneliti Gambar di atas merupakan rincian dari banyaknya jenis usaha yang ada di Kota Blitar, antara lain: Transportasi sebanyak 1.363, perdagangan perhotelan dan restoran 11.861, konstruksi 136, listrik gas dan air 0, industri pengolahan 1.896, pertambangan dan penggalian 12, pertanian 2.944, jasa-jasa 2.985, keuangan 94. Tria’s Cake & Bakery dalam hal ini termasuk kedalam jenis udaha perdagangan, perhotelan, dan restoran dengan jumlah 11.861. Usaha ini termasuk yang terbesar di antara usaha yang lain, sehingga membuat penulis tertarik untuk meneliti tentang UMKM yang ada di Kota Blitar ini. Dengan usaha yang terbesar ini apakah UMKM yang ada di Kota Blitar sudah menerapkan SAK ETAP kedalam laporannya ataukah belum. Pertanian; 2.944 Pertambangan dan penggalian; 12 Industri Pengolahan; 1.896 Listrik, gas dan air; - Konstruksi; 136 Perdagangan perhotelan dan restoran; 11.861 Transportasi; 1.363 Keuangan; 94 Jasa-jasa; 2.985 Gambar 1.1 Jumlah Bidang Usaha Di Kota Blitar 4 Berdasarkan observasi dan wawancara pada pemilik Tria’s Cake & Bakery, usaha ini sudah berdiri selama 14 tahun dan mereka berencana untuk memajukan usahanya demi bisa bersaing dengan pengusaha cake & bakery yang lain. Penjualan selama tahun 2013 sebesar Rp.277.256.000, pada 2014 Rp.301.572.000 meningkat sebesar 1,087%, dan pada 2015 penjualannya sebesar Rp.332.748.000 meningkat sebesar 1,103%. Dengan penjualan yang terus meningkat mereka berencana untuk mengajukan kredit modal usaha ke bank. Maka dari itu, laporan keuangan menjadi salah satu komponen mutlak yang harus dimiliki oleh UMKM seperti Tria’s Cake & Bakery, jika ingin mengembangkan usahanya.
Penelitian yang sudah dilakukan oleh beberapa peneliti terdahulu tentang SAK ETAP terdapat beberapa perbedaan, antara lain: Tanugraha (2012) dalam penelitiannya tentang evaluasi penerapan SAK ETAP pada PT. Tunas Dwipa Matra (TDMN), didapatkan bahwa laporan keuangan PT Tunas Dwipa Marta sudah sesuai dengan SAK ETAP. Evy (2014) dalam penelitiannya pada PT. Gading Sakti menara Mas Lubuk Linggau didapat perlakuan aset tetap perusahaannya belum sesuai dengan standar yang ada. Mulyani (2013) dalam penelitiannya pada Koperasi Mandiri Jaya Tanjung Pinang dan Koperasi Karyawan Plaza Hotel Tanjung Pinang menyatakan bahwa penyajian laporan keuangannya masih tidak sesuai dengan SAK ETAP. Hapsari (2013) dalam penelitiannya pada CV. Sapta Putra Mekar, laporan keuangannya belum sesuai dengan SAK ETAP, karena CV. Sapta Putra Mekar hanya membuat laporan laba ruginya saja. Rina (2014) dalam penelitiannya 5 Analisis Penyusunan Laporan Laba Rugi dan Neraca Berdasarkan SAK ETAP pada UD. Andy Putera, laporan keuangannya tidak sesuai dengan SAK ETAP.
Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti mengambil judul “ANALISIS PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK (SAK ETAP) PADA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) (studi kasus pada Tria’s Cake & Bakery di Blitar)”.
1.2 Rumusan masalah
 1. Bagaimana penerapan SAK ETAP dalam penyajian laporan keuangan pada Tria’s Cake & Bakery ?
2. Apa saja kendala – kendala yang dihadapi dalam penerapan SAK ETAP pada UMKM Tria’s Cake & Bakery ?

1.3 Tujuan penelitian
1. Untuk mengetahui penerapan SAK ETAP dalam penyajian laporan keuangan pada Tria’s Cake & Bakery
2. Untuk mengetahui kendala – kendala yang yang dihadapi dalam penerapan SAK ETAP pada UMKM Tria’s Cake & Bakery
1.4 Manfaat penelitian
 1. Peneliti Dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagaimana cara menerapkan SAK ETAP dalam penyusunan laporan keuangan dalam hal ini pada UMKM
 2. UMKM dapat dijadikan acuan dalam penerapan SAK ETAP untuk penyusunan laporan keuangan agar semakin baik untuk perkembangan UMKM selanjutnya
 3. Penelitian selanjutnya

Diharapkan dapat digunakan sebagai acuan bagi peneliti selanjutnya untuk penelitan berikutnya di masa yang akan datang.
Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Akutansi : Analisis penerapan standar akuntansi keuangan entitas tanpa akuntabilitas publik (Sak Etap) pada usaha mikro kecil dan menengah (UMKM): Studi kasus pada Tria’s Cake & Bakery di Blitar .Untuk Mendownload skripsi ini silakan klik link dibawah ini


Artikel Terkait:

No comments:

Post a Comment