Jasa Pembuatan Skripsi

Jasa Pembuatan Skripsi
Jasa Pembuatan Skripsi

Saturday, April 8, 2017

Jasa Buat Skripsi: download Skripsi akutansi:Pengaruh book tax di references dan arus kas terhadap pertumbuhan laba: Studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2013

Abstract

INDONESIA:
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh hasil empiris tentang pengaruh book tax differences dan arus kas terhadap pertumbuhan laba. Variabel independen dalam penelitian ini antara lain book tax differences yang diproksikan menjadi beda permanen dan beda temporer, serta arus kas. Variabel kontrol yang digunakan adalah Return On Assets (ROA) dan ukuran perusahaan. Sedangkan variabel dependennya adalah pertumbuhan laba.
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2011-2013. Metode pemilihan sampel menggunakan metode purposive sampling dan didapatkan sampel sebanyak 27 perusahaan. Metode analisis dalam penelitian ini adalah regresi berganda dengan analisis Ordinary Least Square (OLS).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa beda permanen dan beda temporer dari book tax differences serta arus kas berpengaruh positif terhadap pertumbuhan laba perusahaan. Variabel kontrol yaitu ROA dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba.
ENGLISH:
This study aimed to obtain empirical results about the influence of book tax differences and cash flow toward the profit growth. Independent variables in this study were book tax differences which were proxied to be permanent differences and temporary differences, as well as the cash flow. Control variables used are return on assets (ROA) and the size of the company. The dependent variable was earnings growth.
The population in this research are manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange (BEI) in year 2011-2013. Method of sample selection used was the purposive sampling method and obtained samples of 27 companies. This test was using SPSS V 21 for Windows.

The results showed that the permanent difference and temporary differences of the book tax differences have positive influence on the profit grouth of the company, while cash flow did not significantly influence the company's profit growth.

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
 Masalah Perusahaan dalam melaksanakan kegiatan usahanya akan menyusun laporan keuangan pada akhir periode akuntansi. Menurut PSAK no. 1 paragraf 7 tahun 2013 tentang Penyajian Laporan Keuangan, laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan dan hasil operasi perusahaan. Laporan keuangan tidak hanya digunakan perusahaan atau pihak manajemen tetapi juga digunakan oleh pihak-pihak lain seperti pemilik perusahaan, investor, kreditur, pemerintah, karyawan dan masyarakat. Investor misalnya, menggunakan laporan keuangan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan investasi yang berkaitan dengan keuangan perusahaan. Investor menggunakan informasi laba atau rugi dari laporan keuangan sebagai indikator berhasil atau tidaknya perusahaan dalam melaksanakan usahanya. Lewat laporan laba rugi, kreditur juga mempertimbangkan kelayakan kredit debitur, sedangkan pemerintah menggunakan laporan laba rugi sebagai dasar penetapan pajak yang nantinya akan disetorkan ke kas negara. Bagi pemerintah, laba yang dilaporkan perusahaan akan dijadikan acuan atau dasar dalam penetapan pajak perusahaan. Sering kali perusahaan membuat dua laporan keuangan berbeda, yaitu laporan keuangan yang digunakan oleh manajemen sendiri dan laporan yang digunaka untuk dasar penetapan pajak.
 Hal ini terjadi karena adanya perbedaan perlakuan pengakuan dalam perhitungan laba 2 menurut akuntansi dan menurut aturan perpajakan. Perbedaan peraturan tersebut akan mengakibatkan adanya perbedaan laba antara laba akuntansi atau laba komersial dengan laba menurut pajak atau laba fiskal, atau sering disebut dengan istilah book-tax differences. Menurut Poernomo dalam Lestari (2011), laba akuntansi adalah laba atau rugi bersih selama satu periode sebelum dikurangi beban pajak dihitung berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum dan lebih ditujukan untuk menilai kinerja ekonomi, laba fiskal adalah laba atau rugi selama satu periode yang dihitng berdasarkan peraturan perpajakan dan lebih ditujukan untuk menjadi dasar penghitungan PPh. Terjadinya perbedaan tadi menuntut wajib pajak untuk melakukan rekonsiliasi fiskal. Rekonsiliasi fiskal adalah mekanisme teknis yang dilakukan oleh wajib pajak ketika menghitung pajak menggunakan basis pembukuan (Kiswara, 2009:17).
Rekonsiliasi fiskal sebaiknya dilakukan oleh wajib pajak ketika menghitung besarnya pajak terutang pada akhir tahun. Apabila rekonsiliasi fiskal tidak dilakukan, perhitungan besarnya pajak terutang akan mengalami kesalahan karena banyak perbedaan ketentuan pengakuan atau cara perhitungan pada peraturan perpajakan. Dalam melakukan rekonsiliasi fiskal, dikenal istilah penyesuaian positif dan penyesuaian negatif. Penyesuaian positif mengakibatkan bertambahnya penghasilan komersial karena belum dihitungnya penghasilan tersebut dalam penghasilan komersial. Sedangkan untuk biaya, akan terjadi penyesuaian positif apabila biaya dalam perhitungan komersial berkurang, sehingga akan menambah 3 laba. Penyesuaian negatif merupakan kebalikan dari penyesuaian positif, dimana dengan penyesuaian negatif akan mengakibatkan berkurangnya laba. Laba komersial dan laba fiskal akan sama apabila perhitungan pajak yang dilakukan wajib pajak telah sesuai dan mempertimbangkan semua unsur dalam peraturan perpajakan. Namun hal ini sulit dilakukan karena berbedanya kepentingan antara pengusaha dengan pembuat kebijakan, yaitu pemerintah. Kepentingan manajemen dengan kepentingan pemerintah yang berkaitan dengan pajak akan sangat berbeda atau berkebalikan. Manajemen akan berusaha menekan pajak yang akan dibayarkan sekecil-kecilnya, sedangkan pemerintah menghendaki pajak yang diterima sesuai dengan yang seharusnya atau sesuai dengan keadaan sebenarnya. Manajemen perusahaan akan cenderung menampilkan kinerja keuangan perusahaan yang baik sehingga laporan keuangan komersial yang dijadikan dasar dalam melakukan rekonsiliasi fiskal sering kali tidak mencerminkan keadaan perusahaan yang sebenarnya. Dengan demikian, manajemen akan memberikan sebuah informasi akuntansi yaitu informasi pajak untuk disampaikan kepada pihak stakeholder mengenai book tax differences yang dimungkinkan dapat mempengaruhi pertumbuhan laba perusahaan satu periode kedepan (Saputro, 2011). Beberapa peneliti, baik diluar negeri ataupun di Indonesia telah melakukan penelitian kemungkinan book tax differences menjadi sumber informasi yang berguna bagi pengguna laporan keuangan. Wijayanti (2006) mengungkapkan bahwa book tax difference secara negatif berpengaruh signifikan terhadap persistensi laba akuntansi satu periode ke depan. Pendapat tersebut sama dengan 4 hasil penelitian yang diungkapkan oleh Asma (2013), bahwa perbedaan laba akuntansi dengan laba fiskal berpengaruh signifikan negatif terhadap persistensi laba.
Pendapat yang sama juga diungkapkan oleh Hasan, Hardi dan Purwanti (2014) yang menyatakan bahwa perbedaan laba akuntansi dan laba fiskal berpengaruh signifikan terhadap persistensi laba. Sedangkan Jumiati dan Ratnadi (2014) mengungkapkan hasil yang berbeda. Menurut mereka, book tax difference tidak memiliki pengaruh pada persistensi laba. Penelitian pengaruh book tax difference terhadap pertumbuhan laba juga banyak dilakukan. Jackson (2005) membuktikan bahwa book tax difference berpengaruh terhadap pertumbuhan laba dan mengandung informasi mengenai kinerja masa depan. Pendapat ini didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Saputro (2011), bahwa total book tax difference mampu memprediksi pertumbuhan laba satu periode ke depan. Hutabarat (2013) juga mengungkapkan bahwa book tax difference berpengaruh signifikan negatif terhadap pertumbuhan laba. Hasil penelitian-penelitian tersebut berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Lestari (2011), bahwa perbedaan permanen maupun perbedaan temporer dari book tax difference tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba. Hal yang sama diungkapkan oleh Oktafiani, Ethika dan Rahmawati (2013) serta Amelia, Zirman dan Diyanto (2014). Pertumbuhan laba adalah prosentase kenaikan laba yang diperoleh perusahaan (Saputro, 2011). Sedangkan persistensi laba adalah revisi laba yang diharapkan di masa mendatang yang tercermin dalam laba periode berjalan (Asma, 2013). Pemilihan variabel pertumbuhan laba dalam penelitian adalah 5 karena pertumbuhan laba merupakan parameter penilaian kinerja perusahaan. Sesuai dengan yang diungkapkan Brolin dan Rohman (2014) dalam penelitiannya, pertumbuhan laba yang diperoleh perusahaan merupakan tujuan perusahaan, jadi informasi yang berhubungan dengan laba akan digunakan stakeholder dalam pengambilan keputusan. Faktor lain yang mungkin mempengaruhi pertumbuhan laba adalah arus kas.
Tujuan utama suatu laporan arus kas adalah untuk menyediakan informasi relevan tentang penerimaan dan pembayaran kas atas suatu perusahaan selama suatu periode tertentu. Tujuannya adalah untuk membantu investor, kreditur dan pihak lainnya dalam analisis mereka atas kas (Hery, 2009:139). Tujuan yang hampir sama juga diungkapkan dalam PSAK no. 2 tahun 2013 yaitu memberikan informasi historis mengenai perubahan kas dan setara kas yang mengklasifikasi arus kas berdasarkan aktivitas operasi, investasi dan pendanaan (financing) selama satu periode. Informasi arus kas berguna untuk menilai kemampuan entitas dalam menghasilkan kas dan setara kas dan memungkinkan para pengguna mengembangkan model untuk menilai dan membandingkan nilai sekarang dari arus kas masa depan (future cash flows) dari berbagai entitas. Menurut Hery (2009:201), informasi arus kas dapat memberikan gambaran mengenai hasil kinerja perusahaan yang sesungguhnya selama periode tertentu. Dalam beberapa kasus, laba bersih tidak memberikan gambaran yang akurat mengenai hasil kinerja perusahaan sesungguhnya selama periode tertentu. Salah satu cerminan kinerja perusahaan adalah pertumbuhan laba. Perusahaan dengan pertumbuhan laba yang tinggi, laba bersih yang dihasilkan tidak menjamin 6 bahwa perusahaan tersebut memiliki uang kas yang cukup untuk memenuhi kebutuhan kas jangka pendeknya. Hal ini karena laporan laba rugi disusun atas dasar akrual, bukan kas, sehingga angka laba yang dihasilkan tidak identik dengan besarnya uang kas yang tersedia. Oleh karena itu, informasi arus kas mungkin bermanfaat dan memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan laba perusahaan karena laporan arus kas memberikan informasi apapun yang ingin diketahui mengenai kinerja perusahaan selama periode tertentu. Laporan arus kas juga dapat digunakan sebagai alat untuk menganalisis apakah rencana perusahaan dalam hal investasi dan pembiayaan telah berjalan sebagaimana mestinya (Hery, 2009:202).
Penelitian pengaruh arus kas terhadap persistensi laba dilakukan oleh Asma (2013), dan menghasilkan kesimpulan bahwa arus kas operasi berpengaruh signifikan positif terhadap persistensi laba. Amelia, Zirman dan Diyanto (2014) meneliti tentang pengaruh arus kas terhadap perubahan laba. Hasilnya menunjukkan bahwa arus kas berpengaruh positif terhadap perubahan laba.Dalam penelitian yang dilakukan Lestari (2011), arus kas operasi tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba. Oktafiani, Ethika dan Rahmawati (2013) menyatakan bahwa arus kas berpengaruh terhadap petumbuhan laba.Dalam penelitian ini, ingin menguji apakah arus kas memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan laba. Dalam penelitian ini juga digunakan variabel kontrol, yaitu Return On Assets (ROA) dan ukuran perusahaan (size). Variabel kontrol merupakan variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga pengaruh variabel independen 7 terhadap variabel dependen tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diamati di dalam penelitian ini. Menurut Dendawijaya (2003:120), ROA digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen dalam memperoleh laba secara keseluruhan. Semakin besar ROA, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai oleh perusahaan tersebut dan semakin baik pula posisi perusahaan tersebut dari segi penggunaan aset. ROA dipilih sebagai variabel kontrol dalam penelitian ini karena ROA diperkirakan akan mempengaruhi pertumbuhan laba. ROA merupakan salah satu rasio profitabilitas yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan total aset yang dimilikinya. ROA merupakan rasio antara perubahan laba sesudah pajak atau net income after tax terhadap total aset. Semakin besar ROA menunjukkan kinerja perusahaan semakin baik, karena return semakin besar. ROA juga merupakan perkalian antara faktor net income margin dengan perputaran aset. Net incomemargin menunjukkan kemampuan memperoleh perubahan laba dari setiap penjualan yang diciptakan oleh perusahaan, sedangkan perputaran aset menunjukkan seberapa jauh perusahaan mampu menciptakan penjualan dari asetyang dimilikinya. Apabila salah satu dari dari faktor tersebut meningkat (atau keduanya), maka ROA juga akan meningkat. Apabila ROA meningkat, berarti profitabilitas perusahaan meningkat, sehingga dampak akhirnya adalah peningkatan profitabilitas yang dinikmati oleh pemegang saham (Husnan, 1998:340). Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Saputro (2011), 8 menyatakan bahwa ROA mempengaruhi pertumbuhan laba. didukung dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Lestari (2011), Hutabarat (2013), Brolin dan Rohman (2014).
Penelitian-penelitian tersebut mengungkapkan hasil yang sama yaitu ROA mempengaruhi pertumbuhan laba. Sedangkan ukuran perusahaan atau size adalah suatu skala dimana dapat diklasifikasikan besar kecilnya suatu perusahaan dengan berbagai cara. Ukuran perusahaan dijadikan variabel kontrol karena Manzon dan Plesko dalam Martani dan Persada (2009) menyatakan bahwa ukuran perusahaan dapat memberikan efek noise di mana perusahaan dapat melakukan tax planning antara lain dengan cara investasi aktiva yang memberikan manfaat pajak secara efektif sehingga efek dari book tax difference menjadi agak bias. Menurut Lestari (2011), ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan laba. Hasil ini didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Saputro (2011), Hutabarat (2013) serta Brolin dan Rohman (2014). Dengan adanya hasil dari penelitian-penelitian sebelumnya maka peneliti melakukan pengujian kembali untuk meninjau hasil penelitian dalam mengidentifikasi pengaruh book tax differences dan aliran kas terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2011-2013. Pemilihan perusahaan manufaktur adalah karena perusahaan manufaktur tidak terkena PPh final. Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian ini mengambil judul “Pengaruh Book Tax Differences Dan Arus Kas Terhadap Pertumbuhan  Laba (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013)”.
1.2 Rumusan Masalah
 1. Apakah book tax differences berpengaruh terhadap pertumbuhan laba perusahaan?
2. Apakah aliran kas berpengaruh terhadap pertumbuhan laba perusahaan?
3. Apakah Return On Asset (ROA) sebagai variabel kontrol berpengaruh terhadap pertumbuhan laba perusahaan?
 4. Apakah ukuran perusahaan (size) sebagai variabel kontrol berpengaruh terhadap pertumbuhan laba perusahaan?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
 1.3.1 Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah, tujuan yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1. Menganalisis pengaruh book tax differences terhadap pertumbuhan laba perusahaan
2. Menganalisis pengaruh arus kas terhadap pertumbuhan laba perusahaa
3. Menganalisis pengaruh Return On Asset (ROA) sebagai variabel kontrol terhadap pertumbuhan laba perusahaan
4. Menganalisis pengaruh ukuran perusahaan (size) sebagai variabel kontrol terhadap pertumbuhan laba perusahaan
1.3.2 Manfaat Penelitian
‘Manfaat dilakukannya penelitian ini meliputi:
1.3.2.1 Manfaat Teoritis Manfaat teoritis dalam penelitian yang dilakukan ini adalah:
a. Memberikan wawasan dan kontribusi dalam pengembangan teori, khususnya yang berkaitan dengan pemahaman mengenai book tax difference dan arus kas serta pengaruhnya terhadap pertumbuhan laba.
b. Sebagai suatu pengaplikasian dari ilmu yang dimiliki penulis yang diperoleh selama mengikuti proses perkuliahan.
1.3.2.2 Manfaat Praktis Manfaat praktis dalam penelitian yang dilakukan ini adalah:
a. Bagi pihak manajemen Sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan keuangan dengan memaksimalkan laba dengan mempertimbangkan sisi perpajakan.
 b. Bagi pihak investor Sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi.
c. Bagi akademisi Sebagai tambahan pemahaman terkait book tax differences dan arus kas yang berhubungan dengan pertumbuhan laba suatu perusahaan.
 1.4 Batasan Penelitian

 Variabel book tax differences dalam penelitian ini diproksikan menjadi beda permanen dan beda temporer.
Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Akutansi : Pengaruh book tax di references dan arus kas terhadap pertumbuhan laba: Studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2013. .Untuk Mendownload skripsi ini silakan klik link dibawah ini


Artikel Terkait:

No comments:

Post a Comment