Abstract
INDONESIA:
Stres kerja adalah salah satu keadaan dimana seseorang mengalami gangguan pada pola pikir, emosi dan tingakat konsentrasi. Stres kerja sendiri merupakan salah satu penyebab keteledoran dan tingkat ketelitian karyawan yang dapat merugikan perusahaan. Kemudian Alfamidi merupakan perusahaan jenis minimarket atau swalayan yang menjual produk dengan berbagai jenis dan jumlah yang banyak jadi tidak menuntut kemungkinan karyawan pada alfamidi membutuhkan tingkat konsentrasi dan ketelitian yang cukup tinggi. Oleh karena itu peneliti memilih lokasi penelitian ini dilakukan pada Alfamidi cabang Tidar kota Malang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana stres kerja yang terjadi pada Alfamidi cabang Tidar dan Faktor-faktor apa saja yang perlu dipertimbangkan di Alfamidi itu sendiri.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan merupakan jenis penelitian korelasional orediktif, jumlah sampel sebanyak 30responden dengan teknik pengambilan sampel yaitu sample jenuh atau penelitian sensus. Lokasi penelitian ini dilakukan di Alfamidi cabang Tidar Kota malang. Metode pegumpulan data dilakukan dengan cara : Observasi, Dokumentasi dan Kuisioner. Teknik analisis data yang digunakan adalah Analisis Faktor.
Hasil penelitian menunjukan bahwasanya faktor yang sangat perlu dipertimbangkan pada karyawan Alfamidi cabang Tidar Kota Malang adalah faktor Tuntutan Fisik dan Iklim Organisasi yang memiliki 7 indikator yaitu : Bising, getaran, paparan, Hygiene, beban kerja berlebihan, kebudayaan dan keterlibatan karyawan dengan nilai Eigen Valuesebesar 5.053 dengan Varian 21.054%, kemudian faktor yang memiliki tingkat terendah adalah faktor tuntutan tugas dan keamanan pekerjaan yang memiliki 3 indikator yaitu : Kerja Shift, ketidak amanan pekerjaan dan ketaksaan peran dengan nilai Eigen Value sebesar 3.011dengan varian 12.545%.
ENGLISH:
The Work stress is one of the circumstances in which a person experiences interference on the mindset, emotions and Tertiary concentration. Work stress itself is one of the causes of negligence and the level of accuracy that can be detrimental to the company employees. Then Alfamidi is a kind of mini- companies or supermarkets that sell products with various types and amounts so it does not require a lot of possibilities for employees at Alfamidirequires a level of concentration and accuracy is quite high. Therefore, researchers choose the location of the research done on AlfamidiTidarbranch Malang. This study aims to determine how job stress that occurs in AlfamidicabangTidar and what factors to consider in Alfamidi itself.
This study used a quantitative approach and the type of predictive correlational study, the total sample of 30 respondents with a sampling technique that saturated sample or census research. Location of the study was conducted in AlfamidiTidarbranch Malang. The method of data collection is done by: Observation, Documentation and Questionnaires. The data analysis technique used is the Factor Analysis.
The results showed behold factor to consider is a factor in employee AlfamidiTidarbranch Malang Physical Demands and Organizational Climate which has seven indicators are: Noise, vibration, exposure, hygiene, excessive workload, culture and employee engagement with Eigen value Value for 5053 with 21 054 Variant %, then the factor that has the lowest level are the factors task demands and job security that has three indicators, namely: Shift work, job insecurity and role ambiguity with Eigen value value for 3.011 with 12 545% variance.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Kekayaan yang paling utama bagi setiap bangsa
adalah sumber daya manusia. Nuansa pembangunan di masa mendatang terletak pada
pembangunan sumber daya manusia, dimana filosofi pembangunan bangsa sudah lama
menempatkan manusia sebagai subyek dan bukan obyek pembangunan. Sumber daya
manusia sangatlah penting bagi perusahaan bahkan bisa dikatakan dapat menjadi
tulang rusuk sebuah perusahaan dalam mengelola, mengatur dan memanfaatkan
karyawan sehingga dapat bekerja secara produktif.Akan tetapi memang banyak
sekali masalah yang dihadapi oleh Sumber Daya Manusia itu sendiri, salah satu
adalah mengalami stres kerja. Menurut Nunuk Ardiyani, (1996:363), dampak stres
kerja banyak dan bervariasi.Dampak positif dari stres kerja diantaranya
motifasi pribadi, rangsangan untuk bekerja lebih keras, dan meningkatnya
inspirasi hidup yang lebih baik.Meskipun demikian, banyak efek yang menganggu
dan potensial berbahaya. Stres kerja dapat berakibat positif (eustress) yang
diperlukan untuk menghasilkan prestasi yang tinggi, namun pada umumnya stres
kerja lebih banyak merugikan diri karyawan maupun perusahaan (Munandar,
2008:374). Dampak negative yang ditimbulkan oleh stres kerja dapat berupa
gejala fisiologis, psikologis, dan perilaku (Robbins, 2007:800). Gejala fisiologis
mengarah pada perubahan metabolisme, meningkatkan tekanan darah, menimbulkan
sakit kepala, dan menyebabkan serangan jantung sebagai akibat dari
stres.Ditinjau dari gejala psikologis, stres dapat menyebabkan
ketidakpuasan.Stres yang berkaitan dengan pekerjaan dapat menimbulkan
ketidakpuasan yang berkaitan dengan pekerjaan, karena itulah “dampak psikologis
yang paling sederhana dan paling jelas” dari stres itu.Namun, stres muncul
dalam keadaan psikologis lain, misalnya ketegangan, kecemasan, mudah marah,
kebosanan, dan suka menunda-nunda. Terbukti bahwa bila orang ditempatkan dalam
pekerjaan yang mempunyai tuntutan ganda dan berkonflik atau di tempat yang
tidak ada kejelasan mengenai tugas, wewenang, dan tanggungjawab pemikul
pekerjaan, stres dan ketidakpuasan akan meningkat. Sama halnya, makin sedikit
kendali yang dipegang orang atas kecepatan kerja mereka, makin besar stres
kerja yang dialami. Stres kerja merupakan fenomena yang mempengaruhi karyawan
secara berbeda, di dalam konteks kerja yang berbeda. Mempelajari stres kerja di
konteks yang berbeda akan memberikan pengertian yang mendalam terhadap fenomena
tersebut sebagai suatu keseluruhan dan bagaimana untuk meminimalisir pengaruh
negatif terhadap produktivitas karyawan, kepuasan, dan komitmen kerja karyawan
(Michael et. al, 2009: 266). Stres kerja yang dialami oleh karyawan pria dan
wanita bisa jadi berbeda. Menurut Munandar (2008: 398), stres ditentukan pula
oleh individunya sendiri.Reaksi-reaksi psikologis, fisiologis dan/atau dalam
bentuk perilaku terhadap stres adalah hasil dari interaksi situasi dengan
individunya, mencakup ciri-ciri kepribadian yang khusus dan pola-pola perilaku
yang didasarkan pada sikap, kebutuhan, nilai-nilai, pengalaman lalu, keadaan
kehidupan, dan kecakapan. Tuntutan peran ganda umumnya dialami oleh wanita yang
melibatkan diri dalam lingkungan organisasi, yaitu sebagai wanita karir dan ibu
rumah tangga sehingga lebih rentan mengalami stres yang dapat menyebabkan
penderitaan psikis berupa kecemasan dibandingkan dengan pria.Tuntutan
pekerjaan, rumah tangga, dan ekonomi keluarga sangat berpotensi menyebabkan
wanita karir rentan mengalami stres. Menurut Seyle,1976, dalam Munandar,
2006:371, stres adalah keadaan didalam karakteristik mahluk hidup dengan
sindrom adaptasi umum. Dengan kata lain, respon non spesifik dari tubuh
terhadap permintaan yang dibuat untuk itu. Sumber stres yang menyebabkan
seseorang tidak berfungsi secara obtimal, atau yang menyebabkan seseorang jatuh
sakit, tidak hanya datang dari satu macam pembangkit stres, tetapi datang dari
berbagai macam pembangkit stres, dan sebaian besar dari waktu manusia bekerja
karena lingkungan pekerjaan mempunyai pengaruh yang sangat besar pada kesehatan
pekerja (Ferdy, 2010 dalam Lutfiyah 2011:4). Namun berhadapan dengan satu stressor
tidak akan mengakibatkan gangguan pada psikologis maupun fisiologis. Faktor
kunci stres adalah persepsi seseorang dan penilaian terhadap situasi dan
kemampuannya untuk menghadapi atau mengambil manfaat dari situasi yang dihadapi
(Diana, 1991, dalam Widyasari, 2011:24) Berbagai teori diatas dapat disimpulkan
bahwasannya stres kerja merupakan masalah yang senantiasa menimpa para karyawan
dalam semua bagian. Stres itu sendiri terdapat stres kerja yang positif dan ada
pula stres kerja yang negative akan tetapi dalam ruang lingkup kehidaupan nyata
sering kali stres kerja yang negatiflah yang paling sering dihadapi oleh
karyawan yang mengakibatkan produktifitas kerja karyawanpun menjadi menurun dan
prosentase kelalaian akan meningkat. Kemudian stres kerja pada wanita karir
sangat rentan terjadi, yang diakibatkan oleh masalah rumahtangga yang
berpengaruh pula pada lingkungan kerja. Dewasa ini banyak sekali wanita/ibu
rumah tangga yang masih bekerja di sebuah perusahaan yang sehingga wanita
tersebut rentan sekali terhadap masalah yang dihadapinya, yang mengakibatkan
stres kerja yang berbau negative akan muncul.
Peneliti memilih Alfamidi sebagai
objek penelitian.Alfamidi sendiri adalah jaringan toko swalayan yang memiliki
banyak cabang di Indonesia.Gerai ini umumnya menjual berbagai produk makanan,
minuman dan barang kebutuhan hidup lainnya.Lebih dari 200 produk makanan dan
barang kebutuhan hidup lainnya tersedia dengan harga bersaing, memenuhi
kebutuhan konsumen sehari-hari.Jadi bagi karyawan yang bekerja didalam alfamidi
harus membutuhkan tenaga dan ketelitian yang kuat. Alfamidi sendiri mempunyai
berbagai macam bagian karyawan seperti: Manajer yang memegang seluruh unit yang
berada di satu kawasan, jadi manajer disini tidak hanya memegang satu tempat
melainkan berbagai tempat dalam satu kawasan, kemudian Koordinasi wilayah
(korwil) adalah memegang beberapa unit yaitu sekitar 7 unit Alfamidi pada satu
kawasan, kemudian adalah bagian Kepala toko yang bertanggung jawab dalam satu
toko atau unit Alfamidi, kepala toko ini berperan mengatur dan mengontrol
disetiap unit, kemudain adalah bagian Staf yang berperan memegang berbagai
bagian dalam toko, yang terakhir adalah pramuniaga dan kasir yang berperan
dalam tugas-tugas dalam toko. Selain itu pada kegiatan kerja yang dilakukan
oleh karyawan khususnya bagian kasir juga akan menguras waktu istirahat mereka
yang secra otomatis akan memicu munculnya stres kerja itu sendiri. Dari
berbagai macam sebabsebab munculnya stres kerja pada Alfamidi diatas masih
banyak sekali sebab lain yang nantinya akan di teliti lebih lanjut dalam
kegiatan penelitian yang akan dilakukan. Pada dasarnya meskipun teori
mengatakan bahwasannya stres kerja dapat berdampak positif dan negative namun
menurut kenyataan yang ada bahwasannya stres kerja akan lebih banyak berdampak
negatifnya dibandingkan dengan dampak posotif bagi karyawan maupun bai
perusahaan.
Dari observasi atau survey yang
dilakukan peneliti kepada saudari Wiwin witdyanningsih selaku salah satu kasir
pada Alfamidi Cabang Tidar mendapatkan beberapa hasil yang menyatakan bahwa
pada Alfamidi sendiri muncul beberapa gejala pada karyawan khususnya bagian
kasir yang menunjukkan adanya stres kerja dan hampir semua stres kerja yang
dialami berdampak negative baik bagi karyawan maupun perusahaan, alasannya
adalah jika karyawan mengalami stres kerja maka tingkat konsentrasi karyawan
akan berkurang atau menurun dan dengan demikian secara otomatis perusahaan juga
akan mengalami kerugian dikarenakan seringnya keteledoran yang dialami karyawan
karena diakibatkan stres kerja. Dari hasil observasi itu menambah rasa
penasaran peneliti untuk meneliti lebih lanjut akan stres kerja yang memang
sudah menjadi tujuan awal penelti. Selain itu menururt Dyah retno safitri
selaku karyawan bagian kasir lainnya mengatakan bahwasannya stres kerja dengan
kasir sulit dipisahkan satu sama lain karena banyak sebab, mulai dari beban
kerja dan juga masalah-masalah lain yang terlalu banyak yang berdampak adanya
stres kerja. Dari stres kerja yang diterangkan pada teori-teori Nunuk Ardiyani,
(1996:363), dan pendapat para ahli ternyata ada ketimpangan yang tidak sesuai
dengan kehidupan nyata yaitu pada teori mengatakan bahwasannya sters kerja akan
berdampak positif dan negative namun dengan obsrvasi yang dilakukan pada
Alfamidi Cabang tidar malang stres kerja hanya berdampak negative, baik untuk
karyawan itu sendiri maupun terhadap perusahaan. Stres kerja itu sendiri akan
mempengaruhi pikiran dan daya ingat karyawan sehingga akan sering terjadi
kesalahan dan tidak menuntut kemungkinan kesalahan itu akan berdampak fatal
terhadap perusahaan. Bertumpu pada pembahasan diatas penulis tertarik menyusun
tugas akhir (Skribsi) yang berjudul “ANALISIS STRES KERJA DAN FAKTORFAKTOR YANG
MEMPENGARUHI PADA KARYAWAN ALFAMIDI CABANG TIDAR KOTA MALANG”
1.2 Rumusan masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini sebagai
berikut:
1. Bagaimana terjadinya stres kerja
karyawan Alfamidi Cabang Tidar Kota Malang?
2. Faktor-faktor apa saja yang
paling dipertimbangkan pada karyawan Alfamidi Cabang Tidar Kota Malang?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui bagaimana
terjadinya stres kerja karyawan Alfamidi Cabang Tidar Kota Malang.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor
stres kerja apa saja yang paling dipertimbangkan pada karyawan Alfamidi Cabang
Tidar Kota Malang.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Manfaat Bagi Peneliti : Penelitian ini di
harapkan selain menambah wawasan khususnya di bidang Stres kerja juga di
harapakan dapat menjadi pengetahuan tambahan yang kelak akan dipergunakan dalam
menyelesaikan masalah dalam sebuah perusahaan. 2. Manfaat Bagi Pihak Akademis
(Universitas Islam Negeri Malang): Diharapkan dapat memberikan tambahan wawasan
keilmuaan dan pengetahuan di masa mendatang dan memberikan kontribusi positif
terhadap pihak akademis.
3. Manfaat Bagi Pihak Instansi: diharakan
dapat memberikan bahan pertimbangan untuk memperbaiki kearah yang lebih baik
dalam penanganan memperlakukan karyawan. Dan menjauhkan karyawan pada stres
kerja yang dapat merugikan perusahaan.
Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Manajemen :Analisis stres kerja dan faktor- faktor yang mempengaruhi pada karyawan Alfamidi cabang Tidar Kota Malang. Untuk Mendownload skripsi ini silakan klik link dibawah ini
No comments:
Post a Comment