Abstract
INDONESIA:
Setiap peristiwa baik peristiwa ekonomi maupun politik memiliki kandungan informasi yang berpengaruh terhadap harga saham. Peristiwa ekonomi akan memberikan dampak lebih besar dari pada peristiwa politik. Salah satu peristiwa ekonomi yang memiliki kandungan informasi yang mempengaruhi pergerakan saham BEI adalah pengumuman Stimulus The Fed 19 September 2013. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui reaksi pasar terhadap peristiwa pengumuman Stimulus The Fed yang ditunjukan dengan adanya Abnormal Return dan Trading Volume Activity pada perusahaan LQ 45.
Penelitian ini menggunakan data sekunder dengan menggunakan sampel sebanyak 45 perusahaan yang tergabung dalam kelompok LQ 45. Model yang digunakan untuk menghitung actual ritern adalah Market Adjusted Model. Sedangkan alat analisis yang digunakan adalah uji normalitas, One Sample t-Test, dan Paired Sample t-Test dengan catatan data yang digunakan memiliki distribusi yang normal.
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis menggunakan One Sample t-Test, penelitian ini menemukan fakta bahwa peristiwa pengumuman stimulus The Fed 19 september 2013 berpengaruh terhadap pasar saham dengan ditunjukan adanya abnormal return dan trading volume activity yang signifikan pada hari-hari tertentu selama masa pengamatan. Sedangkan hasil pengujian hipotesis kedua menggunakan paired sample t-Test terhadap rata-rata abnormal return dan trading volume activity periode sebelum dan sesudah peristiwa menunjukan adanya perubahan yang signifikan hanya terdapat pada abnormal return, Sedangkan trading volume activity tidak ditemukan adanya perbedaan rata-rata sebelum dan sesudah peristiwa yang cukup signifikan. Hasil penelitian ini menunjukan adanya kandungan informasi yang diserap oleh pelaku pasar yang mempengaruhi keputusan investasi pada hari-hari tertentu selama periode pengamatan.
ENGLISH:
Each event both economic and political event have an effect on the information content of stock prices. Economic events will have a greater impact than the political event. One of the economic event that contain information that affects the movement of the stock IDX is the Fed's stimulus announcement 19 September 2013. The purpose of this study is to investigate the market reaction to the Fed's stimulus announcement event is shown by the existence Abnormal Return and Trading Volume Activity on the company LQ 45.
This study uses secondary data using the sample of 45 companies belonging to the group LQ 45. The model used to calculate the actual return is Market Adjusted Model. While the analysis tool used is the test of normality, One Sample t-Test, and paired sample t-test were used to record the data has a normal distribution.
Based on the results of hypothesis testing using the One Sample t-Test, the study found that the Fed's stimulus announcement events of September 19, 2014 effect on the stock market with the indicated abnormal return and trading volume activity significantly on certain days during the observation period. While the results of the second hypothesis testing using paired sample t-test against the average abnormal return and trading volume activity periods before and after the event showed significant change only in abnormal returns, while trading volume activity did not reveal any difference in the average pre- and after significant events. The results of this study indicate that it contains information that is absorbed by the market participants that affect investment decisions on certain days during the observation period.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pasar modal merupakan tempat
bertemunya antara permintaan dan penawaran atas instrumen keuangan jangka
panjang, umumnya lebih dari 1 (satu) tahun (Samsul, 2006:43). Menurut
Undang-undang Pasar Modal No.8 Tahun 1995 pasal 1, pasar modal didefinisikan
sebagai kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek,
perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga
dan profesi yang berkaitan dengan efek. Pasar modal menjembatani pihak yang
memiliki kelebihan dana untuk menginvestasikan dananya dengan return yang lebih
besar daripada menyimpan dananya di bank dan pihak yang membutuhkan dana untuk
mengembangkan bisnisnya dengan sistem pengembalian jangka panjang (Tandelilin,
2001: 26). Sebagai salah satu instrumen perekonomian, maka pasar modal tidak
terlepas dari pengaruh yang berkembang di lingkungannya, baik yang terjadi di
lingkungan mikro maupu yang terjadi dilingkungan makro. Peristiwa yang terjadi
di lingkungan makro yaitu peristiwa atau keadaan para emiten, seperti laporan
kinerja, pembagian deviden, perubahan strategi perusahaan atau keputusan
strategis dalam rapat umum pemegang saham yang akan menjadi informasi yang
menarik bagi para investor di pasar modal. Sedangkan peristiwa lingkungan
ekonomi makro yaitu peristiwa yang dimotori oleh kebijakan-kebijakan ekonomi 2
makro, kebijakan moneter, kebijakan fiskal maupun regulasi pemerintah dalam
sektor riil dan keuangan (Setyawan, 2006). Tiap peristiwa yang terjadi akan
memberi pengaruh yang berbeda-beda terhadap pergerakan harga saham maupun
integritas pasar modal. Peristiwa ekonomi akan memberikan dampak pergerakan
harga saham yang lebih besar dibandingkan peristiwa-peristiwa yang lain, karena
peristiwa yang berkaitan dengan ekonomi sangat berkaitan dengan volatilitas
harga saham.
Hal ini dibuktikan dalam beberapa
penelitian yang meneliti tentang peristiwa politik Suwaryo (2009), Setyawan
(2006), dan Jogiyanto (2000) yang meneliti reaksi pasar modal terhadap
peristiwa politik dalam negeri, hasil dari penelitian tidak menunjukan adanya
perubahan harga harga saham yang signifikan (penting). Hal ini menunjukan
peristiwa politik yang terjadi tidak memiliki pengaruh yang terlalu signifikan
terhadap volatilitas (perubahan nilai) harga saham di Bursaa Efek Indonesia.
Berdasarkan penjabaran teori dan penelitian diatas, peneliti tertarik untuk
menganalisa pengaruh peristiwa yang berkaitan dengan ekonomi. Salah satu
peristiwa ekonomi yang menjadi pusat perhatian akhir-akhir ini adalah pertemuan
FOMC (Federal Open Market Committee) 17-18 september 2013 untuk membahasa
keberlangsungan salah satu kebijakan moneter Kebijakan yang dimaksud adalah The
Fed memberikan stimulus ekonomi dengan mengeluarkan dana $85 miliar dollar per
bulan untuk membeli obligasi (surat hutang) pemerintah AS dan sekuritas KPR
(kredit pemilikan rumah). Dengan pembelian obligasi tersebut, diharapkan bisa
memperkuat neraca bank 3 dengan mengurangi resiko kredit macet yang akan
menambah rasa kepercayaan konsumen dan bisnis. Kondisi inilah yang dibutuhkan
untuk menciptakan lapangan pekerjaan dan meningkatkan aktivitas ekonomi. Tahun
2013 keberlangsungan Kebijakan stimulus ekonomi The Fed mulai dipertanyakan,
hal ini disebabkan perekonomi Amerika Serikat pada tahun 2013 mulai menunjukan
trend positifnya. Tingkat pengangguran pada bulan Agustus berada pada level
7,3%, begitu pula dengan data GDP (Gross Domestic Bruto) dan Non-Farm Payroll
atau jumlah upah yang dibayarkan kepada tenaga kerja yang terlihat cukup
stabil. Dari data di atas Gubernur The Fed, Ben Bernanke berencana untuk
melakukan pengurangan dana stimulus The Fed. Wacana ini mulai dikeluarkan sejak
mei 2013.. Ketidakpastian tersebut yang membuat sejumlah indeks saham asia
mengalami fluktuasi (ketidaktetapan) yang cukup signifikan, salah satunya
adalah IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan). Pada 17 september, setelah mengalami
peningkat beberapa hari sebelumnya, IHSG melemah 4,62 poin (0,10%) ke level
4.517,62. Para investor baik investor domestik maupun investor asing lebih
memilih menunggu informasi yang akan dikeluarkan The Fed melalui pertemuan FOMC
yang akan dilaksanakan pada 19 september 2013. Informasi tersebut mencangkup
rencana pengurangan stimulus ekonomi yang diberikan The Fed dan data kondisi
ekonomi negara tersebut. Akan tetapi setelah The Fed mengumumkan penundaan
pengurangan stimulus ekonominya, IHSG merespon dengan positif, penundaaan
pengurangan stimulus (tapering) berdampak signifikan terhadap pasar keuangan di
indonesia. Setelah pengumuman, Indonesia 4 menjadi negara tertinggi yang
mengeruk keuntungan dalam pasar saham di Asia. IHSG pada 19 september 2013 naik
207,47 poin (4,65%) ke level 4.670,73 (TEMPO.com). Pergerakan IHSG dalam minggu
pertemuan FOMC ditunjukan dalam table 1.1 sebagai berikut: Tabel 1.1 Indeks
Harga Saham Gabungan 16-24 September 2013 Tanggal IHSG Poin % (Persen)
16-sept-2013 4.522,24 146,70 3,35 17-sept-2013 4.517,62 (4,62) 0,10
18-sept-2013 4.463,25 (54,37) 1,20 19-sept-2013 4.670,73 207,45 4,65
20-sept-2013 4.583,83 (86,90) 1,86 23-sept-2013 4.460,41 (102,44) 2,25
24-sept-2013 4.406,77 (53,65) 1,2 Sumber:www.duniainvestasi.com data diolah
Pergerakan IHSG pada tabel 1.1 menunjukan adanya pergerakan yang ditimbulkan
oleh informasi yang beredar menjelang pengumuman hasil pertemuan FOMC. Harga
saham yang bergerak fluktuatif menandakan bahwa pergerakan harga saham tersebut
tergantung pada informasi baru yang akan diterima, tetapi informasi tersebut
tidak diketahui kapan akan diterima sehingga informasi baru dan harga saham
disebut unpridictable (tidak bisa ditebak). Informasi yang akan diterima para
pelaku pasar modal dibagi menjadi dua, yaitu god news (Kabar baik) dan bad news
(Kabar buruk). God news akan memberikan dampak yang positif terhadap harga
saham, sedangkan bad news akan memberikan dampak yang negatif terhadap harga
saham (Samsul, 2006: 269). Dari penjelasan mengenai dampak pengumuman
keberlangsungan stimulus The Fed menunjukan bahwa peristiwa tersebut memiliki
pengaruh yang 5 cukup signifikan terhadap pegerakan IHSG bahkan jauh sebelum
pertemuan FOMC di gelar. Hal ini lah yang menjadi alasan pokok mengapa peneliti
tertarik untuk memilih peristiwa pengumuman stimulus The Fed. Selain itu,
Peristiwa pengumuman keberlangsungan stimulus ekonomi The Fed pasti memiliki
kandungan informasi yang dapat mempengarungi aktivitas perdagangan saham di
BEI. Menurut Nurhaeini (2009), kandungan informasi dapat diuji dengan maksud
untuk melihat reaksi dari suatu pengumuman. Jika pengumuman tersebut mengandung
informasi, maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut
diterima oleh pasar reaksi pasar ditunjukan dengan adanya perubahan harga dari
sekuritas bersangkutan. Reaksi ini dapat diukur dengan menggunakan return
(pengembalian hasil) sebagai nilai perubahan harga atau dengan menggunakan
Abnormal Return. Jika digunakan abnormal return maka dapat dikatakan bahwa
suatu pengumuman yang mempunyai
kandungan informasi akan memberika
abnormal return kepada pasar. Sebaliknya yang tidak mengandung informasi tidak
akan memberikan abnormal return kepada pasar. Selain menggunakan Abnormal
Return, reaksi pasar modal terhadap informasi juga dapat dilihat melalui
parameter pergerakan aktivitas perdagangan di pasar (Trading Volume Aktivity),
dimana bila investor menilai suatu peristiwa mengandung informasi maka
peristiwa tersebut akan mengakibatkan keputusan perdagangan diatas keputusan
yang normal. Untuk melihat apakan terjadi Abnormal Return atau tidak diperlukan
sebuah alat studi peristiwa. Studi Peristiwa (event study) merupakan salah satu
metodologi yang sering digunakan sebagai alat analisis dalam penelitian di
bidang 6 ekonomi dan keuangan khususnya pasar modal akhir-akhir ini. Samsul
(2006:273) mendefinisikan event studies sebagai cara untuk mempelajari pengaruh
suatu peristiwa terhadap harga saham di pasar, baik pada saat peristiwa itu
terjadi maupun beberapa saat setelah peristiwa itu terjadi. Hal ini bertujuan
untuk melihat apakah harga saham akan meningkat atau menurun setelah peristiwa
itu terjadi. Reaksi pasar dapat diukur dengan menggunakan return sebagai nilai
perubahan harga atau dengan menggunakan abnormal return. Abnormal return adalah
perbedaan atau selisih antara return yang diharapkan dengan return yang sesungguhnya
terjadi. Keuntungan tidak normal dalam istilah manajemen keuangan, merupakan
keuntungan yang diperoleh dengan cara yang normal karena diperoleh dengan
berbagai upaya yang positif, Investor mencermati setiap peristiwa dengan
kandunga informasi yang positif, misalnya adanya corporate action berupa stock
split. Beberapa Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan pihak lain yang
dapat digunakan sebagai masukan serta bahan pengkajian dan berkaitan dengan
penelitian ini salah satunya oleh Ghoniyah (2008) dengan judul penelitian
“Reaksi Pasar Modal Indonesia Terhadap Pengumuman Penerbitan Obligasi”. Dari
penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa pasar bereaksi tetapi tidak
signifikan terhadap pengumuman penerbitan obligasi syari`ah. Sedangkan Farid (2008)
dalam penelitiannya tentang pengaruh stock split (pemecahan saham) terhadap TVA
dan Abnormal Return menemukan adanya perubahan terhadap Abnormal Return dan
Trading Volume Activity saham. Akan 7 tetapi dalam pengujian, Trading Volume
Activity (TVA) tidak di jumpai adanya perbedaan sebelum dan sesudah peristiwa
stock split yang signifikan. Hasil yang berbeda ditunjukan oleh Sari (2008) dan
Almilia dan Kristijadi (2005). Dengan menguji kandungan informasi masing-masing
penelitian, menunjukan adanya perubahan yang signifikan yang mempengaruhi TVA.
Hal ini menunjukan setiap peristiwa yang diteliti memiliki kandungan informasi
sehingga direspon oleh pelaku pasar. Nurhaeni (2009) yang melakukan penelitian
mengenai dampak suatu peristiwa politik juga menemukan hal yang sama. Dari
hasil penelitian ditemukan bahwa terdapat perbedaan rata-rata Abnormal Return
yang signifikan sebelum dan sesudah peristiwa pemilu legislatif 2009. Selain
itu aktivitas volume perdagangan (TVA) sebelum dan sesudah peristiwa menunjukan
adanya peningkatan rata-rata volume perdagangan saham. Dari paparan teori-teori
dan penelitian terdahulu mengenai dampak suatu peristiwa terhadap aktivitas di
Bursa Efek Indonesia, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang
berjudul “ANALISIS PERBEDAAN ABNORMAL RETURN DAN TRADING VOLUME ACTIVITY
SEBELUM DAN SESUDAH PENGUMUMAN STIMULUS THE FED 19 SEPTEMBER 2013 (STUDI KASUS
PADA PERUSAHAAN LQ 45 DI BEI)”
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas,
makan dapat disusun pertanyaan penelitian atau research question sebagai
berikut:
1. Apakah terdapat Abnormal Return
yang diperoleh investor yang disebabkan oleh peristiwa pengumuman stimulus The
Fed di BEI?
2. Apakah terdapat perubahan volume
perdagangan saham yang diperoleh investor yang disebabkan oleh peristiwa
pengumuman stimulus The Fed di BEI?
3. Apakah terdapat perbedaan rata-rata
Abnormal Return dan aktivitas volume perdagangan saham sebelum dan setelah
peristiwa pengumuman stimulus The Fed di BEI?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan dari perumusan masalah yang telah
dijabarkan diatas makan tujuan dari penelitian ini adalah sebagi berikut:
1. Untuk mengetahui apakah terjadi
Abnormal Return yang diperoleh investor yang disebabkan oleh peristiwa
pengumuman stimulus The Fed di BEI? 2. Untuk mengetahui apakah terjadi
perubahan volume perdagangan yang disebabkan oleh peristiwa pengumuman stimulus
The Fed di BEI?
3. Untuk mengetahui perbedaan
rata-rata Abnormal Return dan volume perdagangan saham sebelum dan setelah
peristiwa pengumuman stimulus The Fed di BEI?
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari permasalahan yang telah
dirumuskan adalah :
1. Bagi Pelaku Pasar Modal
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi masukan guna menambah
wawasan atau sebagai bahan penelitian lebih lanjut mengenai reaksi pasar modal
indonesia terhadap suatu peristiwa Ekonomi.
1. Bagi Investor Penelitian ini
diharapkan memberikan informasi apabila terjadi peristiwa Ekonomi, para pelaku
pasar agar secara tepat memilih dan menganalisis informasi-informasi yang
relevan untuk dijadikan pertimbangan dalam pengambilan keputusan, sehingga
diharapkan investor tidak terburu-buru untuk melakukan aksi jual dan lebih
bersikap rasional dalam pengambilan keputusan.
2. Bagi Peneliti Lain Penelitian ini
diharapkan menjadi literatur yang memberikan model baru dalam menganalisis
setiap peristiwa yang terjadi dan pengaruhnya terhadap aktivitas perdagangan
saham
1.5 Batasan Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti memberi batasan
pada sampel yang dijadikan objek penelitian. Sampel yang digunakan dalam
penelitian adalah perusahaan yang tergabung dalam LQ 45 untuk periode Agustus
2013 – Januari 2014.
Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Manajemen :Analisis perbedaan abnormal retrum dan trending activity sebelim dan sesudah pengumuman stimulus the fed 19 September 2013: Study kasus pada Perusahaan LQ 45 di BEI. Untuk Mendownload skripsi ini silakan klik link dibawah ini
No comments:
Post a Comment