Jasa Pembuatan Skripsi

Jasa Pembuatan Skripsi
Jasa Pembuatan Skripsi

Tuesday, April 4, 2017

Jasa Buat Skripsi: download Skripsi akutansi:Pengaruh karateristik perusahaan dan manajemen laba terhadap tingkat keleluasaan pengungkapkan laporan keuangan tahunan: Studi enpiris pada perusahaan yang terdaftar di LQ45 tahun 2008-2011


Abstract

INDONESIA:
Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh karakteristik perusahaan dan manajemen laba terhadap tingkat keuasan pengungkapan laporan keuangan tahunan perusahaan yang terdaftar di LQ45 pada tahun 2008-2011. Karakteristik perusahaan diwakili oleh tujuh variabel dan satu variabel manajemen laba menjadi variabel bebas, serta kelengkapan atau tingkat keluasan pengungkapan laporan keuangan menjadi variabel terikat.
Metode Kuantitatif dalam penelitian ini diperoleh dari laporan keuangan dan laporan tahunan perusahaan yang terdaftar berturut-turut di LQ45 selama tahun 2008-2011 yang diambil dari Bursa Efek Indonesia dan Indonesian Capital market Directory (ICMD). Populasi penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang pernah terdaftar di LQ45 tahun 2008-2011 sebanyak 79 perusahaan. Penentuan sampel menggunakan metode purposive sampling. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder dengan media berupa laporan keuangan tahunan perusahaan. Alat analisis data yang digunakan yaitu analisis regresi berganda (Multipe Regression) dengan bantuan program computer SPSS Versi 15.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara bersama-sama rasio likuiditas, rasio leverage, rasio profitabilitas, ukuran perusahaan, status perusahaan, umur perusahaan, proporsi kepemilikan saham publik, dan manajemen laba memiliki pengaruh signifikan terhadap tingkat keluasan pengungkapan laporan keuangan tahunan perusahaan. Secara parsial, hanya variabel rasio leverage, rasio profitabilitas, ukuran perusahaan, dan umur perusahaan yang memiliki pengaruh positif terhadap tingkat keluasan pengungkapan laporan keuangan tahunan perusahaan.

ENGLISH:
This study aims to analyze the influence of firm characteristics and earning management on the disclosure completeness of annual financial statement of companies listed in LQ45 in 2008-2011. The characteristics of the companies are represented by seven independent variables, one earning management variable, and the disclosure completeness of annual financial statement as the dependent variables.
The data from this study are obtained from financial statements and annual reports of the companies listed in LQ45 in 2008-2011 drawn from the Indonesia Stock Exchange and Indonesian Capital Market Directory (ICMD). The population of this study are 79 companies listed in LQ45 during 2008-2011. The samples are determined through purposive sampling method. The type of data are secondary data in the form of companies' annual financial statement. This study employs a multiple regression analysis using the computer program of SPSS version 15.

The result of this study indicates that liquidity ratios, leverage ratios, profitability ratios, firm size, corporate status, firm age, the proportion of public stock ownership, and earning management simultaneously have a significant effect on the disclosure completeness of companies' annual financial statement. Partially, only leverage ratios, profitability ratios, firm size, and firm age that have a positive influence on the disclosure completeness of companies' annual financial statement.
 BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Bagi pihak diluar manajemen perusahaan, laporan keuangan merupakan jendela informasi yang memungkinkan untuk mengetahui kondisi suatu perusahaan pada suatu masa pelaporan. Dimana informasi yang didapat dari suatu laporan keuangan perusahaan tergantung pada tingkat keluasan pengungkapan dari laporan keuangan yang bersangkutan. Pengungkapan informasi dalam laporan keuangan harus memadai agar dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan sehingga menghasilkan keputusan yang cermat dan tepat. Perusahaan diharapkan untuk lebih transparan dalam mengungkapkan informasi keuangan perusahaannya, sehingga dapat membantu para pengambil keputusan seperti investor, kreditur, dan pemakai informasi lainnya dalam mengantisipasi kondisi ekonomi yang semakin berubah.
Menurut Syahatah (2001:46-47) Al-Qur’an menjelaskan fungsi pencatatan dalam laporan keuangan ini untuk menghilangkan keraguan ketika mengambil keputusan, seperti pada firman Allah dalam surat AlBaqarah ayat 282,  Yang demikian itu lebih adil di sisi Allah dan lebih dapat menguatkan persaksian, dan lebih dekat kepada tidak (menimbulkan) keraguan…” Pengungkapan dalam laporan keuangan dapat dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu pengungkapan wajib (Mandatory Disclousure) dan pengungkapan 2 sukarela (Voluntary Disclousure).
Pengungkapan wajib merupakan pengungkapan minimum yang disyaratkan oleh standar akuntansi yang berlaku (peraturan mengenai pengungkapan laporan keuangan yang dikeluarkan oleh pemerintah melalui keputusan BAPEPAM No. SE-02/PM/2002). Sedangkan pengungkapan sukarela merupakan pilihan bebas manajemen perusahaan untuk memberikan informasi akuntansi dan informasi lainnya yang dipandang relevan untuk keputusan oleh para pemakai laporan keuangan tersebut.
Menurut peraturan mengenai laporan keuangan yang ada di Indonesia hal semacam ini dimungkinkan. Penelitian tentang tingkat keluasan pengungkapan dalam laporan keuangan tahunan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya merupakan hal yang penting dilakukan. Dimana akan memberikan gambaran tentang sifat perbedaan kelengkapan pengungkapan antar perusahaan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta dapat memberikan petunjuk tentang kondisi perusahaan pada suatu masa pelaporan. Dalam pencapaian efisiensi dan sebagai sarana akuntabilitas publik, pengungkapan laporan keuangan menjadi faktor yang signifikan. Pengungkapan laporan keuangan dapat dilakukan dalam bentuk penjelasan mengenai kebijakan akuntansi yang ditempuh, metode persediaan, jumlah saham yang beredar dan ukuran alternative, misalnya pos-pos yang dicatat dalam historical cost. Penelitian mengenai tingkat keluasan pengungkapan laporan keuangan tahunan ini sudah banyak dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya dan mendapatkan hasil yang beragam. Keberagaman hasil penelitian disebabkan 3 karena adanya perbedaan sifat variabel dependen dan independen yang digunakan atau perbedaan dalam penggunaan metode statistik.
Beberapa penelitian terdahulu dengan pengungkapan laporan keuangan yaitu penelitian yang dilakukan Suripto (1999) meneliti pengaruh karakteristik perusahaan terhadap luas pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan. Hasil penelitian size dan penerbitan sekuritas secara statistik signifikan mempengaruhi, sedangkan rasio leverage, rasio likuiditas, basis perusahaan, waktu terdaftar, dan kelompok industri tidak mempengaruhi luas pengungkapan sukarela. Na’im dan Rakhman (2000) melakukan penelitian tentang analisis hubungan antara kelengkapan pengungkapan laporan keuangan dengan struktur modal perusahaan dan tipe kepemilikan perusahaan. Dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa leverage keuangan mempunyai hubungan yang signifikan positif terhadap indeks kelengkapan pengungkapan. Disisi lain tidak ditemukan adanya hubungan yang signifikan antara kepemilikan saham oleh publik dengan kelengkapan pengungkapan.
Marwata (2001) bertujuan untuk dapat mengetahui ada tidaknya hubungan yang positif dan signifikan antara karakteristik perusahaan dengan kualitas pengungkapan sukarela laporan tahunan perusahaan publik di Indonesia. Penelitian ini menyatakan bahwa kualitas pengungkapan sukarela berhubungan positif dengan size perusahaan dan penerbitan sekuritas pada tahun berikutnya, tetapi tidak berkaitan dengan variabel leverage, likuiditas, basis perusahaan, umur perusahaan di bursa dan struktur kepemilikan. 4 Fitriani (2001) bertujuan untuk mengkaji apakah terdapat perbedaan yang signifikan dan bersifat matematis dalam hal keluasan pengungkapan wajib dan sukarela perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Hasil penelitian adalah size perusahaan, jenis perusahaan, net profit margin, dan ukuran KAP mempengaruhi kelengkapan pengungkapan wajib, sedangkan tingkat pengungkapan sukarela dipengaruhi variable tersebut kecuali jenis perusahaan, tingkat likuiditas dan leverage tidak mempengaruhi kelengkapan pengungkapan wajib dan sukarela. Simanjuntak dan Widiastuti (2004) melakukan analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kelengkapan pengungkapan laporan keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta.
 Hasil penelitian secara bersamasama variabel tersebut mempengaruhi kelengkapan, secara persial hanya leverage, likuiditas, profitabilitas, dan porsi kelengkapan kepemilikan saham publik yang mempengaruhi kelengkapan pengungkapan laporan keuangan. Penelitian yang dilakukan oleh Tristanti (2012) melakukan analisis pengaruh karakteristik perusahaan terhadap kelengkapan pengungkapan sukarela (studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa efek Indonesia tahun 2006-2010). Hasil penelitian yaitu secara bersama-sama rasio likuiditas, rasio leverage, rasio profitabilitas, ukuran perusahaan, status perusahaan, umur perusahaan, proporsi kepemilikan saham publik memiliki pengaruh signifikan terhadap pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan manufaktur. Penelitian ini dilakukan untuk menguji ulang (melakukan konfirmasi) apakah berbagai variabel independen (rasio likuiditas, rasio leverage, rasio 5 profitabilitas, ukuran perusahaan, status perusahaan, umur perusahaan, proporsi kepemilikan saham publik) yang mewakili karakteristik perusahaan dan manajemen laba berpengaruh terhadap tingkat keluasan pengungkapan laporan keuangan. Peneliti tertarik untuk mengembangkan penelitian sebelumnya dengan menambah variabel independen yaitu manajemen laba.
Dimana manajemen laba merupakan topik yang menarik, baik bagi peneliti akuntansi maupun praktisi. Dimana terungkapnya kasus mark-up laporan keuangan PT. Kimia Farma yang overstated, dengan adanya penggelembungan laba bersih tahunan senilai Rp 32,668 miliar (karena laporan keuangan yang seharusnya Rp 99,594 miliar ditulis Rp 132 miliar). Kasus ini terjadi pelanggaran terhadap prinsip pengungkapan yang akurat (accurate disclosure) dan transparansi yang akibatnya sangat merugikan para investor, karena laba yang overstated ini telah dijadikan dasar transaksi oleh para investor untuk berbisnis.
Skandal keuangan juga terjadi di negara maju, seperti Amerika Serikat (AS) dengan adanya kasus Enron. Skandal mulai terungkap ketika awal tahun 2002, perhitungan atas total revenue Enron ditahun 2000 dinyatakan berjumlah 100,8 miliar US Dolar (USD), dihitung kembali oleh Petroleum Finance Company (PFC) menjadi 9 miliar USD. Skandal finansial ”megadolar” yang disebabkan adanya misleading financial statement membawa dampak luar biasa antara lain: Enron pailit, kurangnya kepercayaan atas informasi keuangan, rusaknya citra profesi akuntan di Amerika, hilangnya ratusan juta dolar uang yang diinvestasikan di Enron serta hilangnya pekerjaan atas ribuan karyawan Enron. 6 Fenomena manajemen laba juga telah meramaikan dunia bisnis. Beberapa bukti empiris dan sistematik telah menunjukkan adanya fenomena manajemen laba, Gu dan Lee (1999) telah menunjukkan bahwa manajemen laba telah meluas dan ada di setiap pelaporan keuangan yang disampaikan oleh perusahaan. Mereka memberikan suatu bukti bahwa manajemen laba terjadi di setiap laporan keuangan kuartalan, dan tingkat manajemen laba terbesar ditemukan pada kuartal ketiga. Ini menunjukkan bahwa praktik manajemen laba merupakan suatu fenomena yang umum terjadi, tidak hanya pada peristiwa-peristiwa tertentu saja tetapi telah sedemikian mengakar dalam kehidupan bisnis.
Penelitian-penelitian mengenai manajemen laba menunjukkan bahwa penggunaan discretionary accrual menyebabkan terjadinya kesalahan dalam prediksi manajemen laba (Bernard dan Skinner, 1996). Kesalahan tersebut disebabkan oleh kesulitan pengklasifikasian akrual total kedalam bentuk discretionary accrual dan non-discretionary accrual, sehingga penggunaan model akrual menjadi kurang tepat dan mengalami kesulitan (Aljifri, 2007). Dechow (1995) menguji lima model akrual dan menemukan bukti bahwa tidak ada di antara kelima model tersebut yang benar-benar tepat untuk mendeteksi manajemen laba. Kesalahan memprediksikan dilakukan atau tidaknya manajemen laba, menyebabkan kesalahan dalam menilai kualitas laba perusahaan sehingga menyebabkan bias dalam penilaian kinerja perusahaan. Penelitian Algharaballi dkk. (2008) juga menguji kekhususan dan kekuatan empat model untuk mendeteksi manajemen laba. Hasilnya adalah model Jones merupakan model  yang mempunyai kekuatan tertinggi dalam mendeteksi kenaikan laba yang disebabkan manipulasi akrual.
 Berdasarkan ulasan diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Karakteristik Perusahaan dan Manajemen Laba terhadap Tingkat Keluasan Pengungkapan Laporan Keuangan Tahunan (Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di LQ45 Tahun 2008-2011)”.
1.2 Rumusan Masalah
 Penelitian ini meneliti apakah terdapat pengaruh antara rasio likuiditas, rasio leverage, rasio profitabilitas, ukuran perusahaan, status perusahaan, umur perusahaan, proporsi kepemilikan saham publik, dan manajemen laba terhadap tingkat keluasan pengungkapan laporan keuangan tahunan perusahaan yang terdaftar di LQ45?
1.3  Tujuan Penelitian
 Tujuan penelitian ini adalah menganalisis dan memperoleh bukti adanya pengaruh rasio likuiditas, rasio leverage, rasio profitabilitas, ukuran perusahaan, status perusahaan, umur perusahaan, proporsi kepemilikan saham publik, dan manajemen laba terhadap tingkat keluasan pengungkapan laporan keuangan tahunan perusahaan yang terdaftar di LQ45
1.4  Manfaat Penelitian
Kegunaan penelitian ini adalah :
1. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan para investor sebagai bahan pertimbangan sebelum mengambil keputusan-keputusan di pasar modal Indonesia.
2. Penelitian ini diharapkan dapat memotivasi perusahaan-perusahaan agar dapat bersaing satu sama lain dalam membuat laporan keuangan tahunan secara baik, jelas, dan lengkap sehingga dapat menarik perhatian para calon investor untuk berinvestasi di perusahaan tersebut.
3. Bagi kalangan akademisi dan para peneliti, penelitian ini diharapkan memberikan tambahan acuan untuk penelitian-penelitian sejenis dan penelitian-penelitian selanjutnya.
Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Akutansi : Pengaruh karateristik perusahaan dan manajemen laba terhadap tingkat keleluasaan pengungkapkan laporan keuangan tahunan: Studi enpiris pada perusahaan yang terdaftar di LQ45 tahun 2008-2011" silakan klik link dibawah ini



Artikel Terkait:

No comments:

Post a Comment